Anda di halaman 1dari 2

Nama : Aleik Ainu Abdilbar

Npm : 12.2017.100320

Paleoclimate dan sea level pada kala pleistosen


Zaman Kuarter diawali dengan kala pleistosen dan diakhiri kala Holosen, pada kala
pleistosen di cirikaan banyak bagian dunia yaang dilapisi oleh es yang cukup tebal sehingga
di juluki zaman es, es pada zaman ini berda pada puncak-puncak gunung yang tinggi meluas
ke lereng serta lembah, sebagai akibatnya flora dan fauna yang menepati pada daerah tersebut
akan mengalami kepunahan atau terpaksa harus pindah ke tempat yang tidak tercapai oleh
lapisan es, dengan demikian akan terjadi proses migrasi besar-besaran dari daerah yang lebih
panas. Flora dan fauna yang tidak mungkin menghindar dari kedinginan lapisan es akan
mengalami kepunahan, dan inilah sebetulnya batas pada zaman tersier ke kala pleistosen,
ditandai dengan lenyapnya flora dan fauna dan akan akan menjadi spesies baru yang
disebabkan oleh evolusi fauna tersebut sebagai akibat penyesuaian diri atas pergantian
lingkungan.

Meluasnya lapisan es dikarnakan banyaknya air di bumi yang membeku serta menjadi
es sehingga menyebabkan permukaan air laut menurun, akibat proses tersebut menyebabkan
banyak bagian laut yang dangkaldan menjadi kering dan berubah menjadi daratan dan
menyambung dengandaratan yang telah ada sebelumnya. Sehingga seolah-olah menjadi
jembtan alam. Melalui tempat-tempat ini migrasi flora dan fauna terjadi dari benua ke benua
yang lain dalam jangka waktu ratusan ribu tahun selama Zaman Pleistosen.

Sebagai contoh di Asia Tengah Fauna Vertebrata dari India Utara pindah di
antaranya ke arah Timur, kira-kira mengambil arah sejajar dengan gunung Himalaya. Fauna
tersebut akhirnya sampai di Birma dan dari sini ada jalan ada jalan ke arah Timur hingga
nanti sampai ke Tiongkok dan secara terus menerus hingga nantinya tiba pada jalur di
indonesia. Tanda –tanda adanya zaman es itu jelas dapat dilihat di Benua Amerika Utara,
Rusia, Australia, Afrika selatan dan daerah-daerah lainnya yang letaknya berdekatan dengan
gunung-gunung yang tinggi.

Akibat dari Zaman es ternyata pengaruhnya di Indonesia nyata. Hal ini sangat jelas
mengakibatkan terjadinya pulau-pulau ataupun daratan relatif luas daripada zaman
sebelumnya, dalam zaman Pleistosen wilayah Indonesia dapat dibagi menjadi 3 Bagian yaitu
di barat yang merupakan paparan Sunda dan timur merupakan paparan Sahul kedalaman
dasarnya hampir merata, sedangkan di tengahnya terdiri dari laut dalam berjalan dari
philipina menuju ke pulau Talaud, serta antara Sulawesi dan Kalimantan samapi lombok.
Garis pantai timur paparan Sunda yang memiliki kesamaan sehingga di sebut Garis Wallace,
yaitu garis baatas Zoogeografi yang penting di Indonesia. Sebelah barat garis wellace ini
masuk Pulau Sumatra, jawa, dan kalimantan memilki fauna yang sama dengan Asia
sedangkan di sebelah timur garis Wallace anatara lain Sulawesi, Nusa Tenggara timur dan
Irian jaya Memliki kesamaan dengan Australia dan Papua Nugini, penyebaran ini terjadi pada
kala Pleistosen di sebabkan munculnya daratan- daratan baru yang muncul sebagai jembatan
pada waktu itu.
Dari penyelidiakan- penyelidikan yang dilakukan pada tahun-tahun yang terakhir
terbukti bahwa garis wellacetersebut tidaklah menjadi batas fauna pleistosen, tetapi hanya
berlaku bagi zaman Holosen. Hal ini terbukti dengan di temukannya beberapa fosil yang
ternyata penyebaran dari flora dan fauna sangat luas, tanda-tanda peninggalan zaman es
adalah terbentuknya undak-undak sepanjang sungai bengawan solo pada tempat penerobosan
melalui perbukitan kendeng. Dalam undak-undak ini ditemukan fauna Vertebrata dan Homo
Soloensis yang hidup pada zaman tersebut, undak-undak itu terjadi karna penurunan
permukaan air laut, bersamaan dengan pengunduran pantai lautan . kejadian tersebut
mengakibatkan pengikisan lebih lanjut terhadap paparan sunda dan paparan Sahul yang
sebelumnya telah terkena proses serupa disebelumnya.

Pada zaman selanjutnya es mencair dan mengakibatkan muka air laut menjadi naik,
termasuk kepulauan Indonesia, hal itu pula yang mengakibatkan tenggelamnya paparan
Sunda oleh Laut Jawa dan Laut china Selatan dan terbenamnya paparan Sahul leh Laut
Arafuru dan semakin dalamnya laut di bagian maluku, dengan demikian daratan-daratan yang
ad di Pulau Indonesia yang ada pada zaman Es terpecah-pecah oleh laut yang terjadi pada
zaman ini sehingga menyebabkan bentuk kepulauan Indonesia seperti sekarang ini.

Anda mungkin juga menyukai