Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nadya Aulia Alfina (20)

'DUIT' Kunci Kesuksesan

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Kepada yang terhormat Bapak Munaseh selaku guru Bahasa Indonesia kelas 12 dan teman-teman kelas
12 MIPA 5 yang saya sayangi.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan
rahmat, nikmat dan hidayahnya tanpa pandang bulu, baik bulunya yang keriting maupun yang
direbonding. Sholawat beriring salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW, yang
telah membawa kita dari zaman petroma menuju zamannya Nadya Aulia. Semoga kita mendapatkan
syafaatnya di hari akhir kelak. Allohumma aamiinn.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan membawakan sebuah pidato yang berjudul 'DUIT'
Kunci Kesuksesan.

Ketika berbicara tentang kesuksesan, tentu sebuah usahlah yang bisa mewujudkannya. Baik itu usaha
yang baik mau pun yang buruk. Baik dengan cara yang benar maupun cara yang salah. Baik melalui jalur
yang halal maupun jalur yang haram. Semua upaya akan kita tempuh untuk mewujudkan cita-cita itu.
Apapun upaya yang kita lakukan untuk meraih kesuksesan, jalur manapun yang kita tempuh, hasilnya
lah yang akan menjawab. Berbeda cara, maka berbeda juga hasilnya.

Di saat banyak orang yang tidak lagi memperdulikan halal haram sebuah jalan, maka dipastikan hasilnya
pun tidak diperhitungkan. Berbicara masalah jalur instan yang ditempuh untuk meraih sukses, kata
“duit” tidak bisa kita pisahkan dari persoalan itu. Sehingga mengingatkan saya pada sebuah lagu. Mau
jabatan pakai duit, wajahnya glowing pakai duit, masuk PTN pakai duit. Segalanya itu butuh duit.

Pada kesempatan kali ini saya ingin menawarkan kiat atau kunci sukses bagi teman-teman yang ingin
sukses. Terutama bagi kita yang akan mengikuti serangkaian ujian pada akhir masa SMA ini. Agaknya
kata ‘DUIT’ yang saya usung pada pidato kali ini, untuk menyaingi Duit yang bermakna uang.

DUIT kependekan dari Do’a, Usaha, Ikhtiar dan Tawakkal adalah jalur yang seharusnya ditempuh untuk
meraih hasil yang abadi.

Yang pertama adalah Do'a. Masih ada sebagian orang yang tidak percaya dengan kekuatan do’a. Mereka
beranggapan bahwa berhasil dan tidaknya sebuah usaha tergantung pada usaha fisik manusia. Mereka
terlalu percaya diri terhadap usahannya. Teringat pada kutipan "Usaha tanpa do'a itu sombong".

Bukankah alam semesta ini ada yang mengatur dan menentukan? Dia lah Allah SWT yang Maha Segala-
galanya, termasuk dalam menentukan sukses atau tidaknya usaha tangan manusia.
Bagi kita orang yang beriman, do’a bukan hanya sebagai jalur permohonan kita kepada-Nya saja. Akan
tetapi do’a adalah bagian dari sebuah keimanan. Orang yang tidak berdoa berarti dia tidak beriman.
Kita harus meyakini arti sebuah do’a dan kekuatan dahsyat yang terkandung didalamnya. Dan kita harus
yakin bahwa do'a kita pasti akan didengar dan dikabulkan oleh Allah SWT.

Yang kedua yaitu usaha. Suatu hari Umar bin Khattab radiyallahu ‘anhu melewati seorang ahli ibadah
yang sedang beribadah dimasjid. Sepanjang hidupnya hanya diisi dengan berdo’a dan berdo’a. Dia tidak
bekerja. Bahkan kebutuhan hidupnya dicukupi oleh saudaranya. Umar mencela orang tersebut dan
memuji saudaranya yang mencukupi kebutuhan hidupnya.

Harus ada usaha yang mendampingi do’a. Do’a dan usaha tidak bisa dipisahkan. Seperti pada kutipan
'Do’a tanpa usaha itu bohong. Usaha tanpa do’a sama dengan sombong'. Usahakanlah apa yang bisa kita
usahakan. Kerjakanlah apa yang bisa kita kerjakan. Allah, Rasulullah dan orang-orang mukmin akan
melihat apa yang kita kerjakan. Tidak ada yang sia-sia dalam menjalankan sebuah proses. Allah
berfirman:

"Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu,
dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah: 105)

Yang ketiga adalah Ikhtiar. Ikhtiar secara bahasa artinya memilih. Secara istilah ikhtiar adalah usaha
seorang hamba untuk memperoleh apa yang di kehendakinya. Orang yang berikhtiar berarti dia memilih
suatu pekerjaan kemudian dia melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh agar dapat berhasil
dan sukses.

Kita adalah makhluk sempurna, kita diberikan kemampuan memilih dan berusaha tentunya berusaha
menjadi lebih baik. Allah Swt berfirman:

"Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri."(Q.S. Ar-Ra’d : 11)

Yang terakhir yaitu tawakkal. Setelah do’a, dan usaha yang diseduh dengan ramuan ikhtiar, maka
langkah terakhir yang tak kalah pentingnya adalah tawakkal.

Tawakal yang berarti menyerahkan semua urusan kepada Allah setelah melakukan usaha dan ikhtiar.
Pasrah dengan semua kehendak Allah.

Tiap kali kita mendengar tentang pengumuman hasil ujian apapun, selalu diwarnai dengan rasa kecewa
atau sampai berita aksi bunuh diri siswa/i yang tidak lulus. Ini semua terjadi lantaran hilangnya rasa
tawakkal dalam diri mereka. Orang semacam ini terlalu yakin dengan usaha tangnnya sendiri tanpa
mengingat kekuasaan mutlaqnya Allah. Seharusnya kita sadar, bahwa Allah lah yang menentukan
berhasil atau tidaknya usaha kita.

Pisau diasah pagi-pagi,


Bawa ke kebun untuk membabat,

Berakhir sudah pidatoku ini,

Semoga bisa memberi manfaat.

Sekian pidato yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf apabila ada kata yang kurang ditata dan tutur
yang kurang diatur. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai