Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PSIKOLOGI

‘’’PENTINGNYA KONSUMSI KELOR TERHADAP KELANCARAN ASI BAGI IBU


MENYUSUI’’’

DISUSUN OLEH:

ANGGOTA KELOMPOK:

1. MARIA GORETI ESI(19202017)


2. PAULANIA NITA
3. ELVRIDA TUMI
4. NATALIA DESIANA NAGAS
5. TERESIA EDWIN OLDA
6. MARIA NINUT
7.

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN PERTANIAN

PROGRAM STUDI DIPLOMA KEBIDANAN

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Deskripsi Daun Kelor


B. Pengertian Daun Kelor
C. Kandungan Daun Kelor
D. Manfaat Daun Kelor
E. Karakteristik Daun Kelor

BAB 3 PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa kehamilan adalah salah satu fase yang penting dalam pertumbuhan anak
karena calon ibu dan bayi yang dikandungnya membutuhkan gizi yang cukup banyak.
Kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan
selama hamil. Penilaian untuk mengetahui kualitas bayi dapat diketahui dengan
mengukur berat bayi pada saat lahir. Saat ini, bayi yang lahir dengan berat badan < 2.500
gram (BBLR) masih tetap menjadi masalah dunia khususnya di negara-negara
berkembang. Pada tahun 2005, data WHO menunjukkan lebih dari 20 juta bayi di dunia
(15,5% dari seluruh kelahiran) mengalami BBLR dan 95 % diantaranya terjadi di negara-
negara berkembang.

Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan merupakan salah satu strategi global
untuk meningkatkan pertumbuhan, perkembangan, kesehatan dan kelangsungan hidup
bayi. Meskipun banyak manfaat pemberian ASI ekslusif bagi bayi, ibu, keluarga, dan
masyarakat namun cakupannya masih rendah diberbagai Negara termasuk Indonesia.
Data Riskesdas tahun 2010 menunjukkan bahwa cakupan pemberian ASI ekslusif pada
bayi sampai 6 bulan hanya 15,3%. Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 33 tahun
2012, ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6
bulan, tanpa menambah dan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali
obat, vitamin, dan mineral). Setelah usia 6 bulan, disamping ASI diberikan makanan
tambahan.

Air Susu Ibu diproduksi dari hasil kerjasama antara rangsangan mekanik faktor
hormonal dan saraf. Salah satu hormon yang mempengaruhi adalah hormon estrogen.
Hormon estrogen adalah hormon seks yang diproduksi oleh rahim untuk merangsang
pertumbuhan organ seks seperti payudara dan rambut pubik serta mengatur siklus
menstruasi. Hormon estrogen juga berperan menjaga tekstur dan fungsi payudara.
Kehamilan pada seorang perempuan, membuat kelenjar payudara akan makin
berkembang oleh pengaruh hormon estrogen, somatomamotropin dan prolaktin. Proses
tersebut dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron. Hormon estrogen berfungsi
untuk membuat hipertropi sistem duktus (saluran) dan hormon progesteron berfungsi
untuk menambahkan sel-sel asinus pada payudara, pembentukan kasein, laktoalbumin
dan laktoglobulin. Air susu tidak keluar selama proses kehamilan karena hormon
prolaktin yang merangsang pengeluaran ASI dihambat oleh Prolactin Inhibiting
Hormone(PIH).

Estrogen secara signifikan memacu sintesis dan pelepasan prolaktin oleh hipofisa,
efek ini tergantung pada durasi dan dosis pemberian. Hal ini dapat diketahui melalui
percobaan pemberian preparat estrogen selama dua hari, dan terjadi peningkatan
pelepasan prolaktin secara cepat dan dalam jumlah yang sangat meyakinkan pada wanita
menopause. Peningkatan kadar prolaktin selama preparat estrogen tersebut tampaknya
dapat dipertahankan melalui peningkatan amplitudo dari pelepasan prolaktin yang
bersifat episodik selama 24 jam. Pengaruh estrogen yang bersifat positif terhadap
prolactin-turnover pada hipofisa terjadi melalui bermacam-macam kemungkinan:
Pertama; ikatan estrogen pada reseptor inti dari sel-sel laktotrof menyebabkan aktivasi
dari transkripsi gen dan akumulasi mRNA prolaktin. Kedua; estrogen mempunyai sifat
antidopaminergik sehingga akan menyebabkan penurunan kemampuan dopamin dalam
menghambat sekresi prolaktin. Ketiga; estrogen meningkatkan regulasi resptor TRH dari
sel-sel laktotrof sehingga menyebabkan peningkatan sensitivitas TRH dalam memacu
pelepasan prolaktin. Jadi, aktivitas estrogen terhadap peningkatan sintesis dan pelepasan
prolaktin terjadi melalui beberapa mekanisme yaitu peningkatan sintesa DNA prolaktin,
peningkatan reseptor TRH dan penurunan kerja dopamin.

Ibu menyusui membutuhkan asupan gizi yang cukup karena pada saat melahirkan
ibu mengeluarkan darah banyak serta 50% kebutuhan zat besi janin berasal dari ibu.
Asupan makanan ibu menyusui ikut menentukan kualitas ASI-nya, ada beberapa tanaman
yang di percaya baik secara turun temurun maupun yang sudah terbukti uji eilmiahannya
dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI, misalnya daun katuk (Sauropus
androgynus), klabet (Trigonella graecum L.), dan daun bangun-bangun (Coleus
amboinicius), serta daun kelor (Moringa oleifera).
Di Indonesia tanaman kelor merupakan bahan makanan lokal yang memiliki
potensi untuk dikembangkan dalam kuliner ibu menyusui karena mengandung senyawa
fitosterol yang berfungsi meningkatkan dan memperlancar produksi ASI (efek
laktogogum). Penggunaan dalam meningkatkan produksi ASI adalah dengan
mengkonsumsi daun tanaman baik dikukus ataupun direbus sebagai sayuran, dapat juga
menggunakan tepung kelor untuk dibuat minuman. Hasil penelitian menyatakan bahwa
tepung daun kelor nyata dapat meningkatkan produksi air susu. Pemberian dosis tepung
kelor diatas 42 mg/kg berat badan tikus putih galur wistar, nyata meningkatkan sekresi air
susu induknya dan berat badan anak tikus.

Serbuk kelor mengandung :Vitamin A, 10 kali lebih banyak dibandingkan wortel,


Beta Carotene, 4 kali lebih banyak dibanding wortel, Vitamin B1, 4 kali lebih banyak
dibanding daging babi, Vitamin B2, 50 kali lebih banyak dibanding sardines, Vitamin B3,
50 kali lebih banyak dibanding kacang, Vitamin E, 4 kali lebih banyak dibanding minyak
jagung, Protein, 2 kali lebih banyak dibanding susu, Protein, 9 kali lebih banyak
dibanding yoghurt, Asam amino, 6 kali lebih banyak dibanding bawang putih, Zat besi,
25 kali lebih banyak dibanding bayam, Kalium, 15 kali lebih banyak dibanding pisang,
Kalsium, 17 kali lebih banyak dibanding susu, Zinc, 6 kali lebih banyak dibanding
almond, Serat (Dietary Fiber), 5 kali lebih banyak dibanding sayuran pada umumnya,
GABA (Gamma-aminobutyric acid), 100 kali lebih banyak dibanding beras merah,
Polyphenol , 2 kali lebih banyak dibanding red wine. Banyaknya kandungan nutrisi di
dalam daun kelor (Moringa oleifera) salah satunya seperti senyawa fitosterol (efek
laktogogum) dalam meningkatkan kadar hormon prolaktin dan zat besi dapat
memberikan dampak positif bagi kesehatan bayi karena ASI merupakan makanan
alamiah bayi paling utama dan terbaik.

B. Rumusan Masalah
A. Bagaimana Deskripsi Tanaman Kelor?
B. Jelaskan Pengertian Tanaman Kelor?
C. Jelaskan Kandungan Dalam Daun Kelor?
D. Jelaskan Manfaat Daun Kelor?
E. Bagaimana Karakteristik Daun Kelor?
C. Tujuan
A. Untuk Mengetahui Deskripsi Tanaman Kelor
B. Untuk Mengetahui Pengertian Tanaman Kelor
C. Untuk Mengetahui Kandungan Dalam Daun Kelor
D. Untuk Mengetahui Manfaat dari Daun Kelor
E. Untuk Mengetahui Karakteristik dalam Daun Kelor
BAB 2
PEMBAHASAAN

A. Deskripsi Daun Kelor

Tanaman Kelor (Moringa oleifera) merupakan salah satu jenis tanaman tropis
yang mudah tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia. Tanaman kelor merupakan
tanaman perdu dengan ketinggian 7-11 meter dan tumbuh subur mulai dari dataran
rendah sampai ketinggian 700 m di atas permukaan laut. Kelor dapat tumbuh pada
daerah tropis dan subtropis pada semua jenis tanah dan tahan terhadap musim kering
dengan toleransi terhadap kekeringan sampai 6 bulan (Mendieta-Araica at al., 2013).

Kelor dikenal di seluruh dunia sebagai tanaman bergizi dan WHO telah
memperkenalkan kelor sebagai salah satu pangan alternatif untuk mengatasi masalah gizi
(malnutrisi) (Broin, 2010). Di Afrika dan Asia daun kelor direkomendasikan sebagai
suplemen yang kaya zat gizi untuk ibu menyusui dan anak pada masa pertumbuhan.
Semua bagian dari tanaman kelor memiliki nilai gizi, berkhasiat untuk kesehatan dan
manfaat dibidang industri.

Kandungan nilai gizi yang tinggi, khasiat dan manfaatnya menyebabkan kelor
mendapat julukan sebagai Mother’s Best friendl dan miracle tree. Namun di Indonesia
sendiri pemanfaatan kelor masih belum banyak diketahui, umumnya hanya dikenal
sebagai salah satu menu sayuran. Selain dikonsumsi langsung dalam bentuk segar, kelor
juga dapat diolah menjadi bentuk tepung atau powder yang dapat digunakan sebgai bahan
fortifikasi untuk mencukupi nutrisi pada berbagai produk pangan, seperti pada olahan
pudding, cake, nugget, biscuit, cracker serta olahan lainnya. Menurut Prajapati et al
(2003) tepung daun kelor dapat ditambahkan untuk setiap jenis makanan sebagai
suplemen gizi.

Selain itu tanaman ini juga bermanfaat dalam memperbaiki lingkungan, terutama
berfungsi untuk memperbaiki kualitas air. Hasil penelitian Tie et al (2015) menunjukkan
bahwa biji kelor dapat berperan sebagai koagulan alami dalam mengatasi pencemaran air
limbah oleh pewarna sintetis. Sebelumnya dilaporkan bahwa biji kelor merupakan bahan
alami yang terbaik yang berperan penting dalam pengelolaan air untuk memperbaiki
kualitas air, mereduksi logam berat, bakteri E. Coli, alga serta sebagai surfaktan (Anwar
et al., 2007a; Pritcharda et al., 2010; Sharma et al., 2007; Nishi et al., 2012; Teixeira et
al., 2012; Beltrán-Heredia et al., 2012).

B. Pengertian Daun Kelor

Daun Kelor (Moringaoleifera) Kelor adalah pohon merunggai, daunnya dibuat


sayur atau obat. Kelor merupakan tanaman perdu yang tinggi pohonnya dapat mencapai
10 meter, tumbuh subur mulai dari dataran rendah sampai dengan ketinggian 1000 m
diatas permukaan laut. Tanaman kelor dapat Sriwijya Journal of Medicine, Volume 1 No.
1, Januari 2018, hal 74-79 77 tumbuh subur pada berbagai jenis tanah kecuali tanah
berlembung berat dan tumbuh subur pada tanah dengan pH netral sampai sedikit
asam.Pohon kelor memiliki jenis daun majemuk bertangkai panjang, tersusun berseling
(alternate), beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau
muda, setelah dewasa akan menjadi hijau tua, bentuk helai daun mulat telur sepanjang 1-
2 cm dengan lebar 1-2 cm. Daun bertekstur tipis, lemas, ujung dan pangkal tumpul
(obtusus), tepi rata, susunan pertulangan menyirip (pinnate), permukaan atas dan bawah
daun halus.

Kelor adalah tanaman super nutrisi.Kandungan nutrisi tersebar dalam seluruh


bagian tanaman kelor dan seluruh bagian tanamannya dapat dikonsumsi, mulai dari daun,
kulit batang, bunga, buah, sampai dengan akarnya yang seperti lobak. Senyawa tersebut
meliputi nutrisi, mineral, vitamin, dan asam amino. Menurut penelitiannya, kandungan
senyawa dari kelor dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Selain itu kandungan bahan aktif yang ada dalam tanaman ini sangat banyak.
Hasil analisis menunjukkan adanya senyawa alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid,
tannin, saponin, karbohidrat, glikosida, dan gula yang tereduksi dalam jumlah yang
bervariasi. Flavonoid ditemukan dalam jumlah paling banyak. Kandungan karbohidrat,
gula tereduksi, ddan alkaloid terdeteksi dalam jumlah sedang. Di lain pihak, kandungan
tannin, saponin, glikosida, dan terpenoid dalam jumlah sedang.
C. Kandungan Dalam Daun Kelor
Zat-zat yang terkandung dalam daun Moringa oleifera L sangat berguna bagi
tubuh manusia. Menurut hasil penelitian, daun kelor ternyata mengandung vitamin A,
vitamin C, vitamin B, kalsium, kalium, besi dan protein dalam jumlah sangat tinggi yang
mudah dicerna dan diasimilasi oleh tubuh manusia (Radiyanthi, 2015). Daun Moringa
oleifera L memiliki kandungan kalsium yang lebih banyak daripada susu, lebih banyak
zat besi daripada bayam, lebih banyak protein daripada telur dan lebih banyak kalium
daripada pisang. Zat lain yang sudah diidentifikasi dalam daun kelor antara lain: senyawa
polifenol (asam galat, asam klorogenat, asam elegat, asam ferulat, kuersetin, kaempferol,
proantosianidin dan vanilin), vitamin E, β-karoten, zink dan selenium (Rahman, 2015).
Daun Moringa oleifera Lmerupakan salah satu tanaman yang kaya akan vitamin dan
mineral. Pada Tabel 2.1 akan dijelaskan komposisi vitamin dalam setiap 100 gram daun
Moringa oleifera L. Komposisi vitamin tersebut antara lain vitamin A, B1, B2, B3, B6,
dan C.

Hasil analisis kandungan sitosterol dan stigmasterol dalam daun menunjukkan


bahwa kandungan stimasterrol lebih banyak dibandingkan sitosterol (Tabel 1). Adanya
kandungan steroid dalam daun kelor diduga ada hubungannya dengan pengaruh
peningkatan kadar ASI bagi ibu hamil yang mengkonsumsi tanaman ini.

Tabel 1. Kandungan fitokimia daun kelor dalam ekstrak alchol

Senyawa kimia Kandungan senyawa dalam ekstrak etanol


Tannin +
Karbohidrat ++
Saponim +
Glikosida +
Gula Tereduksi ++
Terpenoid +
Steroid ++
Flavonoid +++

Tabel 2. Kandungan sitosterol dan stigmastrol pada daun kelor

Senyawa kimia (%) dalam g/100 gr


Sitosterol 1,15
Stigmastrol 1,52

Kandungan nutrisi daun kelor antara lain:

 Protein: 2 gram.
 Vitamin B6: 19% dari AKG (Angka kecukupan gizi)
 Vitamin C: 12% dari AKG.
 Besi: 11% dari AKG.
 Riboflavin (B2): 11% dari RDA.
 Vitamin A (dari beta-karoten): 9% dari AKG.
 Magnesium: 8% dari RDA.
D. Manfaat Daun Kelor
Berikut adalah manfaat daun kelor untuk ibu menyusui yang diantaranya adalah sebagai
berikut :
 Memperbanyak produksi ASI
Seperti halnya manfaat daun katuk untuk ibu menyusui, daun kelor juga dapat
digunakan untuk membantu memperbanyak produk asi. Daun kelor merupakan
daun yang berasal dari pohon moringa oleifera yang memiliki banyak kandungan
nutrisi baik mineral, vitamin, dan lainnya. Kandugan flavonoid pada daun kelor
dapat membantu membuat produksi asi menjadi berlimpah. Manfaat daun kelor
untuk ibu menyusui dalam hal memperbanyak produksi ASI tersebut sudah
dibuktikan melalui penelitian ilmiah baik di dalam maupun di luar negeri.
 Meningkatkan kualitas ASI
Daun kelor dikenal memiliki banyak potensi nutrisi yang terkandung di dalamnya
beberapa kali lebih besar dari nutrisi pada bahan makanan lain. Daun kelor
memiliki jumlah protein, vitamin, dan mineral, serta nutrisi lainnya yang dapat
membantu meningkatkan kualitas asi. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa
daun kelor memiliki kandungan zat besi 25 kali lebih besar dibandingkan bayam,
vitamin C 7 kali lipat dibanding jeruk, vitamin A 4 kali lipat dibanding wortel,
kalsium 4 kali lipat dibanding susu, potasium 3 kali lipat dibanding pisang, dan
protein yang 2 kali lipat lebih banyak dibanding susu. Berbagai kandungan
berlimpah tersebut dapat dikonsusmsi sebagai salah satu cara meningkatkan
kualitas asi agar bayi gemuk.
 Mengurangi gangguan perut
Manfaat lain daun kelor untuk ibu menyusui adalah dapat membantu mengurangi
gangguan yang terjadi pada perut seperti kram dan nyeri sisa proses persalinan.
Kandungan zat besinya juga dapat membantu mengembalikan kebutuhan zat besi
yang banyak hilang pasca melahirkan.
 Menjaga berat badan ibu menyusui
Berat badan merupakan salah satu hal yang menjadi konsen ibu pasca proses
kehamilan yang secara umum meningkatkan berat badan. Untuk membantu
menjaga berat badan agar selalu seimbang maka konsumsi daun kelor secara rutin
dapat dilakukan oleh ibu menyusui.
 Menghalangi terjadinya infeksi bakteri
Daun kelor juga memiliki senyawa antibakteri yang dibuktikan dalam sebuah
penelitian. Dengan kandungan senyawa antibakteri tersebut maka daun kelor
dapat bermanfaat untuk melindungi tubuh ibu menyusui dari kemungkinan
adanya infeksi bakteri.
 Meningkatkan daya tahan tubuh
Berbagai kandungan vitamin C dan antioksidan yang terdapat di dalam daun kelor
dapat membantu ibu menyusui dalam meningkatkan daya tahan tubuhnya.
Peningkatan daya tahan tubuh tersebut dapat menjadikan ibu menyusui lebih kuat
dan tidak rentan terhadap berbagai resiko penyakit sehingga tidak terjadi
gangguan dalam proses menyusui.
 Memperlancar sistem pencernaan
Maag bisa saja terjadi pada ibu menyusui yang akan menimbulkan rasa sakit
berlebih pada bagian perutnya sehingga harus dicegah agar tidak terjadi.
Kandungan antiinflmasi pada daun kelor dapat membantu mengatasi sakit akibat
maag dan membantu memperlancar sistem pencernaan ibu menyusui.
 Menyehatkan kulit
Manfaat lainnya yang dapat diperoleh ibu menyusui dengan mengkonsumsi daun
kelor adalah dapat menyehatkan kulitnya. Kesehatan kulit tersebut dapat
diperoleh melalui kandungan vitamin C, antioksidan, dan beberapa mineral
penting lain yang terdapat di dalam daun kelor.
 Mencegah terjadinya diabetes
Tingginya kandungan seng pada daun kelor mampu membuatnya memiliki
manfaat sebagai anti diabetes alami. Dengan adanya anti diabetes tersebut dapat
menurunkan resiko ibu menyusui mengalami diabetes. Konsumsi daun kelor ini
sangat cocok bagi ibu menyusui yang sudah memiliki riwayat diabetes.
 Menstabilkan emosi dan mood ibu menyusui
Tingginya beban yang harus dihadapi oleh ibu menyusui untuk membesarkan
serta memperhatikan perkembangan bayinya menjadikan kestabilan mood dan
emosi sering tidak dapat terjaga. Untuk membantu mengatasi masalah tersebut,
konsumsi daun kelor dapat membantu ibu menyusui untuk mengontrol emosi dan
moodnya

Kelor tidak hanya kaya akan nutrisi akan tetapi juga memiliki sifat
fungsional karena tanaman ini mempunyai khasiat dan manfaat buat kesehatan
manusia. Baik kandungan nutrisi maupun berbagai zat aktif yang terkandung
dalam tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan mahluk hidup dan
lingkungan. Oleh karena itu kelor mendapat julukan sebagai “miracle tree”
(Fuglie et al., 2001). Disamping itu,. kelor sangat berpotensi digunakan dalam
pangan, kosmetik dan industri (Anwar et al., 2007).

Di beberapa wilayah di Indonesia, utamanya Indonesia bagian timur kelor


dikonsumsi sebagai salah satu menu sayuran. Di Filipina, daun kelor sangat
terkenal dikonsumsi sebagai sayuran dan dapat berfungsi meningkatkan jumlah
ASI (air susu ibu) pada ibu menyusui sehingga mendapat julukan Mother’s Best
Friend (Jongrungruangchok et al., 2010; Tilong, 2012). Hal ini disebabkan karena
daun kelor mengandung unsur zat gizi mikro yang sangat dibutuhkan oleh ibu
hamil, seperti beta carotene, thiamin (BI),Riboflavin (B2), Niacin (B3), kalsium,
zat besi, fosfor, magnesium, seng, vitamin C, sebagai alternatif untuk
meningkatkan status gizi ibu hamil.
Sebagai pangan fungsional, bagian daun, kulit batang, biji hingga akar dari
tanaman kelor tidak hanya sebagai sumber nutrisi tetapi juga berfungsi sebagai
herbal buat kesehatan yang sangat berkhasiat (Simbolan et al., 2007). Saat ini
penelitian dan uji clinis tentang fungsi kelor sebagai obat mulai berkembang
meskipun manfaat dan khasiatnya belum banyak diketahui oleh masyarakat.

Penemuan terbaru adalah fungsi daun kelor sebagai farmakologis, yaitu


antimikroba, antijamur, antihipertensi, antihyperglikemik, antitumor, antikanker,
anti-inplamasi (Toma & Deyno, 2014). Hal ini karena adanya kandungan
diantaranya asam askorbat, flavonold, phenolie dan karatenoid selain itu hasil
penelitian telah menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor dapat berfungsi sebagai
antidiare (antidiarraheal activity) dengan dosis oral 300 mg/kg berat badan.

Berbagai Manfaat Daun Kelor untuk Kesehatan

 Memberikan nutrisi untuk tubuh. Daun kelor adalah sumber vitamin dan mineral
yang baik untuk tubuh
 Kaya akan antioksidan
 Membantu menurunkan kadar gula darah
 Membantu meredakan peradangan

 Menurunkan kolesterol

 Melindungi tubuh dari keracunan arsen

 Membantu mengatasi kanker

 Baik untuk daya ingat

E. Karakteristik Fisik Daun Kelor

Di Indonesia tanaman kelor dikenal dengan nama yang berbeda di setiap daerah,
diantaranya kelor (Jawa, Sunda, Bali, Lampung), maronggih (Madura), moltong (Flores),
keloro (Bugis), ongge (Bima), murong atau barunggai (Sumatera) dan hau fo (Timur).
Kelor atau yang dikenal dengan nama Drumstick yang merupakan tanaman asli kaki
gunung Himalaya bagian barat laut India, Afrika, Arab, Asia Tenggara, Amerika Selatan
(Duke, 2001; Vanajakshi et al., 2015; Shah et al., 2015). Saat ini kelor dikenal di 82
negara dengan 210 nama yang berbeda, diantaranya moringa, horseradish tree,
drumstick, tree West Indian Ben (Inggris), sajina (Bangladesh), mrum (Cambodia), Ben
ailé (Perancis), kelor, marunga (Indonesia), ‘ii h’um (Laos), meringgai, gemunggai, kelor
(Malaysia), dandalonbin, (Myanmar), malunggay (Philippines), marum, phakihum,
makhonkom (Thailand) dan ch[uf]m ng[aas]y (Vietnam) (Mardiana, 2013). Moringa
oleifera Lamk) adalah sebagai berikut: (Integrated Taxonomic Information System, 2013;
Syamsu Hidayat, 1991)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angeospermae Klas : Dicotyledoneae

Ordo : Brassicales

Familia : Moringaceae

Genus : Moringa

Spesies : Moringa oleifera Lamk

Anda mungkin juga menyukai