RPP INSPIRATIF
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. (Lampiran Permendikbud
Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses). Tujuan Penyusunan RPP Untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar (KD) (Lampiran Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses). Dilakukan penyusunan RPP agar pembelajaran berlangsung secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, dan memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. (Lampiran Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses)
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor14
Tahun 2019 tentang Penyederhanaan RPP menjadi tiga komponen,yaitu
tujuan,langkah-langkah kegiatan, dan asesmen. Pusat Kurikulum dan Pembelajaran
membuat model RPP inspiratif. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini
dimaksudkan untuk memberikan guru kebebasan berekspresi dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Dalam pelaksanaannya guru dapat menyesuaikan RPP dengan
kondisi kelas dan peserta didik.
Tujuan pembelajaran diturunkan dan diekstrak dari kompetensi dasar dan
diuraikan menjadi kompetensi-kompetensi yang akan dicapai peserta didik. Kegiatan
pembelajaran diisi dengan aktivitas-aktivitas sesuai sintaks model pembelajaran
untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Untuk kegiatan pembelajaran
memuat 3 komponen pembelajaran yaitu kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
Kegiatan pembelajaran perlu dilengkapi dengan dokumen pendukung, contohnya
pada kegiatan percobaan perlu dilengkapi dengan langkah-langkah percobaan.
Langkah-langkah percobaan tersebut dapat dituliskan dalam buku panduan
praktikum.
1
2
2
3
4. Tahap pengenalan bacaan (take-off reader stage), pada tahap ini anak mulai
menyukai membaca segala sesuatu yang ada di sekitarnya, misalnya membaca
tulisan di kotak susu, pasta gigi, ataupun papan iklan.
5. Tahap membaca lancer (independent reader stage), pada tahap ini anak dapat
membacaberbagai jenis buku yang berbeda, terlebih jika buku-buku tersebut
berhubungan dengan pengalaman-pengalaman anak.
Hernowo (2003) dalam bukunya Quantum Reading: Cara Cepat nan
Bermanfaat untuk Merangsang Munculnya Potensi Membaca mengemukakan 6
langkah membaca sebagai berikut.
Menunjukkan buku berwarna cerah yang dapat menarik perhatian ank.
Hubungkan membaca dengan semua indera
Membantu menamai benda yang bisa dilihat anak
Memberikan nama kepada apa saja yang dilakukan oleh anak
Bermain permainan fonetik.
Bermain dnegan kata kunci
Pada tahap pramembaca, terbagi menjadi beberapa yaitu: pengenalan buku
cerita, sikap tubuh saat membaca, membaca satuan Bahasa, dan membaca makna
satuan Bahasa.
1) Pengenalan buku cerita, terdapat berbagai macam cara untuk mengenalkan
buku kepada siswa. Yang perlu ditekankan di sini ialah cara mengenalkan
buku tanpa membuat siswa takut kepada buku tersebut. Sehingga siswa suka
membaca.
2) Sikap tubuh ketika membaca selain mempengaruhi kesehatan juga dapat
mempengaruhi kemampuan membaca pada siswa. Membaca dengan jarak
terlalu dekat dalam jangka panjang membuat mata rusak dan membuat proses
membaca tidak efektif.
3) Membaca satuan Bahasa disini termasuk mengenalkan huruf, membaca suku
kata, membaca kata, membaca kata sederhana, dan membaca teks pendek.
5
4) Membaca makna satuan Bahasa, hal ini dapat dimulai dengan hal sederhana
yang mereka gemari.
Untuk dapat membelajarkan membaca permulaan ada beberapa metode yang
dapat diterapkan, yaitu: metode eja, metode suku kata, metode kata lembaga, metode
global, dan metode SAS.
Dalam pelaksanaan pembelajaran membaca dengan menggunakan metode eja
ada dua pendekatan cara mengeja yaitu mengeja dengan cara melafalkan
huruf sesuai dengan bunyi huruf tersebut dalam urutan alfabet, seperti uraian
tersebut di atas, dan cara melafalkan huruf sesuai dengan bunyi huruf tersebut
Proses pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan metode suku
kata diawali dengan memperkenalkan suku kata, kemudian dirangkaikan
menjadi kata-kata bermakna, dilanjutkan dengan proses perangkaian kata
menjadi kelompok kata atau kalimat sederhana
Proses pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan metode kata
lembaga diawali dengan memperkenalkan sebuah kata yang dianggap sebagai
lembaganya. Kata ini, ditulis di bawah gambar yang sesuai. Setelah siswa
dapat membaca beberapa kata, ambillah satu kata untuk diuraikan menjadi
suku kata, suku kata diuraikan menjadi huruf sampai siswa dapat membaca
hurufhuruf tersebut.
Proses pembelajaran membaca permulaan diawali dengan memperkenalkan
beberapa kalimat secara global. Setelah anak dapat membaca beberapa
kalimat, diambillah sebuah kalimat untuk diuraikan menjadi kata, kemudian
kata diuraikan menjadi suku kata dan suku kata menjadi huruf.
Media pembelajaran yang dapat membantu dalam proses membaca dan
menulis adalah
1. Media gambar
2. Kartu: kartu kalimat, kartu kata, kartu suku kata, kartu huruf.
3. Buku bergaris mendatar dan bergaris kotak, contoh tulisan/huruf tegak
bersambung
6
sintetik (SAS). Dalam pembelajaran menulis, metode metode yang dipandang paling
cocok dengan jiwa anak adalah metode SAS.
BERHITUNG
Konsep-konsep Operasi Hitung Dasar adalah konsep yang mendasari operasi
hitung dasar yang meliputi penjumlahan (penambahan), pengurangan, perkalian, dan
pembagian (Ruseffendi, dalam Romi, 2010:17). Pengetahuan prosedur tentang
matematika adalah pengetahuan tentang aturan atau cara yang digunakan untuk
menyelesaikan tugas-tugas matematika.
Pengetahuan prosedur mencakup pengetahuan tentang langkah demi langkah
melakukan tugas seperti 3 + 5, 6 − 1, 4 × 7, 10 : 2. Pengetahuan tentang simbol
seperti ×,=,+,−,∶, dan penggunaannya dalam suatu operasi matematika juga
merupakan bagian dari pengetahuan prosedur tentang matematika. Pengetahuan
prosedur tentang matematika mempunyai peran yang sangat penting baik dalam
belajar maupun pengerjaan matematika.
Pada umumnya bahwa aturan bersifat prosedural sebaiknya jangan diajarkan
tanpa disertai konsep, meskipun pada kenyataannya sangat sering dilakukan.
Prosedur-prosedur tahap dasar konsep ini hanyalah merupakan aturan tanpa alasan
yang akan membawa kepada kesalahan dan ketidaksukaan terhadap matematika.
Semua prosedur matematika dapat dan harus dikaitkan dengan ide-ide konseptual
yang menjelaskan mengapa prosedur tersebut berlaku.
Operasi hitung dasar dalam matematika dapat dibedakan menjadi empat
operasi hitung dasar yaitu:
(1) Penjumlahan, merupakan operasi hitung untuk memperoleh jumlahan dari dua
bilangan atau lebih
(2) Pengurangan, merupakan operasi hitung untuk memperoleh selisih dari dua
bilangan atau lebih
(3) Perkalian, yaitu penjumlahan berulang dari bilangan-bilangan yang sama; dan
9
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan melakukan percobaan tentang perputaran Bumi, siswa mampu
mengetahui dan memahami konsep perbedaan waktu siang dan malam.
2. Dengan membuat laporan pengamatan, siswa mampu melaporkan hasil
pengamatan tentang perputaran Bumi dan akibatnya.
3. Dengan mencari informasi penting dan menuliskan kata-kata kunci yang
ditemukan dalam tiap paragraf, siswa mampu membuat kesimpulan dari suatu
bacaan.
4. Dengan membuat peta pikiran yang berisikan persamaan dan perbedaan
tentang terjadinya siang dan malam, siswa mampu menceritakan kembali
peristiwa rotasi Bumi dan akibatnya.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Melakukan Pembukaan dengan Salam dan 10 menit
14
Ayo Berdiskusi
Siswa bersama teman sebangku
mengerjakan soal mengenai simulasi
yang telah mereka lakukan (hal.7 BS)
C. PENILAIAN
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari
pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil
karya/projek dengan rubric penilaian.
……………………………… ………………………………
NIP. ………………………… NIP………………………….
D. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan
memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan
sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes pengetahuan dan
17
presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric penilaian sebagai
berikut.
1. Menuliskan informasi yang didapat dari mengamati gambar sampul buku.
Bentuk Penilaian: Nontes
Instrumen Penilaian: Rubrik
KD Bahasa Indonesia 3.7 dan 4.7
Aspek Sangat baik Baik Cukup Perlu
pendampinga
n
4 3 2 1
Mengidentifi Mengidentifi Mengidentifi Mengidentifi Mengidentifi
kasi kasi lebih kasi tiga kasi dua kasi satu
informasi dari tiga informasi informasi informasi
yang informasi berdasarkan berdasarkan berdasarkan
didapatkan berdasarkan gambar gambar gambar
gambar
Keterampilan Pengucapan Pengucapan Pengucapan Pengucapan
berbicara kata- kata kata- kata di kata- kata kata- kata
secara beberapa tidak begitu secara
keseluruhan bagian jelas jelas tapi keseluruhan
jelas, tidak dan dapat di masih dapat tidak jelas,
menggumam mengerti di pahami menggumam
dan dapat di maksudnya dan tidak
mengerti oleh dapat di
pendengar mengerti
Keterampilan Menyusun Menyusun Menyusun Menyusun
menyusun pokok pokok pokok pokok
pokok pikiran pikiran pikiran pikiran
pikiran dalam setiap dalam setiap dalam setiap dalam setaiap
dalam setiap paragraph paragraph paragraph paragraph
18
pendengar. mengerti.
Refleksi Guru:
Catatan Guru
1. Masalah :……….
2. Ide Baru :………..
20
……………………………… ………………………………
NIP. ………………………… NIP………………………….
21
DAFTAR RUJUKAN
Kuntarto, E., (2017). Buku Pembelajaran Calistung. Repository Unja, with the URL
https://repository.unja.ac.id/634/
NIM : A1D117008
Kelas : R 001