Latar Belakang..........................................................................................................................................2
Tinjauan Pustaka......................................................................................................................................5
2.1 Definisi Pariwisata.....................................................................................................................5
2.2 Definisi Wisata...........................................................................................................................5
2.3 Objek wisata...............................................................................................................................5
2.4 Definisi danau............................................................................................................................5
Gambaran Situasi Obyek..........................................................................................................................7
Kerangka Penelitian..................................................................................................................................8
Argumentasi Penelitian.............................................................................................................................9
Persepektif Penelitian..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................12
1
Latar Belakang
Pariwisata saat ini merupakan bisnis unggulan, sebagian orang membutuhkan hiburan untuk
memuaskan atau membahagiakan diri (pleasure) dan untuk menghabiskan waktu luang (leisure).
Pentingnya peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara sudah tidak
diragukan lagi. Pariwisata yang merupakan suatu industri dalam perkembangannya juga
mempengaruhi sektor-sektor industri lain disekitarnya. Wisata adalah suatu bentuk kegiatan
pemanfaatan sumberdaya alam yang mengandalkan jasa alam untuk kepuasan manusia. Kegiatan
berwisata merupakan salah satu kebutuhan bagi manusia untuk mengisi waktu luang setelah
melalui rutinitas sehari-hari yang melelahkan.
Pariwisata sesungguhnya telah dimulai sejak peradaban manusia, yang ditandai oleh adanya
pergerakan manusia yang melakukan ziarah atau perjalanan agama lainnya. Bagi Indonesia, jejak
pariwisata dapat ditelusuri kembali ke dasawarsa 1910-an, yang ditandai dengan dibentuknya
VTV (Vereeneging Toeristen Verkeer), sebuah badan pariwisata Belanda, di Batavia. Badan
pemerintah ini sekaligus juga bertindak sebagai tour operator dan travel agent, yang secara
gencar mempromosikan Indonesia. Hal ini mendapatkan respon yang sangat baik, dengan
meningkatnya minat masyarakat Belanda dan Eropa untuk berkunjung ke Indonesia. Menurut
Khodyat (1996), sebagai suatu fenomena yang ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan
manusia maka perkembangan pariwisata di suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW) atau tourist
destination ditentukan oleh beberapa faktor berikut ini. 1) Daya tarik wisata (tourist attractions)
2) Kemudahan perjalanan atau aksesibilitas ke DTW yang bersangkutan, dan 3) Sarana dan
fasilitas yang diperlukan mengingat kegiatan wisata tidak hanya mencakup kegiatan-kegiatan
yang bersifat rekreatif. Daerah tujuan wisata merupakan salah satu komponen penting sumber
daya pariwisata. Faktor geografi merupakan faktor penting untuk pertimbangan pengembangan
kepariwisataan Pendekatan geografi yang mendasarkan pada aspek keruangan mempunyai kaitan
yang erat dengan persebaran dari suatu obyek pembahasan.
Upaya pengembangan dan pendayagunaan berbagai potensi kepariwistaan nasional untuk
meningkatkan lapangan kerja, pendapatan masyarakat, pendapatan daerah dan pendapatan
negara serta penerimaan devisa. Mengingat luasnya kegiatan yang harus dilakukan untuk
mengembangkan kepariwisataan, maka perlu dukungan dan peran serta yang aktif dari
masyarakat. Pengembangan pariwisata yang menggunakan pendekatan keruangan dapat dilihat
dari kedudukan obyek wisata terhadap obyek wisata yang lain, hal ini dimaksudkan untuk
melihat potensi yang dimiliki obyek wisata dan adanya kemungkinan untuk dikembangkan atau
berkembang (Sujali, 1989).
Provinsi Sumatera Utara merupakan daerah tujuan wisata selain Bali, NTT, Jawa dan daerah
tujuan wisata lainnya di Indonesia, potensi wisata yang dimiliki Sumatera Utara sangat beragam,
wisata alam, wisata budaya, dan wisata agro tentu dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi
wisatawan mancanegara dan nusantara untuk berkunjung ke Sumatera Utara. Selain di topang
oleh keberagaman objek wisata Sumatera Utara juga memiliki keberagaman budaya, perbedaan
2
budaya dan adat istiadat masyarakat pada setiap objek wisata tentu menjadi daya tarik tersendiri
bagi pariwisata Sumatera Utara.
Sumatera Utara memiliki banyak Objek Wisata yang menarik, salah satunya ialah Objek
Wisata Danau Toba. Kepariwisataan Danau Toba memiliki potensi wisata alami danau, wisata
geopark atau taman bumi dan wisata budaya daerah (Batak). Destinasi Wisata Nasional ini
menjadi salah satu unggulan dalam daya saing industri pariwisata nasional, bahkan internasional
sehingga menjadi salah satu amanat pembangunan pariwisata nasional melalui Nawacita dan
masuk dalam 10 Destinasi Wisata Nasional.
Pada kawasan wisata Danau Toba wilayah Kota Parapat tidak hanya terdapat objek
wisata Danau Toba, masih terdapat 4 obyek wisata alamlainnya,yaitu Batu Gantung, Taman
Wisata Kera Huta Sibatu Loting, Bangun Dolok dan camping ground serta Dolok Simarbalatuk.
Objek-objek tersebut sebenarnya jika dikembangkan dengan baik dapat memberikan nilai lebih
pada Kawasan wisata Parapat, namun kondisinya saat ini objek-objek tersebut hampirtidak
dikenal oleh masyarakat. Dari data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Simalungun(2012) diketahui bahwa objek-objek tersebut masih berdiri sendiri terlihat dari hanya
objekwisata sekitar Danau TobaParapat merupakan objek yang paling banyak dikunjungi
wisatawan. Sementara untuk objek lain tersebut sangat jarang dikunjungi sehingga tidak
dilakukan pendataan khusus mengenai jumlah pengunjungnya, perkembangan masing-masing
objek juga tidak proporsional karena hanya objek sekitar pantai Danau Toba saja yang
mengalami perkembangan berarti sementara objek lain tidak ada yang berkembang, jalur
penghubung antar objek-objek wisata yang ada belum tersedia di wilayah penelitian, dari segi
atraksi wisata yang ditawarkan, masih cenderung minim atau terbatas. Kurangnya ramah tamah
masyarakat lokal dalam menerima pengunjung dinilai ikut berdampak dalam tidak
berkembangnya kawasan wisata ini. Masyarakat sekitar belum memiliki keterbukaan dalam
menerima pengunjung.
Sejak tahun 2015 TAHUN JUMLAH WISMAN (JIWA) hingga 2017 jumlah
Wisatawan Mancanegara 2015 229.288 yang berkunjung ke
Danau Toba mengalami 2016 233.643 fluktuasi, berdasarkan
data dari Badan Pusat 2017 270.792 Statistik
2018 231.465
DATA KUNJUNGAN WISMAN 2015 - 2018
Pengembangan pariwisata di Danau Toba masih belum maksimal, dimana masih terjadi
penurunan kunjungan wisatawan ke Sumatera Utara pada tahun 2015, berdasarkan data Badan
3
Pusat Statistik (BPS) Sumut, kunjungan wisatawan (Wisman) pada tahun 2015 sebesar 229.288
wisman dan meningkat di tahun 2017 menjadi 270.792 lalu turun di 2018 menjadi 231.645.
Berdasarkan uraian Tersebut terlihat bahwa jumlah kunjungan yang menurun dan tidak
didukung oleh fasilitas yang memadai. Maka dari itu penulis tertarik untuk mencari atau melihat
isu – isu strategi yang perlu dilakukan dalam upaya pengembangan sektor pariwisata di Danau
Toba. Dengan demikian perlu dianalisis lebih jauh mengenai hal tersebut, sehingga penelitian ini
mengambil judul ” Analisis Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Simalungun Sumatera Utara
(Stud Kasus Kawasan Danau Toba)”
4
Tinjauan Pustaka
5
untuk dikunjungi wisatawan. Objek wisata dalam penelitian ini adalah objek wisata Pulau
Tangkil yang relative baru dikembangkan dan belum banyak diketahui masyarakat
6
Gambaran Situasi Obyek
Kabupaten Simalungun terletak antara 2°26 - 2°18’ Lintang Utara dan 98°34’ Bujur
Timur dengan luas wilayah 4.386,60 km2 . Kabupaten Simalungun Terletak pada ketinggian 20 –
1.500 meter diatas permukaan laut berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang pada bagian
utara, Kabupaten Asahan pada bagian timur, Kabupaten Toba Samosir pada bagian Selatan, dan
Kabupaten Karo pada bagian Barat.
Kabupaten Simalungun memiliki 32 kecamatan dengan luas 438.660 ha atau 6,12 % dari
luas wilayah Provinsi Sumatra Utara. Kecamatan yang paling luas adalah
Kecamatan Hatonduhan dengan luas 33.626 ha, sedangkan yang paling kecil adalah
Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi dengan luas 3.897 ha. Keseluruhan kecamatan terdiri dari
345 desa/nagori dan 22 kelurahan.
Salah satu yang menjadi sektor unggulan dalam pembangunan Kabupaten Simalungun
adalah sektor pariwisata. Kabupaten Simalungun memiliki memiliki daerah tujuan wisata alam,
wisata budaya, wisata rekreasi dan wisata agro. Obyek Wisata di Kawasan Danau Toba
Kecamatan Girsang Sipanganbolon merupakan andalan utama dari Kabupaten Simalungun
sebagai daerah tujuan wisata alam dan wisata budaya. Pengembangan pariwisata di daerah ini
terus dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten, baik fisik maupun non fisik untuk mendukung
keberadaan obyek wisata tersebut agar dapat menjadi pemacu perekonomian daerah.
Kabupaten Simalungun beriklim sedang dengan rata-rata suhu udara 24,93°C. Suhu
tertinggi terjadi pada bulan Mei – Juli dengan rata-rata 31°C dan suhu terendah terjadi pada
bulan Oktober – Desember dengan rata – rata suhu udara 20,3°C. Kelembaban tertinggi 88,11%,
sedangkan rata-rata penguapan 3,33 mm per hari. Setiap bulannya rata-rata hujan adalah 16 hari
hujan.
7
Kerangka Penelitian
SOSIAL
PEREKONOMIAN
POTENSI KAWASAN
WISATA DANAU TOBA
STRATEGI
PENGEMBANGAN 8
PENGEMBANGANNYA
( ANALISIS SWOT)
Argumentasi Penelitian
Pengembanan Kawasan Pariwisata yang Berada di Danau Toba juga memiliki dampak Positif
dan Negatif bagi masyarakat sekitar seperti dampak bagi perekonomian dan sosial mereka.
Dampak – dampak adanya pengembangan Kawasan Danau Toba terhadap perekonomian dan
sosial ialah sebagai berikut
Dampak Positif Perekonomian dan Sosial
- Kesempatan untuk bekerja semakin besar dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan
wisatawan secara langsung akan membutuhkan banyak tenaga kerja di berbagai bidang
serta berbagai keahlian
- Kebutuhan wisatawan secara langsung dan tidak langsung membuka kesempatan untuk
berusaha. Kesempatan berusaha yang secara langsung seperti : usaha akomodasi untuk
memenuhi kebutuhan wisatawan untuk menginap, rumah makan atau restoran, toko
cinderamata dan lain lain
- Wisatawan yang berkunjung akan mengeluarkan uang untuk keperluan rekreasi serta
biaya perjalanan menuju objek wisata. Pendapatan masyarakat dapat bertambah melalui
biaya yang dikeluarkan wisatawan seperti biaya penginapan, makan dan minum,
angkutan, cinderamata serta jasa. Peningkatan pendapatan masyarakat akan
meningkatkan pendapatan pemerintah melalui pajak
- Masyarakat dapat menguasai Bahasa asing dikarenakan banyaknya wisatawan manca
negara yang berkunjung ke Danau toba
- Pembangunan sarana pariwisata untuk menciptakan kenyaman berwisata membutuhkan
pembangunan infrakstruktur yang mendukung pembangunan tersebut seperti sarana
transportasi, telekomunikasi. Pembangunan infrastruktur ini juga akan memajukan
pembangunan daerah
Dampak Negatif Perekonomian dan Sosial
- Banyak munculnya kegiatan prostitusi dan Perjudian
- Terjadinya kerusakan terhadap lingkungan alam
Dalam usaha menganalisis strategi pengembahan wisata di Kawasan danau toba, penelitian ini
menggunakan analisis SWOT (Kekuatan, Kelemahan,Peluang,Ancaman) untuk mengetahui
bagaimana pengelolaan dan pengembangan yang berada di Kawasan Danau Toba. Berikut adalah
analisis SWOT dalam penelitian ini :
9
Kekuatan (Strengths) : Kawasan Danau Toba memiliki banyak obyek wisata, obyek wisata
yang berada di kawasan Danau Toba bukan hanya Danau Toba saja tetapi ada 4 obyek lain yaitu
Batu Gantung, Taman Wisata Kera Huta Sibatu Loting, Bangun Dolok dan camping ground serta
Dolok Simarbalatuk. Banyaknya obyek wisata di Kawasan Danau Toba menjadi daya Tarik bagi
wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal. Kawasan Danau Toba juga memiliki
panorama alam yang indah lalu memiliki kebudayaan yang beragam sehingga banyak menarik
wisatawan mancanegara
Kelemahan (Weaknesses) : Masih kurangnya minat masyarakat tentang pelestarian lingkungan
dan masih kurangnya keramahan masyarakat terhadap wisatawan asing, tingkat produktivitas
masyarakat masih minim, sumber daya manusia yang bisa diandalkan dalam usaha pengelolaan
di bidang pariwisata masih terbatas, kurangnya sarana penunjang dan pemeliharaan kebersihan di
setiap Kawasan Wisata yang ada di Danau Toba, lokasi tempat situs dan artefak yang tersisa
kebanyakan milik kelompok marga sehingga menjadikannya susah untuk dikelola atas nama
pemerintah
Peluang (Opportunities) : Sektor kepariwisataan bisa ditetapkan sebagai penghela (lokomotif)
pembangunan di Kabupaten Simalungun. Danau Toba pembentukannya adalah akibat
meletusnya Gunung Toba yang super dahsyat (super volcano) yang diperkirakan terjadi sekitar
75.000 tahun yang merupakan peristiwa vulkanologi tertua di dunia. Pulau Samosir yang berada
di tengah Danau Toba adalah dasar kawah Gunung Toba yang terangkat. Danau Toba dengan
Pulau Samosir di tengah-tengahnya merupakan kaldera terbesar di dunia. Peluang lainnya adalah
Bandara Silangit tahun 2012 menjadi Bandara Internasional dan penambahan ferry untuk
penyebrangan Tiga Ras – Simanindo dan Muara – Nainggolan. Kawasan Danau Toba memiliki
potensi investasi
Ancaman (Threats) : Pemerintah Kabupaten Simalungun belum sepenuhnya mengarahkan
program kegiatannya pada upaya pengembangan kepariwisataan, organisasi masyarakat atau
kelompok masyarakat wisata belum memberikan kontribusi terhadap peningkatan pelayanan dan
pengembangan kepariwisataan termasuk dukungan untuk penerapan Sapta Pesona dan Sadar
Wisata di lingkungan masing-masing, aksesibilitas ke maupun di sekitar Kawasan Danau Toba
masih ada yang belum memadai terutama menuju dan dari daya tarik wisata, sarana dan
prasarana pariwisata seperti hotel, restoran, rumah makan dan fasilitas umum lainnya belum
menyebar secara merata ke berbagai wilayah/ kecamatan, belum adanya ikon destinasi pariwisata
berbasis ekowisata (ecotourism), promosi wisata belum didesain dengan baik dan belum
dilaksanakan secara kontinu serta belum menggunakan teknologi informasi/ komunikasi yang
terbaru (up to date), kerjasama antara pemerintah dan stakeholders lainnya masih lemah dan
belum sinergis dalam pengembangan dan pengelolaan pariwisata di Kawasan Danau Toba.
Setelah dilakukan analisis SWOT untuk mengetahui strategi seperti apa untuk mengembangkan
pariwisata yang berada di Kawasan Wisata Danau Toba, maka diperoleh tiga strategi yang dapat
diajukan sebagai strategi pengembangan pariwisata yaitu
Pertama : Mempertahankan Kebudayaan yang berada di Kawasan Danau Toba,
apresiasi wisatawan Tentang keindahan dan kenyamanan terhadap objek
wisata dengan pengembangan potensi objek wisata.
10
Kedua : Meningkatkan kesadaran Masyarakat dan pengunjungan akan kebersihan
Ketiga : Meningkatkan Keamanan untuk Memberikan kenyamanan berwisata
melalu koordinasi antar Pemerintah Kabupaten dengan dukungan LSM
dan Masyarakat serta lebih banyak melakukan kegiatan atau acara tahunan
agar Kawasan wisata Danau Toba semakin dikenal oleh wisatawan dunia
Persepektif Penelitian
Kesimpulan
Pengembangan industry kepariwisatan di objek wisata Danau Toba, diperkirakan akan
memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positif antara lain adalah membuka
kesempatan untuk bekerja dan kesempatan berusaha, peningkatan pendapatan masyarakat dan
pemerintah, menunjang pembangunan daerah, pelestarian budaya dan masyarakat yang bisa
berbahasa asing. Dampak negatif yang ditimbulkan ialah munculnya kegiatan prostitusi dan
perjudian, gaya hidup yang hura hura dan kerusakan pada lingkungan alam.
Berdasarkan analisis SWOT, Strategi dalam upaya mengembangkan wisata danau toba ialah
sebagai berikut
Pertama : Mempertahankan Kebudayaan yang berada di Kawasan Danau Toba,
apresiasi wisatawan Tentang keindahan dan kenyamanan terhadap objek
wisata dengan pengembangan potensi objek wisata.
Kedua : Meningkatkan kesadaran Masyarakat dan pengunjungan akan
kebersihan
Ketiga : Meningkatkan Keamanan untuk Memberikan kenyamanan berwisata
melalu koordinasi antar Pemerintah Kabupaten dengan dukungan LSM
dan Masyarakat serta lebih banyak melakukan kegiatan atau acara tahunan
agar Kawasan wisata Danau Toba semakin dikenal oleh wisatawan dunia.
Saran
Pemerintah Kabupaten Simalungun agar lebih memberikan perhatian terhadap obyek wisata
Kawasan Danau Toba dengan mengalokasikan dana yang lebih untuk pengembangan
sumberdaya alam dan sumberdaya manusia di obyek wisata Danau Toba sehingga dapat
mempertahankan persepsi dan apresiasi wisatawan untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang
berkunjung ke obyek wisata Danau toba dan Pemerintah Kabupaten Simalungun lebih gencar
mencari para investor agar dapat menamkan investasi yang besar sehingga Kawasan Wisata
semakin Besar dan Semakin Dikenal dunia
11
DAFTAR PUSTAKA
Kleofine Widya Sonata Buaton, Heru Purwadio. 2015. Kriteria Pengembangan Kawasan Wisata
Danau Toba Parapat, Sumatera Utara
Putri Y R Simanjuntak, Pindi Patana, Tajuddin Siregar. ANALISIS POTENSI EKOWISATA
DANAU TOBA DI PANTAI PARIS KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA
Simanulang, Lamhot. 2004. Strategi Pengembangan Pariwisata di obyek Wisata Danau Toba,
Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara
12