Penyuluhan Recti
Penyuluhan Recti
KANKER RECTI
KELOMPOK 10A
“CA RECTI “
A. Latar Belakang
Tumor usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besar atau rektum relatif umum. Pada
kenyataannya, kanker kolon dan rektum sekarang adalah tipe paling umum kedua dari kanker
internal di Amerika Serikat. Ini adalah penyakit budaya barat. Diperkirakan bahwa 150.000 kasus
baru kanker kolorektal di diagnosis di negara ini setiap tahunnya. Kanker kolon menyerang individu
dua kali lebih besar dibanding kan kanker rektal. Insidensnya meningkat sesuai dengan usia
(kebanyakan pada pasien yang berusia lebih dari 55 tahun) dan makin tinggi pada individu dengan
riwayat keluarga mengalami kanker kolon, penyakit usus inflamasi kronis atau polip. Perubahan
pada persentase distribusi telah terjadi pada tahun terakhir. Insidens kanker pada sigmoid dan area
rektal telah menurun, sedangkan insidens pada kolon asendens dan desendens meningkat.
Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya, kira-kira setengah dari jumlah tersebut
meninggal setiap tahunnya, meskipun sekitar tiga dari empat pasien dapat diselamatkan dengan
diagnosis dini dan tindakan segera. Angka kelangsungan hidup di bawah lima tahun adalah 40%
sampai 50%, terutama karena terlambat dalam diagnosis dan adanya metastase. Kebanyakan orang
asimtomatis dalam jangka waktu lama dan mencari bantuan kesehatan hanya bila mereka
menemukan perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rektal.
Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi faktor resiko telah
teridentifikasi, termasuk riwayat atau riwayat kanker kolon atau polip dalam keluarga, riwayat
penyakit usus inflamasi kronis dan diet tinggi lemak, rotein dan daging serta rendah serat.
B. Tujuan
- Tujuan Umum
setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan peserta dapat mengetahui tentang kanker
rectum.
- Tujuan Khusus
1. Peserta mampu menjelaskan pengertian ca recti
2. Peserta mampu menjelaskan faktor resiko ca recti
3. Peserta mampu menjelaskan tanda dan gejala ca recti
4. Peserta mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang ca recti
5. Peserta mampu menjelaskan penatalaksanaan medis ca recti
C. Materi :
(terlampir)
Penyajian :
D. Evaluasi
a. Evaluasi Terstruktur
- Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan
- Pelaksanaan penyuluhan sesuai yang telah dirumuskan pada SAP
- Kesiapan penyuluh termasuk kesiapan modul dan media yang akan digunakan
- Kesiapan peserta meliputi kesiapan menerima penyuluhan
Secara anatomi rektum terbentang dari vertebre sakrum ke-3 sampai garis anorektal. Secara
fungsional dan endoskopik, rektum dibagi menjadi bagian ampula dan sfingter. Bagian sfingter
disebut juga annulus hemoroidalis, dikelilingi oleh muskulus levator ani dan fasia coli dari fasia
supra-ani. Bagian ampula terbentang dari sakrum ke-3 ke difragma pelvis pada insersi muskulus
levator ani. Panjang rrektum berkisa 10-15 cm, dengan keliling 15 cm pada recto-sigmoid
junction dan 35 cm pada bagian ampula yang terluas. Pada orang dewasa dinding rektum
mempunyai 4 lapisan : mukosa, submukosa, muskularis (sirkuler dan longitudinal), dan lapisan
serosa.
Perdarahan arteri daerah anorektum berasal dari arteri hemoroidalis superior, media, dan inferior.
Arteri hemoroidalis superior yang merupakan kelanjutan dari a. mesenterika inferior, arteri ini
bercabang 2 kiri dan kanan. Arteri hemoroidalis merupakan cabang a. iliaka interna, arteri
hemoroidalis inferior cabang dari a. pudenda interna. Vena hemoroidalis superior berasal dari
plexus hemoroidalis internus dan berjalan ke arah kranial ke dalam v. mesenterika inferior dan
seterusnya melalui v. lienalis menuju v. porta. Vena ini tidak berkatup sehingga tekanan alam
rongga perut menentukan tekanan di dalamnya. Karsinoma rektum dapat menyebar sebagai
embolus vena ke dalam hati. Vena hemoroidalis inferior mengalirkan darah ke v. pudenda interna,
v. iliaka interna dan sistem vena kava.
Pembuluh limfe daerah anorektum membentuk pleksus halus yang mengalirkan isinya menuju
kelenjar limfe inguinal yang selanjutnya mengalir ke kelenjar limfe iliaka. Infeksi dan tumor ganas
pada daerah anorektal dapat mengakibatkan limfadenopati inguinal. Pembuluh rekrum di atas garis
anorektum berjalan seiring dengan v. hemoroidalis seuperior dan melanjut ke kelenjar limfe
mesenterika inferior dan aorta.
B. DEFINISI
1. Ca. Recti adalah keganasan jaringan epitel pada daerah rektum.
2. Karsinoma Recti merupakan salah satu dari keganasan pada kolon dan rektum yang khusus
menyerang bagian Recti yang terjadi akibat gangguan proliferasi sel epitel yang tidak terkendali.
3. Karsinoma rekti merupakan keganasan visera yang sering terjadi yang biasanya berasal dari
kelenjar sekretorik lapisan mukosa sebagian besar kanker kolostomy berawal dari polip yang sudah
ada sebelumnya.
4. Karsinoma Rektum merupakan tumor ganas yang berupa massa polipoid besar, yang tumbuh
ke dalam lumen dan dapat dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai cincin anular (Price and
Wilson, 1994, hal 419).
C. ETIOLOGI
Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi faktor risiko telah teridentifikasi
termasuk riwayat kanker kolon atau polip pada keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis dan
diet tinggi lemak protein dan daging serta rendah serat.
( Brunner & Suddarth,buku ajar keperawatan medikal bedah,hal. 1123 ).
1. Polip di usus (Colorectal polyps): Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam kolon atau
rektum, dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas. Sebagian besar polip bersifat jinak
(bukan kanker), tapi beberapa polip (adenoma) dapat menjadi kanker.
2. Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn: Orang dengan kondisi yang menyebabkan peradangan
pada kolon (misalnya colitis ulcerativa atau penyakit Crohn) selama bertahun-tahun memiliki risiko
yang lebih besar.
3. Riwayat kanker pribadi: Orang yang sudah pernah terkena kanker colorectal dapat terkena
kanker colorectal untuk kedua kalinya. Selain itu, wanita dengan riwayat kanker di indung telur,
uterus (endometrium) atau payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terkena
kanker colorectal.
4. Riwayat kanker colorectal pada keluarga: Jika Anda mempunyai riwayat kanker colorectal
pada keluarga, maka kemungkinan Anda terkena penyakit ini lebih besar, khususnya jika saudara
Anda terkena kanker pada usia muda.
5. Faktor gaya hidup: Orang yang merokok, atau menjalani pola makan yang tinggi lemak dan
sedikit buah-buahan dan sayuran memiliki tingkat risiko yang lebih besar terkena kanker colorectal.
6. Usia di atas 50: Kanker colorectal biasa terjadi pada mereka yang berusia lebih tua. Lebih
dari 90 persen orang yang menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia 50 tahun ke atas.
F. KLASIFIKASI
Stadium 0: Kanker ditemukan hanya pada lapisan terdalam di kolon atau rektum. Carcinoma in
situ adalah nama lain untuk kanker colorectal Stadium 0.
Stadium I: Tumor telah tumbuh ke dinding dalam kolon atau rektum. Tumor belum tumbuh
menembus dinding.
Stadium II: Tumor telah berkembang lebih dalam atau menembus dinding kolon atau rektum.
Kanker ini mungkin telah menyerang jaringan di sekitarnya, tapi sel-sel kanker belum menyebar ke
kelenjar getah bening,
Stadium III: Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya, tapi belum menyebar ke
bagian tubuh yang lain.
Stadium IV: Kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain, misalnya hati atau paru-paru.
Kambuh: Kanker ini merupakan kanker yang sudah diobati tapi kambuh kembali setelah periode
tertentu, karena kanker itu tidak terdeteksi. Penyakit ini dapat kambuh kembali dalam kolon atau
rektum, atau di bagian tubuh yang lain.
Menurut klasifikasi duke berdasarkan atas penyebaran sel karsinoma dibagi menjadi :
Kelas A : Tumor dibatasi mukosa dan submukosa.
Kelas B : Penetrasi atau penyebaran melalui dinding usus.
Kelas C : Invasi kedalam sistem limfe yang mengalir regional.
Kelas D : Metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas.
( Brunner & Suddarth,buku ajar keperawatan medikal bedah,hal. 1126 ).
H. PENATALAKSANAAN
Prinsip prosedur untuk karsinoma rektum menurut Mansjoer, et al, (2000) adalah :
a. Low anterior resection / anterior resection. Insisi lewat abdomen. kolon kiri atau sigmoid
dibuat anastomosis dengan rektum.
b. Prosedur paliatif, dibuat stoma saja.
c. Reseksi abdomino perineal / amputasi rekti (Milles Procedure). Bagian Distal sigmoid,
rektosigmoid, dan rektum direseksi, kemudian dibuat end kolostomi.
d. Pull through operation. Teknik ini sulit, bila tidak cermat dapat menyebabkan komplikasi
antara lain inkontinensia alvie.
e. Fulgurasi (elektrokogulasi) untuk tumor yang keluar dari anus dan unresektabel.
f. Pengobatan medis untuk karsinoma kolorektal paling sering dalam bentuk pendukung/terapi
ajufan yang mencakup kemoterapi, radiasi dan atau imunoterapi (Brunner & Suddart, 2002, hal
1128).
Pengobatan pada stadium dini memberikan hasil yang baik.
1. Pilihan utama adalah pembedahan
2. Radiasi pasca bedah diberikan jika:
a. sel karsinoma telah menembus tunika muskularis propria
b. metastasis ke kelenjar limfe regional
c. masih ada sisa-sisa sel karsinoma yang tertinggal tetapi belum ada
metastasis jauh.(Radiasi pra bedah hanya diberikan pada karsinoma rektum).
3. Obat sitostatika diberikan bila:
a. Inoperable
b. operabel tetapi ada metastasis ke kelenjar limfe regional, telah menembus tunika muskularis
propria atau telah dioperasi kemudian residif kembali.
Obat yang dianjurkan pada penderita yang operabel pasca bedah adalah:
a. Fluoro-Uracil 13,5 mg/kg BB/hari intravena selama 5 hari berturut-turut. Pemberian
berikutnya pada hari ke-36 (siklus sekali 5 minggu) dengan total 6 siklus.
b. Futraful 3-4 kali 200 mg/hari per os selama 6 bulan
c. Terapi kombinasi (Vincristin + FU + Mthyl CCNU)
d. Pada penderita inoperabel pemberian sitostatika sama dengan kasus operabel hanya lamanya
pemberian tidak terbatas selama obat masih efektif. Selama pemberian, harus diawasi kadar Hb,
leukosit dan trombosit darah.Pada stadium lanjut obat sitostatika tidak meberikan hasil yang
memuaskan.
I. KOMPLIKASI
Komplikasi karsinoma rektum menurut Schrock (1991) adalah:
a. Obstruksi usus parsial
Obstruksi usus adalah penyumbatan parsial atau lengkap dari usus yang menyebabkan kegagalan
dari isi usus untuk melewati usus.
b. Perforasi atau perlobangan
c. Perdarahan
d. Syok
Syok merupakan keadaan gagalnya sirkulasi darah secara tiba-tiba akibat gangguan peredaran darah
atau hilangnya cairan tubuh secara berlebihan.
Daftar Pustaka