Anda di halaman 1dari 5

TRANSLOKASI JARINGAN FLOEM

HANDOUT
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan yang
diampu oleh:
Dr. Any Fitriani, M.Si.,
Tina Safaria Nilawati, S.Si, M.Si.,
Dr. Wahyu Surakusumah, S.Si., M.T.,
Tri Suwandi, M.Pd., M. Sc.

oleh:
Kelompok. 1
Pendidikan Biologi A/2017

Astris Junita (1702129)


Azhar Rafa Ghaida (1702887)
Hasna Ainaya Fauziyah (1704130)
Mauli Novilda Afifah (1702363)
Mochamad Soleh (1702777)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2020
A. Struktur Floem

 Floem berfungsi mengangkut zat-zat asimilat (hasil fotosintesis) untuk


kemudian didistribusikan ke seluruh bagian tanaman yang membutuhkan.
      Floem disusun oleh sel hidup dewasa yang terinterkoneksi oleh perforasi pada
ujung dinding selnya yang terbentuk dari plasmodesmata yang membesar dan
termodifikasi. Sel ini tersusun membentuk tabung yang disebut pembuluh ayak.
Sel-sel ini tetap mempunyai membran plasma, tetapi sudah kehilangan nukleus
dan banyak sitoplasma, sehingga mereka bergantung pada sel pendamping untuk
metabolismenya. Sel pendamping mempunyai fungsi tambahan sebagai
pengangkut molekul makanan terlarut keluar dan ke dalam pembuluh melalui
dinding pembuluh yang berpori.
      Floem tersusun oleh  parenkim floem, serabut floem, pembuluh tapis, sel
pengiring (hanya terdapat pada Angiospermae).

Gambar A.1 Struktur Floem


Floem tersusun dari:
a.  Pembuluh
   Unsurnya terdiri dari dua bentuk yaitu sel tapisan yaitu sel tunggal dan
membentuk memanjang dengan bidang tapisan yang terletak di samping atau
ujung sel. Dan buluh tapisan yang berupa berkas-berkas sel memanjang yang
masing-masing merupakan bagian dari buluh itu dan dihubungkan oleh satu atau
lebih tapisan, biasanya terletak di ujung sel. Dinding sel pembuluh adalah selulosa
dan tidak pernah dijumpai penebalan lignin.
b.   Sel-sel pengiring
   Adalah sel-sel pembuluh yang diikuti oleh sel parenkim khusus. Sel pengiring
tetap mempunyai nukleus pada waktu dewasa. Tidak dijumpai pada
Gymnospermae dan Pterydophyta.
c.  Parenkim floem
    Secara fungsional sel parenkim ini  berintegrasi dengan sel pengiring. Bentuk
selnya memanjang dan sumbu panjangnya sejajar dengan sumbu berkas
pengangkut. Pada saat floem aktif, sel parenkim tidak mengalami penebalan
dinding. Kemudian bila floem tidak berfungsi maka parenkim ini akan berubah
menjadi sklerenkim atau felogen.
d.  Serabut
    Serabut ini membentuk dinding sekunder setelah selesai pertumbuhan
memanjangnya. Umumnya penebalan ini berupa lignin atau selulosa.

Tabel A.1 Perbandingan antara Xilem dan Floem:


XILEM FLOEM
1. terbuat dari sel mati                  1. terbuat dari sel hidup
2. berdinding sel tipis 2. berdinding sel tebal
3. dinding sel terbuat dari lignin (selulosa keras) 3. dinding sel terbuat dari selulosa
4.tdk ada sitoplasma 4.. ada sitoplasma
5. aliran xilem keatas 5. aliran floem atas dan bawah
6. jaringan yg menyertai xilem adalah jaringan 6. jaringan yg menyertai adalah
serabut jaringan sel pengiring
Gambar A.2 Perbandingan anatara xilem dan floem
Gambar A.3 Letak jaringan pembuluh pada akar monokotil dan dikotil

Anda mungkin juga menyukai