1. Introduction 1. Pendahuluan
2. Port Entry Restrictions 2. Pembatasan Memasuki Pelabuhan
3. Protective Measures Against COVID-19 for 3. Tindakan Perlindungan Terhadap COVID-
Seafarers 19 untuk Pelaut
4. Outbreak Management Plan for COVID-19 4. Rencana Pengelolaan Wabah COVID-19
5. Pre-Boarding Information 5. Informasi Sebelum Naik Kapal
6. Pre-boarding Screening 6. Pemeriksaan Sebelum Naik Kapal
7. Information and Awareness 7. Informasi dan Kepedulian
8. Suspected Cases of Infection 8. Kasus Dugaan Infeksi
9. Close Contacts (High Risk Exposure) 9. Tidak Melakukan Kontak Fisik (Paparan
10. Hygiene Measures for Seafarers on Ships Berisiko Tinggi)
11. Management of Suspect Cases by Medical 10. Tindakan Higienis untuk Pelaut di Kapal
Support Providers 11. Penanganan Terhadap Kasus Suspect
12. Precautions at the Ship Medical Facility (kecurigaan) oleh Petugas Dukungan
13. Laboratory Testing Medis
14. Case Handling 12. Pencegahan di Fasilitas Medis Kapal
15. Isolation 13. Pengujian Laboratorium
16. Reporting to the Next Port of Call 14. Penanganan Kasus
17. Disembarkation of a Suspect and a Confirmed 15. Isolasi
Case 16. Melaporkan ke Pelabuhan Berikutnya
18. Cleaning, Disinfection and Waste 17. Menurunkan dari kapal terhadap
Management kecurigaan (Suspect) dan Kasus yang
19. Management of Contacts of a Suspect Case sudah Terkonfirmasi
20. Supplies and Equipment 18. Pembersihan, Disinfektan dan Pengelolaan
Annex A – Posters Limbah
Annex B – Sample Pre-Boarding Passenger 19. Manajemen Kontak terhadap Kasus
Locator Form (PLF) Suspect
Annex C – WHO COVID-19 Support and 20. Persediaan dan Peralatan
Logistics Supplies List, with availability advice Lampiran A - Poster
provided by IMHA Lampiran B - Contoh formulir pengalokasian
penumpang sebelum naik kapal
Lampiran C – WHO COVID-19 Mendukung dan
menyediakan daftar logistic, sesuai saran
ketersediaan dari IMHA
COVID-19 – a virus which can lead to respiratory COVID-19 - virus yang dapat menyebabkan
disease and pneumonia – was first reported in penyakit pernapasan dan pneumonia - pertama
December 2019 in Wuhan, China. More than kali dilaporkan pada Desember 2019 di Wuhan,
90,000 cases have been reported at the time of Cina. Lebih dari 90.000 kasus telah dilaporkan
going to print, including several thousand deaths. pada saat akan dicetak, termasuk beberapa ribu
While most of these have been concentrated in kematian. Sementara sebagian besar kasus ini
China, the virus now appears to be spreading terkonsentrasi di Cina, virus ini sekarang
globally. No vaccine is currently available, and the tampaknya menyebar secara global. Tidak ada
focus of health authorities worldwide has been vaksin yang tersedia sampai saat ini, dan fokus
containment of the virus through preventative otoritas kesehatan di seluruh dunia adalah
measures to limit and slow down widespread menahan penyebaran virus melalui langkah-
transmission. langkah pencegahan untuk membatasi dan
memperlambat penularan secara luas.
The WHO has declared the outbreak a Public WHO telah mendeklarasikan wabah sebagai
Health Emergency of International Concern under Darurat Kesehatan Publik dari Kepedulian
the WHO International Health Regulations (IHR). Internasional di bawah Peraturan Kesehatan
This severe public health challenge requires close Internasional WHO (IHR). Tantangan kesehatan
co-operation between governments and shipping masyarakat yang berat ini membutuhkan kerja
companies engaged in maritime trade, in order to sama erat antara pemerintah dan perusahaan-
protect the health of seafarers (and passengers) perusahaan pelayaran yang bergerak dalam
as well as the general public. ICS is grateful for perdagangan maritim, untuk melindungi
the support of the following organisations in kesehatan pelaut (dan penumpang) serta
preparing this Guidance: IMO, ILO, WHO, masyarakat umum. ICS berterima kasih atas
International Maritime Health Association dukungan organisasi-organisasi berikut dalam
(IMHA), European Centre for Disease Prevention mempersiapkan Panduan ini: IMO, ILO, WHO,
and Control (ECDC), Mediterranean Shipping Asosiasi Kesehatan Maritim Internasional
Company S.A. (MSC) and Wilhelmsen Ships (IMHA), Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit
Service.
WHO, as at 3rd March 2020, has not currently WHO, sebagaimana pada tanggal 3 Maret 2020,
recommended any international travel or trade belum merekomendasikan pembatasan
restrictions, and according to the IHR (and other perjalanan atau perdagangan internasional, dan
international regulations) ships shall not be menurut IHR (dan peraturan internasional
refused ‘free pratique’ by the IHR state parties for lainnya), Kapal tidak boleh ditolak “free
public health reasons, i.e. permission to enter a pratique (dokumen kesehatan kapal)” oleh
port, embark or disembark discharge or load anggota negara IHR dengan alasan kesehatan
cargo or stores. The IHR states Parties may masyarakat, misalnya izin untuk memasuki
subject granting free pratique to inspection, and, pelabuhan, memberangkatkan atau
if a source of infection or contamination is found menurunkan muatan atau memuat kargo atau
on board, conduct necessary, disinfection, stok kebutuhan kapal. Anggota Negara-negara
decontamination, disinsection or deratting, or IHR diberi ijin dan bebas melakukan
other measures necessary to prevent spread of pemeriksaan atas dokumen kesehatan ‘free
the infection or contamination. pratique’ kapal dan jika ditemukan adanya
sumber infeksi atau kontaminasi di atas kapal,
melakukan tindakan yang diperlukan,
desinfektan, dekontaminasi, disinfeksi atau
deratting, atau tindakan lain yang diperlukan
untuk mencegah penyebaran infeksi atau
kontaminasi.
The WHO IHR can be available at IHR WHO dapat dilihat di
www.who.int/ihr/publications/9789241580496/e www.who.int/ihr/publications/9789241580496
n/ Nevertheless, many governments have now /en/ Namun demikian, saat ini banyak negara
introduced national and local restrictions yang memberlakukan pembatasan secara
including: nasional dan lokal termasuk:
While such measures can severely disrupt Sementara langkah-langkah semacam itu sangat
maritime traffic – and may well be in breach of mengganggu lalu lintas laut - dan mungkin
the IHR, the Convention on Facilitation of melanggar IHR, Konvensi Fasilitasi Lalu Lintas
International Maritime Traffic (FAL Convention) Maritim Internasional (Konvensi FAL) dan
and other maritime principles regarding the rights prinsip-prinsip maritim lainnya mengenai hak
and treatment of seafarers and passengers – the dan perlakuan pelaut sertapenumpang .
reality is that shipping companies may have little Kenyataannya adalah perusahaan pelayaran
choice but to adhere to these national and local mungkin memiliki sedikit pilihan selain
restrictions due to the serious concern about mematuhi batasan/larangan nasional dan lokal
COVID-19 and the potential risk to public health. yangdisebabkan kekhawatiran serius tentang
COVID-19 dan potensi risiko terhadap
kesehatan masyarakat.
However, it is very important for port States to
accept all ships (both cargo and passenger), for Namun, sangat penting bagi Negara-negara
docking and to disembark suspected cases on pelabuhan (port states) untuk menerima semua
board, as it is difficult to treat suspect cases on kapal (baik barang maupun penumpang), untuk
board and it could endanger others. If any menyandarkan atau mendaratkandan
infection or contamination is found on board menurunkan terhadap kasusyang dicurigai
visiting ships, port States may take additional dikapal , karena sulit untuk menanganinya dan
measures to prevent spread of the infection or dapat membahayakan yang lainnya. Jika ada
contamination. infeksi atau kontaminasi ditemukan di kapal
yang berlabuh, negara-negara pelabuhan(port
states) dapat mengambil langkah-langkah lebih
lanjut untuk mencegah penyebaran infeksi atau
kontaminasi.
Together with flag States, companies and Masters Bersama dengan Negara-negara bendera (flag
should co-operate with port State authorities to states), perusahaan-perusahaan pelayaran dan
ensure, where appropriate, that: Nahkoda harus bekerja sama dengan otoritas
Negara pelabuhan (port states) untuk
• Seafarers can be changed;
memastikan, jika perlu, bahwa:
• Passengers can embark and disembark;
• Pelaut dapat diganti;
• Shore leave can continue if safe to do so;
• Penumpang dapat naik dan turun;
• Cargo operations can occur;
• Cuti dapat dilanjutkan jika aman;
• Ships can enter and depart shipyards for
• Operasi kargo dapat dilaksanakani;
repair and survey;
• Kapal dapat masuk dan meninggalkan
• Stores and supplies can be loaded; and
galangan kapal untuk diperbaiki dan
• Necessary certificates and documentation can disurvei;
be issued.
• Stok persediaan kapal dapat dimuat; dan
• Sertifikat dan dokumentasi yang diperlukan
dapat dikeluarkan.
ILO has advised that during the evolving COVID- ILO telah menyarankan bahwa selama wabah
19 outbreak, effective protection of the health COVID-19, perlindungan yang efektif terhadap
and safety of seafarers must remain a priority. kesehatan dan keselamatan pelaut harus tetap
Under the ILO Maritime Labour Convention menjadi prioritas. Di bawah Konvensi Buruh
(MLC), flag States must ensure all seafarers on Maritim ILO (MLC), Negara bendera harus
ships flying their flag are covered by adequate memastikan semua pelaut di kapal sesuai
measures to protect their health and that they bendera kapal yang dikibarkan telah memiliki
have access to prompt and adequate medical pengaturan yang cukup dalam melindungi
care while working on board. Port States must kesehatan mereka dan bahwa mereka memiliki
ensure that any seafarers on board ships in their akses yang cepat dan perawatan kesehatan
territory who need immediate medical care are yang memadai ketika bekerja dikapal. Negara-
given access to medical facilities on shore. negara Pelabuhan (port state) harus
memastikan bahwa setiap pelaut di atas kapal
di wilayahnyabila membutuhkan perawatan
medis segera diberikan akses ke fasilitas medis
di darat.
https://wilhelmsen.com/ships- https://wilhelmsen.com/ships-
agency/campaigns/coronavirus/coronavirus-map agency/campaigns/coronavirus/coronavirus-
Coronavirus (COVID-19) map Coronavirus (COVID-19)
Seafarers (on board ship or on leave) should Pelaut-pelaut (di kapal atau cuti) harus memberi
inform their healthcare providers if they have tahu otoritas layanan kesehatan setempat jika
visited an area where COVID-19 has been mereka telah mengunjungi daerah yang
reported within the past 14 days, or if they have terjangkit COVID-19 dalam 14 hari terakhir, atau
been in close contact with someone with jika mereka telah melakukan kontak terhadap
respiratory symptoms who has been to a place seseorang dengan gejala pernapasan di tempat
which has COVID-19. If seafarers have fever, yang terjankit COVID-19. Jika pelaut mengalami
cough or difficulty breathing it is important to demam, batuk atau kesulitan bernafas, penting
seek medical attention promptly. untuk segera mencari layananmedis .
When someone infected with a respiratory Ketika seseorang terinfeksi dengan penyakit
disease, such as COVID-19, coughs or sneezes pernapasan, seperti COVID-19, maka pada saat
they project small droplets containing the virus. batuk atau bersin dianggap mengeluarkan
Sneezing or coughing into hands may tetesan kecil yang mengandung virus. Bersin
contaminate objects, surfaces or people that are atau batuk ke tangan dapat mencemari
touched. permukaan benda, atau orang yang disentuh.
Standard Infection Protection and Control (IPC) Standar tindakan pencegahan dan pengendalian
precautions emphasise the vital importance of terhadap Infeksi (IPC) menekankan pentingnya
hand and respiratory hygiene. In particular: kesehatan tangan dan pernapasan. Khususnya:
• Cuci tangan yang sering dilakukan oleh kru
Frequent hand washing by crew (and
(dan penumpang) menggunakan sabun dan
passengers) using soap and hot water or
air panas atau alkohol (setidaknya 65-70%)
alcohol-based (at least 65–70%) hand rub for
gosok tangan selama 20 detik;
20 seconds;
Avoidance of touching the face including • Menghindari menyentuh wajah termasuk
mouth, nose and eyes with unwashed hands mulut, hidung dan mata dengan tangan
yang tidak dicuci (jika tangan menyentuh
(in case hands have touched surfaces
permukaan yang terkontaminasi virus);
contaminated with the virus);
Seafarers (and passengers) should be • Pelaut (dan penumpang) harus didorong
encouraged to cover their nose and mouth untuk menutupi hidung dan mulut mereka
with a disposable tissue when sneezing, dengan tisu ketika bersin, batuk, menyeka
dan meniup hidung kemudian membuang
coughing, wiping and blowing the nose then
masker yang digunakan segera;
dispose of the used tissue immediately;
If a tissue is not available, crew should cover • Jika tisu tidak tersedia, kru harus menutup
their nose and mouth and cough or sneeze hidung dan mulut dengan siku yang ditekuk
into a flexed elbow; pada saat batuk atau bersin;
All used tissues should be disposed of • Semua tisu bekas harus dibuang segera ke
promptly into a waste bin; tempat sampah;
Seafarers should aim to keep at least one Pelaut harus berusaha menjaga jarak
metre (3 feet) distance from other people, setidaknya satu meter (3 kaki) dari orang
particularly those that cough or sneeze or lain, terutama mereka yang batuk atau
may have a fever. If they are too close, other bersin atau mungkin mengalami demam.
crew members can potentially breathe in the Jika mereka terlalu dekat, anggota kru
virus; and lainnya berpotensi menghirup virus; dan
Meat, milk or animal products should always
be handled with care, to avoid cross- Daging, susu atau produk hewani harus
contamination with uncooked foods, selalu ditangani dengan hati-hati, untuk
consistent with good food safety practices. menghindari kontaminasi silang dengan
makanan mentah, menjaga terhadap
praktik dari keselamatan makanan yang
baik.
It is important that seafarers should be given the Adalah penting bahwa pelaut harus diberi
time and opportunity to clean their hands after waktu dan kesempatan untuk membersihkan
coughing, sneezing, using tissues, or after possible tangan mereka setelah batuk, bersin,
contact with respiratory secretions or objects or menggunakan tisu, atau setelah kontak dengan
surfaces that might be contaminated. benda atau permukaan yang mungkin
terkontaminasi.
Although face masks may provide some
protection – especially if there is a risk of Meskipun masker wajah dapat memberikan
exposure when interacting with persons from perlindungan - terutama jika ada risiko terpapar
outside the ship – the routine use of face masks is ketika berinteraksi dengan orang-orang dari luar
not generally recommended as protection against kapal - penggunaan masker wajah secara rutin
COVID-19. WHO advises that it is appropriate to tidak direkomendasikan sebagai perlindungan
use a mask when coughing or sneezing. If an terhadap COVID-19. WHO menyarankan agar
individual is healthy, it is only necessary to wear a menggunakan masker saat batuk atau bersin.
mask if the person is taking care of a person with
Jika seseorang sehat, hanya perlu memakai
the suspected COVID-19 infection.
masker jika sedang merawat orang yang diduga
www.who.int/emergencies/diseases/novel- terinfeksi COVID-19.
coronavirus-2019/advice-for-public/when-and-
how-to-use-masks www.who.int/emergencies/diseases/novel-
coronavirus-2019/advice-for-public/when-and-
Hand and respiratory hygiene are considered far
how-to-use-masksKebersihan tangan dan
more important. Safety posters for ships are
provided in Annex A. pernapasan dianggap jauh lebih penting. Poster
keselamatan untuk kapal disediakan dalam
Lampiran A
Passengers and Seafarers should receive Penumpang dan Pelaut harus menerima
information in accordance with the WHO advice informasi sesuai dengan saran WHO untuk lalu
for international traffic regarding the outbreak of lintas internasional terkait wabah COVID-19.
COVID-19.
Panduan/saran tersedia di situs web WHO
Advice is available on the WHO website for untuk COVID-19 di www.who.int/health-
COVID-19 at www.who.int/health- topics/coronavirus
topics/coronavirus
www.who.int/publications-detail/operational- www.who.int/publications-detail/operational-
considerations-for-managing-covid-19-cases- considerations-for-managing-covid-19-cases-
outbreak-onboard-ships outbreak-onboard-ships
Traced immediately after the suspect case is • Dilacak segera setelah kasus suspect
identified; tersebut diidentifikasi;
Asked to remain on board until laboratory • Diminta untuk tetap di kapal sampai hasil
results of the suspect case laboratorium dari kasus suspect tersebut;
are available (measures that apply following • tersedia (berikut tindakan-tindakan yang
positive laboratory results are described berlaku berikut hasil laboratorium positif
below); and dijelaskan di bawah); dan
Categorised as either contacts with high risk Dikategorikan sebagai kontak dengan
exposure or with low risk exposure. kerentanan risiko tinggi atau dengan
kerentanan n risiko rendah.
Further guidance can be found at Panduan lebih lanjut dapat ditemukan di
www.who.int/publications-detail/global- www.who.int/publications-detail/global-
surveillance-for-human-infection-with-novel- surveillance-for-human-infection-with-novel-
coronavirus-(2019-ncov) coronavirus-(2019-ncov)
All persons on board that fulfil the definition of a Semua orang di atas kapal yang memenuhi
‘close contact’ (see below) should be asked to definisi/kriteria ' close contact / kontak dekat'
complete a PLF (see Annex B) and remain on (lihat di bawah) harus diminta untuk
board the ship in their cabins or preferably at a melengkapi PLF (lihat pada Lampiran B) dan
specially designated facility ashore (if feasible and tetap di atas kapal di kabin/kamar mereka atau
in case that the ship is at the turnaround port lebih disukai di fasilitas di darat yang ditunjuk
where embarking/disembarking passengers or khusus (jika memungkinkan dan dalam hal kapal
discharging/loading cargos/stores takes place), in berada di seputaran pelabuhan turnaround di
accordance with instructions received by the mana penumpang naik / turun atau
competent health authorities, until the laboratory mengeluarkan / memuat kargo / melaksanakan
result for the suspect case is available. Persons on kegiatan logistik), sesuai dengan instruksi yang
board who do not fulfil the definition of a ‘close diterima oleh kompeten otoritas kesehatan,
contact’ will be considered as having low risk sampai hasil laboratorium untuk kasus suspect
exposure and should: tersebut tersedia. Orang yang naik pesawat
yang tidak memenuhi definisi 'kontak dekat'
akan dianggap memiliki kerentanan dengan
risiko rendah dan harus:
Be requested to complete PLFs with their • Diminta untuk melengkapi PLF dengan
contact details and the locations where they rincian kontak mereka dan lokasi di mana
will be staying for the following 14 days; mereka akan tinggal selama 14 hari
Be provided with the following information berikutnya;
and advice on the details of symptoms and
• Diberikan informasi dan saran berikut
how the disease can be transmitted;
tentang perincian gejala dan bagaimana
Be asked to self-monitor for COVID-19
penyakit tersebut dapat ditularkan;
symptoms, including fever of any grade,
cough or difficulty breathing, for 14 days from • Diminta untuk memantau sendiri gejala
their last exposure; and COVID-19, termasuk demam dengan
Be asked to immediately self-isolate and tingkatan apa pun, batuk atau kesulitan
contact health services in the event of any bernapas, selama 14 hari sejak kerentanan
symptom appearing within 14 days. If no terakhir mereka; dan
symptoms appear within 14 days of their last • Diminta untuk segera mengisolasi diri dan
exposure, the contact person is no longer menghubungi layanan kesehatan jika ada
considered likely to develop COVID-19 gejala yang muncul dalam 14 hari. Jika tidak
ada gejala yang muncul dalam 14 hari dari
paparan terakhir mereka, orang yang
dihubungi tidak lagi dianggap menularkan
COVID-19
11. Management of Suspect Cases by Medical 11. Penanganan Terhadap Kasus Suspect
Support Providers (kecurigaan) oleh Petugas Dukungan
Medis
If someone on board is suspected to have COVID- Jika seseorang di kapal diduga terpapar COVID-
19, Personal Protective Equipment (PPE) for 19, petugas dukungan medis untuk wawancara
interview and assessment may be used by dan melakuka penilaian menggunakan oleh Alat
medical support providers. Pelindung Diri (APD).
12. Precautions at the Ship Medical Facility 12. Pencegahan di Fasilitas Medis Kapal
The following precautions should be taken: Tindakan pencegahan berikut harus diambil:
• Patients must cover their nose and mouth • Pasien harus menutup hidung dan mulut
with a tissue when coughing or sneezing; or a mereka dengan tisu ketika batuk atau
flexed elbow if not wearing a mask. This bersin; atau siku yang tertekuk jika tidak
should be followed by performing hand mengenakan masker. Ini harus diikuti
hygiene with an alcohol-based hand rub (at dengan melakukan kebersihan tangan
least 65–70%) or soap and hot water for 20 dengan antiseptik berbasis alkohol
seconds. (setidaknya 65-70%) atau sabun dan air
panas selama 20 detik.
Careful hand washing should occur after
contact with respiratory secretions. Mencuci tangan dengan hati-hati harus
dilakukan setelah kontak dengan
• Suspect cases must wear a medical mask
pengeluaran pernapasan.
once identified and evaluated in a private
Kasus-kasus yang dicurigai harus memakai
room with the door closed, ideally an
masker medis yang teridentifikasi dan
isolation room;
dievaluasi di ruang pribadi dengan pintu
• Any person, including healthcare workers, tertutup, idealnya ruang isolasi;
entering the room should apply appropriate Siapa pun, termasuk petugas kesehatan,
precautions in accordance with the yang memasuki ruangan harus menerapkan
requirements of WHO infection prevention tindakan pencegahan yang sesuai sesuai
and control during healthcare when COVID- dengan persyaratan pencegahan dan
19 is suspected; and pengendalian infeksi WHO selama
perawatan kesehatan ketika diduga COVID-
• After preliminary medical examination, if the 19; dan
ship’s medical officer or person responsible Setelah pemeriksaan medis awal, jika
for the provision of medical care believes a petugas medis kapal atau orang yang
suspect case exists, the patient should be bertanggung jawab atas penyediaan
isolated. perawatan medis meyakini adanya kasus
yang dicurigai, pasien harus diisolasi.
Be initiated by the ship’s medical care • Diprakarsai oleh penyedia perawatan medis
providers in order to detect any new suspect kapal untuk mendeteksi setiap kasus
cases; tersangka baru;
Include directly contacting crew and • Termasuk berhubungan secara langsung
passengers, asking about current and recent dengan awak kapal dan penumpang,
menanyakan tentang penyakit saat ini dan
illnesses, and checking if any person meets
yang baru terjadi, dan memeriksa apakah
the criteria for a suspect case; and
ada orang yang memenuhi kriteria untuk
Be recorded in the appropriate medical log kasus yang dicurigai; dan
book. • Dicatat dalam buku catatan medis yang
Medical care providers should: sesuai.
Ensure a suspect case is interviewed and
Penyedia perawatan medis harus:
provide information about the places they
• Memastikan tersangka kasus diwawancarai
have visited within the last 14 days prior to dan memberikan informasi tentang tempat-
the onset of symptoms and their contacts, tempat yang telah mereka kunjungi dalam
including the period from one day 14 hari terakhir sebelum timbulnya gejala
before the onset of symptoms on board the dan yang kontak dengan mereka, termasuk
ship or ashore; and periode dari satu hari
• sebelum timbulnya gejala di atas kapal atau
di darat; dan
Keep records regarding: • Menyimpan catatan tentang:
- Anyone on board who has visited the - Siapa pun di atas kapal yang telah
medical facility as a suspect case and the mengunjungi fasilitas medis yang
digunakan kasus suspect dan melakukan
isolation and hygiene measures taken;
- Any close contact or casual contact with isolasi serta prosedur kebersihan;
low risk exposure to monitor their health; - Bila ada Kontak jarak dekat dari kontak
- Contact details of casual contacts with biasanya dengan Kerentanan risiko
low risk exposure who will disembark and rendah untuk memonitor kesehatan
the locations where they will be staying in mereka;
the next 14 days (completed PLFs or - Rincian kontak biasa dengan kerentanan
risiko rendah yang akan turun dan lokasi
Maritime Declarations of Health (MDHs);
di mana mereka akan tinggal dalam 14
and
hari ke depan (menyelesaikan PLF atau
- Results of active surveillance. Pernyataan Kesehatan Maritim (MDH);
dan
- Hasil dari pengawasan aktif.
Isolate suspect cases on board immediately and Segera isolasi kasus suspect di kapal dan
inform the next port of call of suspect cases: informasikan pelabuhan berikutnya :
With acute respiratory infection, either a • Dengan infeksi pernapasan akut, baik batuk,
cough, sore throat, shortness of breath, sakit tenggorokan, sesak napas, apakah
whether requiring hospitalisation or not; perlu dirawat di rumah sakit atau tidak;
Who in the 14 days before onset of • Siapa yang dalam 14 hari sebelum
symptoms met the definition of a suspect timbulnya gejala memenuhi definisi kasus
case as outlined in sections 8 and 9. yang dicurigai sebagaimana diuraikan dalam
bagian 8 dan 9.
Patients should be isolated in either an isolation Pasien harus diisolasi di ruang isolasi, kabin,
ward, cabin, room or quarters with precautionary kamar atau tempat dengan tindakan
measures. pencegahan.
Anyone entering an isolation room should wear Siapa pun yang memasuki ruang isolasi harus
gloves, impermeable gowns, goggles and medical mengenakan sarung tangan, pakaian kedap air,
masks.
kacamata dan masker medis.
16. Reporting to the Next Port of Call 16. Melaporkan ke Port of Call
The competent authority of the next port of call Otoritas yang berwenang pada pelabuhan
must always be informed if there is a suspect case berikutnya harus selalu diinformasikan jika ada
on board. kasus suspect.
For ships on an international voyage, if someone Untuk kapal dalam pelayaran internasional, jika
has died on board the International Health seseorang meninggal di atas kapal, Peraturan
Regulations (IHR) state that the MDH should be Kesehatan Internasional (IHR) menyatakan
completed and sent to the competent authority bahwa MDH harus diselesaikan dan dikirim
in accordance with local requirements. kepada otoritas yang berwenang sesuai dengan
The Master should immediately alert the persyaratan setempat.
competent authority at the next port of call about Nahkoda harus segera menginformasikan
any suspect case to determine if the necessary otoritas berwenang pada pelabuhan berikutnya
capacity to transport, isolate, and care for the tentang kasus suspect untuk menentukan
individual is available. tindakan yang diperlukan, mengangkut,
mengisolasi, dan merawat.
Kapal mungkin perlu melanjutkan dengan
The ship may need to proceed, at its own risk, to
another nearby port if capacity is not available, or risikonya sendiri ke pelabuhan lain yang
if warranted by the critical medical status of the terdekat jika kapasitas tidak tersedia, atau jika
suspect case. terjadi status medis kritis dari kasus suspect.
After measures applied are considered by the Setelah tindakan yang diterapkan dianggap
port health authority to be completed selesai dan memuaskan oleh otoritas kesehatan
satisfactorily, the ship should be allowed to pelabuhan, kapal boleh diizinkan untuk
continue the voyage. The measures taken should melanjutkan perjalanan. Langkah-langkah yang
be recorded in the valid ship sanitation diambil harus dicatat secara valid dalam
certificates. Both embarking and disembarking sertifikat sanitasi. Kedua Pelabuhan
ports must be notified of contacts on board and pemberangkatan dan pelabuhan tujuan harus
any measures taken. diinformasikan kontak di kapal dan tindakan
yang telah diambil.
17. Disembarkation of a Suspect and a 17. Turunnya Tersangka dan Kasus yang
Confirmed Case Dikonfirmasi
The ship should take the following precautions: Kapal harus melakukan tindakan pencegahan
berikut:
Control disembarkation to avoid any contact
with other persons on board; • Mengendalikan penurunan penumpang
The patient should wear a surgical mask; and untuk menghindari kontak dengan orang
Personnel escorting the patient should wear lain di kapal;
suitable PPE (gloves, impermeable gown, • Pasien harus memakai masker bedah; dan
goggles and medical mask). • Personel yang mengawal pasien harus
mengenakan APD yang sesuai (sarung
tangan, baju kedap air, kacamata dan
masker medis).
The ship may proceed to its next port of call once Kapal dapat melanjutkan ke pelabuhan
the health authority has determined that public berikutnya setelah otoritas kesehatan
health measures have been completed menentukan bahwa langkah-langkah kesehatan
satisfactorily in particular the measures as publik telah diselesaikan secara memuaskan
follows: khususnya tindakan-tindakan sebagai berikut:
Management of the suspect case or cases and • Manajemen kasus suspect dan kontak
close contacts; dekat;
Completion of contact tracing forms, • Penyelesaian formulir penelusuran kontak,
disembarkation of close contacts; until the menurunkan kontak dekat; sampai
termination of COVID-19 pembantasan COVID-19
Public Health Emergency of International Darurat Kesehatan Publik yang menjadi
Concern is declared. perhatian internasional diumumkan.
All passengers and crew members should fill Semua penumpang dan anggota kru harus
in a PLF to be kept on board for at least one mengisi PLF untuk disimpan di kapal selama
month after disembarkation; setidaknya satu bulan setelah turun;
Information in the completed PLF should be Informasi dalam PLF yang lengkap harus
provided upon the request of health diberikan atas permintaan otoritas
authorities to facilitate contact tracing if a kesehatan untuk memfasilitasi pelacakan
confirmed case is detected after the kontak jika kasus yang dikonfirmasi
disembarkation and after the voyage has terdeteksi setelah turun dan setelah
ended; perjalanan berakhir;
Information has been provided to everyone Informasi telah diberikan kepada semua
on board about the symptoms and signs of orang di kapal tentang gejala dan tanda-
the disease and who to contact in case the tanda penyakit dan siapa yang harus
relevant symptoms develop in the following dihubungi jika gejala yang relevan
14 days; and berkembang dalam 14 hari berikutnya; dan
Cleaning and disinfection, and disposal of Pembersihan dan desinfektan serta
infectious waste. pembuangan sampah infeksi.
18. Cleaning, Disinfection and Waste 18. Pembersihan, Disinfeksi dan Pengelolaan
Management Limbah
Maintain high level cleaning and disinfection Pertahankan tindakan pembersihan dan
measures during ongoing on board case desinfektan tingkat tinggi selama
berlangsungnya manajemen kasus di atas kapal.
management. Patients and ‘close contacts’’
Kabin Pasien dan 'kontak dekat' harus
cabins and quarters should be cleaned and using
dibersihkan menggunakan protokol
cleaning and disinfection protocols for infected pembersihan dan desinfeksi untuk kabin yang
cabins (as per Norovirus or other communicable terinfeksi (sesuai Norovirus atau penyakit
diseases). menular lainnya).
Environmental surfaces should be cleaned Permukaan lingkungan harus dibersihkan secara
thoroughly with hot water, detergent and menyeluruh dengan air panas, deterjen, dan
applying common disinfectants (e.g. sodium oleskan desinfektan biasa (mis. Natrium
hypochlorite). hipoklorit).
Setelah seorang pasien meninggalkan kapal,
Once a patient has left the ship, the isolation
kabin isolasi atau tempat tinggalnya harus
cabin or quarters should be thoroughly cleaned
dibersihkan dan didesinfeksi secara menyeluruh
and disinfected by staff using PPE who are trained oleh staf yang menggunakan APD yang dilatih
to clean surfaces contaminated with infectious untuk membersihkan permukaan yang
agents. terkontaminasi dengan agen infeksi.
Laundry, food service utensils and waste from Laundry, peralatan layanan makanan, dan
cabins of suspect cases and contacts should be limbah dari kabin/kamar kasus suspect dan
treated as infectious, in accordance with kontak yang dicurigai harus diperlakukan
procedures for handling infectious materials on sebagai terinfeksi, sesuai dengan prosedur
board. penanganan bahan terinfeksi di atas kapal.
Harus ada komunikasi reguler antar
There should be regular communications
departemen di semua kapal (medis, Katering,
between departments in all ships (medical, Laundry, layanan kamar, dll) tentang orang-
housekeeping, laundry, room service, etc) about orang yang di isolasi.
the persons in isolation.
Quarantine measures should follow WHO Tindakan karantina harus mengikuti pedoman
guidance of considerations for quarantine of pertimbangan WHO untuk karantina individu di
individuals in the Indonesia
context of COVID-19 and are also likely to include: konteks COVID-19 dan juga cenderung
mencakup:
Active monitoring by the port health
• Pemantauan aktif oleh otoritas kesehatan
authorities for 14 days from last exposure; pelabuhan selama 14 hari sejak kerentanan
Daily monitoring (including fever of any terakhir;
grade, cough or difficulty breathing); • Pemantauan setiap hari (termasuk demam
Avoiding social contact and travel; and dengan tingkatan apa pun, batuk atau
Remaining reachable for active monitoring. kesulitan bernapas);
• Menghindari kontak sosial dan perjalanan;
dan
• Masih dapat dijangkau untuk pemantauan
secara aktif.
Contacts of a confirmed case should immediately
self-isolate and contact health services if Kontak dari kasus yang terkonfirmasi harus
symptoms appear within 14 days of last exposure. segera mengisolasi diri dan menghubungi
If no symptoms appear, the contact is not layanan kesehatan jika gejala muncul dalam 14
considered at risk. hari setelah kerentanan terakhir. Jika tidak ada
gejala yang muncul, kontak tidak dianggap
berisiko.
Implementation of specific precautions may be Implementasi tindakan pencegahan khusus
modified following risk assessment of individual dapat dimodifikasi setelah penilaian risiko
cases and advice from port health authorities. masing-masing kasus dan saran dari otoritas
kesehatan pelabuhan.
Flag States regulate medical supply carriage Negara Bendera mengatur persyaratan
requirements. Plentiful supplies and equipment pengangkutan suplai medis. Pasokan dan
should be available to handle an outbreak as peralatan memadai harus tersedia untuk
described in the International Medical Guide for menangani wabah seperti yang dijelaskan
Ships 3rd edition. dalam Panduan Medis Internasional untuk
Kapal edisi ke-3.