Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“PERHITUNGAN APGAR SCORE DAN PEMERIKSAAN FISIK PADA


BAYI BARU LAHIR”

OLEH :

NURMALA (18.055)

AKADEMI KEPERAWATAN ISLAMIC VILLAGE

TANGERANG

Jalan Islamic Raya KelapaDuaTanggerang 15810


Telepon / Fax : 021 – 5462852, Website: www.akperisvill.ac.id
Email: info@akperisvill.ac.id, akperislamicvillage@yahoo.co.id
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat meyelesaikan makalah “Perhitungan apgar score dan pemeriksaan
fisik pada bayi baru lahir” ini dalam waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam
selalu tercurahkankepada rasulullah SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan
menuju alam yang terang benderang. Dengan adanya penulisan makalah ini semoga dapat
membantu dalam pembelajaran kita dan bisa menyelesaikan masalah-masalah, yang
khususnya dalam ruang lingkup ilmu keperawatan. Disamping itu saya menyadari bahwa
mungkin terdapat banyak kesalahan baik dari penulisan ataupun dalam penyusunannya yang
tidak  saya ketahui.

Penulispun menyadari bahwa susunan pembuatan makalah ini belum mencapai hasil
yang sempurna. oleh karena itu, kritikan dan saran sangat diharapkan yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga makalah ini dapat
membantu pembaca dalam mengupas imajinasi mengenai hal-hal yang masih belum
diungkapkan dalam membahas prinsip-prinsip promosi kesehatan.

Tangerang, 23 Maret 2020

Penyusun
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN

Pemeriksaan fisik bayi baru lahir adalah metode yang sangat penting untuk dilakukan
oleh setiap dokter atau bidan. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi fisik bayi, apakah
normal ataukah ada tanda-tanda cacat serta gangguan kesehatan lainnya.

Sebagaimana diketahui, kondisi bayi baru lahir sangat lemah. Setelah berbulan-bulan
hidup dalam rahim dan bernafas lewat cairan ketuban (amniom), saat lahir bayi harus
beradaptasi dengan dunia. Organ paru-parunya juga mulai bekerja untuk mengatur sistem
pernafasan. Initnya, ada banyak perubahan fisiologik yang dialami bayi. Maka itu, perlu
adanya pemeriksaan fisik secara lengkap sebelum bayi dipulangkan ke rumah.

Umumnya pemeriksaan fisik bayi baru lahir dilakukan sebanyak 3 kali, yakni:

 Pemeriksaan awal yang dilakukan sesegera mungkin setelah bayi dilahirkan


 Pemeriksaan fisik lengkap dilakukan saat kondisi bayi sudah stabil, sekitar 7-24 jam
ketika bayi berada dalam kamar perawatan

 Pemeriksaan tahap akhir, dilakukan sebelum bayi pulang ke rumah

1. Pemeriksaan Tahap Awal

Pemeriksaan tahap awal dilakukan segera setelah bayi dilahirkan. Umumnya saat bayi berada
di ruang bersalin. Pemeriksaan ini meliputi:

A. Pemeriksaan Score APGAR

Pemeriksaan score APGAR adalah metode akurat untuk menentukan kondisi bayi baru
lahir secara cepat. Pemeriksaan ini meliputi warna kulit, denyut jantung, kepekaan reflek
bayi, tonus otot dan sistem pernafasannya. Dengan dilakukannya penentuan nilai APGAR,
nantinya dokter bisa memutuskan untuk melakukan tindakan darurat pada bayi atau tidak.

Penilaian APGAR ini dilakukan secara berulang-ulang, pada 5 menit pertama bayi dilahirkan,
10 menit, 15 menit, 20 menit dan 24 menit. Apabila bayi memperoleh total keseluruhan nilai
APGAR 10, maka bayi dinyatakan sehat. Sebaliknya jika nilai APGAR dibawah 5 berarti
bayi membutuhkan perawatan intensif. Cara menentukan nilai APGAR

 Warna Kulit (Appearance)

Nilai APGAR 0 : kulit bayi berwarna biru pucat (sianosis)

Nilai APGAR 1 : kulit bayi kemerahan dengan tangan dan kaki berwarna biru

Nilai APGAR 2: kulit bayi berwarna kemerahan atau merah muda

 Denyut Jantung (Pulse)

Nilai APGAR 0 : tidak ada denyut jantung

Nilai APGAR 1 : denyut jantung kurang dari 100 per menit

Nilai APGAR 2: denyut jantung lebih dari 100 per menit

 Kepekaan Reflek (Gremace)

Nilai APGAR 0 : tidak ada respon

Nilai APGAR 1 : meringis atau menangis lemah

Nilai APGAR 2: respon kuat

 Tonus Otot (Pulse)

Nilai APGAR 0 : tidak ada gerakan

Nilai APGAR 1 : gerakan lemah pada tangan dan kaki

Nilai APGAR 2: gerakan akti

 Pernafasan (Respiration)

Nilai APGAR 0 : tidak ada nafas

Nilai APGAR 1 : nafas tidak teratur


Nilai APGAR 2: nafas normal dna teratur

B. Pemeriksaan Anamnesa

Pemeriksaan ini meliputi pengumpulan data-data yang berkaitan dengan kondisi bayi.
Nantinya data tersebut dijadihan bahan dasar untuk penentuanya adanya kelainan kongenital
atau tidak. Ibu akan ditanya beberapa hal meliputih riwayat kehamilan dan keluarga. Serta
bagaimana pola hidup selama mengandung.

Beberapa hal yang menjadi poin penting di pemeriksaan ini, yakni:

 Riwayat kehamilan : apakah ada penyakit yang diidap, bagaimana kondisi psikis dan
fisik ibu, obat-obatan yang pernah dikonsumsi, dan sebagainya
 Riwayat persalinan : bagaimana proses persalinan, adakah trauma dan gangguan
selama persalinan, tanggal lahir dan jam persalinan, dsb.

 Faktor genetik : meliputi riwayat penyakit pada keluarga

C. Pemeriksaan Tali Pusat

Pemeriksaan tali pusat dilakukan untuk mendukung data amnanesis. Dengan melihat
kondisi tali pusat (mulai dari teksturnya, kesegarannya, jumlah pembuluh darah arteri dan
vena, serta ada tidaknya tali simpul) dokter dapat mendiagnosis gangguan pada sistem
kardiovaskular bayi. Serta pada sistem pernafasan, urogenital (organ reproduksi dan sistem
kemih) dan pencernaan.

D. Pemeriksan Cairan Ketuban (Amniom)


Selain dilakukan pada saat kehamilan, pemeriksaan cairan ketuban juga masuk prosedur
pemeriksaan setelah melahirkan. Pemeriksaan ini meliputi vomule dan warna ketuban.
Tujuannya untuk mengetahui adanya kelainan kromosom atau ganggulan lain pada si bayi,
misalnya gangguan ginjal, paru-paru dan sendi.

E. Pemeriksaan Plasenta

Pemeriksaan plasenta juga dilakukan untuk memastikan kondisi bayi baru lahir. Apakah
benar-benar sehat ataukah ada gangguan kesehatan. Cara pemeriksaan plasenta ini meliputi
beberap hal, yakni:

 Pengukuran berat plasenta


 Pengurkuran ketebalan plasenta

 Mengukur diameter dan melihat ukuran plasenta

 Menghitung jumlah kotiledon

 Pemeriksaan bagian martenal, fetal, selaput untuk memastikan keutuhannya ataukah


ada yang robek

 Pemeriksaan jumlah korion untuk bayi kembar

 Pemeriksaan trauma, kerusakan sel, perkapuran dan sebagainya pada plasenta

 Melakukan rangsangan taktil untuk memantau kontraksi

 Dan sebagainya

2. Pemeriksaan Fisik Secara Lengkap

Pemeriksaan fisik secara lengkap dilakukan saat kondisi bayi sudah stabil dan berada di
ruang perawatan yang terang, hangat dan bersih. Pemeriksaan fisik ini meliputi

A. Pemeriksaan Komponen Pertumbuhan (atropometrik)


Pertama dilkaukan pemeriksaan paling ringan, yaitu komponen-komponen pertumbuhan
pada bayi yang terdiri dari berat badan, tinggi, lingkar dada dan lingkar kepala.

Berat badan normal: 2,5 – 4 kg

Tinggi badan normal: 48- 52 cm

Lingkar dada normal: 32 – 35 cm

Lingkar kepala normal: 32 – 37 cm

B. Pemeriksaan Bagian Kepala

Saat dilahirkan, terkadang bayi mengalami cedera ringan di bagian kepalanya akibat
tekanan-tekanan tertentu. Misalnya kondisi wajah yang sedikit tidak rata (asimetris), caput
suksedangeum (pembengkakan pada kulit kepala yang berisi getah bening) atau cephal
hematoma (pendarahan dari lapisan subperiosteum).

C. Pemeriksaan Mulut

Pemeriksaan mulut juga dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan kongenital pada
bayi, seperti hipersaliva (produksi air liur yang berlebihan), labiopalatoskisis (kelainan pada
daerah mulut, misalnya bibir sumbing) dan sebagainya

D. Pemeriksaan Sistem Indera

Tujuan pemeriksaan ini untuk mengetahui adanya gangguan sistem sensorik pada bayi,
serta diagnosis cacat fisik. Pemeriksaan ini meliputi:

 Indera pengelihatan (mata) – visual


 Indera pengecap (lidah) – gustatory

 Indera pendengaran (telinga) -auditori

 Indera penciuman (hidung) – okfaktori

 Indera peraba (kulit) – taktil

E. Pemeriksaan Organ Pada Bagian Dada


Kondisi organ bagian dalam tubuh juga penting untuk diperiksa guna memastikan
tidak ada kelainan. Umumnya pemeriksaan pada bagian dada dilakukan melalui pengukuran
denyut jantung, pernafasan, dan payudara.

 Pernafasan bayi baru lahir, sekitar 60-40 kali per menit


 Denyut jantung bayi baru lahir, sekitar 120-160 kali per menit

 Payudara, normalnya payudara berada pada posisi sejajar satu dengan yang lain,
ukurannya cenderung sama dan puting pada tiap payudara hanya berjumlah satu

 F. Pemeriksaan Organ Pada Bagian Perut (Abdomen)

Organ di bagian perut juga memerlukan pemeriksaan untuk memastikan fungsi kerjanya
normal dan tidak ada kelainan. Organ-organ tersebut meliputi ginjal, hati, limpa, lambung,
dan usus. Salah satu cara untuk memastikan kondisi organ pencernaan bayi sehat, yakni bayi
mengeluarkan air kencing dan mekonium (feses yang bewarna hijau kehitaman) dalam 24
jam pertama setelah dilahirkan.

G. Pemeriksaan Leher

Struktur dan bentuk leher juga perlu diperiksa untuk mendeteksi ada tidaknya kelainan
kongetinal. Bagaimana refleks leher, apakah ada pembengkakan kelenjar getah bening atau
kelenjar tiroid, semuanya akan diperiksa secara mendetail.

H. Pemeriksaan Tulang Belakang

Pemeriksaan tulang belakang untuk melihat apakah ada gangguan tulang, seperti
skoliosis, kifosis dan lordosis. Selain itu, dokter juga memperhatikan adanya pembangkakan,
kemerahan atau keabnormalan lain

I. Pemeriksaan Panggul, Paha dan Betis

Selain tulang belakang, bagian tubuh lain seperti panggul, paha dan betis juga dilakukan
pemeriksaan. Dokter akan melakukan gerakan-gerakan tertentu pada bayi untuk menguji
fungsi kerja bagian-bagian tubuh tersebut.

J. Pemeriksaan Genetelia (Alat Kelamin)


Pemeriksaan genetelia dilakukan dengan cara melihat kelengkapan dan struktur kelamin
bayi. Apabila dia berkelamin laki-laki, maka normalnya memliki dua skrotum (pembungkus
testis atau buah zakar) diantara anus dan penis. Sedangkan perempuan terdapat labia minora
(di bagian dalam) dan labia mayora (di bagian luar).

K. Pemeriksaan Anus

Pada bayi normal, posisi anus berada di belakang kemaluan. Dokter juga perlu
mematiskan apakah ada masalah anus buntu atau tidak. Seorang bayi yang mengalami
gangguan anus buntu biasanya tidak bisa mengeluarkan mekonium.

L. Pemeriksaan Suhu Tubuh

Untuk mendeteksi adanya gangguan hipotermia, hipertermia, dehidrasi, infeksi atau


gangguan lain, perlu dilakukan pemeriksaan suhu tubuh bayi. Umumnya seorang bayi normal
memiliki suhu sekitar 36,5 0C– 37 0C.

M. Pemeriksaan Syaraf

Untuk memeriksa fungsi kerja syaraf bayi biasanya dokter melakukan pengujian gerak
refleks, yang meliputi:

 Refleks menghisap: meletakkan benda di dekat mulut bayi, dan seharusnya bayi
menghisapnya
 Refleks moro : bayi dikejutkan, maka seharusnya posisi kaki dan tangan telentang,
kepala mendongak ke belakang dan jari-jari menggengam

 Refleks Mencucur: menyentuh salah satu sisi mulut bayi, maka seharusnya kepala
bayi menoleh ke arah tersebut

N. Pemeriksaan Tekanan Darah

Pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan dengan tensimeter atau sfignomanometer ai


raksa. Alat ini dipasang pada lengan atas bayi secara perlahan saat bayi telentang. Normalnya
bayi baru lahir memiliki tekanan darah 60-80/40-50 mmHg.

O. Pemeriksaan Denyut Nadi


Pemeriksaan denyut nadi umumnya dilakukan saat bayi dalam kondisi tidur. Dokter
melakukan pengukuran dengan meraba pembuluh darah arteri yang terletak pada tangan
kanan bayi. Normalnya denyut nadi bayi baru lahir berkisar 140 kali per menit.

P. Pemeriksaan Ekstremitas

Pemeriksaan ini meliputi tulang gerak bagian atas (ekstremitas atas-lengan tangan) dan
bagian bawah (ekstremitas bawah – kaki).

 Ekstremitas atas: pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh, mulai dari sendi bahu,
siku, tangan, dan jari. Dokter juga melihat strukturnya, bagaimana reflek genggam
tangan, jumlah jari, panjang kuku dan sebagainya.
 Ekstremitas bawah: pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh mulai dari paha, lutut,
tungkai, pergelangan kaki, tumit hingga jari-jari kaki. Dokter akan melihat
kelengkapan jari, menguji reflek, dan adakah kelainan bentuk pada tulang atau sendi.

3. Pemeriksaan Tahap Akhir

Pemeriksaan tahap akhir dilakukan beberapa jam sebelum bayi pulang. Tujuannya
untuk mengetahui apakah ada perubahan dari hasil pemeriksaan sebelumnya. Sehingga
nantinya dokter bisa memutuskan ada tidaknya kelainan pada bayi. Pemeriksaa ini meliputi:

 Pemeriksaan tali pusat


 Pemeriksaan denyut jantung

 Pemeriksaan sistem pernafasan

 Pemeriksaan abdomen

 Pemeriksaan kulit

 Pemeriksaan syaraf pusat

Apabila tidak ditemukan adanya kelaianan maka bayi akan segera diperbolehkan
pulang, kira-kira hanya sekitar 1-2 hari. Sedangkan jika bayi didiagnosis mengidap kelainan
tertentu, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan tahap lanjut untuk si bayi. Dengan
demikian, bayi perlu dirawat lebih lama lagi.
Pengkajian fisik bayi baru lahir

A. Pengertian
Pengkajian fisik adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi tentang anak dan
keluarganya dengan menggunakan semua panca indra baik subjektif maupun objektif.
Pengkajian fisik BBL dan perkembangannya dilakukan bersamaanpada waktu
melakukan pemeriksaan secara inspeksi maupun observasi.

B. Tujuan Pengkajian :
-          Mendapatkan hasil yang valid
-          Mengetahui keadaan fisik secara umum
-          Mengetahui kondisi normal/abnormal
Untuk mempermudah kan suatu pengkajian yang akan kita lakukan maka perlu
dipersiap kan cheklist langkah – langkah pemerksaan fisik bayi baru lahir,berikut tabel
langkah untuk memeriksa bayi adalah sebagai berikut :
No Pemeriksaan Hasil pemeriksaan
1 Penampilan secara umum
2. Tanda-tanda fisik
-              Pernafasan
-              Detak jantung
-              Temperatur
3 Berat badan kg /gram
4 Panjang badan cm / inci
5 Tengkorak ( cm )
6 Telinga
7 Mata
8 Hidung dan mulut
9 Leher
10 Bahu,lengan,dada
11 Perut
12 Alat kelamin
13 Pinggul
14 Tungkai dan kaki
15 Punggung dan anus
16 Kulit

C. Aspek yang perlu dikaji


1) Riwayat meliputi :
 Persalinan (lamanya? Spontan? KPSW? Lainnya?)
 Neonatal (mekonium? Trauma saat lahir?)

2) Menilai keadaan umum bayi


-          Secara keseluruhan (perbandingan bagian tubuh bayi proporsional/tidak)
-          Bagian kepala, badan dan exstremitas (pemeriksaan akan kelainan)
-          Tonus otot, tingkat aktifitas (gerakan bayi aktif atau tidak)
-          Warna kulit dan bibir (kemerahan/kebiruan)
-          Tangis bayi (melengking, merintih, normal)

3) Tanda-tanda vital
-          Periksa laju nafas dihitung selama satu menit penuh dengan mengamati naik turun
perut bayi, bayi dalam keadaan tenang. Laju nafas normal 40-60 kali per menit.
-          Periksa laju jantung dengan menggunakan stetoskop dapat di dengar dengan jelas
,dihitung selam satu menit. Laju jantung normal 120 – 160 kali permenit.
-          Suhu tubuh bayi baru lahir normal nya 36,5 o C – 37,2 o C diukur pada daerah aksila bayi
selama lima menit dengan menggunakan termometer
4) Lakukan penimbangan berat badan dan pengukuran panjang badan.
 Berat badan.
Berat badan bayi baru lahir yang normal yaitu berkisar antara 2500-4000 garam. Diukur
dengan keadaan tidak terbungkus, tetapi dalam melakukan pemeriksaan berat badan pada
bayi baru lahir tetap harus dibungkus dan hasil nya dikurangkan dari berat bungkus bayi.
Contoh :
Berat bayi dg bungkus : 3,50 kg
Berat bungkus : 0,25 kg
Berat bayi : 3,25 kg
 Panjang Badan
Rentangkan bayi dengan lembut, dengan pita pengukur, ukurlah dari ujung kepala
sampai ujung tumit nya, normal panjang bayi baru lahir berkisar antara 45-53 cm .

5) Periksa bagian kepala bayi


-          Ubun-ubun
Ukuran variasi, tidak ada standar. Merupakan titik lembut pada bagian atas
kepala bayi di tempat tulang tengkorak yang belum sepenuhnya bertemu.
-          Sutura, molase.
Perubahan bentuk kepala janin (molding atau molase)
0        : sutura terpisah
1        : sutura (pertemuan dua tulang tengkorak) yang tepat/bersesuaian
2        : sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki
3        : sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki
Tulang tengkorang baru menyatu : dua tahun
-          Penonjolan atau daerah mencekung. Periksa adanya kelainan baik karena
trauma persalinan (caput succedaneum, cephal hematoma) atau adanya
cacat congenital ( hydrocephalus)
-          Ukur lingkar kepala untuk mengukur ukuran frontal occipitalis kepala bayi

6) Periksa telinga
Untuk memeriksa telinga bayi, tataplah muka nya. Bayangkan sebuah garis melintasi
kedua mata nya, normalnya beberapa bagian telinga harus berada diatas garis ini .
7) Periksa mata
Lihat kedua mata bayi, perhatikan apakah kedua matanya tampak normal dan apakah
bergerak bersama, lakukan pemeriksaan dengan melakukan penyinaran pada pupil bayi jika
disinari dia akan mengecil berarti dalam keadaan normal. juga tanda – tanda infeksi seperti misal
nya ada pus.

8) Periksa hidung dan mulut..


Pertama yang kita lihat apakah bayi dapat bernafas dengan mudah melalui hidung atau kah ada
hambatan, kemudian lakukan pemeriksaan pada bibir dan langi-langit, reflek hisap, dinilai dengan
mengamati pada saat bayi menyusu atau dengan cara menekan sedikt pipi bayi untuk membuka
mulut bayi kemudian masukan jari tangan anda untuk merasakan hisapan dari bayi. Perhatikan
adanya kelainan congenital seperti labiopalatoskizis.

9) Periksa leher bayi


Periksa lehernya adakah pembengkakan dan benjolan .Pastikan untuk melihat apakah
thyroid ( gumpalan di bagian depan tenggorokan bengkak ) hal ini merupakan suatu masalah pada
bayi baru lahir .

10) Periksa dada.


Pada daerah yang diperiksa adalah bentuk dari dada, puting, bunyi nafas dan bunyi jantung
(dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop)

11) Periksa bahu, lengan dan tangan.


Yang dilakukan adalah melihat gerakan dari bayi apakah aktif atau tidak kemudian
menghitung jumlah jari pada bayi.

12) Periksa bagian perut .


Pada perut yang perlu dilakukan pemeriksaan yaitu bentuk dari perut bayi, lingkar perut,
penonjolan sekitar tali pust pada saat bayi menangis, perdarahan pada tali pusat ,dinding perut
lembek (pada saat tidak menangis ) dan benjolan yang terdapat pada perut bayi.

13) Periksa alat kelamin. Hal yang perlu diperhatiakan :


Bayi laki-laki
Yang harus diperiksa adalah normal nya dua testis berada dalam scrotum, kemudian
pada ujung penis terdapat lubang.
Bayi Perempuan
Yang harus diperiksa adalah normalnya labia mayora menutupi labia minora, pada
vagina terdapat lubang, pada uretra terdapat lubang dan mempunyai clitoris.

14) Periksa pinggul, tungkai dan kaki.


Pinggul
Untuk memeriksa pinggul ,peganglah tungkai kaki bayi seperti pada gambar. Tekan
pangkal paha dengan lembut ke sisi luar, dengarkan atau rasakan adakah bunyi “klik” ketika
anda menggerkan kaki nya, jika mendengar suara “klik” segera laporkan ke dokter anak
untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan .
Selanjutnya lakukan gerakan dengan lembut setiap kaki naik dan turun . kembali
dengarkan dan rasakan suara “klik” ketika anda menggerakannya .
Tungkai dan kaki
Yang perlu diperiksa adalah gerakan, bentuk simetris dan panjang kedua kaki harus
sama, serta jumlah jari.

15) Periksa punggung dan anus.


Yang diperiksa adalah pembengkakan atau ada cekungan pada punggung
bayi dengan cara membalikan badan bayi dan lihat punggung nya kemudian jari
anda menuruni punggung bayi untuk merasakan benjolan pada tulang
punggungnya. Pada anus yang akan diperiksa yaitu lubang dan terbuka atau telah
mengeluarkan mekonium / cairan.

16) Periksa kulit.


Pada kulit yang perlu diperhatikan verniks (cairan keputih-putihan, keabu-
abuan, kekuning-kuningan, berminyak dan berlendir yang berfungsi melindungi
kulit bayi agar tidak tenggelam oleh air ketuban selama ia berada di dalam rahim),
warna, pembengkakan atau bercak bercak hitam, dan tanda tanda lahir.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/35017132/PENGKAJIAN_FISIK_BAYI_BARU_LAHIR.pdf

https://oshigita.files.wordpress.com/2014/10/daftar-tilik-pemeriksaan-fisik-bbl.pdf

https://www.academia.edu/25337371/APGAR_SCORE

Anda mungkin juga menyukai