OLEH Kadek Dian Adelia Pratiwi Wartana P07124217018
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR SARJANA TERAPAN SEMESTER VI JURUSAN KEBIDANAN 2020 1. Peran Institusi pelayanan kesehatan khususnya ibu dan anak dalam komunitas terkait “Pandemi COVID-19” Jawaban: Peran institusi pelayanan terkait “Pandemi COVID-19” tentunya sangat penting karena bisa dibilang Institusi Pelayanan Kesehatan merupakan salah satu garda terdepan dalam melakukan penatalaksanaan pada pandemi COVID-19 ini apalagi pada masalah ini sangat rentan dialami oleh semua orang termasuk ibu dan anak. Selain sebagai pelaksana pemberian pelayanan langsung pada pasien yang terjangkit dalam kasus pandemi ini, institusi pelayanan kesehatan memiliki tugas diantaranya tugas promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Yang pertama yaitu tugas promotif yaitu kegiatan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan secara promosi, dimana institusi pelayanan kesehatan seperti sekarang ini gencar melakukan promosi yang berisikan informasi kesehatan yang mengenai pandemi COVID-19 ini yang dilakukan secara online di media sosial sehingga dapat di akses oleh siapa saja dengan informasi yang terkini dan terpercaya. Apalagi sekarang sedang marak-maraknya berita-berita simpang siur yang beredar di masyarakat yang menambah kepanikan masyarakat, maka informasi resmi dari Institusi Pelayanan Kesehatan sangat berperan dalam mengedukasi masyarakat dengan informasi yang mudah diakses dan terpercaya. Salah satu contoh kegiatan promotif yang dilakukan oleh institusi pelayanan kesehatan yaitu dengan menghimbau masyarakat untuk mencuci tangan menggunakan sabun dengan 6 langkah saat memegang barang-barang setelah bepergian, makan-makanan sehat, berolahraga serta melakukan social distancing atau yang sekarang lebih dispesifikkan menjadi phsycal distancing. Peran yang kedua yaitu peran preventif atau kegiatan penecgahan yaitu contohnya terus menghimbau mengenai phsycal distancing dan menghimbau masyarakat yang memiliki indikasi terkena COVID-19 untuk melakukan karantina dan melakukan rapid test. Yang ketiga yaitu peran kuratif atau tindakan pengobatan, yaitu melakukan pelayanan berupa pengobatan bagi pasien khususnya ibu dan anak baik yang terindikasi corona (suspect corona), ODP (orang dengan pengawasan), PDP (pasien dengan pengawasan), maupun pasien khususnya ibu dan anak yang sudah positif terjangkit COVID-19. Peran yang terakhir yaitu peran rehabilitatif atau rehabilisasi pasca pengobatan bagi orang yang sebelumnya positif COVID-19 yaitu dilakukan dengan melakukan pengawasan terhadap keadaan pasien setelah mendapat pengobatan dan negatif COVID-19 dalam hal ini khususnya bagi ibu dan anak. 2. Bagaimana menurut pendapat anda, apakah praktiknya bisa terlaksana atau tidak ? pada komunitas ditempatmu berada. Jawaban: Dalam praktiknya tentu sudah terlaksana dan sampai sekarang masih di tingkatkan terus menerus dengan kerjasama tentunya oleh pemerintah, institusi pelayanan kesehatan itu sendiri, tenaga kesehatan, aparat maupun masyarakat itu sendiri dan tentunya juga dalam suasana dan kondisi yang sedang dialami ini masih banyak permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan paraktik komunitas tersebut. 3. Apa kendala yang mungkin ditemukan? Adapun kendala yang ditemukan dalam bisa dikatakan banyak. Adapun kendalanya yaitu: 1. Pemberian informasi tidak dapat dilakukan secara tatap muka pada masyarakat karena situasi dan kondisi yang mengharuskan Social distancing yang sudah dikerucutkan menjadi phsycal distancing sehingga masih banyak informasi yang tidak relevan dalam masyarakat yang menyebabkan kepanikan dalam kondisi pandemic COVID-19 ini. Apalagi informasi sekarang ini yang paling dapat dilakukan secara terus menerus yaitu melalui internet yaitu sosial media yang dimana dalam penatalaksanaannya masih terbatas pada beberapa orang atau wilayah. 2. Peran serta masyarakat dalam memutus rantai COVID-19 ini masih kurang. Contohnya masih banyak yang sudah membaca informasi namun tidak mengindahkannya, masih banyak masyarakat yang bandel. Maka dari itu dalam hal ini banyak dikerahkan aparat dalam menindak lanjuti di lapangan secara langsung. 3. Fasilitas bagi tenaga kesehatan maupun institusi kesehatan itu sendiri yang masih kurang seperti contohnya kekurangan APD pada beberapa institusi kesehatan dan masih terbatasnya pengadaan rapid test dalam mendeteksi COVID-19.