Anda di halaman 1dari 13

Makalah

ASKEB NIFAS
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI

DI SUSUN OLEH :

ANITA RAHAYU
PO.71.3.211.14.1.007
TINGKAT II.A

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


2015
BAB II

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS FISIOLOGI


PEMBAHASAN

A. PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI


1. Fisiologi Laktasi
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi
sampai proses bayi menghisap dan menelan.
a. Anatomi Payudara
Payudara ( mammae ) adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit,
di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu
untuk menutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar
payudara, yang beratnya lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan
saat menyusui 800 gram. Pada payudara terdapat 3 bagian utama,
yaitu:
1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar
2. Areola, yaitu bagian kehitaman di tengah
3. Papila atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak
payudara

  
(Gambar 0.1 anatomi payudara (mammae))
1. Korpus
Korpus alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu.
Bagian dari alveolus adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma,
sel otot polos dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari
alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi
15-20 lobus pada tiap payudara. Tiap lobulus mempunyai saluran
keluar yang disebut duktus laktiferus yang bermuara ke papila
mammae. Pembuluh darah mammae berasal dari arteri mamaria
interna dan arteri torakalis lateralis dan vena supervisisalis.

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS FISIOLOGI


2. Areola
Ada daerah areola mammae duktus laktiferus melebar disebut
sinus laktiferus, akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara
ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran
terdapat ototpolos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI
keluar.
3. Papilla atau puting
Bagian yang menojol yang dimasukan ke mulut bayi untuk aliran air
susu

b. Refleks Prolaktin
Dalam fisiologi laktasi prolaktin merupakan suatu hormon
yang disekresi oelh glandula pituitaria anterior, yang penting untuk
memproduksi air susu ibu (ASI).
Selama kehamilan, hormone prolaktin dari plasenta
meningkat tetapi ASI biasanya belum keluar karea masih dihambat
oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca
perasalinan, kadar estrogen dan progestero berangsur-angsur
turun hingga kadar tingkat terendah. Diaktifkannya prolaktin akan
menaikan pasokan darah yang beredar lewat payudara. Ini dapat
menyekresi bahan penting untuk pembentukan air susu, globulin,
lemak dan molekul-molekul protein yang akan membengkakkan
acini dan mendorong menuju kubuli laktiferus, sehingga sekresi ASI
lebih lancar. Kenaikan kadar protein akan menghambat ovulasi,
sehingga mempunyai fungsi kontrasepsi dan kadar prolaktin paling
tinggi pada waktu malam hari.

c. Refleks Oksitosin
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise
anterior, rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke
hipofise posterior (neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan
oksitosin (pengeluaran air susu). Pengeluaran air susu melibatkan
dua hormon dari sel-sel sekretorik ke papila mammae.
a. Tekanan dari belakang: tekanan globuli yang terbentuk di
dalam sel akan mendorong globuli tersebut ke dalam
lobulus laktiferus dan isapan bayi akan memacu sekresi
air susu lebih banyak.
b. Refleks neurohormonal: gerakan menghisap bayi akan
menghasilkan rangsangan saraf yang terdapt di dalam
glandula pituitaria posterior. Di sekitar alveoli akan
berkontraksi mendorong air susu masuk ke dalam
ampula. Refleks ini dapat dihambat dengan adanya rasa
sakit, misalnya jahitan pada perineum. Sekresi oksitosin
juga akan menyebabkan otot uterus berkontraksi dan
membantu involusi uterus selama peurperium (nifas).

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS FISIOLOGI


(Gambar 0.2 kontrol hormon terhadap sekresi ASI)
a. Bayi menyusu meningkatkan kadar prolaktin menghambat ovulasi dan
meningkatkan produksi ASI.
b. Bayi menyusu melepaskan oksitosin kontraksi sel mioepitel dan
merangsang involusi uteri ASI dikeluarkan.

d. Tanda-tanda Refleks Oksitosin Aktif


Tanda-tanda yang dirasakan ibu bila refleks oksitosin aktif, seorang
ibu mungkin akan mengalami:
1. Rasa diperas atau tajam pada payudar saat sebelum menyusui
atauselama menyusui.
2. ASI mengalir dari payudara bila ibu memikirkan bayinya atau
mendengar tangisan bayinya.
3. ASI menetes dari payudara lain bila bayi menyusu.
4. ASI mengalir dalam pancaran halus bila bayi lepas dari
payudara saat bayi menyusu.
5. Nyeri karena kontraksi rahim kadang dengan aliran darah
selama menyusu dalam minggu pertama.
6. Isapan pelan dan dalam pada bayi serta ia menelan yang
menunjukkan bahwa ASI mengalir dalam mulut bayi.

e. Peptida Inhibitor dalam ASI

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS FISIOLOGI


Dalam ASI terdapat zat peptida inhibitor yang dapat
mengendalikan produksi ASI dalam payudara. Zat tersebut dapat
mengurangi atau menghambat produksi ASI, bila ASI tertinggal
banyak dalm payudara zat penghambat tersebut menghentikan sel-
sel sekresi untuk berproduksi.
Hal ini akan melindungi payudara terhadap akibat tidak baik
bila terlalu penuh, seperti pada keadaan bayi meninggalkan atau
menghentikan menyusu karena sebab lain. Bila ASI dikeluarkan
dengan isapan bayi atau memeras ASI zat penghambat itu juga
brkurang dan payudara membuat ASI lagi.

f. Posisi dan Perlekatan yang Benar


Posisi adalah cara ibu mendekap bayi saat sedang
menyusui, dan perlekatan adalh letak mulut bayi pada payudara ibu
kertika sedang menyusu. Posisi dan perlekatan sangatlah penting.
Mengapa penting? Perlekatan yang baik adalah posisi dagu bayi
menempel pada payudara. Mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah
bayi berputar ke bawah, dan sebagian besar daerah puting areola
payudara masuk ke mulut bayi. Pada posisi ini, lidah bayi akan
dapat bergerak optimal memerasdan mendorong ASI ke dalam
mulutnya. Karena itulah, perlekatan yang baik adalah bila dagu bayi
menempel pada payudara. Karena sumber ASI terletak di bawah
daerah areola (kulit kecoklaan di sekitar puting). Posisi dan
pelekatan yang kurang tepat dapat menyebabkan kesakitan pada
ibu (payudara bengkak, puting lecet dan luka) serta bayi tidak dapat
minum ASI secara optimal ketika sedang menyusu, sehingga
mengganggu tumbuh kembangnya. Bagaimanakah posisi dan
pelekatan yang benar?

Posisi:
1. Ibu mencari posisi menyusui yang paling nyaman;
2. Ibu mendekap/menggendong bayi sehingga muka bayi menghadap
ke payudara ibu, hidung bayi sejajar dengan puting ibu;
3. Badan bayi juga menghadap ke badan ibu (perut bayi menempel ke
perut itu), sehingga kepala dan badan bayi berada dalam 1 garis lurus
(kepala bayi tidak menengok ke kiri atau ke kanan);
4. Kepada bayi lebih rendah daripada payudara ibu, sehingga kepala
bayi mendongak keatas dan tidak menunduk kebawah, dalam posisi
seperti ini, dagu bayi dan bukan hidungnya yang akan menempel ke
payudara ibu;
5. Leher dan bahu bayi ditopang serta badan didekap erat ke badan
ibu.

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS FISIOLOGI


Pelekatan:
1. Usahakan agar bayi memasukkan payudara ibu ke dalam mulutnya
dari arah bawah, sehingga ketika sedang menyusu lebih banyak terlihat
areola ibu pada bagian atas bibir atas dibandingkan dengan areola pada
bagian bawah bibir bawah bayi;
2. Mulut bayi terbuka lebar seolah-olah sedang menguap atau
menangis, sehingga tidak saja puting ibu yang masuk ke dalam mulut bayi
tetapi juga sebagian besar areola, karena pabrik-pabrik ASI banyak yang
terletak dibawah areola;
3. Bibir bayi, baik yang atas maupun yang bawah, terlipat keluar
(dower) dan tidak terlipat kedalam ketika sedang menyusu; Dagu bayi
menempel pada payudara ibu, dan terlihat juga lipatan pada bagian dagu
yang menandakan bahwa bayi sedang membuka mulut dengan lebar.

g. Reflex Pada Bayi
Bayi adalah mahluk yang sangat pintar, dengan
perkembangan pesat dari hari ke hari terutama dalam usia awal
hingga 3 tahun usia kehidupannya, yang kita sebut sebagai Golden
Age. Terdapat reflex-reflex utama yang dibawa bayi sejak lahir
yang membantunya untuk tetap survive dan akan menghilang
seiring dengan pertambahan usia bayi.
Tiga refleks yang penting dalam mekanisme isapan bayi, yaitu:
1. Refleks menangkap/mencari (rooting refleks)
Timbul bila bayi baru lahir tersentuh pipinya, bayi akan
menoleh kearah sentuhan, bila bibirnya dirangsang dengan
papilla mammae, maka bayi akan membuka mulut dan
berusaha untuk menagkap putting susu.
2. Refleks menghisap
Refleks ini timbul apabila langit-langit bayi tersentuh
biasanya oleh putting susu. Supaya putting mencapai bagian
belakang palatum maka sebagian besar areola harus
tertangkap mulut bayi. Dengan demikian, maka sinus
laktiferus yang berada di bawah areola akan tertekan gusi,
lidah, dan palatum sehingga ASI terperas keluar.
3. Refleks menelan

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS FISIOLOGI


Bila mulut bayi terisi ASI akan menelannya. Dalam ASI
terdapat zat peptida inhibitor yang dapat mengendalikan
produksi ASI dalam payudara. Zat tersebut dapat
mengurangi atau menghambat produksi ASI, bila ASI
tertinggal banyak dalam payudara zat penghambat tersebut
menghentikan sel-sel sekresi untuk berproduksi.
Hal ini akan melindungi payudara terhadap akibat tidak baik
bila terlalu penuh, seperti pada keadaan bayi meninggalkan atau
menghentikan menyusui karena sebab lain. Bila ASI dikeluarkan
dengan isapan bayi atau memeras ASI zat penghambat itu juga
berkurang dan payudara membuat ASI lagi.

2. Dukungan Dalam Pemberian ASI


Ketika lahir, bayi tidak lagi mendapat nutrisi memalui plasenta, yaitu
organ yang menopang kebutuhannya selama kehamilannya. Kebutuhan
nutirisi bayi kini harus dipenuhi oleh ibunya dan hal ini menjadi sumber
ansietas kekhawatiran bagi kebanyakan ibu di negara maju. Mereka
khawatir apakah “bayi mendapat asupan yang cukup” (McInnes &
Chambers, 2008) dan apakah mereka “melakukannya dengan baik”
sebagai seorang ibu. Dua metode utama pemberian susu pada bayi
adalah memberi ASI (mrnyusui) dan susu formula.
Ibu dianjurkan untuk menyusui bayinya secara eksklusif selama enam
bulan pertama dn tetap menyusui higga anak berusia dua tahun atau lebih
(WHO/UNICEF, 2003). Namun, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa
ibu di negara maju cenderung tidak menyusui bayinya dalam jangaka
panjang dan sering tidak mendapat dukungan yang cukup untuk
membantu mereka (Renfrew & Hall, 2008).
Beberapa ibu terpengaruh untuk menyusui bayi mereka, sebelum
mereka hamil, karena terpapar oleh ibu lain yang menyusui (Hoddinott &
Pill, 1999). Ada juga faktor sosial, budaya, dan seksual yang
memengaruhi keputusan ibu menyusui (Hall, 1997).
Bidan dapat membantu ibu menyusui dengan menunjukkan sikap
positif, tidak menyentuh saat membantu memosisikan bayi pada
payudara, menyadari pemikiran dan perasaan ibu, serta meluangkan
waktu bersama ibu. Baby Friendly Initiatif UNICEF dibentuk untuk
memberi layanan maternitas disertai pedoman untuk memastikan bahwa
asuhan yang ideal telah diberikan untuk mendukung ibu. Merka
menetapkan sepuluh langkah yang akan mengindikasikan bahwa suatu
layanan maternitas dapat dikatakan idela (WHO/UNICEF, 1989).
Sepuluh langkah menyusui yang sukses (WHO/UNICEF, 1989):
1. Memiliki kebijakan menyusui tertulis yang dikomunikasikan secara
rutin pada seluruh saf layanan kesehatan.

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS FISIOLOGI


2. Melatih keterampilan yang diperlukan oleh selutuh staf layanan
kesehatan untuk mengimplementasikan kebijakan ini.
3. Menginformasikan seluruh ibu hamil tentang manfaat dan
penatalaksanaan menyusui
4. Membantu ibu melakukan inisiasi menyusui dini (IMD)
5. Mendemontrasikan cara menyusui, dan cara mempertahankan
laktasi meskipun ibu harus berpisan dengan bayi mereka.
6. Tidak memberi makanan atau minuman lain selain ASI pada bayi
baru lahir, kecuali terdapat indikasi medis.
7. Menerapkan Rooming In, yaitu membiarkan ibu dan bayi nberada
di ruangan yang sama selama 24 jam dalam satu hari.
8. Memotivasi intuk menyusui sesuai permintaan bayi
9. Tidak memberi puting buatan atau dot pada bayi yang menyusui.
10. Memotivasi pembentukan kelompok dukungan menyusui dan
merujuk ibu pada kelompok tersebut saat pulang dari rumah sakit.
Sintetis kualitatif pengalaman ibu akan mendukung (Mclnnes &
Chambers, 2008) menyimpilkan bahwa:
1. Ibu dn profesional adalah hubungan yang penting disertai
dukungan yang positif , seperti bersikap memberi motivasi, tidak
menghakimi, simpatik, sabar, dan supportif.
2. Karakteristik dukungan yang tidak membantu adalah “langsung
atau otoriter”, “mengambil alih”, memberi motivasi tanpa disertai
saran praktis, dan memberi saran yang bertentangan.
3. Tambahan susu formula, pemberian susu berdasarkan permintaan,
penambahan berat badan yang rendah dan diet ibu lebih
cenderung menyebabkan saran yang bertentangan.
4. Tindakan memperlakukan menyusui sebagai masalah medis,
khususnya tanpa justifikasi yang dirasakan ibu dapat diidentifikasi
dari “kecemasan akan “kebutuhan untuk mengukur” jumlah ASI
yang dikonsumsi bayi” yang ditunjukkan oleh profesional.
5. Ibu yang berada dalam keluarga dan sosial yang supportif
cenderung lebih mampu mengatasi kesulitan dalam menyusui.
Teman sebaya dan kelompok dukungan juga penting untuk proses
menyusui yang sukses.

3. Manfaat Pemberian ASI


ASI diyakini sebagai bentuk susu yang ideal bagi individu bayi karena
mudah untuk diabsorbsi. ASI memiliki kandungan ideal untuk nutrisi bayi
selama enam bulan pertama kehidupan dan memberi perlindungan
imunologis (Michaelsen, 2003). ASI juga berbeda :
 Pada waktu tertentu sepanjang hari
 Pada tahap laktasi
 Dalam berespon terhadap nutrisi maternal
 Bergantung pada pasangan ibu dan bayi itu sendiri (Inch, 2004)

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS FISIOLOGI


Menyusui telah terbukti memberi manfaat baik bagi ibu dan bayi.
Dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula, bayi yang mendapat
ASI eksklusif selama 4-6 bulan cenderung jarang mengalami:
 Gastroenteritis
 Infeksi pernapasan
 Otitis media
 Infeksi saluran kemih
 Enterokolitis nekrotik
 Penyakit atopik (Stanley et al, 2007)
Lebih lanjut, terdapat indikasi bahwa bayi yang diberi susu formula
dapat lebih berisiko mengalami diabetes, penyakit inflamasi usus, penyakit
Coeliac, leukemia pada anak-anak, dan okulsi gigi (MIDIRS, 2007)
Ibu juga mendapat manfaat dari menyusui, yaitu:
 Kemungkinan mengalami kanker payudara dan kanker ovarium
berkurang
 Penurunan risiko depresi posnatal
 Penurunan risiko diabetes tipe 2 (Stanley et al, 2007)

4. Komposisi Gizi dalam ASI


ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Air susu ibu khusus dibuat
untuk bayi manusia. Kandungan gizi dari ASI sangat khusus dan
sempurna serta sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi.
ASI dibedakan dalam tiga stadium yaitu:
1. Kolustrum,
2. Air susu transisi/ peralihan,
3. Air susu matur.
Kolustrum 
Kolustrum adalah air susu yang pertama kali keluar. Kolustrum ini
disekresi oleh kelenjar payudarapada hari pertama sampai hari ke
empat
pasca persalinan. Kolustrum merupakan cairan denganviskositas kent
al , lengket dan berwarna kekuningan. Kolustrum mengandung
tinggi protein,mineral, garam, vitamin A, nitrogen, sel darah
putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI matur. Selain
itu, kolustrum masih mengandung rendah lemak dan laktosa. 
Protein utama pada kolustrum adalah imunoglobulin (IgG, IgA dan
IgM), yang digunakan sebagai zat antibodi untuk mencegah dan
menetralisir bakteri, virus, jamur dan parasit.
Meskipun kolostrum yang keluar sedikit menurut ukuran kita, tetapi
volume kolostrum yang ada dalam payudara mendekati kapasitas

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS FISIOLOGI


lambung bayi yang berusia 1-2 hari. Volume kolostrum antara 150-300
ml/24 jam.
Kolostrum juga merupakan pencahar ideal untuk membersihkan zat
yang tidak terpakai dari ususbayi yang baru lahir dan mempersiapkan
saluran pencernaan makanan bagi bayi makanan yang akan datang.
ASI Matur
ASI matur disekresi pada hari ke sepuluh dan seterusnya. ASI
matur tampak berwarna putih.Kandungan ASI matur relatif konstan,
tidak menggumpal bila dipanaskan. Air susu yang mengalir pertama
kali atau saat lima menit pertama disebut foremilk. Foremilklebih
encer. Foremilk mempunyai kandungan rendah lemak dan
tinggi laktosa, gula, protein, mineral dan air. Selanjutnya, air
susu berubahmenjadi hindmilk. Hindmilk kaya
akan lemak dan nutrisi. Hindmilk membuat bayi akan lebih cepat
kenyang. Dengan demikian, bayi akan membutuhkan keduanya,
baik foremilk maupun hindmilk.
ASI Transisi/ Peralihan
ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai
sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke-10. Selama
dua minggu, volume air susu bertambah banyak dan berubah warna
serta komposisinya. Kadar imunoglobulin dan protein menurun,
sedangkan lemak danlaktosa meningkat.
Dibawah ini bisa kita lihat perbedaan komposisi antara kolustrum, ASI
transisi dan ASI matur.

(Gambar 0.3. Perbedaan kolustrum, ASI transisi  dan  ASI matur)

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS FISIOLOGI


Tabel. Kandungan kolustrum, ASI transisi dan ASI matur
Kandungan Kolustrum Transisi ASI matur
Energi (kgkal) 57,0 63,0 65,0
Laktosa (gr/100 ml) 6,5 6,7 7,0
Lemak (gr/100 ml) 2,9 3,6 3,8
Protein (gr/100 ml) 1,195 0,965 1,324
Mineral (gr/100 ml) 0,3 0,3 0,2
Immunoglubin :
Ig A (mg/100 ml) 335,9 - 119,6
Ig G (mg/100 ml) 5,9 - 2,9
Ig M (mg/100 ml) 17,1 - 2,9
Lisosin (mg/100 ml) 14,2-16,4 - 24,3-27,5
Laktoferin 420-520 - 250-270

5. Upaya Memperbanyak, Memperlancar, dan Meningkatkan


Kualitas ASI
Upaya memperlancar, memperbanyak, dan meningkatkan kualitas
ASI sebagai berikut :
 Susuilah bayi sesering mungkin, hal ini sangat penting
sekali untuk memperlancar dan memperbanyak produksi
ASI. Karena  dengan seringnya kita menyusui anak makan
akan merangsang hormon untuk memproduksi ASI
 Harus memiliki motivasi yang kuat atapun keinginan yang
kuat untuk menyusui bayi.
 Malakukan senam hamil dapat membantu melancarkan
peredaran darah sehingga ketika pada waktunya bayi lahir
dapat membantu melancarkan ASI
 Periksakan Payudara kepada dokter agar kita mengartahui
dari jauh - jauh hari bagaimana kondisi produksi ASI.
 Jangan menggunakan BH atau Bra yang sempit karena
akan menghambat peredaran darah
 Setalah bayi lahir segera perkenalkan bayi dengan ASI
contohnya dengan cara IMD 
 Makanan, apabila makanan yang ibu makan cukup akan
gizi dan pola makan teratur, maka produksi ASI akan
berjalan lancar.
 Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara
memengaruhi hipofisis untuk mengeluarkan hormon
prolaktin dan oksitosin.

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS FISIOLOGI


 Pola istirahat yang baik memengaruhi produksi dan
pengeluaran ASI. Apabila kondisi ibu teralu capek, kurang
istirahat maka ASI juga berkurang.

6. Tanda-tanda Bayi Cukup ASI


Indikasi bayi cukup mendapat ASI adalah tidurnya nyenyak karena
ASI memicu produksi hormon endorfin yang merangsang tidur, segar saat
terbangun, dan berat badannya bertambah sesuai perkembangan
usianya. Tanda-tanda lainnya yaitu :

 Bayi terlihat rileks dan puas setelah menyusu dan akan melepas
sendiri mulutnya dari payudara ibu.
 Setelah berumur beberapa hari, bayi akan buang besar (BAB)
setidaknya dua kali sehari dengan tinja berwarna kuning atau gelap
dan mulai berwarna lebih cerah setelah hari kelima belas.
 Buang air kecil lebih dari 6 kali sehari dengan warna urin yang tidak
pekat dan bau menyengat.
 ASI akan dihasilkan dalam jumlah yang cukup banyak 2-4 hari
setelah bayi lahir. Bila ASI tidak kunjung keluar dalam empat hari
setelah melahirkan, atau bayi tampak masih lapar setelah menyusu,
segera konsultasikan dengan tenaga medis.

DAFTAR PUSTAKA

Baston Helen, Hall Jennifer. Midwifery essensial : Posnatal Volume 4,


Jakarta: EGC, 2011

Mira Dwi W. Buku Ajar Biologi Reproduksi, Jakarta: EGC, 2009

Ayu Ida Chandranita, dkk. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi


2, Jakarta: EGC, 2009

Syaifuddin,. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk


Keperawatan dan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC, 2011

http://www.lusa.web.id/komposisi-gizi-dalam-asi/

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS FISIOLOGI


http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/anatomi-payudara-dan-
fisiologis.html#ixzz3lX8Zu4Dk
http://hananurhalifah.blogspot.co.id/2013/06/pembentukan-air-susu-
proses-laktasi.html?m=1
http://arulniarni.blogspot.co.id/2013/09/asuhan-kebidanan-nifas-
peptida_24.html?m=1

http://www.ayahbunda.co.id/bayi-gizi-kesehatan/tanda-tanda-bayi-cukup-
asi

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS FISIOLOGI

Anda mungkin juga menyukai