Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MANAJEMEN MASJID

PEMELIHARA LINGKUNGAN MASJID

DOSEN PEMBIMBING:

Muhammad Zein, S.Ag., M.A.

Disusun oleh:

Salsabilla 11190530000034

Iva Izahrotunniswah 11190530000041

Frisca Adellia Azrielyanti 11190530000010

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH 2A

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT.
Sholawat serta salam kita curahkan kepada nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW.
Terimakasih kepada Allah SWT, karena telah memberikan kita semua nikmat iman, islam
dan ihsan. Serta telah memberikan kita rejeki yang terus mengalir dari kita lahir, sampai
sekarang ini. Terimakasih kepada orang-orang yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan pembuatan makalah yang dengan izin Allah SWT, bisa bermanfaat bagi
siapapun yang membaca dan mencari ilmu yang belum ia ketahui.

Saya sangat bersyukur karena bisa menyelesaikan makalah ini dan bisa lebih
mendalami apa yang kami tulis ini. Dengan mencari terus mencari, kita akan mendapat
jawaban dari pertanyaan yang selama ini kita belum tahu kebenarannya. Kebenaran
memerlukan fakta. Fakta bisa didapat jika kita mencari tahu dengan penelitian, mencari
sumber-sumber dan lainnya.

i
Daftar Isi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Masjid berfungsi sebagai tempat ibadah sholat dan mengayomi serta membina
umat atau jamaah sekitar masjid. Maka fungsi masjid akan berdampak positif bagi
kehidupan jamaah. Masjid juga berfungsi sebagai tempat pembinaan kegiatan umat
yang perkembangannya dari masa ke masa mulai zaman Rasulullah SAW sampai saat
ini memegang peranan yang sangat penting. Hal ini ditandai dengan adanya suatu
budaya yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat umat Islam yang pertama
dan utama adalah didirikannya masjid. Masjid zaman Rasulullah dijadikan tempat
pelaksanaan beribadah, tempat pertemuan, tempat berkonsultasi, tempat kegiatan sosial,
tempat pengobatan orang sakit, tempat pembinaan umat dan kegiatan dakwah
islamiyah.

Di zaman yang modern ini masih banyak ditemukan masjid yang tidak terurus.
Bisa jadi karena tidak adanya manajemen masjid di dalamnya. Manajemen masjid
sangatlah penting demi tercapainya kemajuan umat Islam. Masjid apabila sudah
memiliki program-program kegiatan, terdapat fasilitas lengkap, memberikan
kenyamanan bagi jamaahnya, tentu akan membuat jamaah akan betah berada di dalam
masjid, dan bahkan bisa menambah jumlah jamaah. Masjid sebagai tolak ukur
kemajuan Islam. Apabila masjid tersebut ramai jamaahnyaa maka dikategorikan daerah
tersebut maju Islam nyaa, dan apabila masjid memiliki sedikit jamaah maka
dikategorikan sebagai kemunduran Islam.

Dengan, demikian masjid dapat digunakan sebagai tempat pelaksaan berbagai


kegiatan, seperti menghafal al-qur’an, lembaga amil zakat, lembaga penengah sengketa,
lembaga solidaritas serta bantuan kemanusian, dan lembaga-lembaga khusus bagi anak-
anak muda dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Masjid dapat digunakan sebagai
secretariat lembaga peduli lingkungan, lembag pembinaan, dan pengarahan bagi anak-
anak muda untuk mengajak mereka mendalami ajaran-ajaran islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud memelihara lingkungan masjdi?
2. Apa saja rencana kerja masjid?
3. Bagaimana arah strategi pembinaan masjid?
4. Bagaimana konsep masjid multifungsi?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian memelihara lingkungan masjid
2. Untuk mengetahui rencana kerja masjid
3. Untuk mengetahui arah strategis pembinaan masjid
4. Untuk mengetahui konsep masjid multifungsi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Memelihara Lingkungan Masjid

Yang dimaksud dengan ri’ayah masjid adalah memelihara masjid dari segi
bangunan, keindahan dan kebersihan. Dengan adanya ri’ayah masjid sebagai baitullah
yang suci dan mulia akan tampak bersih, cerah dan indah sehingga dapat member
daya tarik, rasa aman dan menyenangkan bagi siapa saja yang memandang, memasuki
dan beribadah didalamnya.

Sebagaimana yang diisyaratkan Allah dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 97 ;

“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (diantaranya) maqam Ibrahim, barang


siapa memasukinya(Baitullah itu) menjadi aman dia.

Dengan demikian cakupan dari pembinaan ri’ayah masjid meliputi;

1. Bentuk bangunan (arsitektur)

2. Pemeliharaan

3. Kebersihan

Menjadi pengurus masjid, bukanlah suatu pekerjaan yang ringan.Tugas dan


tanggung jawabnya cukup berat.Sudah dia tidak memperoleh gaji dan imbalan yang
memadai, dia harus pula rela mengorbankan waktu dan tenaganya. Sebagai orang
yang dipilih dan dipercayakan oleh jama'ah, pengurus masjid diharapkan pula dapat
menunaikan tugasnya dengan baik dan bertanggung jawab. Tidak berlebihan jika
pengurus masjid sebaiknya pribadi yang memiliki jiwa pengabdian dan ikhlas.

a. Memelihara masjid

Masjid sebagai tempat ibadah menghadap Allah Swt, perlu dipelihara dengan
baik. Bangunan dan ruanganya dirawat agar tidak kotor dan rusak. Pengurus
masjid membersihkan bagian manapun yang kotor dan memperbaiki setiap
kerusakan. Peralatan masjid seperti pengeras suara,tikar, mimbar, dipelihara agar
bisa awet dan dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama. Kalau kerusakam
perkakas itu parah dan tidak dapat dipergunakan lagi, secepat mungkin dicarikan
penggantinya. Sebuah gudang penyimpanan barang mungkin diperlukan, agar
peralatan masjid tidak hilang dan di curi orang.

b. Mengatur kegiatan

Segala kegiatan yang dilaksanakan di dalam masjid menjadi tugas dan


tanggung jawab pengurus masjid untuk mengaturnya, baik kegiatan ibadah
rutin maupun kegiatan-kegiatan lainya. Untuk kegiatan shalat
jumat,umpamanya, pengurus masjidlah yang mengatur khotib dan imamnya.
Begitupun juga dengan kegiatan-kegiatan lainya seperti pengajian. Ceramah
subuh, atau kegiatan qira'atul kutub. Pengurus yang memahami arti dan cara
berorganisasi senantiasa menyusun program atau rencana kegiatan, sebelum
sampai pada tahap pelaksanaan. Program yang disusun mungkin saja hanya
untuk memenuhi kepentingan jangka pendek, jangka menengah, bahkan
sampai kejangka panjang. Dengan adanya perencanaan seperti itu, kegiatan
masjid lebih dapat berjalan dengan teratur dan terarah.

Dalam mengatur dan melaksanakan kegiatan masjid, kejelian pengurus


membaca kondisi dan kebutuhan jama'ah akan sangat membantu. Contohnya
kegiatan pengajian (akar kata ini adalah kaji, karena mendapatkan awalan pe
dan akhiran kan maka huruf depanya luluh sehingga menjadi pengajian) kalau
kebanyakan jama'ah terdiri dari orang-orang yang awam, maka bobot
pengajian yang disampaikan pun sebaiknya dipilihkan yang sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan kalangan awam.

B. Rencana kerja masjid

Kebiasaan bekerja tanpa rencana adalah naif, Bekerja dengan perencanaan yang
mentereng dan diluar kemampuan adalah suatu kelonyolan.sayangnya, kedua model
itu, sering terjadi di dalam kehidupan berorganisasi. Di daerah, dengan kondisi
masyarakat yang masih serba sederhana, rencana kerja masjid akan realistis jika
rencana tersebut disesuaikan dengan kemampuan pelaksana dan keadaan lokal. Setiap
rencana hrndaknya dibuat berdasarkan musyawarah dsn di dibuat secara sempurna,
umpamanya:

a) Ibadah shalat jum'at


Dalam hal ini yang patut diperhatikan ialah siapa siapa yang pantas dan tepat
untuk menjadi khotib dan imam. Sudah barang tentu, jangan lupa memelihata
tema atau judul khotbah. Bacaan surat atau ayat dalam shalat pun sebaiknya
diselaraskan dengan tema khotbah.

b) pengajian atau ceramah

Pengaturan penyelenggaraan pengajian yanh diadakan di masjid, sebaiknya


dirancang da disesuaikan dengan kondisi waktu atau dikondisikan, agar jama'ah
dapat hadir dalam kegiatan tersebut. Selain pengaturan jadwal waktu pelaksanaan
pengajian, persiapan tenaga tenaga pemberi materi, penceramah ataupun para
narasumber juga harus dipersiapkan, selain itu tema tema yang dibahas dalam
pengajian agar dapat menarik dab memberikan kesan di kalangan hati hadirin
yang menghadirinya.

c) Menyelenggarakan pelatihan/kursus pendidikam dasar

Untuk menunjang kinerja pengurus masjid dalam melaksanakan kegiatan kegiatan


yang hendak dilaksanakan di masjid, dan memperhatikan kepentingan
kepentingan yang selaras dengan perkembangan zaman, penyiapan kaderisasi
pada bidang dakwah yang memiliki wawancara luas merupakan masalah penting
yang tidak dapat diabaikan seiring dengan kemajuan dan perkembangan ilmu
pegetahuan modern. Kader kader muda perlu dibekali dengan pengetahuan praktis
lainya. Seperti mengimami shalat fardhu, dan mengurus jenazah, berkhutbah,
berdakwah, dan lain lain.

C. Arah Strategis Pembinaan masjid

Berdasarkan rencana strategis Kementerian Agama tahun 2009-2014, maka


pembinaan masjid berorientasi 3 (tiga) pokok sasaran yaitu ;

1. Masjid menjadi pusat pencerahan umat di samping pusat ibadah

2. Masjid menjadi pusat pembelajaran

3. Masjid menjadi pusat pemberdayaan ekonomi umat

Berdasarkan pengamatan pada aktifitas masjid selama ini, dapat dikategorikan


keberadaan masjid dalam 3 (tiga) tipelogi management yaitu ;
a. Masjid pasif, ialah pengelola/pengurus tidak melakukan apa-apa, hanya
memberitahukan datangnya waktu shalat, mengurus jama’ah tetap yang secara
rutin datang shalat lima waktu. Pengelolaan tertutup terhadap jama’ah,
pengurusnya turun temurun, jama’ah apatis.

b. Masjid Aktif, ialah pengelola/pengurus, mengurus jama’ah tetap, merangkul


jama’ah disekitar masjid, memperhatikan potensi masyarakat untuk diajak
bersama memakmurkan masjid, pengurus relative terbuka.

c. Masjid Proaktif, ialah pengelola/pengurus, mengelola masjid bersama jama’ah


pontensial dalam menyusun dan mengembangkan program memakmurkan masjid.
Pengurus bersikaf professional sebagai khadimatul ummah/ pelayan umat.

D. Konsep Masjid Multifungsi

Masjid multifungsi didesain sedemikian rupa agar dapat mencerminkan masjid


sebagai pusat ibadah, pusat pembinaan umat dan pusat pembinaan social. Adapun
konsepnya meliputi:

1. Ruang Shalat

2. Ruang istirahat Imam, Muaddzin dan Marbot

3. Ruang Sekretariat

4. Ruang Pendidikan dan Majlis Taklim

5. Ruang Aula/Pertemuan

6. Ruang Belajar/TPA

7. Ruang Konsultasi Keluarga Sakinah

8. Ruang Perpustakaan

9. Ruang usaha Koperasi

10. Ruang Mini Market/Produk Halal

11. Ruang Loker/Rak Sepatu dan Sandal

12. Ruang tempat wudhu’


13. Ruang khusus memandikan jenazah

14. Toilet/ kamar Kecil

15. Ruang penampungan resapan air


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Fungsi dan tugas manajemen masjid selain menjalankan tugas pengaturan,
pelaksanaan, pembinaan pengurus masjid dan jama’ah, juga pemeliharaan dan
evaluasi kinerja berlandaskan kepada norma-norma dan etika islamis yang
menjadi landasan utama bagi pelaksanaan kegiatan masjid. Hal ini sangatlah
pentting sebab memelihara masjid dan pengelolaan masjid memerlukan dan yang
cukup besar.
B. Saran
Untuk mewujudkan aktulisasi peran dan fungsi masjid, manajemen masjid
perlu meningkatkan sumber daya manusia, yakni pemimpin masjid perlu
melakukan improvisasi dan peningkatkan kualitas seluruh anggota yang tergabung
dalam kepengurusan manajemen masjid

Anda mungkin juga menyukai