Paper 1 - Trickling Filter
Paper 1 - Trickling Filter
ANGGOTA KELOMPOK :
Pengolahan air limbah dengan proses trickling filter adalah proses pengolahan dengan cara
menyebarkan air limbah ke dalam suatu tumpukan atau unggun media yang terdiri dari bahan batu
pecah (kerikil), bahan keramik, sisa tanur (slag), medium dari bahan plastik atau lainnya. Dengan
cara demikian maka pada permukaan medium akan tumbuh lapisan biologis (biofilm) seperti lendir,
dan lapisan biologis tersebut akan kontak dengan air limbah dan akan menguraikan senyawa polutan
yang ada di dalam air limbah.
Proses pengolahan air limbah dengan trickling filter pada dasarnya hampir sama dengan sistem
lumpur aktif, di mana mikroorganisme berkembang biak dan menempel pada permukaan media
penyangga.
Pertama, air limbah dialirkan ke dalam bak pengendapan awal untuk mengendapkan padatan
tersuspensi (suspended solids), selanjutnya air limbah dialirkan ke bak trickling filter melalui pipa
berlubang yang berputar. Dengan cara ini maka terdapat zona basah dan kering secara bergantian
sehingga terjadi transfer oksigen ke dalam air limbah. Pada saat kontak dengan media trickling filter,
air limbah akan kontak dengan mikroorganisme yang menempel pada permukaan media, dan
mikroorganisme inilah yang akan menguraikan senyawa polutan yang ada di dalam air limbah.
Air limbah yang masuk ke dalam bak trickling filter selanjutnya akan keluar melalui pipa under-
drain yang ada di dasar bak dan keluar melalui saluran efluen. Dari saluran efluen dialirkan ke bak
pengendapan akhir dan air limpasan dari bak pengendapan akhir adlah merupakan air olahan.
Lumpur yang mengendap di dalam bak pengendapan akhir selanjutnya disirkulasikan ke inlet bak
pengendapan awal.
B. Kriteria Desain
C. Contoh Perhitungan
Data Awal :
- Menggunakan 2 bangunan Trickling Filter
- Menggunakan system distributor 2 lengan
- Menggunakan plastic sebagai media filter
- Debit (Q) = 15.140 m3/hari
- BOD influen = 125 g/m3
- BOD efluen = 20 g/m3
- Suhu Air Limbah = 14o
- Kedalaman (d) = 6,1 m
- Asumsi :
K1 = 0,21 (Tabel 9-6, Metcalf and Eddy, Wastewater Engineering Treatment and
Reuse 4, halaman 918)
n = 0,5 (packing coefficient)
qmin = 0,5 L/m2.det
a) K2
0,5 0,5
d1 150
K2 = K1( ) ( )
d2 BOD
0,5 0,5
6,1 150
= 0,21 ( ) ( 125 )
K2
6,1
K2 = 0,23
Koreksi K2
K2koreksi = K2 (1,035)T-20
= 0,23 (1,035)14-20
= 0,187
b) Hydraulic Rate (q)
1
K2 x d
[ ]
n
q = BOD Influen
ln
BOD Efluen
1
0,1 87 x 6,1
q =
[
ln
125
20 ] 0,5
q = 0,3875 L/m2.det
c) Luas Filter (A)
Q
A =
q
Q
A =
q
15.140
=
0,3875
= 452,2 m2
d) Packing Volume
V =Axd
= 452,2 m2 x 6,1 m
= 2758 m3
e) Diameter (D)
Ax4
D =
√ π
452,2 m2 x 4
=
√ 3,14
= 59,28 m
f) Wetting Rate (qr)
qr = q – qmin
= 0,3875 – 0,5
= 0,1125 L/m2.s
g) Recirculation Rate
R = qr/q
= 0,1125/0,3875
= 0,29
h) Pumping Rate
Pumping Rate = qmin x A
= 0,5 x 452,21 m2
= 226,11 L/s
= 814 m3/jam
Q x BOD influen
i) BOD Loading =
Volume
15.140 m3 x 125 m 3 /hari
=
2.758 m 3
= 0,69 kg/m3.hari
j) Dosing Rate (DR) (table 9-3, halaman 899)
Flushing Dose = 300 mm/pass
Operating Dose = 50 mm/pass
k) Flushing Rate (n)
q = ( A Qx 24 )
15.1 0 m 3 / hari
=
( 452,21 m2 x 24 )
= 1,4 m3/m2.h
- For Flushing
(1+ R) x q x 1000
n = ( A x DR x 60 )
= ( (1+0 ,229)x 1 , 4 x 1000
x 300 x 60 )
= 0,05 putaran/menit atau 20 menit per putaran
- For Normal Operation
Efluen :
Removal :
Efisiensi Removal :