Anda di halaman 1dari 25

Nama : Sela Anggraini

Nim : 20181996/PO.71.24.3.18.024

Tingkat : 2A

MK : Kesehatan Masyarakat

1. KMS Balita

Cara Kerja KMS Balita :

1. Dibawah garis merah menunjukkan anak Anda mengalami kurang gizi sedang


hingga berat. Jika anak Anda berada di zona ini, maka segera bawa anak Anda ke
dokter spesialis anak untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.
2. Terletak di daerah dua pita warna kuning (di atas garis merah), hal ini
menunjukkan anak tersebut mengalami kurang gizi ringan. Anda tidak perlu
panik. Yang perlu Anda lakukan adalah mengevaluasi pemberian makanan pada
anak Anda.
3. Dua pita warna hijau muda dan dua warna hijau tua di atas pita
kuning, menunjukkan anak Anda memiliki berat badan cukup atau status gizi
baik atau normal. Meski begitu, berat badan anak tetap perlu ditimbang dan
diawasi agar senantiasa sesuai dengan umurnya.
4. Empat pita di atas pita warna hijau tua (2 pita warna hijau muda ditambah 2 pita
warna kuning), menunjukkan anak Anda memiliki berat badan yang lebih di atas
normal. Jika anak Anda mengalami hal ini, segera konsultasikan ke dokter untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih tepat. Perlu diingat, bahwa anak
yang kelebihan berat badan mudah terkena berbagai penyakit,
seperti obesitas atau serangan jantung.
Di samping itu, anda juga perlu melihat perkembangan titiknya setiap bulan,
apakah naik-turun, semakin menanjak, atau malah menurun. Masing-masing
perkembangan ini ada artinya.

1. Bila titik pada grafik lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, tandanya berat
badan anak Anda naik.
2. Bila titik pada grafik sejajar dengan bulan sebelumnya, maka berat badan anak
Anda sama dengan bulan sebelumnya. Anda harus meningkatkan pemberian
makan, baik mutu dan waktu pemberiannya.
3. Bila titik pada grafik lebih rendah dari bulan sebelumnya, maka berat badan anak
Anda mengalami penurunan. Hal ini dapat terjadi terutama bila anak mulai
memasuki usia 6 bulan di mana gigi sudah mulai tumbuh. Biasanya bila gigi akan
tumbuh, anak akan mengalami demam ringan dan nafsu makan akan sedikit
menurun. Jika anak tidak mengalami sakit, tetapi berat badannya tetap berkurang,
maka ibu harus segera membawanya ke bidan atau dokter.
4. Bila titik berat badan pada grafik KMS terputus-putus, ini artinya Anda kurang
rajin menimbang anak. Alangkah baiknya jika penimbangan dilakukan setiap
bulan.
 KMS Lansia

1. Bagian kanan. Berisi judul, nama puskesmas/puskesmas pembantu, nomor


register dan identitas lengkap Lansia pemiliki kartu.
2. Bagian tengah. Bertuliskan ruang catatan untuk mencatat keluhan yang dirasakan
dan perlu diperhatikan sebagai upaya deteksi dini terhadap kemungkinan penyakit
yang diderita lansia.
3. Bagian kiri. Berisi pesan dan isian untuk hidup sehat serta keluhan yang perlu
diperhatikan sebagai upaya deteksi dini terhadap kemungkinan penyakit yang
diderita lansia.
4. Halaman dalam. Memuat catatan pemantauan yang meliputi tanggal kunjungan,
kegiatain sehari-hari, status kesehatan mental, masalah emosional, indeks masa tubuh,
tekanan darah, nadi, hasil pengukuran Hb, hasil pemeriksaan reduksi urine dan
protein urine, disertai nilai normal dari indeks masa tubuh, tekanan darah, dan jumlah
Hb.
Cara pengisian KMS Lansia ialah sebagai berikut :
1. Isi identitas lansia. Tulis identitas lengkap lansia pemilik KMS yang terdapat pada
halaman luar bagian kanan. Coretlah data yang tidak sesuai. Lalu ukur tinggi dan
catat semua identitas sesuai tempat yang disediakan.
2. Tanggal berkunjung. Isi tanggal dan bulan pada kolom kunjungan pertama, dan
seterusnya setiap bulannya. Apabila lansia berhalangan hadir pada salah satu
bulan, kosongkan kolom untuk bulan tersebut dan isi di bulan berikutnya.
3. Kegiatan hidup sehari-hari. Isilah kolom ini sesuai dengan pertanyaan yang
diajukan. Ada 3 kategori bagi lansia yaitu :
 Mandiri (kategori C), keadaan ketika lansia sanggup melakukan
kegiatan sehari-hari tanpa bantuan dari keluarga sama sekali.
 Ada gangguan (kategori B), keadaan lansia dimana ada gangguan
dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari sehingga butuh bantuan.
 Ketergantungan (kategori A), berisi ketika lansia sama sekali tidak
mampu melakukan kegiatan sehari-hari.

2. Kartu Skor Puji Rochyati

 Skor 2 yaitu kehamilan Risiko Rendah (KRR) diberikan sebagai skor awal, untuk
umur dan paritas pada semua ibu hamil. Kehamilan resiko rendah adalah
kehamilan tanpa masalah/factor risiko, fisiologis dan kemungkinan besar diikuti
oleh persalinan normal dengan ibu dan bayi hidup sehat. Tempat persalinan dapat
dilakukan di rumah maupun di polindes, tetapi penolong persalinan harus bidan,
dukun membantu perawatan nifas bagi ibu dan bayinya.
 Skor 4 Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) diberikan untuk setiap factor risiko pada
klasifikasi KRT. Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan dengan satu atau
lebih factor risiko, baik dari pihak ibu maupun janinnya, memiliki risiko
kegawatan tetapi tidak darurat. Ibu TP PKK/kader memberi penyuluhan agar
pertolongan persalinan oleh bidan atau dokter di Puskesmas, di Polindes atau di
Puskesmas, atau langsung dirujuk ke Rumah Sakit, misalnya pada letak lintang
dan ibu hamil pertama (primi) dengan tinggi badan rendah.
 Skor 8 Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) diberikan pada ibu hamil
denganbekas operasi sesar, letak sungsang, letak lintang, perdarahan antepartum
dan preeklamsia berat/eklamsia. Kehamilan resiko sangat tinggi adalah
kehamilan dengan factor risiko : Perdarahan sebelum bayi lahir, memberi
dampak gawat dan darurat bagi jiwa ibu dan atau bayinya, membutuhkan rujukan
tepat waktu dan tindakan segera untuk penanganan adequate dalam upaya
menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya. Ibu dengan factor risiko dua atau lebih,
tingkat resiko kegawatannya meningkat, yang membutuhkan pertolongan
persalinan di rumah sakit oleh dokter Spesialis. Ibu diberi penyuluhan untuk
kemudian dirujuk guna melahirkan di Rumah Sakit dengan alat lengkap dan
dibawah pengawasan dokter spesialis.
 Skor 6 atau lebih : dianjurkan bersalin dengan tenaga kesehatan. Ibu hamil
dengan skor 12 atau lebih : dianjurkan bersalin di rumah sakit atau dengan
spesialis kandungan (sp.og)
3. MTBS
 Menilai diare dan klasifikasinya.

 Menilai demam dan klasifikasinya

 Memeriksa status imunisasi


  Memeriksa status gizi dan anemia
 Memeriksa pemberian vitamin A
 Memeriksa masalah kesehatan lainnya
 Menasehati ibu
4. MTBM
5. Partograf
 Informasi tentang ibu: Bidan mencatat nama pasien, riwayat kehamilan, riwayat
persalinan, nomer register pasien, tanggal dan waktu kedatangan dalam jam mulai
dirawat, waktu pecahnya selaput ketuban. Selain itu juga mencatat waktu terjadinya
pecah ketuban, pada bagian atas partograf secara teliti.
 Kesehatan dan kenyamanan janin : Bidan mencatat pada kolom, lajur dan
skala angka pada partograf antara untuk pencatatan
 Kemajuan persalinan, kolom dan lajur kedua pada partograf adalah
untuk pencatatan kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang tertera di tepi kolom
paling kiri adalah besarnya dilatasi serviks
 Pencatatan jam dan waktu.
 Bidan mencatat obat-obatan dan cairan intravena (IV) yang diberikan dalam
kotak yang sesuai dengan kolom waktu. Untuk pemberian oksitosin drip
oksitosin sudah dimulai, bidan harus mendokumentasikan setiap 30 menit
jumlah unit oksitoksin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan
tetesan per menit (atas kolaborasi dokter), catat semua pemberian obat-obatan
tambahan dan atau cairan IV.
 Kesehatan dan kenyamanan ibu, bagian terakhir pada lembar depan partograf
berkaitan dengan kesehatan dan kenyamanan ibu
 Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya, dengan mencatat semua
asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik di sisi luar kolom
partograf, atau membuat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan.
6. Kartu Sudarto
 Daerah Hijau tua menunjukkan distosia hampir tidak mungkin terjadi.
 Daerah Hijau muda menunjukkan kejadian distosia jarang terjadi.
 Daerah Kuning menunjukkan distosia sering terjadi.
 Daerah Merah menunjukkan distosia kemungkinan besar terjadi.
 Meningkatkan sensitivitas dan spesifitas sistem skoring mengenai cara
persalinan yang dibutuhkan.
 Dapat memperkirakan terjadinya distosia (persalinan sulit atau
disfungsional) sebelum persalinan dimulai.
7. LILA Ibu hamil
 Pengukuran dilakukan pada lengan tangan yang lebih tidak dominan
antara kanan atau kiri. Contohnya jika terbiasa beraktivitas dengan
tangan kanan, maka pengukuran lingkar lengan atas dilakukan pada
lengan kiri. Tujuannya untuk memastikan bahwa ukuran lingkar
lengan atas bukan karena timbunan lemak melainkan pembesaran
otot karena aktivitas.
 Tekuk lengan sehingga tangan berbentuk siku. Kemudian, cari titik
tengah dari tulang bahu hingga siku. Pengukuran lingkar lengan atas
akan dilakukan di area tersebut.
 Lingkarkan pita di titik tengah antara tulang bahu dan siku. Jangan
terlalu ketat atau terlalu longgar.
 Ukuran lingkar lengan atas akan terlihat di pita meteran.

8. SDIDTK

A. Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan meliputi :


 Pengukuran Berat Badan
 Pengukuran Panjang badan/Tinggi Badan
 Pengukuran lingkar kepala
B. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan meliputi :
 Pemeriksaan mengunakan Kuisoner Pra Skrining Perkembangan
(KPSP) untuk gerak kasar, gerak halus, bicara-bahasa, kemandirian
dan sosialisasi
 Tes daya dengar (TDL)
 Tes daya lihat (TDD)
C. Deteksi Dini Penyimpangan Perilaku Emosional dan Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktivitas ( GPPH).

9. Buku KIA
 ibu dan anak perlu memiliki catatan yang lengkap sejak ibu hamil sampai
dengan selesai masa nifas, dan anaknya sejak lahir hingga berusia 5 tahun
 untuk mencatat dan memantau kesehatan ibu dan anak diperlukan Buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
 Buku KIA merupakan alat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan
atau masalah kesehatan ibu dan anak, alat komunikasi dan penyuluhan dengan
informasi yang penting bagi ibu, keluarga dan masyarakat mengenai
pelayanan kesehatan Ibu dan anak termasuk rujukannya dan paket (standar)
pelayanan KIA, gizi, imunisasi, dan tumbuh kembang balita.
10. Stiker P4K

 Mendata seluruh ibu hamil, bidan bekerjasama dengan kader dalam medata
seluruh ibu hamil yang ada diwilayah setempat, guna diketahuinya adanya ibu
hamil yang membutuhkan asuhan pelayanan antenatal dan perencanaan
persalinan.
 Memasang stiker P4K di setiap rumah ibu hamil, penempelan Stiker P4K di
rumah ibu hamil. Pengisian stiker dilakukan oleh bidan desa, dengan
melakukan diskusi mendalam dengan ibu hamil dan keluarga, kemudian
dipasang/ ditempelkan di dinding bagian depan rumah yang mudah dilihat
orang.
 Membuat perencanaan persalinan melalui penyiapan :
1. Taksiran persalinan sangat penting karena merupakan penentu usia
kehamilan, dengan mengetahui usia Janis yang akurat dapat membantu
asuhan prenatal, kelahiran dan postnatal.
2. Penolong persalinan, ibu, suami, keluarga sejak awal kehamilan sudah
menentukan untuk persalinan ditolong oleh petugas kesehatan. Ibu atau
keluarga dapat memilih tenaga kesehatan terlatih sesuai dengan kepercayaan
ibu tersebut.
3. Tempat persalinan, ibu, suami, keluarga sejak awal kehamilan sudah
merencanakan tempat persalinan untuk ibu difasilitas kesehatan.
4. Pendamping persalinan, Keluarga atau kerabat dekat ibu dapat ikut
mendampingi ibu saat bersalin. Hal ini bertujuan agar keluarga dapat
memberi dukungan moril pada ibu saat bersalin.
5. Transportasi/ ambulan desa, Mengupayakan dan mempersiapkan transportasi
jika sewaktu-waktu diperlukan. Suami, keluarga dan masyarakat bekerjasama
dalam membantu ibu hamail sampai pada tempat pelayanan kesehatan, serta
pada saat adanya rujukan p.Ibu harus mendapatkan pelayanan tepat,cepat bila
terjadi komplikasi dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
6. Calon pendonor darah, upaya tenaga kesehatan, keluarga dan masyarakat
untuk membantu ibu hamil dalam mengantisipasi terjadinya komplikasi
(perdarahan) pada saat persalinan. Sehingga ibu hamil sudah mempunyai
calon pendonor darah sesuai dengan golongan daran ibu, untuk mencegah
terjadinya komplikasi pada kehamilan maupun persalinan.
7. Dana, merupakan upaya menyisihkan uang atau barang berharga (yang bisa
diuangkan sewaktu-waktu) oleh ibu hamil yang disimpan oleh bidan desa
atau pihak yang ditunjuk oleh masyarakat yang sewaktu-waktu dapat
dipergunakan untuk biaya persalinan.
8. KB pasca persalinan merupakan suatu program yang dimaksudkan untuk
mengatur kehamilan melalui penggunaan alat / obat kontrasepsi setelah
melahirkan. Konseling tentang KB dimulai saat kunjungan asuhan antenatal
ke fasilitas pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan. (Depkes RI, 2009).

Anda mungkin juga menyukai