Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumor mediastinum adalah tumor yang terdapat di dalam mediastinum yaitu


rongga yang berada di antara paru kanan dan kiri. Mediastinum berisi jantung,
pembuluh darah arteri, pembuluh darah vena, trakea, kelenjar timus, syaraf, jaringan
ikat, kelenjar getah bening dan salurannya.

Timoma adalah tumor yang berkembang di kelenjar timus, yaitu organ kecil
yang terletak di belakang tulang dada dan di antara paru-paru. Organ ini
mengeluarkan hormon yang bernama timosin. Hormon tersebut penting dalam
mengembangkan T-limfosit atau T-sel yang merupakan bagian krusial dari sistem
kekebalan tubuh. Sel tersebut membantu tubuh melawan patogen mematikan.
Kesehatan kerja adalah hal yang sangat penting dalam meningkatkan kegairahan kerja,
efisiensi, produktifitas dan moril kerja manusia dalam setiap sektor kegiatan ekonomi yang
akan berdampak pada kesejahteraan pekerja dan keluarganya (Suma’mur, 2009). Pada era
globalisasi dan industrialisasi sekarang ini terlihat bahwa terdapat peningkatan angkatan
kerja yang sangat pesat. Pada bulan Februari 2007, jumlah angkatan kerja mencapai 108,13
juta orang naik sebanyak 1,74 juta orang dibandingkan dengan keadaan Agustus 2006, dan
meningkat sebesar 1,85 juta orang dibandingkan keadaan Februari 2006 (BPS, 2007). Oleh
karena itu, diperlukan penanganan secara juridis formil, etika, lingkungan kerja, kesehatan,
keselamatan kerja yang baik demi tercapainya tenaga kerja yang sehat, selamat, dan
produktif (Djajakusli, 1996). Kelelahan adalah salah satu faktor yang dapat mengurangi
kapasitas kerja dan ketahanan tubuh pekerja. Terdapat dua jenis kelelahan, yaitu kelelahan
otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot merupakan tremor pada otot, perasaan nyeri
yang terdapat pada otot. Kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk
bekerja yang sebabnya adalah persyaratan/psikis. Sebab-sebab kelelahan umum adalah
monotoni, intensitas, dan lamanya kerja mental dan fisik, keadaan lingkungan. Sebab-sebab
mental seperti tanggung jawab, kekhawatiran dan konflik serta penyakit-penyakit
(Suma’mur, 2009). Kelelahan dapat juga dipengaruhi oleh lamanya kerja seseorang dan
periode kerja yang meliputi pagi, siang, dan malam. Efek dari lama kerja per hari dapat
memengaruhi nilai-nilai normal dari faal paru (Suma’mur, 2009). Hasil penelitian pada
pekerja penggilingan beras di Kecamatan Bua Ponrang, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan
menyimpulkan hubungan lama kerja per hari dengan nilai PFR (Peak Flow Rate) bermakna,
dan terlihat sebagian 2 besar 48,81 % pekerja yang bekerja sama atau lebih dari delapan jam
per hari mempunyai harga PFR yang kurang dari normal (< 0,05) dengan subjek penelitian
laki-laki (Effendy, 2001). Peningkatan jumlah angkatan kerja wanita jauh lebih besar
dibandingkan dengan peningkatan jumlah angkatan kerja laki-laki. Hal ini diakibatkan
semakin terbukanya kesempatan kerja di berbagai sektor yang banyak menampung tenaga
kerja wanita seperti pertanian, perdagangan dan jasa kemasyarakatan, disamping dorongan
untuk memperkuat ketahanan ekonomi keluarga (BPS, 2007). Prevalensi kelelahan pada
wanita (28%) lebih tinggi daripada laki-laki (19%) (Kroenke et al, 2011). Penyebab kelelahan
tersebut yaitu kecemasan, depresi, dan stres (Kroenke et al, 2011). Dengan penelitian
sebelumnya tersebut diatas dengan subjek penelitian laki-laki maka peneliti merasa tertarik
untuk melakukan penelitian pada pekerja garment di PT. Vinsa Mandira Utama Sukoharjo
dengan subjek penelitian wanita. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah
di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Adakah hubungan kelelahan
kerja dengan kapasitas vital paksa paru pada pekerja garment wanita di PT. Vinsa Mandira
Utama Sukoharjo ? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui tingkat
kelelahan dan nilai kapasitas vital paksa paru pada pekerja wanita bagian sewing PT. Vinsa
Mandira Utama Sukoharjo. 3 2. Tujuan khusus Untuk mengetahui hubungan kelelahan kerja
dengan kapasitas vital paksa paru pada pekerja garment di PT. Vinsa Mandira Utama
Sukoharjo. D. Manfaat Penelitian 1. Aspek Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi ilmiah mengenai hubungan kelelahan kerja dengan kapasitas vital
paksa paru pada wanita. 2. Aspek Aplikatif a. Diharapkan sebagai salah satu bahan
pertimbangan bagi pekerja pabrik dan para pelaksana kegiatan pabrik dalam menentukan
dan melaksanakan program kerja yang mengutamakan kesehatan kerja untuk memperoleh
hasil yang optimal. b. Diharapkan sebagai salah satu pertimbangan bagi para pembuat
peraturandan kebijakan dalam kesehatan kerja, misalnya dalam kebijakan penyusunan
program Askes.
Timoma adalah tumor yang berkembang di kelenjar timus, yaitu organ kecil yang
terletak di belakang tulang dada dan di antara paru-paru. Organ ini mengeluarkan
hormon yang bernama timosin. Hormon tersebut penting dalam mengembangkan T-
limfosit atau T-sel yang merupakan bagian krusial dari sistem kekebalan tubuh. Sel
tersebut membantu tubuh melawan patogen mematikan.

Timoma adalah jenis kanker langka. Biasanya berkembang dengan lambat dan
jarang menyebar ke bagian tubuh lain. Sehingga, timoma bisa dianggap tidak agresif.
Prognosis dari kondisi ini juga baik. Jika terdeteksi dini, kanker ini dapat
disembuhkan dengan pengobatan kanker standar. Penyebab Timoma

Timoma sering ditemukan pada pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang tidak
berfungsi. Dalam keadaan normal, sistem kekebalan tubuh melindungi tubuh
terhadap penyakit dan infeksi. Namun dalam keadaan abnormal, sistem kekebalan
tubuh malah menyerang sel sehat dan jaringan di tubuh. Serangan yang diberikan
sama seperti serangan untuk melawan patogen.

Gejala Utama Timoma

Pada tahap awal, timoma tidak menimbulkan gejala. Karenanya, banyak kasus tahap
awal ditemukan secara tidak sengaja saat pasien menjalani pemeriksaan dada
(rontgen dada) untuk kondisi medis yang tidak terkait.

pertumbuhan tumor, gejala akan mulai terlihat. Yang paling umum adalah batuk
yang tidak kunjung hilang. Selain itu, gejala lainnya mencakup masalah pernapasan
dan nyeri dada. Penting untuk dicatat bahwa gejala ini tidak spesifik untuk timoma.
Ini berarti bahwa gejala yang sama juga bisa disebabkan oleh masalah pernapasan
lainnya. Seperti, infeksi asma dan paru-paru. Pasien dengan gejala seperti itu
disarankan untuk menemui dokter mereka untuk diagnosis dan perawatan.

Anda mungkin juga menyukai