Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN DIAGNOSA MASOKISME

DI RUANG EDELWEIS BANYUMAS

A. PENGKAJIAN
Nama : Mohamad Nur Alim
Hari/tanggal : Selasa, 18 februari 2020
Tempat : Rumah Sakit Jiwa Banyumas
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. Y
Umur : 32 tahun
Alamat : Purwokerto Barat, RT 02/RW 05
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Perguruan Tinggi
Pekerjaan : Guru
Agama : Islam
Status : Kawin
Suku/bangsa : Jawa
Tanggal MRS : 18 Februari 2020
Diagnosa medik : Masokisme
No.RM : 356010
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Umur : 65 thn
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Purwokerto Barat, RT 02/ RW 05
Pekerjaan : Dosen
Hub.dengan pasien: Ayah Kandung
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Hipoksifilia
b. Keluhan tambahan
Pasien mengalami sesak nafas pada saat melakukan masokisme
c. Riwayat penyakit sekarang
Masokisme
d. Riwayat penyakit dahulu
Sebelumnya pasien pernah mengalami gangguan jiwa
e. Riwayat penyakit keluarga
Dahulu salah satu keluarga pasien ada yang mengalami gangguan
jiwa
4. Fungsional Gordon
a. Persepsi dan manajamen kesehatan
DS : Pasien mengatakan kesehatan itu penting. Jika ada
anggota keluarga yang sakit segera dibawa ke pelayanan
kesehatan untuk mendapatkan pengobatan
DO : Pasien dirawat di Ruang Sakura RSUD Banyumas untuk
mendapatkan perawatan.
b. Nutrisi dan metabolik
DS : Pasien mengatakan sebelum sakit makan pasien teratur
dan selama dirawat di RS pasien makannya sedikit dan
sesuai dengan diit.
DO : Pasien hanya makan ½ piring dan masih ada sisa makanan
di piringnya.
c. Pola eliminasi
DS : Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit BAB
pasien lancar 1x/ hari. Setelah masuk rumah sakit pasien
mengatakan belum BAB sama sekali
DO : Perut pasien normal, dan pasien tidak terpasang DC
d. Pola aktivitas dan latihan
DS : Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit tidak
kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari. Selama sakit
pasien melakukan aktivitas sendiri.
DO : Kesadaran somnolen
Pola aktivitas dan latihan

ADL 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilisasi di bed √
Ambulasi √
Keterangan skala
0 : Mandiri
1 : Dibantu alat
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu alat dan orang lain
4 : Tergantung total
e. Pola istirahat dan tidur
DS : Keluarga pasien mengatakan sebelum sakit kualitas tidur
pasien cukup ±8 jam/hari, saat sakit pasien tidak ada
perubahan pada pola tidurnya
DO : Pasien terlihat tidurmpulas pada saat malam hari
f. Pola persepsi dan kognitif
DS :Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit alat indera
pasien dapat berfungsi cukup baik. Selama sakit, organ
jantung pasien melemah.
DO :. Semua anggota badan dapat bergerak.
g. Pola seksual dan reproduksi
DS : Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki 1 orang
anak
DO : Pasien berjenis kelamin laki-laki
h. Pola peran dan hubungan
DS : Keluarga pasien mengatakan hubungan pasien dengan
keluarga baik
DO : Selama di RS pasien ditunggui oleh ayahnya
i. Pola persepsi diri
DS : Pasien mengatakan penyakit yang diderita merupakan
cobaan dari Allah SWT dan menerima kondisi yang
dialami saat ini serta yakin akan kesembuhan
DO : Pasien tampak tabah dan sabar serta selalu mengikuti
anjuran dari perawat dan dokter yang merawat
j. Pola manajemen stress dan koping
DS : Pasien mengatakan jika ada anggota keluarganya yang
bermasalah diselesaikan bersama dan baik-baik.
DO : Pasien terlihat membina hubungan yang baik dengan
keluarga, terlihat dari keluarga yang menjenguk
k. Pola nilai dan keyakinan
DS : Pasien mengatakan pasien beragama Islam
DO : Selama sakit aktivitas agama terganggu dan keluarga
kerap berdoa untuk kesembuhan pasien.

5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : kompos mentis
b. Kesadaran : compos mentis
c. GCS : E4M6V5
d. Tanda-tanda vital :
- TD : 130/80 mmHg
- N : 80 x/menit
- RR :18 x/menit
- S : 36,8o C
e. Pemeriksaan Head to toe
1) Wajah
- Mata : Simetris, pupil iskhor 2/2 mm,
konjungtiva anemis
(-/-), Skelra ikterik (-/-).
- Hidung : Simetris, tidak ada polip.
- Mulut : mukosa dan bibir kering.
- Telinga : Simetris, tidak ada serumen.

2) Kepala dan leher


- Kepala : Mesochepal, tidak ada lesi, rambut
beruban.
- Leher : Simetris, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan limfe , tidak ada lesi,
gerakan normal
3) Thoraks
- Paru
Inspeksi : Simetris, terlihat perkembangan dinding
dada, RR : 18x/menit
Palpasi : pengembangan paru sama kanan dan kiri,
tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : Redup
Auskultasi : ronchi (+/+),

- Jantung
Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba
Perkusi : Batas kanan atas : ICS II linea para
sternalis dextra
Batas kanan bawah : ICS V linea para
strenalis dextra
Batas kiri atas : ICS II linea para
sternalis sinistra
Batas kiri bawah : ICS V mid clavikula
sinistra
Auskultasi : Murmur (-), Gallop (-)
4) Abdomen
- Inspeksi : Datar, supel, tidak ada massa, tidak ada
lesi.
- Palpasi : Nyeri tekan (-), tidak ada benjolan
- Perkusi : Tympani
- Auskultasi : peristaltic usus permenit
5) Genetalia
Pasien berjenis kelamin perempuan tidak terpasang DC
6) Kulit
Tidak ada decubitus, ekstermitas kering, turgor kulit cukup < 3
detik, tidak ada lesi, kulit hangat, warna kulit tidak pucat
7) Ekstremitas
- Atas
Tangan kanan terpasang infus tidak ada edema pada
ektremitas atas, tidak ada lesi.
- Bawah
Tidak terdapat luka

- Kekuatan otot :4 4
4 4
Keterangan :
0 : Otot tidak dapat digerakkan
1 : Jika otot ditekan masih terasa ada kontraksi atau
kekenyalan ini berarti otot masih belum atrofi atau belum
layu
2 : Dapat menggerakan otot atau bagian yang lemah sesuai
perintah misalnya telapak tangan disuruh telungkup atau
lurus bengkok tapi jika ditahan sedikit saja sudah tak
mampu bergerak
3 : Dapat menggerakan otot dengan tahanan minimal
misalnya dapat menggerakkan telapak tangan dan jari
4 : Dapat bergerak dan dapat melawan hambatan yang ringan
5 : Bebas bergerak dan dapat melawan tahanan yang setimpal

6. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium tanggal 18 Februari 2020

Pemeriksaan laboratorium tanggal 18 Februari 2020


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 9,8 Ul 12,2 -16,6
Hematocrit 30,7 % 36,0 - 48,0
Eritrosit 3,38 10ᵔ6/uL 4,06 - 5.80
Leukosit 8,39 10ᵔ3/uL 3,70 - 10.10
Trombosit 343 10ᵔ3/uL 150 - 450
MCV 79,7 fL 81.0 - 96.6
MCH 25, pg 27.0 – 31.2
MCHC 31.8 % 31.8 – 35.4
RDW 15.2 % 11.5 – 14.5
Neutrofit 71.73 % 39.30 – 73.70
Limfosit 20.64 % 18.00 – 48.30
Monosif 4.629 % 4.400 – 12.700
Eosonofil 1984 % 0.600 – 7.300
Basofil 1.019 % 0.0 – 1.7

Golongan Darah ABO o

GDS 310
PT 11.1 Detik 11.1 – 16. 2
APTT 44.7 Detik 22.0 – 37. 0
INR 0.87 0.90 – 1.10

BUN 39.0 Mg/dL 7 – 18


ALBUMIN 2.8 g/Dl 3.4 – 5.0

b. Pemeriksaan Thorax dilakukan tanggal 21 Februari 2020


Hasil : APK paru tenang
Corakan paru dalam batas normal
Sinus diafragma baik
CTR > 0,5
Tulang-tulang dinding thorax intak
Kesan : cardiomegali dalam batas normal

7. Terapi
a. Tanggal 18 Februari 2020
- Infus ringer laktat 20 tpm
- Inj cefotaxime 2g
- Ranitidine 50mg
- Ketorolac 30mg
b. Tanggal 19 Februari 2020
- Infus ringer laktat 20 tpm
- Inj cefotaxime 2g
- Ranitidine 50mg
- Ketorolac 30mg

c. Tanggal 20 Februari 2020


- Infus ringer laktat 20 tpm
- Inj cefotaxime 2g
- Ranitidine 50mg
- Ketorolac 30mg
B. ANALISA DATA

DATA MASALAH ETIOLOGI DIAGNOSA

Ds: pasien Pola nafas Kelelahan Pola nafas


mengatakan tidak tidak efektif
sesak nafas efektif b.d
Do: pasien kelelahan
terlihat sesak
nafas secara tiba
tiba

Ds: pasien Nyeri Agen injuri Nyeri b.d agen


mengatakan biologi cedera biologi
nyeri pada saat
bernafas
Do: pasien
terlihat menahan
nyeri

Prioritas pernafasan
1.pola nafas tidak efektif b.d kelelahan
2.Nyeri b.d agen injuri biologi
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Dx keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

1 Pola nafas yang Setelah dilakukan .Pemeriksan .Mengatahui Ttv


tidak efek b.d tindakan keperawatan TTV pasien
penurunan energi selama 2x24 jam .Motivasi pasien .Agar
dan kelelahan diharapkan pasien : untuk bernafas memudahkan
1.Nafas kembali normal pelan, dalam, pasien dalam
2.Tidak sesak lagi berputar, batuk. bernafas

2 Nyeri b.d agen Setelah dilakukan .Berikan .Pasien


cedera biologi tindakan keperawatan individu diharapkan
selama 2x24 jam di penurun nyeri sembuh
harapkan pasien : yang optimal .perawat
dengan mengetahui
indikator awal tujuan
peresepan sekala nyeri
Depresi 1 4
analgesic
Rasa 1 4 .Dorong pasien
terisolasi untuk
mendiskusikan
pengalaman
nyerinya, sesuai
kebutuhan
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan Ny. S hari ke 1

Dx Hari/tanggal Implementasi Respon Para


No

1 I Selasa,18 - Memeriksa tanda tanda S : Pasien mengatakan


Februari vital pasien masih sesak nafas
2020 - Memotivasi pasien untuk O :10x/ menit
bernafas pelan, dalam, S : pasien mengatakan
putar dan batuk lemas
08.30 WIB O : irama nafas pasien
terlihat tidak teratur

2 Selasa, 18 - Mengkolaborasikan S : Pasien mengatakan


Februari pemberi obat perasa mengalami keluhan
2020 nyeri dengan resep nyeri
analgesik dengan dokter O : Pasien terlihat
14.00 WIB - Meminta pasien untuk pucat
mendiskusikan masalah S : pasien mengatakan
nyeri yang dialami pasien stress terhadap nyeri
yang di alaminya
O : pasien terlihat
gelisah
Implementasi keperawatan Tn.Y

No Dx Hari/tanggal Implementasi Respon Para

2 I Rabu,19 -Memeriksa tanda tanda S : Pasien mengatakan


Februari vital pasien sesak napas berkurang
2020 -Memberikan nebulizer O : 18x/ menit
S : Pasien mengatakan
lebih nyaman
07.30 WIB O : Pasien terlihat
tidak pucat

2 Rabu, 19 - Menganjurkan pasien S : Pasien mengatakan


Februari untuk beristirahat sudah dapat tidur
2020 dengan cukup dengan nyenyak
19.00 WIB - Memberikan pasien O : Pasien terlihat
motivasi dan pelayanan tidur nyenyak
kesehatan S : Pasien mengatakan
sudah paham tentang
penyakit yang
dialaminya
O : Pasien terlihat
tenang
F. EVALUASI KEPERAWATAN
NO TANGAL EVALUASI PARAF

1 Kamis,20 S : Pasien mengatakan sesak nafas


februari 2020 berkurang
O : RR 18x/ menit
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

2 Kamis,20 S : Pasien mengatakan sudah dapat


februari 2020 tidur dengan nyenyak
O : Pasien terlihat tidur nyenyak
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai