Anggota Kelompok 5 :
D3 - AKUNTANSI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, atas limpahan berkah dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul “Makalah Akuntansi
Manajemen Warung Makan Sudi Mampir.”
Pada kesempatan ini, kami tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-
sebesarnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan untuk
menyelesaikan penulisan makalah ini serta ucapan terima kasih khususnya kepada:
1. Daljono, S.E., M.Si., Akt selaku dosen pembimbing Akuntansi Manajemen
2. Pak Ompong, Selaku pemilik usaha Warung Makan Sudi Mampir
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dalam rangka perbaikan dan
penyempurnaan penulisan makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata, kami berharap semoga penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca dan semua pihak yang memerlukan.
Tim Penyusun
2
BAB I
TENTANG MENJADI
WIRAUSAHA
` Dari sejarahnya wirausaha ini sudah ada sejak pertama kali dikenalkan pada
tahun 1755 jadi kewirausahaan ini sudah ada sejak abad ke 16, untuk indonesia baru
dikenal pada abad 20. Di belanda wirausaha dikenal dengan Ondernemer sementara di
Jerman namanya Unternehmer. Pada tahun 1970 universitas di eropa sudah mulai
menyediakan jurusan kewirausahaan ini dan sudah merata menyeluruh di setiap
sekolah maupun kampus. Sedangkan di Indonesia untuk jurusan kewirausahaan masih
sangat sulit karena baru tersedia di beberapa perguruang tinggi saja.
Seorang yang ingin dikatakan sebagai wirausahawan pastinya memiliki ciri cirinya
nah dibawah ini beberapa ciri ciri wirausahawan.
Untuk dapat menjadi seorang yang sukses dalam berwirausaha harus memiliki sifat
dan ciri-ciri ini. Kadang beberapa orang sulit untuk memulai suatu usaha dikarenakan
3
belum memiliki kemauan hanya sebatas memiliki ide sebagai wirausaha saja untuk
kemauan memulainya masih ragu-ragu.
Penting sekali memiliki ciri-ciri ini karena tentu bagi seorang yang ingin membuka
usaha atau memulai usaha kita harus analisa terlebih dahulu apa usaha yang cocok
yang tepat untuk kita agar perjalanan dari usaha kita juga berjalan lancar.
Sifat yang perlu juga untuk seorang pebisnis ataupun wirausahawan sifat ini juga
perlu karena diperjalanan usaha kita pastinya nanti kita harus mengambil risiko
seperti contoh jika usaha kita sukses nantinya lalu ingin expand itu perlu pengambilan
suatu keputusan yang bisa dikatakan pengambilan risiko karena jika kita expand
memerlukan budget yang tentunya cukup besar jika berhasil maka risiko yang kita
ambil berjalan sukses.
Di berbagai hal ciri-ciri ini diperlukan karena dengan ini perkembangan usaha kita
menjadi taruhannya jika kamu bisa membawa para pegawai dari usaha yang kamu
jalankan dengan kepemimpinan yang baik maka usaha kamu juga akan berjalan baik.
6. Pemikiran Kedepan
Jelas jika kamu mau menjadi seorang wirausahawan kamu harus memiliki ciri-ciri ini
dibutuhkan untuk punya target tinggi kedepan untuk mendapatkan hasilnya juga di
masa depan.
sekarang juga sudah jelas kan mengenai apa itu wirausaha? Yuk belajar menjadi
seorang wirausaha yang sukses agar usaha di sekitar kita bisa beragam.
4
B. Memulai Usaha Bisnis Nasi Goreng
Nasi goreng merupakan makanan yang sangat populer di Indonesia yang berupa nasi
yang digoreng dan diaduk dalam minyak goreng atau margarin, biasanya ditambah dengan
kecap manis, bawang merah dan bawang putih, lada dan bumbu-bumbu lainnya, seperti telur
ayam, dan kerupuk. Nasi goreng juga dikenal sebagai masakan nasional Indonesia, dari
sekian banyak hidangan dalam khazanah Masakan Indonesia yang hanya sedikit yang dapat
dianggap sebagai makanan nasional sejati. Masakan Indonesia ini tidak mengenal batas kelas
sosial yang bisa dinikmati secara sederhana diwarung pinggir jalan, gerobak penjajah keliling
hingga restoran dan meja prasmanan dalam pesta.
Dan pada tahun 2011, sebuah polling internet yang diadakan oleh CNN International
dan diikuti oleh 35.000 orang menempatkan Nasi Goreng pada peringkat kedua dalam daftar
’50 Makanan Terlezat di Dunia’ setelah yang pertama Rendang.
Bagaimana sejarah nasi goreng sebenarnya? Nasi merupakan bagian penting dari
masakan tradisional Thionghoa, yang
kemudian dibawa hingga Asia Tenggara dan
menciptakan nasi goreng dengan bumbu-
bumbu dan cara menggoreng. Nasi goreng
sebenarnya muncul dari beberapa sifat
kebudayaan Thionghoa yang tidak suka
masakan dingin dan membuang sisa
makanan sebelumnya yang kemudian nasi
itu digoreng untuk dihidangkan kembali.
Usaha Nasi goreng merupakan usaha yang
menjanjikan dengan pesaing yang dapat
diakatakn banyak, dan di zaman dalam keadaan perekonomian yang sudah semakin sulit ini
banyak sekali persaingan usaha di berbagai bidang perekonomian didalam kehidupan
masyarakat, termasuk didalamnya adalah persaingan dalam dunia wirausaha.Dalam
berwirausaha para wirausahawan berbisnis tidak mesti besar akan tetapi usaha kecil
menengah (UKM) pun sudah dapat mengurangai jumlah pengangguran di zaman sekarang
ini. Contoh usaha bisnis yang paling banyak digeluti oleh masyarakat pada zaman sekarang
ini adalah dalam hal makanan karena makanan merupakan suatu kebutuhan yang harus di
penuhi oleh manusia salah satunya adalah nasi goreng. Di masa yang modern ini atas
banyaknya konsumen yang menyukai atau menggemari berbagai hal yang cepat saji, salah
satunya yang paling banyak di gemari oleh konsumen adalah makanan yang serba instant /
cepat saji. Maka di masa ini banyak sekali seorang produsen atau pedagang yang menjual
makanan yang cepat saji atau bisa disebut juga makanan yang instant. Dengan latar belakang
perekonomian pada saat ini, kelompok kami tertarik untuk mengambil judul usaha industri
kecil seperti usaha nasi goreng, karena usaha nasi goreng di tempat yang saya teliti sangat
banyak penggemarnya dan banyak sekali orang yang mengunjungi untuk membeli nasi
goreng tersebut. Maka dalam penelitian ini kami mengambil judul usaha Nas
5
BAB II
DESKRIPSI BISNIS USAHA NASI GORENG
A. Profil Bisnis
Warung Makan Sudi mampir merupakan usaha milik Bapak Ompong yang berada di
Jalan Pleburan Barat, Semarang Jawa Tengah letaknya strategis yaitu berada di area Kampus
Undip Pleburan. Lokasi yang strategis ini dimanfaatkan Pak Ompong untuk memulai suatu
usaha bisnis yang produknya berupa Nasi goreng dan bakmi. Berikut tentang profil bisnis
Warung Makan Sudi Mampir,
6
usaha Pak Ompong di Jakarta meraih kesuksesan dan usaha bakmi tersebut dilanjutkan oleh
orang-orang yang mendapat amanah dari pak Ompong. Setelah itu, Pak Ompong pulang ke
kampung halamannya yaitu di kota Semarang. Dan di Semarang Pak Ompong mulai
membuka usaha Warang Makan Sudi Mampir sampai sekarang. Tempat usaha warung makan
itu terletak di jalan Pleburan Barat dekat gerai khab Khun Pleburan. Warung makan tersebut
terdapat tenda, gerobak, meja, dan kursi seperti pada warung makan umumnya. Modal
warung makan itu berasal tabungannya selama bekerja di Jakarta.
7
BAB III
TENTANG PRODUK DAN MANAJEMEN USAHA
A. Identifikasi Produk
Produk yang dijual di Warung Makan Sudi Mampir adalah nasi goreng dan
bakmi.Nasi goreng disini seperti nasi goreng pada umumnya, makanan yang berupa
nasi digoreng serta diaduk dengan minyak goreng yang ditambah dengan bumbu dan
pelengkap agar lebih nikmat. Nasi goreng ini sudah menjadi makanan favorit orang
Indonesia karena disukai oleh banyak orang mulai dari anak-anak hingga orang
dewasa sehingga menjadi peluang bisnis yang menjanjikan
bagi siapapun yang sedang ingin memulai sebuah usaha. Nasi
goreng ini juga bisa dimakan untuk sarapan pagi, makan
siang, ataupun makan malam sebagai pengganjal lapar. Di
Warung makan sudi mampir ini juga memiliki pilihan menu
nasi goreng sepertinasi goreng sayur, nasi goreng pete, nasi
goreng ruwet, nasi goreng ayam dan nasi goreng babat.
Seperti nasi goreng pada umumnya, proses pembuatan dan pelengkapnya juga hampir
sama. Kelebihan Nasi goreng disini, anda bisa mendikte pembuatan nasi goreng oleh
Pak Ompong secara detil. Sampai ke jenis olahan telurnya, mau dadar, goreng
ataupun setengah matang atau goreng kering. Dilengkapi dengan irisan acar potongan
8
cabai rawit, mentimun, dan bawang merah serta kerupuk renyah, sepiring nasi goreng
pak ompong ini biasanya dihargai mulai Rp. 12.000 hingga Rp. 15.000 sesuai dengan
isian. Selain nasi goreng, bakmi juga merupakan salah satu makanan yang paling
banyak digemari banyak orang mulai dari orang dewasa hingga anak-anak, bakmi
juga bisa dikonsumsi sebagai pengganti nasi karena mengandung karbohidrat. Bakmi
Pak Ompong ini juga menjadi salah satu menu andalan kedua setelah nasi goreng.
Dengan dua pilihan baik bakmi goreng maupun bakmi rebus keduanya memiliki cita
rasa tersendiri dengan harga yang murah dan rasa yang menjanjikan. Selain menjual
makanan, Pak ompong juga menjual minuman di Warung Makan Sudi Mampir
tersebut Pak ompong menyediakan es tawar dengan harga Rp. 1000,- , es teh dengan
harga Rp. 3000,- ,teh panas Rp. 2500,- ,es jeruk Rp. 4000,- , jeruk panas Rp. 3500,-
Produk utama Warung Makan Sudi Mampir adalah Nasi Goreng, Nasi goreng
gerobak tak kalah sedap dengan bikinan resto. Secara fisik nasi goreng milik pak
ompong ini sederhana seperti nasi goreng pada umumnya dengan cara pembuatannya
yang juga sederhana menggunakan wajan alumunium atau besi, semua bumbu ditumis
menggunakan wajan dan diaduk
dengan tumisan bumbu lalu
ditambahkan bahan-bahan lainnya.
Pilihan nasi goreng di warung makan
sudi mampir ini beragam, salah satu
yang favorit disini adalah :
9
Nasi goreng ruwet
Menu nasi goreng yang paling
banyak diminati di warung
makan sudi mampir adalah nasi
goreng ruwet, pengolahannya
juga sama dengan nasi goreng
biasa bedanya pada penambahan
mie dan sayuran yang lebih
banyak dalam nasi gorengnya
sehingga tampilannya nampak
semrawut atau ruwet. Namun ini yang menjadi daya tarik utama karena
porsinya yang lebih banyak dan bahan pelengkap seperti sawi hijau, telur,
suwiran ayam dan tentunya mie yang membuat nasi goreng ini menjadi porsi
kenyang dan harganya hanya Rp. 12.000,-.
Selain kedua menu yang menjadi andalan Warung Makan Sudi Mampir ada
banyak pilihan nasi goreng lainnya seperti nasi goreng sayur dengan tambahan sayur
yang lebih dominan, nasi goreng babat dengan campuran babatnya yang gurih dan
nasi goreng pete bagi para penikmat pete. Semua pilihan nasi goreng pengolahannya
sama hanya ditambahkan bahan pelengkap sebagai pilihan
C. Keunggulan
Keunggulan produk dari nasi
goreng dan bakmi milik Warung Makan
Sudi Mampir adalah penjualnya murah
senyum dan humoris, dimana Pak Ompong
sendiri sering berbincang-bincang dengan
pelannggannya baik itu pelanggan baru
maupun pelanggan lama, dan setiap
berbicara pasti pak Ompong mengeluarkan
kata-kata dan gerak-gerik tubuh yang lucu,
sehingga banyak pelanggan Pak Ompong
tertawa melihatnya.
10
kekenyangan.
Keungulan yang ketiga adalah rasa dari
nasi goreng dan bakminya pas di lidah
pelanggan, rasa dari nasi goreng dan bakmi
Pak Ompong memiliki ciri khas tersendiri
bagi pelanggannya hal ini karena Pak Ompong
mempertahankan citarasa tersendiri selama 20
tahun, sehingga mereka sudah pas dengan rasa
nasi goreng dan bakminya itu.
Keunggulan yang
keempat adalah lokasinya
yang strategis, karena letak
dari Warung Sudi Mampir
sendiri berada pas di
pertigaan Jalan Hayam
Wuruk dan dekat area
kampus Universitas
Diponegoro, dan terlebih
sudah selama 20 tahun
berjualan Pak Ompong tidak pernah pindah lokasi.
11
5. Menjalin hubungan dengan para pelanggan, sifat ramah kepada pelanggan akan
memberikan nilai positif dan nilai tambah untuk menarik pelanggan.
E. Sistem Penjualan
Sistem penjualan nasi goreng pak ompong dengan mendirikan tempat makan atau
warung makan tetap di Jalan Pleburan Barat tepat di samping Kantor Notaris, sistem
penjualannya seperti warung makan pada umumnya pelanggan datang untuk
memesan kemudian pak ompong langsung menyiapkan pesanan. Bisa untuk makan
ditempat ataupun dibawa pulang. pak ompong juga menyertakan nomor telepon untuk
pemesanan tetapi tidak menerima pengantaran barang, apabila memesan harus
diambil sendiri di warung makan tersebut sekaligus membayar sistem penjualan
seperti ini sangat fleksibel sehingga mempermudah pembeli untuk membeli produk.
Pak ompong juga memiliki kemampuan untuk berjualan yang baik karena jiwa
wirausaha pak ompong sudah terlatih sejak dini sehingga pak ompong bisa mengatur
sendiri sistem penjualannya yang baik.
F. Kapasitas produksi
Dengan menggunakan bahan produksi yang telah dijabarkan di atas, produksi nasi
goreng dan mi dapt menghasilkan sekitar 60 porsi perhari, dengan kapasitas rata rata
perbulan 1.800 porsi. Untuk produksi maksimalnya bisa mencapai 100 porsi, biasanya
ini terjadi saat ada pesanan. Dan produksi minimumnya bisa mencapai 25 porsi
perhari. Sehingga dengan jumlah bahan produksi yang ada dapat dipastikan dapat
menghasilkan produk yang maksimal.
12
BAB IV
MENETUKAN HPP UNTUK KEBERLANJUTAN USAHA
3. Pembelian Bersih
Pembelian bersih merupakan seluruh pembelian barang dagangan yang dilakukan
perusahaan baik pembelian barang dagangan secara tunai maupun pembelian barang
dagangan secara kredit, ditambah dengan biaya angkut pembelian tersebut serta
dikurangi dengan potongan pembelian dan retur pembelian yang terjadi.
6. Biaya Overhead
Pada umumnya dalam suatu perusahaan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung merupakan biaya produksi langsung. Semua biaya selain biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung yang berhubungan dengan produksi adalah biaya
produksi tidak langsung. Istilah ini sesuai dengan sifat biaya overhead yang tidak
dapat atau sulit untuk ditelusuri secara langsung kepada produk atau aktivitas-
aktivitas pekerjaan. Biaya tidak langsung ini terkumpul dalam suatu kategori yang
disebut biaya overhead pabrik (BOP) dan membutuhkan suatu proses alokasi yang
adil untuk tujuan perhitungan harga pokok produksi.
Ongkos Angkut Penjualan tidak termasuk dalam hitungan HPP dan menjadi biaya
umum.
14
E. Perhitungan HPP
2. AKTIVA TETAP :
NO NAMA BARANG Tahun Perolehan Jumlah Unit Kuantitas Nilai Perolehan/unit Nilai Perolehan(Total)
1 Piring 2 Lusin Rp 120.000 Rp 240.000
2 Gelas 1 Lusin Rp 108.000 Rp 108.000
3 Gerobak 1 Unit Rp 2.000.000 Rp 2.000.000
4 Kursi Plastik 8 Unit Rp 28.000 Rp 224.000
5 kursi Besi 3 Unit Rp 135.000 Rp 405.000
6 Kursi Kayu 3 Unit Rp 150.000 Rp 450.000
7 Meja Besi 3 Unit Rp 210.000 Rp 630.000
8 Sendok&Garpu 2 Dan 2 Lusin Rp 12.000 Rp 48.000
9 pisau 2 Unit Rp 10.000 Rp 20.000
10 Bak cuci/Ember 2 Unit Rp 15.000 Rp 30.000
11 Wajan&Spatula 2 Paket Rp 150.000 Rp 300.000
12 Kompor 1 Paket Rp 350.000 Rp 350.000
13 Terpal 1 Unit Rp 150.000 Rp 150.000
14 Spanduk 1 Unit Rp 80.000 Rp 80.000
15 Tempat Es 1 Unit Rp 110.000 Rp 110.000
16 Tempat Nasi 1 Unit Rp 110.000 Rp 110.000
17 Dandang 1 Unit Rp 75.000 Rp 75.000
18 Tikar 1 Unit Rp 70.000 Rp 70.000
TOTAL Rp 5.400.000
DEPRESIASI
TUE(Tahun) PENYUSUTAN PERTAHUN Taksiran Residu Akm. Depr. Unit/tahun Nilai Residu
5 Rp 48.000 5 Rp 240.000 Rp -
5 Rp 21.600 5 Rp 108.000 Rp -
15 Rp 133.333 13 Rp 1.733.333 Rp 266.667
2 Rp 112.000 2 Rp 224.000 Rp -
5 Rp 81.000 6 Rp 486.000 Rp -
3 Rp 150.000 2 Rp 300.000 Rp 150.000
5 Rp 126.000 4 Rp 504.000 Rp 126.000
3 Rp 16.000 3 Rp 48.000 Rp -
1 Rp 20.000 1 Rp 20.000 Rp -
1 Rp 30.000 1 Rp 30.000 Rp -
5 Rp 60.000 5 Rp 300.000 Rp -
5 Rp 70.000 5 Rp 350.000 Rp -
2 Rp 75.000 4 Rp 300.000 Rp -
2 Rp 40.000 5 Rp 200.000 Rp -
2 Rp 55.000 4 Rp 220.000 Rp -
2 Rp 55.000 5 Rp 275.000 Rp -
5 Rp 15.000 6 Rp 90.000 Rp -
2 Rp 35.000 2 Rp 70.000 Rp -
Rp 5.498.333 Rp 542.667
15
BIAYA VARIABEL(Dalam Harian)
NO NAMA BARANG BANYAK QUANTITY HARGA SATUAN JUMLAH
1 Beras 10 Kg Rp 11.000 Rp 110.000
2 Telur 5 Kg Rp 22.000 Rp 110.000
3 Bawang Putih ᶟ⁄₄ Kg Rp 40.000 Rp 30.000
4 Garam 1 pack Rp 12.500 Rp 12.500
5 cabe Merah ⅟₂ Kg Rp 40.000 Rp 20.000
6 Penyedap Masakan 2 pack Rp 5.000 Rp 10.000
7 Lada Halus 9 Bungkus Rp 1.000 Rp 9.000
8 Kecap 1 Botol Rp 21.000 Rp 21.000
9 Kol/ Kubis 1 Kg Rp 5.000 Rp 5.000
10 Mentimun 1 Kg Rp 4.500 Rp 4.500
11 Minyak 2 Liter Rp 14.000 Rp 28.000
12 Ayam 1 ekor Rp 40.000 Rp 40.000
13 Gas 1 Buah Rp 20.000 Rp 20.000
TOTAL Rp 420.000
Rp 510.000 Rp 542.667
16
Warung Makan Sudi Mampir
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2019
17
7. Sebagai dasar untuk mengambil berbagai keputusan penting guna
meningkatkan pencapaian perusahaan.
18
5. Menganalisis Strategi Usaha
Laporan laba rugi dapat digunakan untuk menganalisis strategi perusahan dalam
menjalankan operasionalnya.
Analisis biaya volume laba digunakan sebagai alat bantu dalam proses pengambilan
keputusan dalam perencanaan laba suatu usaha dengan itu dapat memberikan pertimbangan-
pertimbangan yang tepat untuk kelancaran suatu usaha dimasa yang akan datang. Analisis
biaya volume laba menccoba menggambarkan hubungan antara volume, biaya dan harga jual
dengan baik. Untuk mengetahui pemisahan biaya yang tersisa setelah biaya variabel tertutupi
menggunakan margin kontribusi, untuk mengetahui pendapatan yang tidak memperoleh laba
dan tidak menderita rugi pada titik impas, untuk mengetahui sampai sejauh mana penjualan
dapat menurun sebelum kerugian terjadi pada margin keamanan, dapat mengetahui batasan
batasan tertentu yang dapat diambil dalam pengambilan keputusan.
Pentingnya target pendapatan dalam suatu usaha dapat mempengaruhi target pasar
yang dituju dalam tanda kutip mempengaruhi strategi pasar yang digunakan, dan menentukan
harga jual serta biaya produksi serta keuntungan yang didapat dalam sebuah usaha.
Menentukan target pasar dan target penjualan sangat penting dalam suatu usaha bukan
hanya itu, target laba serta pendapatan juga sangat mempengaruhi kemajuan suatu usaha. Jika
usaha tidak memilliki target kemungkinan akan mengakibatkan usaha yang dijalankan mati
ditengah jalan, padahal sudah banyak biaya yang dikeluarkan tetapi tidak ada pemasukan
yang didapat. Target dalam perushaan akan membantu untuk menentukan langkah usaha
kedepan apakah akan lanjut atau tidak.
19
A. Analisis Struktur biaya
Biaya yang jumlahnya tetap sama ketika keluaran berubah disebut biaya tetap (fixed cost).
Lebih formalnya, biaya tetap merupakan biaya yang dalam jumlah keseluruhan tetap konstan
dalam rentang yang relevan ketika tingkat keluaran aktivitas berubah.
Dalam ekonomi, biaya tetap adalah pengeluaran bisnis yang tidak bergantung pada tingkat
barang atau jasa yang dihasilkan oleh bisnis tersebut[1] Pengeluaran ini berkaitan dengan
waktu, seperti gaji atau beban sewa yang dibayar setiap bulan, dan sering disebut sebagai
pengeluaran tambahan. Ini berbeda dengan biaya variabel yang berkaitan dengan volume
(dan dibayar per barang/jasa yang diproduksi).
Dalam akuntansi manajemen, biaya tetap didefinisikan sebagai pengaluran yang tidak
berubah sebagai fungsi dari aktivitas suatu bisnis dalam periode yang sama. Contohnya,
seorang pedagang eceran harus membayar tagihan sewa dan sarana tanpa melihat hasil
penjualannya. Biaya tetap dapat berubah tetapi perubahan itu tidak bergantung pada
perubahan keluaran.
20
Bersama biaya variabel, biaya tetap membentuk satu dari dua komponen biaya total: biaya
total sama dengan biaya tetap ditambah biaya variabel.
2. AKTIVA TETAP :
NO NAMA BARANG Tahun Perolehan Jumlah Unit Kuantitas Nilai Perolehan/unit Nilai Perolehan(Total)
1 Piring 2 Lusin Rp 120.000 Rp 240.000
2 Gelas 1 Lusin Rp 108.000 Rp 108.000
3 Gerobak 1 Unit Rp 2.000.000 Rp 2.000.000
4 Kursi Plastik 8 Unit Rp 28.000 Rp 224.000
5 kursi Besi 3 Unit Rp 135.000 Rp 405.000
6 Kursi Kayu 3 Unit Rp 150.000 Rp 450.000
7 Meja Besi 3 Unit Rp 210.000 Rp 630.000
8 Sendok&Garpu 2 Dan 2 Lusin Rp 12.000 Rp 48.000
9 pisau 2 Unit Rp 10.000 Rp 20.000
10 Bak cuci/Ember 2 Unit Rp 15.000 Rp 30.000
11 Wajan&Spatula 2 Paket Rp 150.000 Rp 300.000
12 Kompor 1 Paket Rp 350.000 Rp 350.000
13 Terpal 1 Unit Rp 150.000 Rp 150.000
14 Spanduk 1 Unit Rp 80.000 Rp 80.000
15 Tempat Es 1 Unit Rp 110.000 Rp 110.000
16 Tempat Nasi 1 Unit Rp 110.000 Rp 110.000
17 Dandang 1 Unit Rp 75.000 Rp 75.000
18 Tikar 1 Unit Rp 70.000 Rp 70.000
TOTAL Rp 5.400.000
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah unit menentukan harga perolehan total
dikalikan dengan harga perolehan perunit yang berbeda-beda. Dengan semakin banyak unit
yang dikeluarkan maka jumlah biaya yang dikeluarkan akan meningkat secara prporsional.
Biaya tetap merupakan yang dikeluarkan jika keseluruhan tetap konstan dalam rentang yang
relevan ketika tingkat keluaran aktivitas berubah.
21
Biaya Tetap
Rp500,000
Rp450,000
Rp400,000
Rp350,000
Rp300,000 Biaya Tetap
Rp250,000
Rp200,000
Rp150,000
Rp100,000
Rp50,000
Rp-
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Dalam grafik biaya tetap terdapat rentang yang relevan, perilaku biaya tetap
ditunjukan dengan garis horisontal dari mulai unit berada di titik nol sampai titik 100 biaya
tetap yang dikeluarkan konstan seharga Rp 5.626.000,- meskipun unit yang dihasilkan
betambah tetapi biaya yang dikeluarkan akan sama dan tidak dapat berubah.
Besarnya biaya yang dikeluarkan biaya tetap adalah seharga 5625000 dan dalam sebulan
mengeluarkan Rp. 450.000,- .
Risiko yang dihadapi usaha masih untung karena penjualan dari usaha sangat tinggi dari
biaya tetapnya, sehingga risiko rugi sangat kecil.
Sementara biaya tetap tidak berubah saat terjadi perubahan keluaran, biaya variabel
berubah sesuai dengan perubahan keluaran. Biaya variabel (variabel cost) adalah biaya yang
dalam jumlah keseluruhan bervariasi secara proporsional terhadap perubahan keluaran. Jadi,
biaya variabel naik ketika keluaran naik dan akan turun ketika keluaran turun.
Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proporsional dengan aktivitas bisnis.
[1]
Biaya variabel adalah jumlah biaya marjinal terhadap semua unit yang diproduksi. Hal ini
juga dapat dianggap biaya normal. Biaya tetap dan biaya variabel membentuk dua komponen
dari total biaya. Biaya langsung, bagaimanapun, adalah biaya yang dapat dengan mudah
dikaitkan dengan objek biaya tertentu.[2] Namun, tidak semua biaya variabel adalah biaya
langsung. Sebagai contoh, biaya overhead variabel produksi adalah biaya variabel yang
merupakan biaya tidak langsung, tidak langsung menjadi suatu biaya. Biaya variabel kadang-
kadang disebut biaya tingkat-unit karena mereka bervariasi dengan jumlah unit yang
diproduksi.
Total biaya variabel dalam hal ini total biaya dari jumlah total pengeluaran harian,
besar kecilnya tergantung dari banyaknya jumlah quantity barang yang digunakan seperti
dalam satuan Kg, liter, pack, bungkus, botol, dan ekor. Semakin tinggi jumlah unit quantity
yang dikeluarkan maka total biaya variabelnya akan semakin naik dan sebaliknya. Tetapi
biaya dengan harga satuan yang tetap.
22
BIAYA VARIABEL(Dalam Harian)
NO NAMA BARANG BANYAK QUANTITY HARGA SATUAN JUMLAH
1 Beras 10 Kg Rp 11.000 Rp 110.000
2 Telur 5 Kg Rp 22.000 Rp 110.000
3 Bawang Putih ᶟ⁄₄ Kg Rp 40.000 Rp 30.000
4 Garam 1 pack Rp 12.500 Rp 12.500
5 cabe Merah ⅟₂ Kg Rp 40.000 Rp 20.000
6 Penyedap Masakan 2 pack Rp 5.000 Rp 10.000
7 Lada Halus 9 Bungkus Rp 1.000 Rp 9.000
8 Kecap 1 Botol Rp 21.000 Rp 21.000
9 Kol/ Kubis 1 Kg Rp 5.000 Rp 5.000
10 Mentimun 1 Kg Rp 4.500 Rp 4.500
11 Minyak 2 Liter Rp 14.000 Rp 28.000
12 Ayam 1 ekor Rp 40.000 Rp 40.000
13 Gas 1 Buah Rp 20.000 Rp 20.000
TOTAL Rp 420.000
Dalam tabel diatas menyatakan bahwa jumlah total akan betambah jika beras yang
dikeluarkan semakin banyak tetapi dengan harga satuan yang sama.
Dalam grafik diatas, menggambarkan biaya variabel yang dimulai dari sebuah garis
lurus yang dimulai dari titik pangkal pada nol unit yang diproduksi maka jumlah biaya
variabelnya nol tetapi jiia unit yang diproduksi meningkat sebagai contoh dalam
memproduksi 5 unit jumlah biaya variabel yang dikeluarkan akan bertambahmenjadi
175.000. hal yang dapat dilihat adalah jumlah proporsional terhadap peningkatan jumlah
yang diproduksi diukur dengan kemiringan (slope) garis.
Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk biaya variabel adalah Rp 7000 per produk dan akan
meningkat jika jumlah produk yang dihasilkan semakin banyak. Biaya variabel yang
dikeluarkan dalam produksi termasuk rendah karena keuntungan yang didapat hampir dua
kali lipat dari harga jual 12000.
23
Sehingga risiko yang dihadapkan jika biaya variabel sebesar 7000 akan mengalami
keuntungan yang bisa dikatakan besar tiap produknya. Usaha nasi goreng pak ompong ini
akan selalu mendapat keuntungan dan risiko kerugiannya kecil. Apabila biaya variabel
bertambah maka usaha nya akan tetap untung karena biaya variabel yang sekarang hampir
dua kali lipat dari harga jual.
Dalam tabel diatas pendapatan tiap satu unit produk adalah Rp. 5000,- dan menunjukan
kenaikan pendapatan tiap menghasilkan banyak produk.
Dalam grafik diatas menggambarkan kurva yang diawali dari garis nol dan akan terus
meningkat pendapatannya apabila unit yang diproduksi naik.
24
C. Analisis Perencanaan Laba
A. Kondisi tidak berubah
Harga per unit
Biaya variabel per unit
Biaya tetap perbulan
CMR
Unit yang diproduksi agar suatu usaha tersebut tidak mnederita rugi ataupun laba adalah
pada unit penjualan ke 90. Pada unit produksi dan penjualan ke 90 usaha tidak menderita laba
ataupun rugi. Sehingga pada unit penjualan lebih dari 90 usaha tersebut sudah mulai
mendapat laba. Dalam tabel menyatakan pada penjualan unit ke 135 usaha tersebut mendapat
keuntungan Rp. 675.000,-.
BEP(BREAK EVEN POINT)
HARGA JUAL = BIAYA VARIABEL+BIAYA TETAP
12000 = 7000+450000
12000-7000 = 450000
5000 = 450000
BEP = 450000/5000
= 90
Dalam perhitungan Break Event Point tersebut menyatakan bahwa titik impas terletak pada
unit produksi ke 90.
Jika melihat kondisi usaha Warung Makan Sudi Mampir, maka dapat disimpulkan
bahwa kondisi usaha Pak Ompong terbilang cukup baik dikarenakan dalam satu bulannya
Pak Ompong menjual sebanyak 1800 porsi Nasi Goreng ( 30 hari X 60 porsi ) yang besarnya
unit produksi jauh untuk mencapai titik impas. Dalam satu bulannnya Pak Ompong
memperoleh laba Rp. 9000.0000,00 ( Sembilan Juta Rupiah).
Margin Of Savety =
Margin Of Savety = Penjualan yang diharapkan - Penjualan titik impas
= ( 60 Porsi X 30 Hari ) – 90
90 X 100 %
= 1799
25
Dalam kasus tersebut Pak Ompong ingin meningkatkan laba sebesar 150% dari bulan
sebelumnya maka dapat dihitung jumlah unit produk yang harus diproduksi dan untuk dijual
dengan sebelumnya terlebih dahulu mencari laba bulan sebelumnya.
Laba yang diinginkan = Rp21.375.000
Unit yang diproduksi = 1800
Harus Dihasilkan = X
n Biaya Total
o unit Penjualan Variabel Biaya Tetap Biaya Laba/Rugi Pendapatan
Rp Rp Rp
1 0 0 0 450.000 450.000 (450.000) 0
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
2 5 60.000 35.000 450.000 485.000 (425.000) 25.000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
3 10 120.000 70.000 450.000 520.000 (400.000) 50.000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
4 25 300.000 175.000 450.000 625.000 (325.000) 125.000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
5 35 420.000 245.000 450.000 695.000 (275.000) 175.000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
6 45 540.000 315.000 450.000 765.000 (225.000) 225.000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
7 55 660.000 385.000 450.000 835.000 (175.000) 275.000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
8 65 780.000 455.000 450.000 905.000 (125.000) 325.000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
9 75 900.000 525.000 450.000 975.000 (75.000) 375.000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
10 90 1.080.000 630.000 450.000 1.080.000 - 450.000
26
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
11 94 1.128.000 658.000 450.000 1.108.000 20.000 470.000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
12 135 1.620.000 945.000 450.000 1.395.000 225.000 675.000
Keterangan ;
a. Sumbu miring warna biru menunjukan volume penjualan yang dinyatakan dalam suatu
kuantitas atau rupiah pendapatan penjualan.
b. Sumbu miring biru muda menunjukan pendapatan setiap produksi unit penjualan
c. Impas terletak pada perpotongan garis pendapatan penjualan dengan biaya.
B. Kondisi Berubah
Analisis dalam keadaan berubah atau tidak tetap bertujuan untuk mengetahui posisi
biaya, pendapatan, dan harga jual naik sebesar 10% dan biaya tetap naik sebesar 110%
sebagai akibat dari pembelian peralatan tetap yang baru. Perubahan tersebut
menyebabkan perubahan laba yang diterima dan perubahan pada BEP.
Harga Rp Laba Rp
perunit 13.200 per unit 5.000
Biaya Rp
Variabel 7.000
biaya tetap Rp
945.000
27
a. Perubahan tersebut meliputi perubahan harga jual ( Rp 12.000 X 10%) dan
perubahan biaya tetap ( Rp 425.000 X 110%).
b. Perubahan BEP ( Break Event Point )
BEP yang semula menunjukan titik impas unit ke 90 porsi Nasi Goreng meningkat
ke unit 152 porsi tiap bulannya jika ingin mencapai titik impas yaitu keadaan tidak
laba dan tidak rugi).
c. Perubahan pada perencanaan laba
Laba yang diinginkan = Rp27.900.000
Unit yang diproduksi = 1800
Harus Dihasilkan = X
28
1.782.000 945.000 945.000 1.890.000
Rp Rp Rp Rp
13 140 1.848.000 980.000 945.000 1.925.000
Rp Rp Rp Rp
14 152 2.006.400 1.064.000 945.000 2.009.000
Rp Rp Rp Rp
15 250 3.300.000 1.750.000 945.000 2.695.000
Rp Rp Rp Rp
16 300 3.960.000 2.100.000 945.000 3.045.000
Tabel tersebut menyatakan apabila harga jual naik 10% dan biaya tetap naik 110% maka laba
yang diperoleh akan semakin berkurang.
Perubahan grafik pada biaya tetap (2)
29
Perubahan pada grafik pendapatan (2)
Grafik CVP
Keterangan ;
a. Perubahan terjadi pada biaya tetap naik menjadi Rp 945.000
b. Titik impas pada perpotongan pendapatan dan biaya berada di titik unit 152
Gabungan grafik perencanaan laba pada kondisi tetap dan kondisi beruba
30
1000...
800
600 Penjualan
1
Penjualan
2
Biaya
400 Variabel
Biaya
Tetap 1
Biaya
Tetap 2
200 Total
Biaya 1
0
0 100 200 300 400 500 600 700 800
-200...
31
32