Anda di halaman 1dari 5

Nama : Anggrah Rezka Alifa

NIM : 1402198333
Kelas : AK-41-01
Valuasi Ekuitas
Nilai Intrinsik dan Nilai Pasar
Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai yaitu nilai buku, nilai pasar dan
nilai intrinsik saham. Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan
perusahaan penerbit saham (emiten). Nilai pasar adalah nilai saham di pasar yang
ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar. Sedangkan nilai intrinsik atau dikenal
sebagai nilai teoritis adalah nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi. 
Ketiga jenis nilai tersebut ditambah nilai nominal umumnya adalah tidak sama besarnya.
Nilai nominal dan nilai buku dapat dicari di dalam atau ditentukan berdasarkan laporan
perusahaan keuangan. Nilai pasar dapat dilihat pada harga saham di Bursa Efek.
Investor berkepentingan untuk mengetahui ketiga nilai tersebut sebagai informasi
penting dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat. Dalam membeli atau
menjual saham investor akan membandingkan nilai intrinsik dengan nilai pasar saham
bersangkutan. Jika nilai pasar suatu saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, berarti
saham tersebut tergolong mahal (overvalued). Dalam situasi seperti ini investor tersebut
bisa mengambil keputusan untuk menjual saham tersebut. Sebaliknya jika nilai pasar
saham dibawah nilai intrinsiknya berarti saham tersebut tergolong murah (undervalued),
sehingga dalam situasi seperti ini investor sebaiknya membeli saham tersebut.

Dua pendekatan dalam penentuan nilai intrinsik saham berdasarkan analisis


fundamental. Kedua pendekatan tersebut adalah: (1) pendekatan nilai sekarang
(present value approach), dan (2)  pendekatan rasio harga terhadap earning (Price
Earning Ratio/PER). Pendekatan nilai sekarang dilakukan dengan menghitung seluruh
aliran kas yang akan diterima pemegang saham dari suatu saham di masa datang,  dan
kemudian didiskontokan dengan tingkat bunga diskonto (biasanya sebesar tingkat
return yang disyaratkan). Sedangkan pendekatan PER dalam penentuan nilai suatu
saham dilakukan dengan menghitung berapa rupiah uang yang diinvestasikan ke dalam
suatu saham untuk memperoleh satu rupiah pendapatan (earning)  dari saham
tersebut. 
Pendekatan nilai sekarang 
Penentuan nilai saham dengan menggunakan pendekatan nilai sekarang pada prinsipnya
sama dengan prinsip perhitungan nilai sekarang obligasi. Perhitungan nilai saham
dilakukan dengan mendiskontokan semua aliran kas yang diharapkan di masa datang
dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang disyaratkan investor. Dalam hal ini,
nilai intrinsik atau disebut juga nilai teoritis suatu saham nantinya akan sama dengan
nilai diskonto semua aliran kas yang akan diterima investor di masa datang.
Nilai suatu saham tergantung dari aliran kas yang diharapkan investor dimasa datang.
Dengan demikian proses penilaian suatu saham akan meliputi:
1. Estimasi aliran kas saham di masa depan. Hal ini dilakukan dengan menentukan
jumlah dan waktu aliran kas yang diharapkan.
2. Estimasi tingkat return yang disyaratkan. Estimasi ini dibuat dengan
mempertimbangkan risiko aliran kas dimasa depan dan besarnya return dari
alternatif investasi lain akibat pemilihan investasi pada saham atau disebut
sebagai biaya kesempatan (opportunity cost). Tingkat return harapan dari setiap
aliran kas bisa bersifat konstan sepanjang waktu atau berubah-ubah .
3. Mendiskontokan setiap aliran kas dengan tingkat diskonto sebesar tingkat
return yang disyaratkan.
4. Nilai sekarang setiap aliran kas tersebut dijumlahkan sehingga diperoleh nilai
intrinsik saham bersangkutan.
Proses tersebut bisa ditunjukkan dalam rumus sebagai berikut:
n
CFt
Vo=∑
t=1 (1+k t)t
Dalam hal ini:
Vo = nilai sekarang dari suatu saham
CFt = aliran kas yang diharapkan pada periode t
kt = return yang disyaratkan pada periode t
n = jumlah periode aliran kas
Dalam penentuan nilai teoritis suatu saham, investor perlu menentukan berapa
besarnya tingkat return yang disyaratkan atas saham tersebut sebagai kompensasi atas
risiko yang ditanggung. Tingkat return yang disyaratkan merupakan tingkat return
minimum yang diharapkan atas pembelian suatu saham. Artinya jika investor
mempunyai tingkat return yang disyaratkan 25% atas saham yang akan dibeli, maka
return minimum yang diharapkan dari saham tersebut adalah 25%. Tingkat return
minimum ini juga menggambarkan besarnya biaya kesempatan (opportunity cost), yaitu
hilangnya kesempatan memperoleh return dari alternatif investasi lain akibat keputusan
untuk berinvestasi pada saham.
Komponen lainnya dalam penentuan nilai saham dengan pendekatan nilai sekarang
adalah aliran kas (cash flow). Dalam komponen ini permasalahannya kemudian adalah:
(1) aliran kas dalam bentuk apa yang akan digunakan dalam penilaian saham, (2) berapa
jumlah aliran kas yang diharapkan, dan (3) kapan aliran kas tersebut diperoleh.
Aliran kas yang bisa dipakai dalam penilaian saham adalah earning perusahaan. Dari
sudut pandang investor yang membeli saham, aliran kas yang akan diterima investor
adalah earning yang dibagikan dalam bentuk dividen. Dengan demikian kita bisa
menggunakan komponen dividen sebagai dasar penilaian saham. Penentuan nilai saham
atau pendekatan nilai sekarang dengan menggunakan komponen dividen bisa dilakukan
dengan menggunakan berbagai model berikut ini.
Model Diskonto Dividen
Model diskonto dividen merupakan model untuk menentukan estimasi harga saham
dengan mendiskontokan semua aliran dividen yang akan diterima di masa datang.
Secara matematis hal ini bisa dirumuskan sebagai berikut:

Dt
Po=∑
t =1 (1+ k )t
Dalam hal ini:
Po = nilai instrinsik saham dengan model diskonto dividen
D1, D2, … D∞ = dividen yang akan diterima di masa dating
k = tingkat return yang disyaratkan
Model Pertumbuhan Nol 
Model ini berasumsi bahwa dividen yang dibayarkan perusahaan tidak akan mengalami
pertumbuhan. Dengan kata lain, jumlah dividen yang dibayarkan akan tetap sama dari
waktu ke waktu. Model pertumbuhan ini sebenarnya sama dengan prinsip perhitungan
saham preferens karena dividen yang dibayarkan diasumsikan selalu sama dan tidak
akan mengalami perubahan pertumbuhan sepanjang waktu. Rumus untuk menilai
saham dengan model ini adalah:
Do
Po=
k

Model Pertumbuhan Konstan


Model ini dipakai untuk menentukan nilai saham, jika dividen yang akan dibayarkan
mengalami pertumbuhan secara konstan selama waktu tak terbatas. Model
pertumbuhan konstan ini bisa dituliskan sebagai berikut:
D1
Po=
k −g
Model Pertumbuhan Tidak Konstan (Ganda)
Model pertumbuhan tidak konstan: penentuan nilai saham jika dividen yang akan
dibayarkan mengalami pertumbuhan secara tidak konstan. Penentuan nilai saham akan
meliputi 4 langkah perhitungan sebagai berikut
1. Membagi aliran dividen menjadi dua bagian; (a) bagian awal yang meliputi aliran
dividen yang tidak konstan, dan (b)  aliran dividen ketika dividen mengalami
pertumbuhan yang konstan.
2. Menghitung nilai sekarang dari aliran dividen yang tidak konstan ( bagian awal).
3. Menghitung nilai sekarang dari semua aliran dividen selama periode
pertumbuhan konstan (bagian b). 
4. Menjumlahkan kedua hasil perhitungan nilai sekarang dari kedua bagian
perhitungan aliran  dividen (bagian a dan bagian b).
Proses untuk menghitung nilai saham dengan menggunakan model pertumbuhan
dividen tidak konstan Seperti di atas bisa dilakukan dengan rumus berikut:
n
Do(1+ g 1)t Dn(1+ gc ) 1
Po=∑ +
t =1 (1+k )t k −gc (1+ k )n
Dalam hal ini:
Po = nilai intrinsik saham dengan model pertumbuhan tiidak konstan
n = jumlah tahun selama periode pembayaran dividen supernormal
D0 = dividen saat ini (tahun pertama)
g1 = pertumbuhan dividen supernormal
Dn = dividen pada akhir tahun pertumbuhan supernormal
gc = pertumbuhan dividen yang konstan
k = tingkat return yang disyaratkan investor
Pendekatan Rasio Harga Terhadap Earning (Price Earning Ratio/PER)
Price to Earning Ratio (PER) adalah harga pasar per saham terhadap laba bersih saham.
Rasio Price to Earning ini adalah rasio valuasi harga per saham perusahaan saat ini
dibandingkan dengan laba bersih per sahamnya. Price to Earning Ratio ini merupakan
rasio yang sering digunakan untuk mengevaluasi investasi prospektif. Rasio ini juga
digunakan untuk membantu investor dalam pengambilan keputusan apakah akan
membeli saham perusahaan tertentu. Umumnya, para trader atau investor akan
memperhitungkan PER atau P/E Ratio untuk memperkirakan nilai pasar pada suatu
saham. Berkut adalah rumus PER:
Harga saham
PER=
Laba per saham
Dengan menghitung Rasio P/E atau Price Earning Ratio, kita dapat mengetahui seberapa
besar harga yang ingin dibayar oleh pasar terhadap pendapatan atau laba suatu
perusahaan.
Rasio PER yang lebih tinggi menunjukkan bahwa pasar bersedia membayar lebih
terhadap pendapatan atau laba suatu perusahaan, serta memiliki harapan yang tinggi
terhadap masa depan perusahaan tersebut sehingga bersedia untuk menghargainya
dengan harga yang lebih tinggi. Di sisi lain, Rasio Harga Terhadap Pendapatan (Price
Earning Ratio) yang lebih rendah mengindikasikan bahwa pasar tidak memiliki
kepercayaan yang cukup terhadap masa depan saham perusahaan yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai