Anda di halaman 1dari 20

International Chamber Of Shipping (ICS) International Chamber Of Shipping (ICS)

Coronavirus (COVID-19) Coronavirus (COVID-19)


Guidance for Ship Operators for the Protection (Panduan bagi operator kapal untuk
of the Health of Seafarers
perlindungan kesehatan pelaut)
The Secretary-General has received the attached Sekretaris Jenderal telah menerima lampiran
Coronavirus (COVID-19) Guidance for ship tentang Pedoman Koronavirus (COVID-19)
operators for the protection of the health of untuk operator kapal dalam rangka
seafarers, prepared by the International Chamber perlindungan kesehatan pelaut, yang disiapkan
of Shipping in response to the coronavirus oleh International Chamber of Shipping sebagai
outbreak. Member States and international tindak lanjut terhadap wabah virus Corona.
organizations are invited to make use of the Negara-negara Anggota dan organisasi-
Guidance, as they see fit, and circulate it to all organisasi internasional diundang/dihimbau
interested parties, as deemed appropriate. untuk menggunakan Panduan ini, sesuai
keadaan dan situasi, dan mengedarkannya ke
semua pihak yang berkepentingan, sesuai
keperluannya.

Contents Daftar Isi

1. Introduction 1. Pendahuluan
2. Port Entry Restrictions 2. Pembatasan Memasuki Pelabuhan
3. Protective Measures Against COVID-19 for 3. Tindakan Perlindungan Terhadap COVID-
Seafarers 19 untuk Pelaut
4. Outbreak Management Plan for COVID-19 4. Rencana Pengelolaan Wabah COVID-19
5. Pre-Boarding Information 5. Informasi Sebelum Naik Kapal
6. Pre-boarding Screening 6. Pemeriksaan Sebelum Naik Kapal
7. Information and Awareness 7. Informasi dan Kepedulian
8. Suspected Cases of Infection 8. Kasus Dugaan Infeksi
9. Close Contacts (High Risk Exposure) 9. Tidak Melakukan Kontak Fisik (Paparan
10. Hygiene Measures for Seafarers on Ships Berisiko Tinggi)
11. Management of Suspect Cases by Medical 10. Tindakan Higienis untuk Pelaut di Kapal
Support Providers 11. Penanganan Terhadap Kasus Suspect
12. Precautions at the Ship Medical Facility (kecurigaan) oleh Petugas Dukungan
13. Laboratory Testing Medis
14. Case Handling 12. Pencegahan di Fasilitas Medis Kapal
15. Isolation 13. Pengujian Laboratorium
16. Reporting to the Next Port of Call 14. Penanganan Kasus
17. Disembarkation of a Suspect and a Confirmed 15. Isolasi
Case 16. Melaporkan ke Pelabuhan Berikutnya
18. Cleaning, Disinfection and Waste 17. Menurunkan dari kapal terhadap
Management kecurigaan (Suspect) dan Kasus yang
19. Management of Contacts of a Suspect Case sudah Terkonfirmasi
20. Supplies and Equipment 18. Pembersihan, Disinfektan dan Pengelolaan
Annex A – Posters Limbah
Annex B – Sample Pre-Boarding Passenger 19. Manajemen Kontak terhadap Kasus
Locator Form (PLF) Suspect
Annex C – WHO COVID-19 Support and 20. Persediaan dan Peralatan
Logistics Supplies List, with availability advice Lampiran A - Poster
provided by IMHA Lampiran B - Contoh formulir pengalokasian
penumpang sebelum naik kapal
Lampiran C – WHO COVID-19 Mendukung dan
menyediakan daftar logistic, sesuai saran
ketersediaan dari IMHA

In response to the current coronavirus (COVID- Menanggapi wabah coronavirus (COVID-19)


19) outbreak, this Guidance has been produced saat ini, Panduan ini diterbitkan oleh
by the International Chamber of Shipping (ICS) to International Chamber of Shipping (ICS) untuk
support all types of ships which operate in mendukung semua jenis kapal yang beroperasi
international waters. The purpose is to help di perairan internasional. Tujuannya adalah
shipping companies follow advice provided by untuk membantu perusahaan-perusahaan
United Nations agencies including the World pelayaran agar mengikuti saran yang diberikan
Health Organization (WHO), the International oleh badan-badan PBB termasuk Organisasi
Maritime Organization (IMO) and the Kesehatan Dunia (WHO), Organisasi Maritim
International Labour Organization (ILO), as well as Internasional (IMO) dan Organisasi Perburuhan
the European Centre for Disease Prevention and Internasional (ILO), serta Pusat Pencegahan dan
Control (ECDC). Pengendalian Penyakit Eropa. (ECDC).

COVID-19 – a virus which can lead to respiratory COVID-19 - virus yang dapat menyebabkan
disease and pneumonia – was first reported in penyakit pernapasan dan pneumonia - pertama
December 2019 in Wuhan, China. More than kali dilaporkan pada Desember 2019 di Wuhan,
90,000 cases have been reported at the time of Cina. Lebih dari 90.000 kasus telah dilaporkan
going to print, including several thousand deaths. pada saat akan dicetak, termasuk beberapa ribu
While most of these have been concentrated in kematian. Sementara sebagian besar kasus ini
China, the virus now appears to be spreading terkonsentrasi di Cina, virus ini sekarang
globally. No vaccine is currently available, and the tampaknya menyebar secara global. Tidak ada
focus of health authorities worldwide has been vaksin yang tersedia sampai saat ini, dan fokus
containment of the virus through preventative otoritas kesehatan di seluruh dunia adalah
measures to limit and slow down widespread menahan penyebaran virus melalui langkah-
transmission. langkah pencegahan untuk membatasi dan
memperlambat penularan secara luas.

The WHO has declared the outbreak a Public WHO telah mendeklarasikan wabah sebagai
Health Emergency of International Concern under Darurat Kesehatan Publik dari Kepedulian
the WHO International Health Regulations (IHR). Internasional di bawah Peraturan Kesehatan
This severe public health challenge requires close Internasional WHO (IHR). Tantangan kesehatan
co-operation between governments and shipping masyarakat yang berat ini membutuhkan kerja
companies engaged in maritime trade, in order to sama erat antara pemerintah dan perusahaan-
protect the health of seafarers (and passengers) perusahaan pelayaran yang bergerak dalam
as well as the general public. ICS is grateful for perdagangan maritim, untuk melindungi
the support of the following organisations in kesehatan pelaut (dan penumpang) serta
preparing this Guidance: IMO, ILO, WHO, masyarakat umum. ICS berterima kasih atas
International Maritime Health Association dukungan organisasi-organisasi berikut dalam
(IMHA), European Centre for Disease Prevention mempersiapkan Panduan ini: IMO, ILO, WHO,
and Control (ECDC), Mediterranean Shipping Asosiasi Kesehatan Maritim Internasional
Company S.A. (MSC) and Wilhelmsen Ships (IMHA), Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit
Service.

2. Port Entry Restrictions 2. Pembatasan Memasuki Pelabuhan

WHO, as at 3rd March 2020, has not currently WHO, sebagaimana pada tanggal 3 Maret 2020,
recommended any international travel or trade belum merekomendasikan pembatasan
restrictions, and according to the IHR (and other perjalanan atau perdagangan internasional, dan
international regulations) ships shall not be menurut IHR (dan peraturan internasional
refused ‘free pratique’ by the IHR state parties for lainnya), Kapal tidak boleh ditolak “free
public health reasons, i.e. permission to enter a pratique (dokumen kesehatan kapal)” oleh
port, embark or disembark discharge or load anggota negara IHR dengan alasan kesehatan
cargo or stores. The IHR states Parties may masyarakat, misalnya izin untuk memasuki
subject granting free pratique to inspection, and, pelabuhan, memberangkatkan atau
if a source of infection or contamination is found menurunkan muatan atau memuat kargo atau
on board, conduct necessary, disinfection, stok kebutuhan kapal. Anggota Negara-negara
decontamination, disinsection or deratting, or IHR diberi ijin dan bebas melakukan
other measures necessary to prevent spread of pemeriksaan atas dokumen kesehatan ‘free
the infection or contamination. pratique’ kapal dan jika ditemukan adanya
sumber infeksi atau kontaminasi di atas kapal,
melakukan tindakan yang diperlukan,
desinfektan, dekontaminasi, disinfeksi atau
deratting, atau tindakan lain yang diperlukan
untuk mencegah penyebaran infeksi atau
kontaminasi.
The WHO IHR can be available at IHR WHO dapat dilihat di
www.who.int/ihr/publications/9789241580496/e www.who.int/ihr/publications/9789241580496
n/ Nevertheless, many governments have now /en/ Namun demikian, saat ini banyak negara
introduced national and local restrictions yang memberlakukan pembatasan secara
including: nasional dan lokal termasuk:

 Delayed port clearance;  Penundaan port clearance (surat


 Prevention of crew or passengers from persetujuan berlayar);
embarking or disembarking (preventing shore  Pencegahan awak kapal atau penumpang
leave and crew changes); dari naik atau turun kapal (mencegah cuti
 Prevention of discharging or loading cargo or dan pergantian awak kapal);
stores, or taking on fuel, water, food and  Pencegahan untuk menurunkan atau
supplies; and memuat barang atau stok kebutuhan kapal,
 Imposition of quarantine or refusal of port atau mengisi bahan bakar, air, makanan dan
entry to ships (in extreme cases). persediaan; dan
 Pengenaan karantina atau menolak kapal
masuk pelabuhan (dalam kasus-kasus
ekstrim).

While such measures can severely disrupt Sementara langkah-langkah semacam itu sangat
maritime traffic – and may well be in breach of mengganggu lalu lintas laut - dan mungkin
the IHR, the Convention on Facilitation of melanggar IHR, Konvensi Fasilitasi Lalu Lintas
International Maritime Traffic (FAL Convention) Maritim Internasional (Konvensi FAL) dan
and other maritime principles regarding the rights prinsip-prinsip maritim lainnya mengenai hak
and treatment of seafarers and passengers – the dan perlakuan pelaut sertapenumpang .
reality is that shipping companies may have little Kenyataannya adalah perusahaan pelayaran
choice but to adhere to these national and local mungkin memiliki sedikit pilihan selain
restrictions due to the serious concern about mematuhi batasan/larangan nasional dan lokal
COVID-19 and the potential risk to public health. yangdisebabkan kekhawatiran serius tentang
COVID-19 dan potensi risiko terhadap
kesehatan masyarakat.
However, it is very important for port States to
accept all ships (both cargo and passenger), for Namun, sangat penting bagi Negara-negara
docking and to disembark suspected cases on pelabuhan (port states) untuk menerima semua
board, as it is difficult to treat suspect cases on kapal (baik barang maupun penumpang), untuk
board and it could endanger others. If any menyandarkan atau mendaratkandan
infection or contamination is found on board menurunkan terhadap kasusyang dicurigai
visiting ships, port States may take additional dikapal , karena sulit untuk menanganinya dan
measures to prevent spread of the infection or dapat membahayakan yang lainnya. Jika ada
contamination. infeksi atau kontaminasi ditemukan di kapal
yang berlabuh, negara-negara pelabuhan(port
states) dapat mengambil langkah-langkah lebih
lanjut untuk mencegah penyebaran infeksi atau
kontaminasi.

Together with flag States, companies and Masters Bersama dengan Negara-negara bendera (flag
should co-operate with port State authorities to states), perusahaan-perusahaan pelayaran dan
ensure, where appropriate, that: Nahkoda harus bekerja sama dengan otoritas
Negara pelabuhan (port states) untuk
• Seafarers can be changed;
memastikan, jika perlu, bahwa:
• Passengers can embark and disembark;
• Pelaut dapat diganti;
• Shore leave can continue if safe to do so;
• Penumpang dapat naik dan turun;
• Cargo operations can occur;
• Cuti dapat dilanjutkan jika aman;
• Ships can enter and depart shipyards for
• Operasi kargo dapat dilaksanakani;
repair and survey;
• Kapal dapat masuk dan meninggalkan
• Stores and supplies can be loaded; and
galangan kapal untuk diperbaiki dan
• Necessary certificates and documentation can disurvei;
be issued.
• Stok persediaan kapal dapat dimuat; dan
• Sertifikat dan dokumentasi yang diperlukan
dapat dikeluarkan.
ILO has advised that during the evolving COVID- ILO telah menyarankan bahwa selama wabah
19 outbreak, effective protection of the health COVID-19, perlindungan yang efektif terhadap
and safety of seafarers must remain a priority. kesehatan dan keselamatan pelaut harus tetap
Under the ILO Maritime Labour Convention menjadi prioritas. Di bawah Konvensi Buruh
(MLC), flag States must ensure all seafarers on Maritim ILO (MLC), Negara bendera harus
ships flying their flag are covered by adequate memastikan semua pelaut di kapal sesuai
measures to protect their health and that they bendera kapal yang dikibarkan telah memiliki
have access to prompt and adequate medical pengaturan yang cukup dalam melindungi
care while working on board. Port States must kesehatan mereka dan bahwa mereka memiliki
ensure that any seafarers on board ships in their akses yang cepat dan perawatan kesehatan
territory who need immediate medical care are yang memadai ketika bekerja dikapal. Negara-
given access to medical facilities on shore. negara Pelabuhan (port state) harus
memastikan bahwa setiap pelaut di atas kapal
di wilayahnyabila membutuhkan perawatan
medis segera diberikan akses ke fasilitas medis
di darat.

Wilhelmsen Ships Service has developed an Wilhelmsen Ships Service telah


interactive map on current port restrictions which mengembangkan peta interaktif tentang
is available at : pembatasan port saat ini yang tersedia di:

https://wilhelmsen.com/ships- https://wilhelmsen.com/ships-
agency/campaigns/coronavirus/coronavirus-map agency/campaigns/coronavirus/coronavirus-
Coronavirus (COVID-19) map Coronavirus (COVID-19)

3. Protective Measures Against COVID-19 for 3. Tindakan Perlindungan Terhadap COVID-19


Seafarers untuk Pelaut

Human-to-human transmission of COVID-19 is Penyebaran COVID-19 dari manusia ke manusia


understood to occur primarily through droplets dapat dipahami terjadi terutama melalui
from a person with COVID-19, e.g. from coughing tetesan dari seseorang yang telah terinfeksi
and sneezing, landing on objects and surfaces COVID-19, missal, batuk dan bersin, yang
around the person. Other people then catch terpercik di benda dan permukaan di sekitar
COVID-19 by touching these objects or surfaces, orang tersebut. Orang dapat juga terkena
then touching their eyes, nose or mouth. People COVID-19 dengan menyentuh benda-benda
can also catch COVID-19 if they breathe in atau permukaan ,yang kemudian menyentuh
droplets from a person with COVID-19 who mata, hidung, atau mulutnya. Orang dapat
coughs, sneezes or breathes out droplets. terkena COVID-19 jika mereka menghirup
tetesan dari orang dengan COVID-19 yang
batuk, bersin, atau mengeluarkan tetesan.

Seafarers (on board ship or on leave) should Pelaut-pelaut (di kapal atau cuti) harus memberi
inform their healthcare providers if they have tahu otoritas layanan kesehatan setempat jika
visited an area where COVID-19 has been mereka telah mengunjungi daerah yang
reported within the past 14 days, or if they have terjangkit COVID-19 dalam 14 hari terakhir, atau
been in close contact with someone with jika mereka telah melakukan kontak terhadap
respiratory symptoms who has been to a place seseorang dengan gejala pernapasan di tempat
which has COVID-19. If seafarers have fever, yang terjankit COVID-19. Jika pelaut mengalami
cough or difficulty breathing it is important to demam, batuk atau kesulitan bernafas, penting
seek medical attention promptly. untuk segera mencari layananmedis .

When someone infected with a respiratory Ketika seseorang terinfeksi dengan penyakit
disease, such as COVID-19, coughs or sneezes pernapasan, seperti COVID-19, maka pada saat
they project small droplets containing the virus. batuk atau bersin dianggap mengeluarkan
Sneezing or coughing into hands may tetesan kecil yang mengandung virus. Bersin
contaminate objects, surfaces or people that are atau batuk ke tangan dapat mencemari
touched. permukaan benda, atau orang yang disentuh.

Standard Infection Protection and Control (IPC) Standar tindakan pencegahan dan pengendalian
precautions emphasise the vital importance of terhadap Infeksi (IPC) menekankan pentingnya
hand and respiratory hygiene. In particular: kesehatan tangan dan pernapasan. Khususnya:
• Cuci tangan yang sering dilakukan oleh kru
 Frequent hand washing by crew (and
(dan penumpang) menggunakan sabun dan
passengers) using soap and hot water or
air panas atau alkohol (setidaknya 65-70%)
alcohol-based (at least 65–70%) hand rub for
gosok tangan selama 20 detik;
20 seconds;
 Avoidance of touching the face including • Menghindari menyentuh wajah termasuk
mouth, nose and eyes with unwashed hands mulut, hidung dan mata dengan tangan
yang tidak dicuci (jika tangan menyentuh
(in case hands have touched surfaces
permukaan yang terkontaminasi virus);
contaminated with the virus);
 Seafarers (and passengers) should be • Pelaut (dan penumpang) harus didorong
encouraged to cover their nose and mouth untuk menutupi hidung dan mulut mereka
with a disposable tissue when sneezing, dengan tisu ketika bersin, batuk, menyeka
dan meniup hidung kemudian membuang
coughing, wiping and blowing the nose then
masker yang digunakan segera;
dispose of the used tissue immediately;
 If a tissue is not available, crew should cover • Jika tisu tidak tersedia, kru harus menutup
their nose and mouth and cough or sneeze hidung dan mulut dengan siku yang ditekuk
into a flexed elbow; pada saat batuk atau bersin;
 All used tissues should be disposed of • Semua tisu bekas harus dibuang segera ke
promptly into a waste bin; tempat sampah;
 Seafarers should aim to keep at least one  Pelaut harus berusaha menjaga jarak
metre (3 feet) distance from other people, setidaknya satu meter (3 kaki) dari orang
particularly those that cough or sneeze or lain, terutama mereka yang batuk atau
may have a fever. If they are too close, other bersin atau mungkin mengalami demam.
crew members can potentially breathe in the Jika mereka terlalu dekat, anggota kru
virus; and lainnya berpotensi menghirup virus; dan
 Meat, milk or animal products should always
be handled with care, to avoid cross-  Daging, susu atau produk hewani harus
contamination with uncooked foods, selalu ditangani dengan hati-hati, untuk
consistent with good food safety practices. menghindari kontaminasi silang dengan
makanan mentah, menjaga terhadap
praktik dari keselamatan makanan yang
baik.
It is important that seafarers should be given the Adalah penting bahwa pelaut harus diberi
time and opportunity to clean their hands after waktu dan kesempatan untuk membersihkan
coughing, sneezing, using tissues, or after possible tangan mereka setelah batuk, bersin,
contact with respiratory secretions or objects or menggunakan tisu, atau setelah kontak dengan
surfaces that might be contaminated. benda atau permukaan yang mungkin
terkontaminasi.
Although face masks may provide some
protection – especially if there is a risk of Meskipun masker wajah dapat memberikan
exposure when interacting with persons from perlindungan - terutama jika ada risiko terpapar
outside the ship – the routine use of face masks is ketika berinteraksi dengan orang-orang dari luar
not generally recommended as protection against kapal - penggunaan masker wajah secara rutin
COVID-19. WHO advises that it is appropriate to tidak direkomendasikan sebagai perlindungan
use a mask when coughing or sneezing. If an terhadap COVID-19. WHO menyarankan agar
individual is healthy, it is only necessary to wear a menggunakan masker saat batuk atau bersin.
mask if the person is taking care of a person with
Jika seseorang sehat, hanya perlu memakai
the suspected COVID-19 infection.
masker jika sedang merawat orang yang diduga
www.who.int/emergencies/diseases/novel- terinfeksi COVID-19.
coronavirus-2019/advice-for-public/when-and-
how-to-use-masks www.who.int/emergencies/diseases/novel-
coronavirus-2019/advice-for-public/when-and-
Hand and respiratory hygiene are considered far
how-to-use-masksKebersihan tangan dan
more important. Safety posters for ships are
provided in Annex A. pernapasan dianggap jauh lebih penting. Poster
keselamatan untuk kapal disediakan dalam
Lampiran A

4. Outbreak Management Plan for COVID-19 4. Rencana Pengelolaan Wabah COVID-19

Ships should develop a written outbreak Kapal harus mengembangkan rencana


management plan. Seafarers on board should manajemen wabah/kejadian luar biasa secara
have knowledge of the outbreak management tertulis. Pelaut di atas kapal harus memiliki
plan and implement it as required. pengetahuan tentang rencana pengelolaan
wabah dan mengimplementasikannya sesuai
kebutuhannya.

Passengers and Seafarers should receive Penumpang dan Pelaut harus menerima
information in accordance with the WHO advice informasi sesuai dengan saran WHO untuk lalu
for international traffic regarding the outbreak of lintas internasional terkait wabah COVID-19.
COVID-19.
Panduan/saran tersedia di situs web WHO
Advice is available on the WHO website for untuk COVID-19 di www.who.int/health-
COVID-19 at www.who.int/health- topics/coronavirus
topics/coronavirus

5. Pre-Boarding Information 5. Informasi Sebelum Naik Kapal


This Guidance uses information contained in the Panduan ini menggunakan informasi yang
WHO Operational considerations for managing terkandung dalam pertimbangan pengoperasian
COVID-19 cases/outbreak on board ships, interim WHO dalam rangka penanganan kasus / wabah
to use this alongside the WHO Handbook for COVID-19 di kapal, sementara untuk
Management of Public Health Events on Board menggunakannya bersama dengan Buku
Ships. Pegangan WHO untuk Manajemen Kesehatan
Publik di Kapal.

www.who.int/publications-detail/operational- www.who.int/publications-detail/operational-
considerations-for-managing-covid-19-cases- considerations-for-managing-covid-19-cases-
outbreak-onboard-ships outbreak-onboard-ships

6. Pre-boarding Screening 6. Pemeriksaan sebelum naik kapal


Until the end of the COVID-19 outbreak, all ships Sampai akhir wabah COVID-19, semua kapal
are advised to provide passengers and seafarers disarankan untuk memberikan informasi umum
with general information on COVID-19 and its kepada penumpang dan pelaut-pelaut tentang
preventative measures and implement pre- COVID-19 dan langkah-langkah pencegahannya
boarding screening. serta menerapkan pemeriksaan sebelum naik
kapal.
Contoh formulir pengalokasian penumpang
A sample pre-boarding Passenger Locator Form
(PLF) is provided in Annex B. The purpose is to sebelum naik kapal disediakan dalam Lampiran
identify passengers who may need to have their B. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi
boarding deferred or rescheduled and to ensure penumpang yang mungkin perlu ditunda atau
proper management by competent health dijadwal ulang dan untuk memastikan
authorities. manajemen yang tepat oleh Kompeten otoritas
kesehatan.

7. Information and Awareness 7. Informasi dan Kepedulian


Ship Operators should provide guidance to crew Para operator Kapal wajib memberikan
on how to recognise the signs and symptoms of panduan kepada awak kapal tentang cara
COVID-19. Crew should be reminded of the plan mengenali gejala dan tanda-tanda COVID-19.
and procedures to follow if a passenger or crew Awak kapal harus diingatkan tentang rencana
member on board displays signs and symptoms of dan prosedur yang harus diikuti jika penumpang
acute respiratory disease. atau awak di atas kapal memperlihatkan tanda
dan gejala penyakit pernapasan akut.
Country-specific guidance about prevention Petunjuk (khusus negara) tentang tindakan
measures may be available, such as at pencegahan dapat tersedia, sebagaimana pada
www.cdc.gov/quarantine/maritime/recommenda www.cdc.gov/quarantine/maritime/recomenda
tions-for-ships.html tions-for-ships.html
Medical staff on board ships should be informed Staf medis di kapal harus diinformasikan dan
and updated about the outbreak of COVID-19 and diperbarui/di Update pengetahuannya tentang
any new evidence and guidance available. It is wabah COVID-19 disertai pembuktian dan
recommended to review the WHO website for panduan baru yang tersedia. Direkomendasikan
COVID-19. Information about the use of medical agar memperhatikan situs website WHO untuk
masks can also be found on the website. COVID-19. Informasi tentang penggunaan
masker medis juga dapat ditemukan di situs
The posters provided at Annex A can also be used tersebut.
onboard to provide a gentle reminder of best Poster-poster yang tersedia pada Lampiran A
practices for seafarers to adopt. They are also be dapat juga digunakan di atas kapal sebagai
used onboard to provide a gentle reminder of pengingat yang sederhana bagi praktek-praktek
best practices for seafarers to adopt. They are pelaut yang baik untuk diadopsi. poster juga
also available for download from the ICS website tersedia untuk diunduh dari situs web ICS di:
at:
www.ics-shipping.org/free-resources
www.ics-shipping.org/free-resources
8. Suspected Cases of Infection 8. Kasus Infeksi yang Diduga
If people only have mild respiratory symptoms Jika orang hanya memiliki gejala pernapasan
and have not visited an area where COVID-19 has ringan dan belum mengunjungi daerah di mana
been reported within the past 14 days, or if they COVID-19 telah dilaporkan dalam 14 hari
have been in close contact with someone with terakhir, atau jika mereka telah melakukan
respiratory symptoms who has been to a place kontak jarak dekat dengan seseorang yang
which has COVID-19, they should still carefully memiliki gejala pernapasan di daerah yang
practise basic hand and respiratory hygiene and terdapat COVID-19, mereka harus tetap
isolate themselves, if possible, until fit. If the virus melaksanakan kebersihan tangan dan
spreads more widely this definition may change, mengisolasi diri, jika mungkin, sampai sehat.
but a suspect case requiring diagnostic testing is Jika virus menyebar lebih luas, pengertian ini
generally considered to be: dapat saja berubah, namun untuk kasus suspect
(dicurigai) memerlukan pengujian diagnosa
yang pada umumnya mempertimbangkan yaitu:
Seorang pasien yang memiliki penyakit
A patient with acute respiratory illness (fever and pernapasan akut (demam dan setidaknya satu
at least one sign/symptom of respiratory disease tanda/gejala penyakit pernapasan (misalnya
(e.g. cough, shortness of breath), and with no batuk, sesak napas), dan tanpa penyebab lain
other set of causes that fully explains the clinical namun data klinis dan riwayat perjalanannya
presentation and a history of travel to or menjelaskan berada dan tinggal di tempat
residence in a country/ area or territory reporting dalam suatu negara/wilayah yang melaporkan
local transmission of (COVID-19) during the 14 penularan lokal (COVID-19) selama 14 hari
days prior to the onset of the symptoms. sebelum timbulnya gejala.
Atau
Or Seorang pasien dengan penyakit pernapasan
A patient with any acute respiratory illness and akut dan telah melakukan kontak dengan orang
having been in contact with a confirmed or yang terkonfirmasi atau diduga/suspect COVID-
suspected COVID-19 case during the 14 days prior 19 selama 14 hari sebelum timbulnya gejala.
to the onset of the symptoms.
Or Atau
A patient with severe acute respiratory infection Pasien dengan infeksi saluran pernapasan akut
(fever and at least one sign/symptom of (demam dan setidaknya satu tanda/gejala
respiratory disease e.g. cough, shortness of penyakit pernapasan, misalnya batuk, sesak
breath and requiring hospitalization and with no napas, dan memerlukan rawat inap serta tanpa
other set of causes that fully explain the penyebab lain yang sepenuhnya memberikan
symptoms. gambaran gejala-gejalanya.
Any person on board that may have been in close Siapa pun yang ada di kapal yang mungkin
contact with a suspect case should be: memiliki kontak dekat dengan kasus suspect
harus:

 Traced immediately after the suspect case is • Dilacak segera setelah kasus suspect
identified; tersebut diidentifikasi;
 Asked to remain on board until laboratory • Diminta untuk tetap di kapal sampai hasil
results of the suspect case laboratorium dari kasus suspect tersebut;
 are available (measures that apply following • tersedia (berikut tindakan-tindakan yang
positive laboratory results are described berlaku berikut hasil laboratorium positif
below); and dijelaskan di bawah); dan
 Categorised as either contacts with high risk  Dikategorikan sebagai kontak dengan
exposure or with low risk exposure. kerentanan risiko tinggi atau dengan
kerentanan n risiko rendah.
Further guidance can be found at Panduan lebih lanjut dapat ditemukan di
www.who.int/publications-detail/global- www.who.int/publications-detail/global-
surveillance-for-human-infection-with-novel- surveillance-for-human-infection-with-novel-
coronavirus-(2019-ncov) coronavirus-(2019-ncov)
All persons on board that fulfil the definition of a Semua orang di atas kapal yang memenuhi
‘close contact’ (see below) should be asked to definisi/kriteria ' close contact / kontak dekat'
complete a PLF (see Annex B) and remain on (lihat di bawah) harus diminta untuk
board the ship in their cabins or preferably at a melengkapi PLF (lihat pada Lampiran B) dan
specially designated facility ashore (if feasible and tetap di atas kapal di kabin/kamar mereka atau
in case that the ship is at the turnaround port lebih disukai di fasilitas di darat yang ditunjuk
where embarking/disembarking passengers or khusus (jika memungkinkan dan dalam hal kapal
discharging/loading cargos/stores takes place), in berada di seputaran pelabuhan turnaround di
accordance with instructions received by the mana penumpang naik / turun atau
competent health authorities, until the laboratory mengeluarkan / memuat kargo / melaksanakan
result for the suspect case is available. Persons on kegiatan logistik), sesuai dengan instruksi yang
board who do not fulfil the definition of a ‘close diterima oleh kompeten otoritas kesehatan,
contact’ will be considered as having low risk sampai hasil laboratorium untuk kasus suspect
exposure and should: tersebut tersedia. Orang yang naik pesawat
yang tidak memenuhi definisi 'kontak dekat'
akan dianggap memiliki kerentanan dengan
risiko rendah dan harus:
 Be requested to complete PLFs with their • Diminta untuk melengkapi PLF dengan
contact details and the locations where they rincian kontak mereka dan lokasi di mana
will be staying for the following 14 days; mereka akan tinggal selama 14 hari
 Be provided with the following information berikutnya;
and advice on the details of symptoms and
• Diberikan informasi dan saran berikut
how the disease can be transmitted;
tentang perincian gejala dan bagaimana
 Be asked to self-monitor for COVID-19
penyakit tersebut dapat ditularkan;
symptoms, including fever of any grade,
cough or difficulty breathing, for 14 days from • Diminta untuk memantau sendiri gejala
their last exposure; and COVID-19, termasuk demam dengan
 Be asked to immediately self-isolate and tingkatan apa pun, batuk atau kesulitan
contact health services in the event of any bernapas, selama 14 hari sejak kerentanan
symptom appearing within 14 days. If no terakhir mereka; dan
symptoms appear within 14 days of their last • Diminta untuk segera mengisolasi diri dan
exposure, the contact person is no longer menghubungi layanan kesehatan jika ada
considered likely to develop COVID-19 gejala yang muncul dalam 14 hari. Jika tidak
ada gejala yang muncul dalam 14 hari dari
paparan terakhir mereka, orang yang
dihubungi tidak lagi dianggap menularkan
COVID-19

9. Close Contacts (High Risk Exposure) 9. Close Contacts/Kontak jarak dekat/


berdekatan (Paparan Berisiko Tinggi)
Berdekatan adalah orang yang, misalnya:
A ‘close contact’ is a person who, for example:
• Memiliki tempat tinggal pada kabin/kamar
 Has stayed in the same cabin with a
yang sama dengan terkomfirmasi/suspect
suspect/confirmed COVID-19 case;
kasus COVID-19;
 Has had close contact within one metre or • Memiliki kontak dekat dalam jarak satu
was in a closed environment with a meter atau berada di lingkungan tertutup
suspect/confirmed COVID-19 case (for dengan terkomfirmasi/suspect kasus
passengers this may include sharing a cabin); COVID-19 (untuk penumpang, ini termasuk
bila berbagi kabin/kamar);
 Participated in common activities on board or
• Berpartisipasi dalam kegiatan umum di atas
ashore;
kapal atau di darat;
 Participated in the same immediate travelling
group; • Berpartisipasi dalam kelompok perjalanan
 Dined at the same table (for crew members langsung yang sama;
this may include working together in the • Makan di meja yang sama (untuk anggota
same ship area); kru ini mungkin termasuk bekerja bersama
 Is a cabin steward who cleaned the cabin; di area kapal yang sama);
 Is restaurant staff who delivered food to the
cabin; • Apakah pelayan kabin yang membersihkan
 Is a gym trainer who provided close kabin;
instruction to a case; or • Apakah staf restoran yang mengantarkan
makanan ke kabin;
• Apakah pelatih olahraga yang memberikan
instruksi jarak dekat ; atau
 Is a medical support worker or other person
providing direct care for a COVID-19 suspect • Apakah petugas pendukung medis atau
or confirmed case. orang lain yang memberikan perawatan
langsung untuk terkomfirmasi/suspect
kasus COVID-19.
Close contacts may be difficult to define on board
Kontak dekat mungkin sulit untuk didefinisikan
a confined space such as a passenger ship, and if
di ruang terbatas seperti di atas kapal
widespread transmission is identified then all
penumpang, dan jika penularan meluas
persons on board could be considered as ‘close
teridentifikasi maka semua orang di dalam kapal
contacts’ having had high risk exposure.
dapat dianggap sebagai 'kontak dekat' yang
memiliki Kerentanan risiko tinggi.
10. Hygiene Measures for Seafarers on Ships 10. Tindakan Higienis untuk Pelaut di Kapal
Ship operators should provide specific guidance Para operator kapal wajib memberikan panduan
and training for their seafarers regarding: dan pelatihan khusus untuk pelaut mereka
mengenai:
• Mencuci tangan (menggunakan sabun dan
 Hand washing (using soap and hot water,
air panas, menggosok tangan setidaknya
rubbing hands for at least 20 seconds; one
selama 20 detik; satu cara untuk
way to know how long 20 seconds is would
mengetahui berapa lama 20 detik adalah
be to silently sing “happy birthday to you!”
menyanyikan "selamat ulang tahun
twice);
untukmu!" Dua kali secara diam-diam);
 When hand washing is essential (e.g. after
assisting an ill traveller or after contact with • Kapan mencuci tangan menjadi sangat
surfaces they may have contaminated, etc); penting (misalnya Setelah membantu
• When to hand rub with an antiseptic instead wisatawan yang sakit atau setelah kontak
of hand washing, and how to do this; dengan permukaan lainya, yang mungkin
telah terkontaminasi, dll);
• How to cough and sneeze hygienically (e.g.
using disposable tissues or a flexed elbow); • Kapan menggosok tangan dengan antiseptik
• Appropriate waste disposal; dan menggantikan mencuci tangan, serta
bagaimana cara melakukannya;
• When and how to use masks; and
• Cara batuk dan bersin secara higienis
• Avoiding close contact with people
suffering from acute respiratory infections. (missalnya Menggunakan tisu sekali pakai
atau siku tertekuk);

• Pembuangan limbah yang tepat;

• Kapan dan bagaimana cara menggunakan


masker; dan

 Menghindari kontak dekat dengan orang


yang menderita infeksi pernapasan akut.

11. Management of Suspect Cases by Medical 11. Penanganan Terhadap Kasus Suspect
Support Providers (kecurigaan) oleh Petugas Dukungan
Medis
If someone on board is suspected to have COVID- Jika seseorang di kapal diduga terpapar COVID-
19, Personal Protective Equipment (PPE) for 19, petugas dukungan medis untuk wawancara
interview and assessment may be used by dan melakuka penilaian menggunakan oleh Alat
medical support providers. Pelindung Diri (APD).

Kunci kegiatan pengendalian wabah mencakup


Key outbreak control activities will include
dukungan pengobatan, misalnya memberikan
supportive treatment, e.g. giving oxygen,
oksigen, antibiotik, hidrasi dan pereda demam /
antibiotics, hydration and fever/pain relief.
nyeri.

12. Precautions at the Ship Medical Facility 12. Pencegahan di Fasilitas Medis Kapal

The following precautions should be taken: Tindakan pencegahan berikut harus diambil:

• Patients must cover their nose and mouth • Pasien harus menutup hidung dan mulut
with a tissue when coughing or sneezing; or a mereka dengan tisu ketika batuk atau
flexed elbow if not wearing a mask. This bersin; atau siku yang tertekuk jika tidak
should be followed by performing hand mengenakan masker. Ini harus diikuti
hygiene with an alcohol-based hand rub (at dengan melakukan kebersihan tangan
least 65–70%) or soap and hot water for 20 dengan antiseptik berbasis alkohol
seconds. (setidaknya 65-70%) atau sabun dan air
panas selama 20 detik.
 Careful hand washing should occur after
contact with respiratory secretions.  Mencuci tangan dengan hati-hati harus
dilakukan setelah kontak dengan
• Suspect cases must wear a medical mask
pengeluaran pernapasan.
once identified and evaluated in a private
 Kasus-kasus yang dicurigai harus memakai
room with the door closed, ideally an
masker medis yang teridentifikasi dan
isolation room;
dievaluasi di ruang pribadi dengan pintu
• Any person, including healthcare workers, tertutup, idealnya ruang isolasi;
entering the room should apply appropriate  Siapa pun, termasuk petugas kesehatan,
precautions in accordance with the yang memasuki ruangan harus menerapkan
requirements of WHO infection prevention tindakan pencegahan yang sesuai sesuai
and control during healthcare when COVID- dengan persyaratan pencegahan dan
19 is suspected; and pengendalian infeksi WHO selama
perawatan kesehatan ketika diduga COVID-
• After preliminary medical examination, if the 19; dan
ship’s medical officer or person responsible  Setelah pemeriksaan medis awal, jika
for the provision of medical care believes a petugas medis kapal atau orang yang
suspect case exists, the patient should be bertanggung jawab atas penyediaan
isolated. perawatan medis meyakini adanya kasus
yang dicurigai, pasien harus diisolasi.

Jika penyakit tersebut tidak dianggap sebagai


If the illness is not considered a suspect case but
kasus yang dicurigai tetapi orang tersebut
the person has respiratory symptoms, the person
memiliki gejala pernapasan, orang tersebut
should still
harus tetap melakukannya tidak kembali ke
not return to any places where they will be in tempat di mana mereka akan berhubungan
contact with others onboard either seafarers or dengan orang lain di atas kapal baik pelaut atau
passengers. penumpang.

13. Laboratory Testing 13. Pengujian Laboratorium

Laboratory examination of clinical specimens for Pemeriksaan laboratorium terhadap spesimen


suspect cases should be made with the klinis untuk kasus yang diduga harus dilakukan
competent authorities at the port who will then dengan kompeten otoritas di pelabuhan yang
inform the ship’s officers about test results. kemudian akan memberi tahu petugas kapal
tentang hasil tes.

14. Case Handling 14. Penanganan Kasus

Case handling should: Penanganan kasus harus:

 Be initiated by the ship’s medical care • Diprakarsai oleh penyedia perawatan medis
providers in order to detect any new suspect kapal untuk mendeteksi setiap kasus
cases; tersangka baru;
 Include directly contacting crew and • Termasuk berhubungan secara langsung
passengers, asking about current and recent dengan awak kapal dan penumpang,
menanyakan tentang penyakit saat ini dan
illnesses, and checking if any person meets
yang baru terjadi, dan memeriksa apakah
the criteria for a suspect case; and
ada orang yang memenuhi kriteria untuk
 Be recorded in the appropriate medical log kasus yang dicurigai; dan
book. • Dicatat dalam buku catatan medis yang
Medical care providers should: sesuai.
 Ensure a suspect case is interviewed and
Penyedia perawatan medis harus:
provide information about the places they
• Memastikan tersangka kasus diwawancarai
have visited within the last 14 days prior to dan memberikan informasi tentang tempat-
the onset of symptoms and their contacts, tempat yang telah mereka kunjungi dalam
including the period from one day 14 hari terakhir sebelum timbulnya gejala
 before the onset of symptoms on board the dan yang kontak dengan mereka, termasuk
ship or ashore; and periode dari satu hari
• sebelum timbulnya gejala di atas kapal atau
di darat; dan
 Keep records regarding: • Menyimpan catatan tentang:
- Anyone on board who has visited the - Siapa pun di atas kapal yang telah
medical facility as a suspect case and the mengunjungi fasilitas medis yang
digunakan kasus suspect dan melakukan
isolation and hygiene measures taken;
- Any close contact or casual contact with isolasi serta prosedur kebersihan;
low risk exposure to monitor their health; - Bila ada Kontak jarak dekat dari kontak
- Contact details of casual contacts with biasanya dengan Kerentanan risiko
low risk exposure who will disembark and rendah untuk memonitor kesehatan
the locations where they will be staying in mereka;
the next 14 days (completed PLFs or - Rincian kontak biasa dengan kerentanan
risiko rendah yang akan turun dan lokasi
Maritime Declarations of Health (MDHs);
di mana mereka akan tinggal dalam 14
and
hari ke depan (menyelesaikan PLF atau
- Results of active surveillance. Pernyataan Kesehatan Maritim (MDH);
dan
- Hasil dari pengawasan aktif.

15. Isolation 15. Isolasi

Isolate suspect cases on board immediately and Segera isolasi kasus suspect di kapal dan
inform the next port of call of suspect cases: informasikan pelabuhan berikutnya :
 With acute respiratory infection, either a • Dengan infeksi pernapasan akut, baik batuk,
cough, sore throat, shortness of breath, sakit tenggorokan, sesak napas, apakah
whether requiring hospitalisation or not; perlu dirawat di rumah sakit atau tidak;
 Who in the 14 days before onset of • Siapa yang dalam 14 hari sebelum
symptoms met the definition of a suspect timbulnya gejala memenuhi definisi kasus
case as outlined in sections 8 and 9. yang dicurigai sebagaimana diuraikan dalam
bagian 8 dan 9.

Patients should be isolated in either an isolation Pasien harus diisolasi di ruang isolasi, kabin,
ward, cabin, room or quarters with precautionary kamar atau tempat dengan tindakan
measures. pencegahan.
Anyone entering an isolation room should wear Siapa pun yang memasuki ruang isolasi harus
gloves, impermeable gowns, goggles and medical mengenakan sarung tangan, pakaian kedap air,
masks.
kacamata dan masker medis.

16. Reporting to the Next Port of Call 16. Melaporkan ke Port of Call
The competent authority of the next port of call Otoritas yang berwenang pada pelabuhan
must always be informed if there is a suspect case berikutnya harus selalu diinformasikan jika ada
on board. kasus suspect.
For ships on an international voyage, if someone Untuk kapal dalam pelayaran internasional, jika
has died on board the International Health seseorang meninggal di atas kapal, Peraturan
Regulations (IHR) state that the MDH should be Kesehatan Internasional (IHR) menyatakan
completed and sent to the competent authority bahwa MDH harus diselesaikan dan dikirim
in accordance with local requirements. kepada otoritas yang berwenang sesuai dengan
The Master should immediately alert the persyaratan setempat.
competent authority at the next port of call about Nahkoda harus segera menginformasikan
any suspect case to determine if the necessary otoritas berwenang pada pelabuhan berikutnya
capacity to transport, isolate, and care for the tentang kasus suspect untuk menentukan
individual is available. tindakan yang diperlukan, mengangkut,
mengisolasi, dan merawat.
Kapal mungkin perlu melanjutkan dengan
The ship may need to proceed, at its own risk, to
another nearby port if capacity is not available, or risikonya sendiri ke pelabuhan lain yang
if warranted by the critical medical status of the terdekat jika kapasitas tidak tersedia, atau jika
suspect case. terjadi status medis kritis dari kasus suspect.
After measures applied are considered by the Setelah tindakan yang diterapkan dianggap
port health authority to be completed selesai dan memuaskan oleh otoritas kesehatan
satisfactorily, the ship should be allowed to pelabuhan, kapal boleh diizinkan untuk
continue the voyage. The measures taken should melanjutkan perjalanan. Langkah-langkah yang
be recorded in the valid ship sanitation diambil harus dicatat secara valid dalam
certificates. Both embarking and disembarking sertifikat sanitasi. Kedua Pelabuhan
ports must be notified of contacts on board and pemberangkatan dan pelabuhan tujuan harus
any measures taken. diinformasikan kontak di kapal dan tindakan
yang telah diambil.

17. Disembarkation of a Suspect and a 17. Turunnya Tersangka dan Kasus yang
Confirmed Case Dikonfirmasi

The ship should take the following precautions: Kapal harus melakukan tindakan pencegahan
berikut:
 Control disembarkation to avoid any contact
with other persons on board; • Mengendalikan penurunan penumpang
 The patient should wear a surgical mask; and untuk menghindari kontak dengan orang
 Personnel escorting the patient should wear lain di kapal;
suitable PPE (gloves, impermeable gown, • Pasien harus memakai masker bedah; dan
goggles and medical mask). • Personel yang mengawal pasien harus
mengenakan APD yang sesuai (sarung
tangan, baju kedap air, kacamata dan
masker medis).
The ship may proceed to its next port of call once Kapal dapat melanjutkan ke pelabuhan
the health authority has determined that public berikutnya setelah otoritas kesehatan
health measures have been completed menentukan bahwa langkah-langkah kesehatan
satisfactorily in particular the measures as publik telah diselesaikan secara memuaskan
follows: khususnya tindakan-tindakan sebagai berikut:
 Management of the suspect case or cases and • Manajemen kasus suspect dan kontak
close contacts; dekat;
 Completion of contact tracing forms, • Penyelesaian formulir penelusuran kontak,
disembarkation of close contacts; until the menurunkan kontak dekat; sampai
termination of COVID-19 pembantasan COVID-19
 Public Health Emergency of International  Darurat Kesehatan Publik yang menjadi
Concern is declared. perhatian internasional diumumkan.
 All passengers and crew members should fill  Semua penumpang dan anggota kru harus
in a PLF to be kept on board for at least one mengisi PLF untuk disimpan di kapal selama
month after disembarkation; setidaknya satu bulan setelah turun;
 Information in the completed PLF should be  Informasi dalam PLF yang lengkap harus
provided upon the request of health diberikan atas permintaan otoritas
authorities to facilitate contact tracing if a kesehatan untuk memfasilitasi pelacakan
confirmed case is detected after the kontak jika kasus yang dikonfirmasi
disembarkation and after the voyage has terdeteksi setelah turun dan setelah
ended; perjalanan berakhir;
 Information has been provided to everyone  Informasi telah diberikan kepada semua
on board about the symptoms and signs of orang di kapal tentang gejala dan tanda-
the disease and who to contact in case the tanda penyakit dan siapa yang harus
relevant symptoms develop in the following dihubungi jika gejala yang relevan
14 days; and berkembang dalam 14 hari berikutnya; dan
 Cleaning and disinfection, and disposal of  Pembersihan dan desinfektan serta
infectious waste. pembuangan sampah infeksi.

18. Cleaning, Disinfection and Waste 18. Pembersihan, Disinfeksi dan Pengelolaan
Management Limbah

Maintain high level cleaning and disinfection Pertahankan tindakan pembersihan dan
measures during ongoing on board case desinfektan tingkat tinggi selama
berlangsungnya manajemen kasus di atas kapal.
management. Patients and ‘close contacts’’
Kabin Pasien dan 'kontak dekat' harus
cabins and quarters should be cleaned and using
dibersihkan menggunakan protokol
cleaning and disinfection protocols for infected pembersihan dan desinfeksi untuk kabin yang
cabins (as per Norovirus or other communicable terinfeksi (sesuai Norovirus atau penyakit
diseases). menular lainnya).
Environmental surfaces should be cleaned Permukaan lingkungan harus dibersihkan secara
thoroughly with hot water, detergent and menyeluruh dengan air panas, deterjen, dan
applying common disinfectants (e.g. sodium oleskan desinfektan biasa (mis. Natrium
hypochlorite). hipoklorit).
Setelah seorang pasien meninggalkan kapal,
Once a patient has left the ship, the isolation
kabin isolasi atau tempat tinggalnya harus
cabin or quarters should be thoroughly cleaned
dibersihkan dan didesinfeksi secara menyeluruh
and disinfected by staff using PPE who are trained oleh staf yang menggunakan APD yang dilatih
to clean surfaces contaminated with infectious untuk membersihkan permukaan yang
agents. terkontaminasi dengan agen infeksi.
Laundry, food service utensils and waste from Laundry, peralatan layanan makanan, dan
cabins of suspect cases and contacts should be limbah dari kabin/kamar kasus suspect dan
treated as infectious, in accordance with kontak yang dicurigai harus diperlakukan
procedures for handling infectious materials on sebagai terinfeksi, sesuai dengan prosedur
board. penanganan bahan terinfeksi di atas kapal.
Harus ada komunikasi reguler antar
There should be regular communications
departemen di semua kapal (medis, Katering,
between departments in all ships (medical, Laundry, layanan kamar, dll) tentang orang-
housekeeping, laundry, room service, etc) about orang yang di isolasi.
the persons in isolation.

19. Management of Contacts of a Suspect Case 19. Manajemen Kontak Kasus


Suspect/Tersangka
Port health authorities will conduct risk
assessments to identify all contacts, and issue Otoritas kesehatan pelabuhan akan melakukan
instructions to follow until laboratory results are penilaian risiko untuk mengidentifikasi semua
available. kontak, dan mengeluarkan instruksi untuk
diikuti sampai hasil laboratorium tersedia.
Semua kontak dekat harus menyelesaikan PLF
All close contacts should either complete PLFs or
atau MDH dan tetap di kabin/kamar mereka
MDHs and remain in their cabins or at a facility
atau di fasilitas di darat dan mengikuti instruksi
ashore and follow the competent authority’s
otoritas yang berwenang sampai hasil
instructions until laboratory results are available.
The forms should contain contact details and laboratorium tersedia. Formulir tersebut
locations where the suspect case will stay for the berisikan perincian kontak dan lokasi tempat
following 14 days. dimana kasus suspect akan tinggal selama 14
hari berikutnya.
All close contacts should be informed about the Semua close contacts (kontak jarak dekat) harus
suspect case on board. If the laboratory diinformasikan tentang kasus suspect (yang
examination results are positive: dicurigai) ada di kapal. Jika hasil pemeriksaan
laboratorium positif:
 All close contacts should be quarantined for • Semua close contacts (kontak jarak dekat)
14 days; and harus dikarantina selama 14 hari; dan
 The patient should disembark and be isolated • Pasien harus diturunkan dan diisolasi di
ashore in accordance with the competent darat sesuai dengan instruksi otoritas yang
authority’s instructions. berwenang.

Quarantine measures should follow WHO Tindakan karantina harus mengikuti pedoman
guidance of considerations for quarantine of pertimbangan WHO untuk karantina individu di
individuals in the Indonesia
context of COVID-19 and are also likely to include: konteks COVID-19 dan juga cenderung
mencakup:
 Active monitoring by the port health
• Pemantauan aktif oleh otoritas kesehatan
authorities for 14 days from last exposure; pelabuhan selama 14 hari sejak kerentanan
 Daily monitoring (including fever of any terakhir;
grade, cough or difficulty breathing); • Pemantauan setiap hari (termasuk demam
 Avoiding social contact and travel; and dengan tingkatan apa pun, batuk atau
 Remaining reachable for active monitoring. kesulitan bernapas);
• Menghindari kontak sosial dan perjalanan;
dan
• Masih dapat dijangkau untuk pemantauan
secara aktif.
Contacts of a confirmed case should immediately
self-isolate and contact health services if Kontak dari kasus yang terkonfirmasi harus
symptoms appear within 14 days of last exposure. segera mengisolasi diri dan menghubungi
If no symptoms appear, the contact is not layanan kesehatan jika gejala muncul dalam 14
considered at risk. hari setelah kerentanan terakhir. Jika tidak ada
gejala yang muncul, kontak tidak dianggap
berisiko.
Implementation of specific precautions may be Implementasi tindakan pencegahan khusus
modified following risk assessment of individual dapat dimodifikasi setelah penilaian risiko
cases and advice from port health authorities. masing-masing kasus dan saran dari otoritas
kesehatan pelabuhan.

20. Supplies and Equipment 20. Persediaan dan Peralatan

Flag States regulate medical supply carriage Negara Bendera mengatur persyaratan
requirements. Plentiful supplies and equipment pengangkutan suplai medis. Pasokan dan
should be available to handle an outbreak as peralatan memadai harus tersedia untuk
described in the International Medical Guide for menangani wabah seperti yang dijelaskan
Ships 3rd edition. dalam Panduan Medis Internasional untuk
Kapal edisi ke-3.

Meninjau daftar persediaan WHO yang


Reviewing the latest WHO suggested list of disarankan terbaru untuk COVID 19,
supplies for COVID 19, the International Maritime International Maritime Health Association
Health Association (IMHA) has advised that most (IMHA) telah menyarankan bahwa sebagian
equipment should already be on board. However, besar peralatan harus sudah ada di atas kapal.
WHO also recommends other equipment that is Namun, WHO juga merekomendasikan
unlikely to already be on board which IMHA peralatan lain yang tidak mungkin ada di atas
suggest could be provided by a port health kapal yang menurut IMHA dapat disediakan
authority. oleh otoritas kesehatan pelabuhan.

Tabel terlampir pada Lampiran C yang


menguraikan persediaan dan peralatan yang
A table is attached at Annex C outlining the diperlukan dalam situasi COVID-19.
supplies and equipment required in a situation of Ini berdasarkan informasi yang diberikan oleh
COVID-19. WHO dan IMHA. www.who.int/publications-
This is based on information provided by WHO detail/disease-commodity-package---novel-
and the IMHA. www.who.int/publications- coronavirus-(ncov)
detail/disease-commodity-package---novel-
coronavirus-(ncov)
WHO and ECDC, among others, have provided WHO dan ECDC, diantaranya telah memberikan
advice to avoid the spread of COVID-19. To saran untuk menghindari penyebaran COVID-
highlight their key messages and to help seafarers 19. Untuk menyoroti pesan utama dan
know how best to protect themselves and those membantu para pelaut mengetahui cara terbaik
they meet, ICS has produced the following three untuk melindungi diri dan orang-orang yang
posters for ships. mereka temui, ICS telah menerbitkan tiga
poster berikut untuk kapal.
he posters are also available to download from
the ICS website at: Poster juga tersedia untuk diunduh dari situs
web ICS di:
http://www.ics-shipping.org/free-resources
http://www.ics-shipping.org/free-resources

Anda mungkin juga menyukai