Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN
 

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu Negara yang memperoleh kemerdekaanya
dari kerja keras dengan mempertaruhkan tumpah darah para leluhur bangsa.
Perjuangan untuk membebaskan bangsa dari keterpurukan akibat penjajahan dari
bangsa lain tercapai ditandai dengan proklamasi pada 17 Agustus 1945. Terdapat
harapan dan cita-cita  luhur dalam memperjuangkan kemerdekaan Negara Republik
Indonesia demi generasi mendatang.  Cita-cita dan harapan bangsa digunakan sebagai
pedoman dasar untuk membangun Indonesia kearah yang lebih baik. Pembangunan
nasional bertujuan untuk mengatur dan mensamaratakan fokus tujuan semua bidang
kehidupan sebagaimana  yang dibutuhkan upanya Bangsa Negara Republik Indonesia
dalam menjalankan kehidupan untuk mencapai kesejahteraan. Sehingga
berkembangnya suatu bangsa mengarah pada tujuan yang jelas dan demi kepentingan
bangsa bukan pada golongan tertentu. Pemimpin Negara memiliki perananan penting
dalam mengatur arah pembangunan nasional agar sejalan dengan UUD 1945 dan
Pancasila.
Pada Pemilu 2014 lalu salah satu pasangan calon Presiden dan Wapres pada
pemilu 2014 lalu Joko Widodo dan Jusuf Kalla   mengusung visi bertema
“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong”. Berdasarkan dokumen yang dipublikasikan KPU, pasangan
Jokowi-JK juga menyertakan Sembilan agenda prioritas yang digunakan untuk
mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional yang akan mereka jalankan jika
terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden disebut sebagai Nawa Cita. Diharapkan
dengan Agenda tersebut dapat mewujudkan tujuan nasional Bangsa Indonesia. Sesuai
tujuan yang tercantum dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 disebutkan
bahwa hakikat pembangunan nasional adalah: mencerdaskan kehidupan bangsa,

1
menciptakan kesejahteraan umum, melindungi seluruh tumpah darah Indonesia, dan
membantu melaksanakan ketertiban dunia dan perdamaian abadi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa maksud dari Cita- cita dan Tujuan Bangsa Indonesia (Nasional)?
2. Apa yang dimaksud visi misi Indonesia 2020?
3. Apa maksud dari Konsep Nawacita yang diagendakan oleh Joko Widodo dan
Jusuf Kalla?
4. Apa maksud dari Pembangunan Nasional?
5. Apa landasan yang digunakan dalam Penyelenggaraan Pembangunan
Nasional?
6. Bagaimana Konsep Nawacita dalam Pembangunan Nasional ?

1.3 Tujuan Pembelajaran


Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Guna memenuhi tugas makalah pada mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaran;
2. Mahasiswa mengetahui dasar pedoman perencanaan Pembangun Nasional
sebelum dan sesudah Reformasi;
3. Mahasiswa mengetahui cita cita dan tujuan Bangsa Indonesia pada
Pembukaan UUD RI 1945;
4. Mahasiswa mengetahui maksud dari konsep Nawacita (9 agenda prioritas
pembangunan nasional);
5. Mahasiswa mengetahui landasan yang digunakan dalam penyelenggaraan
pembangunan nasional;
6. Mahasiswa mengetahui dari Pembangunan Nasional;
7. Mahasiswa mengetahui Konsep Nawacita dalam Pembangunan Nasional.

2
BAB II
KONSEP NAWACITA DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
 

2.1 Cita- cita dan Tujuan Nasional Bangsa Indonesia


Dalam Pembukaan UUD RI 1945 dengan jelas mengamanatkan cita-citta serta
arah tujuan nasional dari pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Cita-cita luhur dan Tujuan bangsa Indonesia telah disusun oleh para pendiri Negara
seperti dicantumkan dalam alinea kedua Pembukaan Undang –Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945 , sebagai berikut “ Dan perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat
sentausa menghantarkan rakyat Indonesia yang merdeka, bersatu,berdaulat, adil dan
makmur” Dalam alinea keempat Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, disebutkan pula empat pokok tujuan pembangunan
nasional sebagai berikut “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban duniah yang berdasarkan
Kemerdekaan , perdamaian abadi dan keadilan social , maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indoneia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia, yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa ,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan soial bagi seluruh rakyat Indonesia”
Cita-cita luhur tersebut adalah cita-cita sepanjang masa yang harus selalu
diupayakan pencapaianya.

3
2.1.1 Visi Indonesia 2020
Dalam rangka upaya mewujudkan cita- cita dan tujuan bangsa tersebut, pada
awal 2001 telah disusun Visi Indonesia 2020 oleh MPR RI sebagai Garis Besar
Haluan Negara yaitu salah satu pedoman dalam menentukan arah kebijakan
perencanaan pembangunan nasional sebelum era reformasi. Namun, seiring
perkembangan zaman dimana tuntutan global yang semakin kompleks menyebaban
terjadinya perubahan atau Amanden pada UUD 1945 yang mengakibatkan pedoman
dalam perencanaan pembangunan nasional beralih pada RPJPN (20 Tahun) dan
Rancangan Pembangunan Nasional lainya.
Meskipun pada dasarnya memiliki tujuan yang sama dengan visi misi
pembangunan Konsep Nawacita. Dalam menjaga kesinambungan penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernegara diperlukan rumusan VIsi Antara yang
menjelaskan  cita-cita luhur bangsa dalam pembukaan Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945,dengan visi lima tahunan yang dirumuskan dalam
garis –garis Besar Haluan Negara (GBHN).Visi Antara adalah visi Indonesia
2020.Visi dan Misi Indonesia 2020 ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia melalui Ketetapan MPR RI Nomor VII/MPR/2001 tentang Visi
Indonesia Masa Depan. Dalam Pasal 1 Disebutkan Visi Indonesia Masa Depan terdiri
dari tiga visi, yaitu:
1. Visi Ideal, yaitu cita-cita luhur sebagaimana termaktub dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Visi Antara, yaitu visi Indonesia 2020 yang berlaku sampai dengan tahun
2020;
3. Visi Lima Tahunan, sebagaimana termaktub dalam Garis-Garis Besar Haluan
Negara.
Visi Indonesia 2020 adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang religious,
manusiawi, bersatu, demokratis, adil,sejahtera, maju, mandiri,serta baik dan bersih

4
dalam penyelenggaraan Negara. Untuk mengukur tingkat keberhailan perwujuadan
Visi Indonesia 2020 dipergunakan indicator-indikator utama sebagai berikut:

a. Religius

1. Terwujudnya masyarakat yang beriman , bertakwa ,berahlak mulia sehingga


ajaran agama, khussunya yang bersifat universal dan nilai-nilai luhur
budaya,terutama kejujuran, dihayati dan diamalkan dalam perilaku
keseharianya;
2. Terwujudnya toleransi antar dan antara umat beragama;
3. Terwujudnya penghormatan terhadap martabat kemanusiaan.

b. Manusiawi

1. Terwujudnya masyarakat yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan yang adil


dan beradab;
2. Terwujudnya hubungan harmonis antar manusia Indonesia tanpa membedakan
latar belakang budaya, suku, ras, agama, dan lain-lain;
3. Berkembangnya dinamika kehidupan bermasyarakat ke arah peningkatan
harkat dan martabat manusia;
4. Terwujudnya keseimbangan antara hak dan kewajiban dalam perilaku
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

c. Bersatu

1. Meningkatnya semangat persatuan dan kerukunan bangsa;


2. Meningkatnya toleransi, kepedulian , dan tanggung jawab social;
3. Berkembangnya budaya dan perilaku sportif serta menghargai dan menerima
perbedaan dalam kemajemukan;
4. Berkembangya semangat antikekerasan;

5
5. Berkembangnya dialog wajar dan saling menghormati antar kelompok dalam
masyarakat.

d. Demokratis

1. Terwujudnya keseimbangan kekuasaan antara lembaga penyelenggara Negara


dan hubungan kekuasaan antara pemerintahan nasional dan daerah;
2. Menguatnya partisipasi politik sebagai perwujudan kedaulatan rakyat melalui
pemilihan umum yang jujur, adil, langsung, umum, bebas, dan
rahasia,efektivitas peran dan fungsi partai politik dan control social
masyarakat terbuka;
3. Terwujudnya mekanisme control di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara;
4. Berkembangnya budaya demokrasi ;transparansi, akuntabilitas, jujur, sportif,
menghargai perbedaan;
5. Berkembangnya system kepemimpinan yang regaliter dan rasional.

e. Adil

1. Tegaknya hokum yang berkeadilan tanpa diskriminasi;


2. Terwujudnya institusi dan aparat hokum yang bersih dan professional;
3. Terwujudnya penegakan hak asasi manusia;
4. Terwujudnya keadilan gender;
5. Terwujudnya budaya penghargaan dan kepatuhan terhadap hokum;
6. Terwujudnya keadilan dalam distribusi pendapata,sumberdaya ekonomi dan
penguasaan asset ekonomi, serta hilangnya praktek monopoli;
7. Tersedianya peluang yang lebih besar bagi kelompok ekonomi kecil,
penduduk miskin yang tertinggal.

f. Sejahtera

6
1. Meluasnya kesempatan kerja dan meningkatnya pendapatan penduduk
sehinga masyarakat Indonesia menjadi sejahtera dan mandiri;
2. Meningkatnya angka partisipasi murni anak usia sekolah;
3. Terpenuhinya system pelayanan umum bagi seluruh lapisan masyarakat ,
termasuk pelayanan kepada penyandang cacat dan usia lanjut,seperti
pelayanan transportasi, komunikasi, penyediaan energy dan air bersih;
4. Tercapainya hak atas hidup sehat bagi seluruh lapisan masyarakat melalui
system keehatan yang dapat menjamin terlindungnya masyarakat dari
berbagai risiko yang dapar mempengaruhi ksehatan dan tersedianya pelayanan
kesehatan yang bermutu, terjangkau dan merata
5. Meningjatnya indeks pengembangan manusia (human development index),
yang menggambarkan keadaan ekonomi , pndidikan dan kesehatan secara
terpadu;
6. Teruwujudnya pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam yang adil,
meratam ramah lingkungan dan berkelanjutan;
7. Terwujudnya keamanan dan rasa aman dalam masyarakat.

g. Maju

1. Meningkatnya kemampuan bangsa dalam pergaulan antarbangsa;


2. Meningkatnya kualitas SDM sehingga mampu bekerjasama dan bersaing
dalam era globalisasi;
3. Meningkatnya kualitas pendidikan sehingga menghasilkan tenaga yang
kompeten sesuai dengan standar nasional dan internasional;
4. Meningkatnya disiplin dan etos kerja;
5. Meningkatnya penguasaan ilmu pengetahuan dan pengembangan teknolohi
sera pembudayaanya dalam masyarakat;
6. Teraktualisasikanya keragaman budaya Indonesia.

h. Mandiri

7
1. Memiliki kemampuan dan ketanggguhan dalam menyelenggarakan kehidupan
berbangsa dan bernegara di tengah-tengah pergaulan antar bangsa agar sejajar
dengan bangsa-bangsa lain;
2. Terwujudnya politikluar negeri yang berkepribadian dan bebas aktif;
3. Terwujudnya ekonomi Indonesia yang bertumpu pada kemampuan serta
potensi bangsa dan Negara termasuk menyelesaikan hutang luar neger;
4. Memiliki kepribadian banga dan identitas budaya Indonesia yang berakar dari
potensi budaya daerah.

i. Baik dan Bersih dalam Penyelenggaraan Negara

1. Terwujudnya penyelenggaraan Negara yang professional,transparan,


akuntabel, memiliki kredibilitas dan bebas KKN;
2. Terbentuknya penyelenggaraan Negara yang peka dan tanggap terhadap
kepentingan dan aspirasi rakyat di seluruh wilayah Negara termasuk daerah
terpecnil dan perbatasan;
3. Berkembangnya transparansi dalam budaya dan perilaku serta aktivitas politik
dan pemerintahan.
2.2 Konsep Nawacita
Dalam Wikipedia dijelaskan Nawa Cita atau Nawacita adalah istilah umum
yang diserap dari bahasa Sanskerta, nawa (sembilan) dan cita (harapan, agenda,
keinginan). Dalam konteks perpolitikan Indonesia menjelang Pemilu Presiden 2014
waktu itu merujuk kepada visi-misi yang diusung oleh pasangan calon presiden dan
calon wakil presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla berisi agenda pemerintahan
pasangan tersebut. Dalam visi-misi tersebut disertakan pula sembilan agenda pokok
untuk melanjutkan semangat perjuangan dan cita-cita Soekarno yang dikenal dengan
istilah Trisakti, yakni Indonesia diharapkan mampu berubah dan menjadi Negara
yang berdaulat secara politik, mandiri dengan menolak ketergantungan dan
diskriminasi dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Hal itu dapat
terlihat dari prinsip prinsip dasar dalam PANCASILA dan TRISAKTI yang menjadi

8
basis dan arah perubahan yang digunakan oleh Joko Widodo dan Jusuf Kalla dalam
program Nawacitanya.
Kesembilan agenda prioritas itu disebut NAWA CITA. Nawacita merupakan
sembilan prioritas pembangunan lima tahun ke depan, yaitu pada kurun waktu 2014
hingga 2019. Sembilan prioritas itu kini menjadi bagian dari Rencana Pembangunan
Jangka MenengahNasional (RPJMN) 2015-2019. RPJMN akan menjadi salah satu
pedoman arah kebijakan pembangunan nasional pada pemerintah lima tahun ke
depan, agar menjadi pondasi pembangunan yang kuat di masa datang. Tidak hanya
dalam bidang ekonomi. Visi Nawa Cita juga menyangkut prioritas pembangunan
dalam bidang yang lain, seperti kebudayaan, pendidikan, dan pertahanan keamanan.
“Berlandaskan tujuh visi pembangunan dan sembilan tujuan pembangunan dalam
konsep Nawacita, maka akan ada fondasi pembangunan yang kuat dan berkualitas.”
Andrinof Chaniago, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional. Setelah berhasil memenangkan suara rakyat
dan mulai menjalankan roda pemerintahan. Konsep Nawacita tersebut kemudian
diterjemahkan dalam dokumen perencanaan negara. Visi misi Presiden, tujuh (7)
agenda prioritas, dan sembilan (9) cita-cita tertuang dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Periode 2015-2019. Berikut konsep nawacita
dijabarkan lebih lanjut, sebagai berikut;

2.3 Visi dan Misi Pemerintahan Joko WIdodo– Jusuf Kalla


1. Visi:
“Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong”
2. Misi:
Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN yaitu:
a) Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim,
dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan;

9
b) Mewujudkanmasyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis
berlandaskan negara hokum;
c) Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai
negara maritime;
d) Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan
sejahtera;
e) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;
f) Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional;
g) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

2.4 Sembilan Agenda Prioritas (Nawacita)


Adapun Sembilan agenda pembangunan (Nawacita) yang dipaparkan dalam rencana
Pembangunan Nasional, sebagai berikut:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara;
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya;
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan;
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi system dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya;
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional
sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa
Asia lainnya;
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik;
8. Melakukan revolusi karakter bangsa;
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

10
 
2.5 Landasan Penyelenggaraan Pembangunan Nasional
Dalam system ketatanegaraan di Indonesia dikenal tujuh kunci pokok sistem
pemerintahan negara, meliputi: Indonesia adalah negara hukum; sistem
konstitusional; kekuasaan tertinggi dijalankan oleh MPR; presiden adalah
penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi di bawah MPR; presiden tidak
bertanggung-jawab kepada DPR; menteri negara adalah pembantu presiden; dan
kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas. Kelembagaan penyelenggara negara di
Indonesia didasarkan pada tujuh kunci pokok itu. Kelembagaan penyelenggaran
negara (dikenal sebagai sistem administrasi negara Indonesia) memiliki tugas pokok
menyelenggarakan tugas umum pemerintahan danmengorganisasikan tugas-tugas
pembangunan. Dalam rangka pengorganisasian tugas-tugas pembangunan maka
sesungguhnya peran pemerintah adalah membantu pelaksanaan pembangunan dengan
peran utama:
(1) membantu mengelola potensi nasional dan global sebagai sumber
pembangunan nasional;
(2) membantu merumuskan alokasi sumberdaya untuk penyelenggaraan
pembangunan nasional; dan
(3) mendampingi rakyat dalam pelaksanaan pembangunan nasional.
Sesungguhnya Pancasila dan UUD 1945 merupakan landasan pembangunan
yang ideal. Keduanya telah merumuskan dengan bijaksana konsep demokrasi dalam
alam pembangunan sesuai lingkungan sosial dan budaya Indonesia. Dalam sejumlah
konsep tentang demokrasi disebutkan bahwa ada titik temu antara demokrasi dan
pembangunan. Keduanya dapat dianggap sebagai suatu proses memanusiakan
manusia. Pada suatu negara demokrasi, pembangunan berlangsung sendiri
berdasarkan kemauan, kebutuhan, dan kemampuan rakyat, kemudian dilakukan
mandiri oleh rakyat, serta selanjutnya dimanfaatkan sendiri hasil dan dampaknya
untuk rakyat. Dalam tahap dan pemahaman ini disebut:
(1) secara politik:demokrasi telah berjalan;

11
(2) secara sosial: terjadi peranserta aktif masyarakat;
(3) secara ekonomi: mekanisme pasar berperan (market work -mechanism);
(4) secara hukum: berjalan sesuai hukum dan peraturan (law and order); dan
(5) secara administrasi publik: pembangunan dikelola secara baik (good
governed, terjadi good governance dan good government).
Pembangunan di Indonesia sesusungguhnya merupakan proses memanusiakan
manusia yang dihadapkan oleh sejumlah tantangan yang multidimensi. Sehingga
landasan yang kuat diperlukan dalam penyelenggaraan Pembangunan Nasional.
Dalam rangka menyelenggarakan pembangunan nasional maka sejak awal tahun 2000
telah disepakati secara nasional adanya landasan penyelenggaraan pembangunan
nasional yang mencakup sebagai berikut:
1. Pertama, landasan konstitusional pembangunan adalah UUD 1945. UUD 1945
merupakan arahan yang paling dasar dalam menyusun tujuan pokok
pembangunan nasional sebagai suatu visi pembangunan nasional guna
dijadikan landasan dalam Keputusan/Ketetatapan MPR.
2. Kedua, landasan idiil pembangunan adalah Pancasila. Pancasila merupakan
arahan yang paling dasar guna menjiwai seluruh pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka memperkokoh perwujudan visi pembangunan yang
termuat dalam UUD 1945.
3. Ketiga, landasan operasional pembangunan adalah Keputusan/Ketetapan
MPR. Merupakan arahan paling dasar sebagai misi pembangunan nasional
lima tahunan guna dijadikan landasan dalam penyusunan pembangunan
nasional-lima tahunan.
4. Keempat, landasan perencanaan pembangunan nasional adalah Program
Pembangunan Nasional-lima tahun (Propenas). Propenas merupakan arahan
paling dasar sebagai strategi pembangunan lima tahunan guna dijadikan
landasan dalam penyusunan prioritas kebijakan pembangunan sektoral
nasional dan pembangunan sektoral di daerah (pembangunan daerah).
5. Kelima, landasan pembangunan nasional tahunan adalah Rencana
Pembangunan Tahunan (Repeta). Repeta merupakan arahan paling dasar

12
sebagai pelaksanaan strategi pembangunan lima tahunan ke dalam sasaran
pembangunan satu tahunan guna dijadikan landasan dalam penyusunan
pembiayaan pembangunan sektoral nasional dan pembangunan sektoral di
daerah (pembangunan daerah).
6. Keenam, landasan pembiayaan pembangunan nasional tahunan adalah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). APBN merupakan arahan
paling dasar sebagai acuan pembiayaan bagi pelaksanaan pembangunan
nasional satu tahunan guna dijadikan sumber pembiayaan pembangunan
sektoral nasional dan pembangunan sektoral di daerah (pembangunan daerah).
7. Ketujuh, landasan perencanaan pembangunan sektoral nasional adalah
Rencana Strategis(Renstra). Renstra merupakan arahan paling dasar sebagai
pelaksanaan kegiatan pembangunan jangka menengah (lima tahunan) ke
dalam kegiatan pembangunan jangka pendek (satu tahunan) guna dijadikan
landasan dalam penyusunan anggaran pembiayaan pembangunan sektoral
nasional dan pembangunan sektoral di daerah (pembangunan daerah) selama
satu tahun.
8. Kedelapan, landasan perencanaan pembangunan nasional di daerah adalah
Pola Dasar Pembangunan Daerah (Poldas). Poldas merupakan arahan paling
dasar sebagai strategi pembangunan lima tahunan nasional di daerah guna
dijadikan landasan dalam penyusunan prioritas kebijakan pembangunan
sektoral di daerah (pembangunan daerah).
9. Kesembilan, landasan perencanaan pembangunan nasional di daerah adalah
Program Pembangunan Nasional-lima tahun Daerah (Propeda). Propeda
merupakan arahan paling dasar sebagai strategi pembangunan lima tahunan di
daerah guna dijadikan landasan dalam penyusunan prioritas kebijakan
pembangunan sektoral nasional di daerah (pembangunan daerah).
10. Kesepuluh, landasan pembangunan nasional di daerah adalah Rencana
Pembangunan Tahunan Daerah (Repetada). Repetada merupakan arahan
paling dasar sebagai pelaksanaan strategi pembangunan lima tahunan di
daerah ke dalam sasaran pembangunan satu tahunan guna dijadikan landasan

13
dalam penyusunan pembiayaan pembangunan sektoral di daerah
(pembangunan daerah).
11. Kesebelas, landasan pembiayaan pembangunan tahunan di daerah adalah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). APBD merupakan arahan
paling dasar sebagai acuan pembiayaan bagi pelaksanaan pembangunan
daerah satu tahunan guna dijadikan sumber pembiayaan pembangunan
sektoral di daerah (pembangunan daerah).
12. Keduabelas, landasan perencanaan pembangunan sektoral nasional di daerah
(pembangunan daerah) adalah Rencana Strategis Daerah (Renstrada).
Renstrada merupakan arahan paling dasar sebagai pelaksanaan kegiatan
pembangunan jangka menengah (lima tahunan) ke dalam kegiatan
pembangunan jangka pendek (satu tahunan) guna dijadikan landasan dalam
penyusunan anggaran pembiayaan pembangunan sektoral nasional di daerah
(pembangunan daerah) selama satu tahun.
13. Ketigabelas, landasan penyerasian pembangunan adalah forum Rapat
Koordinasi Pembangunan Nasional (Rakorbangnas). Rakorbangnas
merupakan suatu mekanisme penyerasian penyusunan rencana pembangunan
dan pelaksanaan pembangunan nasional dan pembangunan nasional di daerah
berdasarkan masukan dari daerah (rakyat) sesuai prinsip musyawarah dan
wawasan nasional (Pancasila dan Pembukaan UUD 1945).
 
2.6 Pembangunan Nasional
Sudah menjadi tugas pokok bagi generasi penerus meneruskan perjuangan
para pejuang yang telah gugur dengan mengisi pembangunan yang bertahap dan
berkelanjutan. Pembangunan yang bertahap dan berkelanjutan tentunya tidak akan
tercapai tanpa adanya rencana yang jelas dalam menentukan langkah kebijakan
menuju pemembangunan nasional yang berkelanjutan. Dalam penyelenggaraan
pembangunan, pemerintah bertindak mewakili kepentingan seluruh lapisan bangsa.
Pembangunan dilaksanakan sendiri oleh masyarakat terdiri dari: tingkat mikro
individu atau pribadi rakyat; tingkat agregat-nasional dimulai di tingkat kelompok

14
masyarakat, desa-kalurahan, kecamatan, kabupaten-kota, propinsi sampai nasional;
dan tingkat global-internasional pembangunan antarnegara bangsa. Siagian (1994)
memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian
usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh
suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan
bangsa (nation building)”. Makna penting dari pembangunan adalah adanya
kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan dan diversifikasi. Pembangunan adalah
semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan
terencana (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005).
Sedangkan Pembangunan Nasional adalah proses perubahan yang dilakukan
oleh bangsa, negara, dan penyelenggara Negara  secara sadar melalui berbagai upaya
baik program maupun kebijakan yang terencana dalam rangka mewujudkan cita-cita
dan tujuan bangsa Indonesia menjadikan negara Indonesia tumbuh dan berkembang
menjadi negara yang maju dan mampu mensejahterakan bangsanya. Sebuah system
yang terencana diperlukan untuk mengatur dan mengawasi jalanya pemerintahan
dalam mewujudkan pembangunan nasional. Dengan adanya amandemen ke 4 UUD
RI 1945 atau setelah reformasi membuat ditiadakannya Garis-Garis Besar Haluan
Negara (GBHN) sebagai pedoman penyusunan rencana pembangunan nasional dan
diperkuatnya otonomi daerah dan desentralisasi pemerintahan dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia, maka untuk menjaga pembangunan yang
berkelanjutan,pemilihan presiden secara langsung dilakukan, dan pemilihan kepala
desa secara demoratis.Selain itu dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003
Tentang Pemilihan Presiden mengamanatkan Calon presiden menyampaiakan visi,
misi,dan programnya. Sehingga pemerintah dirasa perlu merencanakan dan
menyusun sistem yang mengatur kegiatan pembangunan yang efektif, efisien, dan
bersasaran. Penting pula tetap menjaga keberlanjutan proses pembangunan Melalui
Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 SPPN (Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional) dibentuk.  Menurut Undang Undang No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional Pasal 1 ayat 3, Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional adalah kesatuan tata cara perencanaan pembanunan untuk

15
menghasilkan rencana – rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka
menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan
masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah.

Perencanaan Pembangunan dapat dilihat pembedanya dari segi jangka waktu rencana,
yaitu : (Tjokroamidjojo, 1990)

1. Rencana Jangka Panjang. Perencanaan ini meliputi jangka waktu 10 tahun


keatas.
2. Rencana Jangka Menengah. Perencanaan ini meliputi jangka waktu antara 3
sampai dengan 8 tahun.
3. Rencana Jangka Pendek. Perencanaan dengan jangka waktu setengah sampai
dengan 2 tahun.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional sangat diperlukan. Sejalan


dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) yang memerintahkan penyusunan RPJP Nasional
yang menganut paradigm perencanaan yang visioner, maka RPJP Nasional hanya
memuat arahan secara garis besar. Kurun waktu RPJP Nasional adalah 20 (dua puluh)
tahun. Pelaksanaan RPJP Nasional 2005-2025 terbagi dalam tahap-tahap perencanaan
pembangunan dalam periodisasi perencanaan pembangunan jangka menengah
nasional 5 (lima) tahunan, yang dituangkan dalam RPJM Nasional I-IV. RPJP
Nasional digunakan sebagai pedoman dalam menyusun RPJM Nasional. Pentahapan
rencana pembangunan nasional disusun dalam masing-masing periode RPJM
Nasional sesuai dengan visi, misi, dan program Presiden yang dipilih secara langsung
oleh rakyat. RPJM Nasional memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan
umum, program kementerian/lembaga dan lintas kementerian/lembaga, kewilayahan
dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran
perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja
yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. RPJM
sebagaimana tersebut di atas dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP)

16
yang merupakan rencana pembangunan tahunan nasional, yang memuat prioritas
pembangunan nasional, rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup
gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta
program kementerian/lembaga, lintas kementerian/lembaga kewilayahan dalam
bentuk kerangka regulasi dan pendanaan yang bersifat indikatif.
Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan menghindarkan
kekosongan rencana pembangunan nasional, Presiden yang sedang memerintah pada
tahun terakhir pemerintahannya diwajibkan menyusun RKP dan Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) pada tahun pertama periode
Pemerintahan Presiden berikutnya, yaitu pada tahun 2010, 2015, 2020, dan 2025.
Namun demikian, Presiden terpilih periode berikutnya tetap mempunyai ruang gerak
yang luas untuk menyempurnakan RKP dan APBN pada tahun pertama
pemerintahannya yaitu tahun 2010, 2015, 2020, dan 2025, melalui mekanisme
perubahan APBN (APBN-P) sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Dengan adanya kewenangan untuk menyusun
RKP dan RAPBN sebagaimana dimaksud di atas, maka jangka waktu keseluruhan
RPJPN adalah 2005-2025. Kurun waktu RPJP Daerah sesuai dengan kurun waktu
RPJP Nasional. Sedangkan periodisasi RPJM Daerah tidak dapat mengikuti
periodisasi RPJM Nasional dikarenakan pemilihan Kepala Daerah tidak dilaksanakan
secara bersamaan waktunya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 2005. Di samping itu, Kepala Daerah paling lambat 3 (tiga)
bulan setelah dilantik menetapkan RPJM Daerah sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Berikut isi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional :
1. RPJMN-I (2005-2009)
Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, yang
adil  dan demokratis, dengan tingkatkesejahteraan yang lebih baik.
2. RPJMN-II (2009-2014)

17
Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM,
membangun kemampuan IPTEK, memperkuat daya saing perekonomian.
3. RPJMN-III(2015-2019)
Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan
pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis pada SDA
yang tersedia, SDM yang berkualitas serta kemampuan IPTEK.
4. RPJMN-IV (2020-2024)
Mewujudkan manusia Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur
melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur
perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif.
 
Nilai-nilai Pembangunan dan Kondisi Obyektifnya  dalam pembangunan nasional,
sebagai berikut:
1. Nilai-nilai kebangsaan. Bahwa pembangunan nasional itu sesungguhnya
adalah pembangunan yang dilakukan secara sinergi, harmonis, dan dinamis
oleh segenap rakyat Indonesia di mana saja. Pembangunan sesungguhnya
adalah upaya memecahkan permasalahan bangsa dalam wujud menghadapi
tantangan bangsa baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
2. Nilai-nilai otonomi. Bahwa pembangunan nasional itu sesungguhnya adalah
pembangunan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Pembangunan secara
sederhana perlu dipahami sebagai usaha mewujudkan cita-cita Pembukaan
UUD 1945 (alinea 4). Nilai-nilai otonomi yang utama otonomi pembangunan
mencakup otonomi masyarakat, dan otonomi kewenangan pemerintah daerah.
Baik Undang-undang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah sesungguhnya adalah
mengandung prinsip otonomi pembangunan, bukan semata otonomi politik,
yaitu adanya kewenangan pemerintah daerah dan masyarakat daerah dalam
penyelenggaraan pembangunan daerah guna mewujudkan sebesar-besarnya
kesejahteraan rakyat.

18
3. Nilai-nilai kemanusiaan. Kemanusiaan adalah nilai tertinggi yang dihargai
oleh Tuhan Yang Mahakuasa. Penghargaan Tuhan Yang Mahakuasa terhadap
kemanusiaan ditandai adanya kedudukan agama yang sangat penting bagi
setiap umat manusia. Prinsip dasar kemanusiaan adalah hubungan yang
sederajat antarmanusia yang disyaratkan oleh kondisi dimana (1) setiap
individu manusia mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam
kedudukannya di masyarakat; dan (2) setiap individu manusia mempunyai
kedudukan yang sama di hadapan Tuhan Yang Mahakuasa. Dari dua kondisi
itu, perbedaan yang ada sesungguhnya adalah.
2.7 Konsep Nawacita Dalam Pembangunan Nasional
Konsep Nawacita digunakan sebagai dasar dalam perencanaan pembangunan
nasional sebagai agenda prioritas yang mendukung visi dan misi pembangunan di
masa pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Konsep Nawacita ini tertuang
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional ke III periode 2015 –
2019. RPJMN III digunakan sebagai salah satu dasar pedoman penyelenggaraan
negara dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia dalam rencana
pembangunan nasional dengan jangka 5 tahun masa pemerintahan Joko Widodo.
Dalam menerapkan Nawa Cita ke dalam progam-program pemerintahannya melalui
sebuah kabinet yang disebut Kabinet Kerja. Komposisi dan struktur Kabinet Kerja
dirancang untuk mengakomodir agenda-agenda yang termuat dalam Nawa Cita
dengan merubah nomenklatur beberapa kementerian dan menambah jumlah menteri
koordinator, yakni:
1. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, dibentuk untuk menggalakkan
pembangunan serta menegakkan kedaulatan Indonesia di bidang kemaritiman
karena dalam Nawa Cita ditegaskan bahwa Indonesia pada dasarnya adalah
negara maritim. Hal ini dapat dibuktikan secara geografis dan historis.
Sebagian besar wilayah Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau, terhubung
oleh laut dan sejak berabad-abad yang lalu nenek moyang Indonesia telah
dikenal dunia sebagai pelaut-pelaut tangguh. Selama ini, pembangunan bidang
kemaritiman kurang mendapat perhatian dan kekayaan bahari Indonesia

19
belum dieksplorasi secara maksimal, bahkan sering mengalami pencurian oleh
negara lain.
2. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,
dibentuk untuk mengkoordinir pembangunan karakter berlandaskan budaya
bangsa sesuai dengan agenda Nawa Cita.
3. Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah, dipisahkan
dari Bidang Pendidikan tinggi yang sebelumnya merupakan satu kesatuan
agar pembangunan karakter dan budaya bangsa melaui pendidikan dapat
ditangani secara lebih serius sesuai dengan semangat Nawa Cita.
Kementerian Pariwisata dipisahkan dari bidang ekonomi kreatif agar kedua
bidang tersebut dikelola secara lebih serius dan dapat menjadi salah satu andalan
Indonesia dalam mewujudkan kemandirian ekonomi sesuai dengan amanat Nawa Cita
Dalam konsep Nawacita tersebut mendorong kemampuan IPTEK di semua bidang
kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam proses pembangunan Indonesia , pemilihan
pemimpin negara secara langsung sesuai yang diamanatkan dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pada 2014 lalu, masuklah momen
pemilihan langsung pemimpin dan wakilnya untuk periode ke 7 . Salah satunya
pasangan yang mendapat nomor urut 2 yaitu: Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang
menggunakan program nawacita sebagai focus tujuanya ketika nanti terpilih. Kini,
Mesmasuki tahun ke 2 setelah menjabat berbagai program yang telah direncanakan
serta disusun secara lebih rinci . Visi-Misi Presiden/Wakil Presiden Joko Widodo dan
Jusuf Kalla diajukan dalam strategi pembangunan yang digariskan dalam RPJMN III
periode 2015-2019 yang terdiri dari empat bagian utama yakni:
a. Norma pembangunan;
b. Tiga dimensi pembangunan;
c. Kondisi perlu agar pembangunan dapat berlangsung;
d. Program-program quick wins.

2.8 Strategi  dan arah kebijakan Pembangunan Nasional meliputi:

20
1. Norma Pembangunan Kabinet Kerja
a. membangun untuk manusia dan masyarkat
b. upaya peningkatan kesejahteraan, kemakmuran, produktivitasa tidak boleh
menciptakan ketimpangan yangmakin melebar.perhatian khusus diberikan
kepada peningkatan produktivitas rakyat lapisan menengah bawah, tanpa
menghalangi, menghambat, mengecilkan dan mengurangi keleluasaan pelaku-
pelaku besar untuk terus menjadi agen pertumbuhan
c. aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung
lingkungan dan keseimbangan ekosistem
d. 3 (Tiga ) dimensi pembangunan
Tiga dimensi pembangunan dan kondisi perlu dari strategi pembangunan
memuat sektor-sektor yang menjadi prioritas dalam pelaksanaan RPJMN 2015-2019
yang selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah  (RKP) 2016.
Keterkaitan antara dimensi pembangunan dengan Nawa Cita dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Dimensi Pembangunan Manusia dengan prioritas:
1) Sektor pendidikan dengan melaksanakan Program Indonesia Pintar;
2) sektor kesehatan dengan melaksanakan Program Indonesia Sehat;
3) perumahan rakyat; melaksanakan revolusi karakter bangsa;
4) memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia;
5) dan melaksanakan revolusi mental.
Revolusi mental yang dimaksud adalah menggalakkan pembangunan karakter
untuk mempertegas kepribadian dan jadi diri bangsa sesuai dengan amanat Trisakti
Soekarno. Pembangunan manusia melingkupi 3 dimensi, yaitu sehat, cerdas,
berkepribadian. Sehat berarti dimulai dengan fisik kita yang senantiasa fit dan bugar. 
Cerdas berarti mengarah pada otak kita yang selalu berpikir dan diasah sehingga
memiliki kemampuan analisis yang tajam dan berkualitas.  Sedangkan berkepribadian
adalah kaitannya dengan kehendak yang berbudi pekerti luhur.  Perlunya revolusi
mental adalah karena penyakit seperti emosi/mental/jiwa akan berdampak pada
individu berupa malasnya seseorang dan tidak mempunyai karakter.  Kemudian

21
dampaknya akan menular kepada masyarakat yang ditandai dengan gangguan
ketertiban, keamanan, kenyamanan, kecemburuan sosial, dan ketimpangan sosial. 
Lebih jauh lagi, akan berdampak negatif pada bangsa dan negara.  Bangsa kita akan
lemah dan menjadi tidak bermartabat.  Kemudian produktivitas dan daya saing kita
menjadi rendah.
Revolusi mental bertujuan   sebagai berikut:
1. Mengubah cara pandang, pikir dan sikap, perilaku dan cara kerja.
2. Membangkitkan kesadaran dan membangun sikap optimistic
3. Mewujudkan Indonesia yang berdaulat, berdikari dan berkprebadian.

Revolusi Mental memiliki Delapan Prinsip, sebagai berikut:


1. Bukan proyek tapi gerakan social.
2. Ada tekad politik untuk menjamin kesungguhan pemerintah.
3. Harus bersifat lintas-sektoral.
4. Bersifat partisipasi (kolaborasi pemerintah, masyarakat sipil, sector privat, dan
akademisi)
5. Diawali dengan pemicu.
6. Desainn program harus ramah pengguna, popular, menjadi bagian dari gaya
hidup dan sistemik-holistik (bencana semesta)
7. Nilai-nilai yang dikembangkan bertujuan mengatur kehidupan social
(moralitas public)
8. Dapat diukur dampaknya.

Dalam revolusi mental terdapat nilai nilai karakter, sebagai berikut:


1. Integrasi (jujur, dipercaya, berkarakter, bertanggung jawab)
2. Etos kerja (etos kerja, daya saing, optimis, inovatif dan produktif)
3. Gotong royong (kerja sama, solidaritas, komunai, berorientasi pada
kemaslahatan).

22
Program program pembangunan dalam dimensi ini adalah penjabaran dari
Cita Kelima, Cita Kedelapan, dan Cita Kesembilan dari Nawa Cita (Agenda
Pembangunan Nasional – RPJMN 2015-2019).
1. Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan dengan prioritas :
1) kedaulatan pangan;
2) kedaulatan energi dan ketenagalistrikan, kemaritiman, pariwisata,
industri dan iptek.
Program-program pembangunan dalam dimensi ini adalah penjabaran dari Cita
Pertama, Cita Keenam, dan Cita Ketujuh dari Nawa Cita.
1. Dimensi Pambangunan Pemerataan dan Kewilayahan dengan prioritas:
1) upaya pemerataan antar kelompok pendapatan;
2) pengurangan kesenjangan pembangunan antarwilayah.
Program-program pembangunan dalam dimensi ini merupakan penjabaran dari Cita
Ketiga, Cita Kelima, dan Cita Keenam.
1. Kondisi Perlu yang memuat program untuk:
1) Peningkatan kepastian dan penegakan hokum;
2) keamanan dan ketertiban politik dan demokrasi.
Arah Kebijakan dan strategi pembangunan yang digunakan guna tercapainya salah
satu tujuan  pembangunan nasional yaitu kedaulatan politik, sebagai berikut:
1. Peningkatan kualitas peran dan fungsi lembaga-lembaga demokrasi, disertai
jaminan pemenuhan kebebasan sipil dan hak-hak politik rakyat, termasuk
peningkatan peranorganisasi masyarakat sipil dan peningkatan keterwakilan
perempuan dalam politik dan pengambilan keputusan publik.
2. Pemantapan iklim kondusif bagi terpeliharanya stabilitas sosial politik yang
ditandai dengan menurunnya konflik sosial politik. Pemantapan ini
diupayakan melalui penerapan strategi nasional pemantapan wawasan
kebangsaan dan karakter bangsa dalam rangka memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa.
3. Tata kelola dan reformasi birokrasi.

23
Program-program pembangunan untuk menciptakan kondisi perlu ini
merupakan penjabaran dari Cita Pertama, Cita Kedua, dan Cita Keempat. Dengan
demikian semua agenda pembangunan nasional yang merupakan penjabaran Nawa
Cita telah tertuang dalam prioritas pembangunan yang terkandung baik dalam ketiga
dimensi pembangunan maupun pembangunan kondisi perlu yang akan dilaksanakan
tahun 2016. Berikut Penjabaran lebih rinci Konsep Nawacita dalam Pembangunan
Nasional, berupa program dan arah kebijakan yang akan diterapkan sesuai dengan
rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPMJ) 2014-2019.
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara.
1) Politik luar negeri bebas aktif;
2) Melindungi hak dan keselamatan WNI di luar negeri khususnya pekerja
migrant;
3) Kedaulatan maritime;
4) Meningkatkan anggaran pertahanan nasional;
5) Menjamin rasa aman warga negara dengan membangun polri yang
professional.
a. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya:
6) Memulihkan kepercayaan publik melalui reformasi;
7) Sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan;
8) Meningkatkan peranan dan keterwakilan perempuan dalam politik dan
pembangunan;
9) Memperkuat kantor kepresidenan untuk menjalankan tugas-tugas
kepresidenan secara lebih efektif;
10) Membangun transparasi tata kelola pemerintahan;
11) Menjalankan reformasi birokrasi;
12) Membuka partisipasi public.
a. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daaerah-
daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan:

24
13) Desentralisai asimetris;
14) Pemerataan pembangunan antar wilayah terutama desa, kawasan timur
indonesia, dan kawasa perbatasan;
15) Penataan daerah otonomi baru untuk keejahteraan rakyat;
16) Implementasi Undang- Undang Desa.
a. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya:
17) Membangun politik legislasi yang kuat; pemberantasan korupsi, penegakan
HAM, perlinfungan lingkungan hidup & reformasi lembaga penegakan
hokum;
18) Memperkuat KPK;
19) Memberantas mafia peradilan;
20) Pemberantasan tindakan penebangan liar, perikanan liar, dan penambangan
liar;
21) Pemberantasan narkoba dan psikotropika;
22) Pemberantasan tindak kejahatan perbankan dan pencucian uang;
23) Menjamin kepastian hukum dan kepemilikan tanah;
24) Melindungi anak, perempuan dan kelompok masyarakat marjinal;
Salah satu aplikasi dari program nawacita pada bagian pertama ini adalah
melindungi kelompok masyarakat yang termarjinalkan yaitu, Pembantu Rumah
tangga(PRT) yang rentan dengan tindakan kekerasan dan pelecehan. Sebagai pekerja
infromal, mereka tidak meiliki payung hukum yang kuat ketika mengalami
ketidakadilan dari majikanya. banyak kasus yang menunjukan, hak-hak PRT dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja sebagai pekerja tidak terpenuhi, seperti yang
tercantum dalam Standar Minimum Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PRT),
yaitu sebagai berikut:
1. memperoleh informasi mengenai calon majikan
2. mendapatkan perlakuan yang baik dari majikan dan anggota keluarganya
3. mendapatkan upah sesuai perjanjian kerja
4. mendapatkan makanan dan minuman yang sehat

25
5. mendapatkan waktu istirahat yang cukup
6. mendapatkan hak cuti sesuai kesepakatan
7. mendapatkan kesempatan melakukan ibadah sesuai agama dan kepercayaan
yang dianut
8. mendapatkan tunjangan hari raya
9. berkomunikasi dengan keluarganya
Namun, pada kenyataanya terdapat kasus -kasus pelanggaran sebanyak
2.593.399 juta Pembantu Rumah Tangga (PRT) di indonesia 137.000 diantaranya
berusia di bawah 18 tahun, pemberian upah yang tidak layak dimana 72 %
diantaranya dibayar kurang dari 300.000/bulan, kekerasan dan pelecehan seksual,
hingga disekap oleh majikan dan tidak diberi upah kerja. karena itulah pemerintah
mengeluarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 2 Tahun 2015 yang mengatur
standar minimum perlindungan bagi bpekerja rumah tangga, agar hak mereka
terpenuhi dan diperlakukan secara manusiawi.
1. Menghormati HAM dan penyeleaian secara berkeadilan terhadap kasus kasus
pelanggaran HAM pada masa lalu;
2. Membangun budaya hokum.
a. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia:
3. Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana
4. Peningkatan Kesejahteraan Rakyat Marjinal Melalui program “Indonesia
Pintar” melalui wajib belajar 12 tahun bebas pungutan;
5. Pembangunan Kesehatan khususnya pelaksanaan program kartu “Indonesia
Sehat” melalui layanan kesehatan masyarakat;
6. Program “Indonesia Kerja” dan “Indonesia Sejahtera” melalui refomasi
agraria 9 juta Ha untuk rakyat tani dan buruh tani, rumah susun bersubsidi dan
jaminan social.
a. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional:
7. Membangun infrastruktur jalan baru sepanjang sekurang-kurangnya 2.000
km;

26
8. Membangun sekurang-kurangnya 10 pelabuhan baru dan merenovasi yang
lama;
9. Membangun sekurang-kurangnya 10 bandara baru dan merenovasi yang lama;
10. Membangun sekurang-kurangnya 10 kawasan industri baru berikut
pengembangan untuk hunian buruhnya;
11. Membangun sekurang-kurangya 5.000 pasar tradisional di seluruh indonesia
dan memodernisasi pasar tradisional yang telah ada;
12. Menciptakan layanan satu atap untuk investasi, efisiensi perizinan bisnis
menjadi maksimal 15 hari;
Dalam rangka menarik investor sebanyak mungkin dengan mempermudah
perijinan dalam berinvestasi. PTSP merupakan pelayanan terpadu untuk
memindahkan investor menguru perijinan dengan melakukan percepatan dari sisi
waktu layanan perizinan, penyederhanaan dari sisi proses perizinan, dan pengkajian
untuk menyatukan izin-izin yang dinilai sama. dengan begitu diharapkan target
pertumbuhan ekonomi menjadi meningkat. kemudahan yang ditawarkan PTSP bagi
investor:
a. Investor bisa langung mengurus semua perizinan usaha di PTSP Pusat
b. Terdapat 493 daerah sudah memiliki PTSP dan 343 daerah diantaranya
sudah terkoneksi dengan sistem online BKPM
c. Membutuhkan 30 menit saja setelah mengambil nomor antrian untuk bisa
berkonsultasi
d. Investor juga dapat memperoleh informasi awal dengan cepat
e. Layanan perizinan PTSP Pusat ini bersifat cepat, sederhana, transparan
dan terintegrasi
f. PTSP mencantumkan syarat yang jelas dan bisa dillihat di situs BKPM
g. Terdapat e-tracking atau monitoring terhadap perizinan yang sedang
diurus melalui online dan layanan online.
h. Membangun sejumlah science and technopark di kawasan politeknik dan
smk-smk dengan prasarana dan sarana teknologi terkini.

27
i. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik:

a. Membangun kedaulatan pangan;


Dalam kerangka regulasi RKP 2016 dalam rangka pelaksanaan cita ke 7 yaitu
kedaulatan pangan, melalui kementrian terkait seperti: Kementerian Pertanian,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan
Hidup, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian
Perdagangan Kementerian Perindustrian;
1. Membangun kedaulatan energy;
2. Membangun kedaulatan keuangan;
3. Mendirikan bank petani/nelayan dan UMKM termasuk gudang dengan
fasilitas pengolahan paska panen di setiap sentra produksi tani/nelayan;
4. Mewujudkan penguatan teknologi melalui kebijakan penciptaan sistem
inovasi nasional.
1) Melakukan revolusi karakter bangsa.
5. Kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan
mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan
secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah
pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat
bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia
6. Mengevaluassi model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional;
7. Jaminan hidup yang memadai bagi para guru terutama bagi guru yang
ditugaskan di daerah terpencil;
8. Memperbesar akses warga miskin untuk mendapatkan pendidikan tinggi;
9. Memprioritaskan pembiayaan penelitian yang menunjang iptek.
 
b. Memperteguh ke-bhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia
melalui kebijakan memperkuat pendidikan ke-bhinekaan:

28
1. Memperkuat pendidikan ke-bhinneka-an dan menciptakan ruang-ruang dialog
antar warga;
2. Restorasi sosial unuk mengembalikan ruh dan kerukunan antar warga;
3. Membangun kembali gotong royong sebagai modal sosial melalui
rekonstruksi social;
4. Mengembangkan insentif khusus untuk memperkenalkan dan mengangkat
kebudayaan local;
5. Meningkatkan proses perukaran budaya untuk membangun kemajemukan
sebagai kekuatan budaya.

29
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Simpulan
Konsep Nawacita merupakan 9 agenda prioritas dalam arah kebijakan
pembangunan yang digunakan oleh Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo
dan Wakil Presiden Republik Indonesia Bapak Jusuf Kalla dalam menjalankan
pemerintahanya sesuai dengan amanat konstitusi serta  berdasarkan prinsip
TRISAKTI dan mengandung cita- cita dan tujuan bangsa sebagaimana dalam
Pancasila dan UUD 1945 digunakan sebagai landasan dalam rencana pembangunan
nasional.
Pembangunan nasional adalah rangkaian upaya pembangunan yang
berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan
negara, untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional meliputi;
mencerdaskan kehidupan bangsa, menciptakan kesejahteraan umum, melindungi
seluruh tumpah darah Indonesia, dan membantu melaksanakan ketertiban dunia dan
perdamaian abadi. Rangkaian upaya pembangunan tersebut memuat kegiatan
pembangunan yang berlangsung tanpa henti, dengan meningkatkan tingkat
kesejahteraan masyarakat dari generasi demi generasi.
Konsep tersebut diagendakan oleh Presiden dalam Perencanaan Pembangunan
Nasional Jangka Menengah III periode 2014 hingga 2019 sebagai visi pemerintahan
melalui program- program dan berbagai kebijakan yang dibuat sesuai guna
mewujudkan pembangunan nasional. Sehingga dalam penyelenggaraan pemerintahan
5 tahun kedepan, secara bertahap kesembilan program yang digunakan pemerintah
dapat mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi negara yang maju, mandiri, sejahtera
dalam suasana yang berkeadilan.
 
3.2 Saran
Peran aktif semua pihak dalam mewujudkan konsep nawacita tersebut sangat
diperlukan, tidak hanya pihak penyelenggara yaitu pemerintah yang bertanggung

30
jawab dalam proses mewujudkan cita-cita dan tujuan bangsa. Namun, seluruh
komponen dalam suatu negara hendaknya minimal mengetahui dan paham mengenai
tantangan yang dihadapi sebuah negara khususnya Negara Republik Indonesia.
Meskipun kemerdekaan sudah lebih dari 50 tahun diperoleh, namun masa reformasi
yang menjadi titik balik proses pembangunan bangsa Indonesia. Perubahan dari masa
sebelum reformasi dan setelah reformasi telah memberi sinyal harapan bagi
bangsa Indoensia bahwa suatu saat tujuan dan cita cita bangsa Indonesia akan
terwujud. Berbagai macam rencana pembangunan nasional telah digunakan oleh
pemerintah, salah satunya konsep nawacita ini. Jadi Masyarakat juga perlu menyadari
bahwa proses negara Republik Indonesia ini menjadi maju, mandiri, sejahtera dalam
suasana yang berkeadilan tidak semudah ketika masyarakat mengkritik lambanya
kinerja Bapak Joko Widodo dalam memenuhi janjinya. Beri dukungan dan waktu
dalam memenuhi janjinya kepada rakyat Indonesia, beliau hanyalah manusia biasa
yang diberi kepercayaan dalam memimpin dan membawa negara kita kearah yang
lebih baik. Jika masyarakat mengetahui isi dan makna dari konsep nawacita, bukan
hal yang mudah mencapai semua itu. Karena dalam konsep tersebut memuat berbagai
langkah-langkah yang harus dilakukan secara bertahap. Mengkritik sah saja
dilakukan oleh bangsa Indonesia terhadap kepemimpinan Presiden sekarang, namun
haruslah kritik yang membangun dengan tujuan mengevaluasi kinerja pemerintah
dalam menjalankan program dan kebijakan pemerintah.
 
 
 

31
Daftar Pustaka
 
DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PENYEDIAAN INFORMASI,
DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI DAN KOMUNIKASI PUBLIK,
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIK. 2015. Buku Indografis
Edisi 1 2015.infografis

Sekertariat Jenderal MPR RI.2012. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat


Republik Indonesia Nomor VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007


TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL
TAHUN 2005 – 2025

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004


TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 2 Tahun 2015 tentang STandar Minimum
Pelindungan Pekerja Rumah Tangga (PRT).

Paparan Deputi SDMK Penutupan Pra-Mesrenbabangnas 2015 Revolusi Mental.


Paparan Badan Perencannan Pembangunan Naisonal/Kementrian Perencanaan
Pembangunan Nasional. 2014.Agenda Pembangunan Nasional Dalam RPJM 2015-
2019.

Paparan DIklat Tingkat IV Departemen Keuangan RI (2012). Kebijakan dan Program


Pembangunan Nasional.

32
Paparan Seminar Nasional E-Nawacita oleh Direktur Energi, Telekomunikasi dan
Informatika, Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional(BAPPENAS).
Kebijakan Sektor Komunikasi dan Infromatika Terkait E-Pemerintah Dalam RPJMN
2015-2019.2015

Kemudahan yang ditawarkan PTSP(Pemerintah)bagi Investor.Sekertariat Kabinet


Republik Indonesia

Paparan SESMENKO Revolusi Mental BAKOHUMAS


Arsip Berita bipa.umm.ac.id. Jokowi-JK Andalkan NawaCita, Sembilan Agenda
Prioritas Untuk Indonesia. Diakses pada tanggal 15 Juni 2018
http://www.bappenas.go.id/files/3413/4986/1934/info__20091015133401__2370__0.
.pdf

“Reovolusi Mental”, Kompas 10 Mei 2014, hlm. 5. Versi digitalnya dapat dilihat di
http://nasional.kompas.com/read/2014/05/10/1603015/Revolusi.Mental diakses pada
tanggal 15 Juni 2018.

http://bantenprov.go.id/read/berita/1541/hadiri-musrenbangnasdan-penyusunan-rkpd-
2016-plt-gubernur-dukung-percepatanpembangunan-
infrastruktur.html#.Ve1OtPmqqko diakses pada tanggal 15 Juni 2018

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/01/20/nih3i3-permenaker-
perlindungan-prt-sebuah-terobosan-hukum diakses 15 Juni 2018

http://www.Wikipedia.com //definisi nawacita diakses pada tanggal 15 Juni 2018

33

Anda mungkin juga menyukai