Menggunakan Anggaran Untuk Evaluasi Keja
Menggunakan Anggaran Untuk Evaluasi Keja
DISUSUN OLEH:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmat-Nya, penyusun telah dapat
menyelesaikan sebuah makalah berjudul “ Penggunaan Anggaran Untuk Evaluasi Kerja “. Tugas ini
disusun untuk menyelesaikan tugas dalam mata kuliah Akuntansi Manajemen pada program studi
Akuntansi Universitas Budi Luhur. Melalui kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terimakasih
Penyusun sudah berusaha sebaik mungkin dalam penyelesaian tugas ini. Namun, penyusun
menyadari dalam penyusunan tugas ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan , oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Penyusun juga berharap tugas ini dapat memperkaya ilmu pengetahuan dibidang Akuntansi Manajemen.
Penulis
PENGGUNAAN ANGGARAN UNTUK EVALUASI KEJA
Anggaran adalah alat pengendalian yang berguna. Akan tetapi, dua pertimbangan utama
harus diperhatikan agar dapat digunakan dalam evaluasi kinerja. Pertama adalah
menetapkan bagaimana jumlah yang di anggarkan seharusnya dibandingan dengan hasil
aktual. Pertimbangan kedua melibatkan dampak anggaran atas perilaku manusia.
Anggaran Statis (Anggaran induk yang dikembangkan untuk Texas Rex) adalah suatu
contoh anggaran statis. Anggaran statis (static budget) adalah anggaran untuk aktivitas
tertentu. Bagi Texas Rex, anggaran dikembangkan berdasarkan prediksi penjualan tahunan
sebanyak 5.700 kaus. Karena anggaran statis bergantung pada aktivitas tertentu, anggaran
statis ini tidak terlalu berguna untuk menyiapkan laporan kinerja.
Insentif Uang dan Bukan Uang Sistem Anggaran yang baik mendorong perilaku
yang sesuai dengan tujuan. Teori Organisasi tradisional berasumsi orang yang motivasi
utamanya adalah penghargaan berupa uang, akan menolak pekerjaan, tidak efisien, dan
tidak berguna. Jadi, insentif uang (monetary incentive) digunakan untuk mengendalikan
kecenderungan seseorang manajer untuk melalaikan dan membuang-buang sumber daya
dengan menghubungkan kinerja anggaran pada kenaikan gaji, bonus, dan promosi. Orang
juga dapat termotivasi dengan banyak faktor intrinsic psikologis,dan sosial, seperti
kepuasan bila pekerjaan dilakukan dengan baik, penghargaan, tanggung jawab, harga diri,
dan sifat pekerjaan itu sendiri. Jadi, insentif bukan uang (nonmonetary incentive)
termasuk memperkaya pekerjaan (job enrichment), meningkatkan tanggung jawab dan
ekonomi, progam penghargaan non uang, dan lain-lain-dapat digunakan untuk
meningkatkan system pengendalian anggaran.
Standar yang Realistis Tujuan yang ada dalam anggaran digunakan untuk mengukur
kinerja. Jadi, tujuan ini harus berdasarkan kondisi dan harapan-harapan realistis. Anggaran
seharusnya mencerminkan realita operasional, seperti tingkat aktivitas aktual, perubahan
musiman, efisiensi, dan tren ekonomi umum.
Keterkendalian Biaya Idealnya, para manajer hanya dianggap bertanggng jawab atas
biaya-biaya yang dapat mereka kendalikan. Biaya yang dapat dikendalikan (controllable
cost) adalah biaya yang tingkatnya dapat dipengaruhi oleh manajer. Sebagai contoh, para
manajer divisi tidak memiliki kuasa untuk mengotorisasi biaya ditingkat korporassi, seperti
penelitian dan pengembangan, serta gaji para manajer atas. Oleh karena itu,mereka tidak
seharusnya dianggap bertanggung jawab atas munculnya Biaya tersebut. Jika biaya yang
tidak dapat dikendalikan muncul dalam anggaran manajer tingkat bawah untuk membantu
mereka memahami bahwa biaya tersebut juga perlu dicakup, maka mereka seharusnya
dipisahkan dari biaya yang dapat dikendalikan dan disebut tidak dapat dikendalikan.
Aktivitas menimbulkan biaya dengan cara mengkonsumsi sumber daya, tetapi juga
sumberdaya yang dikonsumsi tergantung pada permintaan output aktivitas. Diperlukan tiga
langkah untuk membangun suatu anggaran berdasarkan aktivitas : (1) aktivitas dalam
organisasi harus diidentifikasikan, (2) permintaan tiap output aktivitas harus diperkirakan
dan (3) biaya sumber daya yang diperlukan untuk memproduksi tingkat aktivitas ini harus
dinilai. Jika suatu organisasi telah mengimplementasikan sistem ABC atau ABM, maka
langkah 1 telah dipenuhi. Dengan asumsi bahwa ABC telah diimplementasikan, penekanan
utama biaya anggaran berdasarkan aktivitas telah memperkirakan beban pekerjaan
(permintaan) untuk tiap aktivitas dan kemudian menganggarkan sumber daya yang
dibutuhkan untuk menompang beban kerja ini, beban kerja tiap aktivitas harus ditetapkan
untuk mendukung aktivitas penjualan dan produksi yang diharapkan untuk periode
berikutnya.
Sebagaimana dengan anggaran tradisional , anggaran berdasarkan aktivitas dimulai
dengan anggaran penjualan dan produksi. Anggaran bahan baku langsung dan tenaga kerja
juga berlaku dengan kerangka kerja ABC karena input produksi ini dapat langsung
ditelusuri kesetiap produk. Perbedaan utama antara anggaran berdasarkan fungsi
(tradisional) dan aktivitas, dapat ditemukan dalam katagori overhead serta beban penjualan
dan administrasinya. Dalam pendekatan berdasarkan fungsi, anggaran dalam katagori-
katagori ini biasanya dirinci berdasarkan elemen-elemen biayanya (tampilan gambar untuk
contoh terinci anggaran overhead). Elemen-elemen biaya ini diklasifikasikan sebagai biaya
variabel atau tetap berdasarkan unit yang diproduksi atau dijual. Lebih jauh lagi anggaran-
anggaran ini biasanya dibuat dengan menganggarkan suatu bagian biaya disuatu
departemen (fungsi) dan
kemudian memasukkannya naik kedalam anggaran induk overhead. Sebagai contoh, biaya
supervisi dalam anggaran overhead Tampilan 8-5 adalah jumlah seluruh seluruh biaya
supervisi berbagai departemen. Anggaran berdasarkan aktivitas dilain pihak
mengidentifikasi aktivitas over head, penjualan dan administrasi, serta kemudian
membangun suatu anggaran untuk tiap aktivitas, berdasarkan pada sumber daya yang
dibutuhkan untuk menyediakan tingkat output aktivitas yang dibutuhkan. Biaya
diklasifikasikan sebagai biaya variabel atau tetap berdasarkan penggerak aktivitasnya, tidak
hanya berdasarkan pada unit yang dijual atau unit yang diproduksi.
Bayangkanlah aktivitas pembelian bahan. Permintaan akan pembelian adalah fungsi
dari bahan yang dibutuhkan untuk produksi sebagai produk dan jasa. Gunakan jumlah
pesanan pembelian sebagai penggerak untuk pembelian. Anggaplah bahwa bahan-bahan
yang dibutuhkan sebagaimana ditampilkan dengan anggaran pembelian bahan baku,
menciptakan permintaan atas 15.000 pesanan pembelian. Guna melaksanakan aktivitas
pembelian, sumber daya seperti agen pembelian, perlengkapan (formulir, kertas dan
stempel, amplop dan sebagainya), meja, komputer dan ruang kantor yang diperlukan.
Dengan asumsi bahwa seorang staf administrasi dapat memproses 3.000 pesanan per tahun,
maka lima staf administrasi diperlukan. Jadi, lima meja, lima komputer dan ruang kantor
untuk lima pelaku dibutuhkan. Anggaran untuk aktivitas pembelian tersebut diberikan
dibawah ini (penyusutan pada meja dan komputer dan tingkat tinggal adalah biaya ruang
kantor).
Laporan kinerja dalam tampilan ini membandingkan total biaya yang dianggarkan
untuk tingkat aktivitas aktual dengan total biaya aktual untuk tiap aktivitas. Merupakan hal
yang juga mungkin dilakukan untuk membandingkan biaya tetap aktivitas aktual dengan
biaya tetap yang dianggarkan, serta biaya variabel aktivitas aktual dengan biaya variabel
yang dianggarkan. Sebagai contoh, anggaplah bahwa biaya tetap inspeksi aktual adalah
$82.000 dan bahwa biaya variabel inspeksi aktual adalah 43.500. varians antara anggaran
tetap dan variabel untuk aktivitas inspeksi dihitung sebagai berikut :
Memecah tiap varians kedalam komponen tetap dan variabel, memberikan pandangan
yang lebih mendalam atas sumber perubahan pengeluaran yang direncanakan dan yang
aktual.
Tampilan 8-11 Laporan Kinerja Berdasarkan Aktivitas*
Biaya yang Varians yang Anggaran
Aktual Dianggarkan
Bahan baku langsung $101.000 $100.000 $1.000 U
Tenaga kerja langsung 80.000 80.000 -
Pemeliharaan 55.000 64.000 (9.000) F
Permesinan 29.000 31.000 (2.000) F
Inspeksi 125.500 132.500 (7.000) F
Penyetelan 46.500 45.000 1.500 U
Pembelian 220.000 226.000 (6.000) F
Total $657.000 $678.500 $21.500 F