Anda di halaman 1dari 10

METODOLOGI PENELITIAN 1

ANALISIS INFERENSIAL

SRI RAHYUNI

10536 4497 13

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015
A. Pengertian statistic Inferensial

Statistik inferensial adalah teknik analisis data yang digunakan untuk


menentukan sejauh mana kesamaan antara hasil yang diperoleh dari suatu
sampel dengan hasil yang akan didapat pada populasi secara keseluruhan. Jadi
statistik inferensial membantu peneliti untuk mencari tahu apakah hasil yang
diperoleh dari suatu sampel dapat digeneralisasi pada populasi.

Ketika seorang peneliti menggunakan sampel untuk menarik kesimpulan


tentang karakteristik (parameter) populasi, maka peneliti harus membuat sebuah
hipotesis. Ada dua hipotesis yang diajukan peneliti yaitu hipotesis nol (H 0) dan
hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis nol ini dianggap benar sampai akhirnya bisa
dibuktkan salah berdasarkan data sampel. Di lain pihak hipotesis alternatif
merupakan lawan hipotesis nol. Hipotesis alternatif harus benar ketika hipotesis
nol mampu dibuktikan salah.

Pendekatan yang paling umum digunakan di dalam menentukan besarnya


tingkat kesalahan yang diterima adalah tingkat tipe kesalahan I (Type I Error)
yang dikenal dengan alpha (a). Tipe kesalahan I atau a merupakan probabilitas
menolak hipotesis nol (H0) yang benar. Ketika peneliti menentukan besarnya a,
maka peneliti juga secara otomatis menentukan besarnya kesalahan jenis lain
yang terkait yaitu tipe kesalahan II, dikenal dengan beta (b). Dengan
demikian b merupakan probabilitas menerima hipotesis nol (H0) yang salah.
Berkaitan dengan b, probabilitas yang sering digunakan adalah probabilitas
1- b yang menunjukkan kekuatan statistik inferensi (statistical power).1-
b merupakan probabilitas menolak hipotesis nol yang salah. Hubungan antara
kedua probablitas tersebut dapat digambarkan di dalam tabel berikut ini.
Tabel 1. Kesalahan di dalam Uji Hipotesis
Kondisi Populasi
Keputusan
Hipotesis nol (H0) benar Hipotesis nol (H0 )salah
Keputusan benar dengan derajat
Menerima H0  b (Kesalahan tipe II)
kepercayaan (1 - a)
Menolak H0 a (Kesalahan tipe 1) Keputusan benar (1- b)

Dalam prosedur uji statistik, keputusan menolak atau menerima hipotesis nol
tergantung dari besarnya statistik hitung dari uji statistik yang digunakan
dibandingkan dengan nilai statistik kritis pada alpha yang dipilih. Jika nilai absolut
statistik hitung lebih besar dari nilai kritisnya maka H0 ditolak atau menerima Ha.
Berarti secara statistik signifikan. Sebaliknya, jika nilai absolut statistik hitung lebih
kecil dari nilai kritisnya maka H0 dterima atau menolak Ha, sehingga secara statistik
tidak signifikan. Menerima atau menolak H0 bisa digunakan dengan menggunakan
nilai p-value. P-value merupakan besarnya alpha yang sebenarnya. Jika p-value lebih
kecil dari alpha yang dipilih, maka Ho ditolak. Sebaliknya, jika p-value lebih besar
dari alpha maka Ho diterima.
Konsep statistik inferensial yaitu;

1.    Standard Error
Peluang setiap sampel sangat identik dengan populasinya sangat kecil (nill) meskipun
inferensi populasi didapat dari informasi sampel. Penerapan random sampling  tidak
menjamin karakteristik sampel sama persis dengan populasi. Variasi prediksi antara
mean disebut sampling error. Sampling error ini tidak bisa dihindari dan ini bukan
kesalahan peneliti. Yang menjadi persoalan adalah apakah error tersebut semata-mata
hasil sampling error atau merupakan perbedaan yang bermakna yang akan pula
ditemukan pada papulasi yang lebih besar.
Ciri standard error  adalah bahwa error yang terjadi bisaanya berdistribusi normal
yang besarnya berbeda error tersebut. Faktor utama yang mempengaruhi standard
error adalah jumlah sampel. Semakin banyak sampelnya, semakin kecil
standard  errornya. Ini menunjukkan bahwa sampel penelitian semakin akurat bila
banyak sampelnya.
Faktor utama yang mempengaruhi standard error adalah jumlah sampel. Semakin
banyak sampelnya, semakin kecil standard error meannya yang berarti bahwa
semakin kecil standard error-nya, semakin akurat mean sampel untuk dijadikan
estimator untuk mean populasinya.

2.    Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah proses pengambilan keputusan dimana peneliti
mengevaluasi hasil penelitian terhadap apa yang ingin dicapai sebelumnya. Misalnya,
kita ingin menerapkan program baru dalam pelajaran membaca. Pada rencana
penelitian dikemukanan hipotesis penelitian yang memprediksi perbedaan skor siswa
yang menjalni program baru tadi dengan proglam lama, dan hipotesis nol (0), yang
memprediksikan skor kedua kelompok tidak akan berbeda. Setelah data dihitung
mean dan standar deviasinya dan hasilnya menunjukkan skor siswa dengan program
baru lebih tinggi (berbeda secara signifikan) daripada siswa yang mengikuti program
lama, maka hipotesis penelitian diterima dan hipotesis nol ditolak. Yang berarti
bahwa program baru tersebut efektif untuk diterapkan pada program membaca.
Intinya, pengujian hipotesis adalah proses evaluasi hipotesis nol, apakah diterima tau
ditolak.

3.    Uji Signifikansi
Uji signifikasi  adalah cara mengetahui adanya perbedaan antara dua skor.
Signifikansi merujuk pada tingkat statistik dari probabilitas dimana dengannya kita
bisa menolak hipotesis nol. Uji signifikansi dilakukan dengan menentukan tingkat
probabilitas praseleksi yang dikenal dengan tingkat signifikansi (α). Tingkat
probailitas ini dijadikan dasar untuk menolak atau tidak menolak hipotesis nol.
Standar yang digunakan umumnya 0,05 kesempatan (5 dari 100). Adapula yang
menggunakan 0.01. Semakin kecil nilai probabilitasnya, semakin kecil pula
kemungkinan temuan tersebut diperoleh karena disebabkan oleh peluang.
.
Berdasarkan bentuk indikator yang dianalisis, statistik inferensial dibedakan menjadi:
Statistik Parametrik

Statistik parametrik merupakan bagian statistika yang parameter populasinya harus


memenuhi syarat-syarat tertentu seperti syarat data berkala interval/rasio, syarat
pengambilan sampel harus random, berdistribusi normal (normalitas) dan memiliki
varian yang homogen (homogenitas), model regresi linier, dan sampel lebih besar dari
30. Dalam statistika, parametrik indikator-indikator yang dianalisis adalah parameter-
parameter dari ukuran objek yang bersangkutan.

Statistik Nonparametrik

Statistik nonparametrik merupakan bagian statistika yang parameter populasinya


bebas dari keharusan memenuhi syarat-syarat tertentu seperti syarat data berkala
interval/rasio, syarat pengambilan sampel harus random, berdistribusi normal
(normalitas) dan memiliki varian yang homogen (homogenitas), model regresi linier,
dan sampel lebih besar dari 30. Dalam statistika non-parametrik indikator-indikator
yang dianalisis adalah sisi lain parameter ukuran objek yang bersangkutan. Pada uji
hipotesis komparasi, seperti yang dipaparkan sebelumya terdapat beberapa uji beda.
Uji t (t-test) digunakan untuk membandingkan sebuah data yang bersifat interval atau
rasio (statistik parametrik) dari maksimum dua kelompok. Apabila data berupa
nominal, maka uji beda atau uji pembandingan dari dua kelompok menggunakan chi
kuadrat. Sementara itu,  analisis varian digunakan untuk membandingkan sebuah data
yang bersifat interval atau rasio dari tiga kelompok atau lebih. Analisis varian
dibedakan atas analisis univariat dan multivariat. Perbedaan antar keduanya terletak
pada jumlah variabel dependen atau variabel terikatnya. Anava univariat digunakan
ketika variabel yang dibandingkan adalah satu variabel terikat sedangkan multivariat
digunakan untuk membandingkan lebih dari 2 variabel terikat. Analisis varian
univariat terdiri dari Anava dan Anacova, sedangkan analisis varian multivariat terdiri
dari Manova dan Mancova. 
Contoh Penggunaan Statistik Inferensial

Judul Penelitian:

Perbandingan Hasil Belajar Matematika antara Siswa yang Pembelajarannya melalui


Model Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Tipe Games Tournament (TGT) pada Siswa
Kelas XI SMKN 1 PALANGGA Kabupaten Gowa.

Analisis statistik Inferensial

Analisis statistic inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian


dengan menggunakan uji-t. Namun sebelum dilakukanpengujian hipotesis terlebih
dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji normalitas
Uji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis data secara
spesifik. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data berdistribusi
normal atau tidak. Pada penelitian ini digunakan One sample Kolmogorov-
Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 5% atau 0,05, dengan syarat:
Jika Pvalue ≥ 0,05 maka distribusinya adalah normal
Jika Pvalue < 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal

b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukna untuk menyelidiki variansi kedua sampel sama
atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji Leven’s Test yang bertiujuan untuk
mengetahui apakah variansi homogeny. Data hasil belajar matematika yang
diperoleh dikatakan homogen Jika Pvalue > a.

1) Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menjawab hipotesis penelitian telah
diajukan. Untuk maksud tersebut diatas maka pengujian dilakukan dengan
menggunakan uji-t.
2) Hipotesis Statistik
Digunakan uji perbedaan dua rata-rata (Indefendent Sample T-Test) yaitu:
Ho = Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sama
dengan rata-rata hasil belajar dengan menggunakan model
pembelajan kooperatif tipe Team Game Treatment (TGT).
H1 = Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tidak sama
dengan rata-rata hasil belajar dengan menggunakan model
pembelajan kooperatif tipe Team Game Treatment (TGT).
Adapun criteria pengujiannya:
Ho ditolak Jika Nilai P < a dengan taraf a = 5%, peluang = (1-a ) dan dk = (n-
1)
3) Hasil Analisis Statistika Inferensial
a) Uji Normalitas
Peengujian homogenitas pertama dilakukan pada posttest masing-masing
kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Taraf signifikansi
yang ditetapkan sebelumnya adalah a = 0,05. Berdasarkan hasil
pengolahan dengan menggunanakn SPSS versi 18 maka diperoleh p untuk
kelompok eksperimen 1=0,090 dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa data posttest kelompok eksperimen 1 berdistribusi normal karena
p>a = 0,090>0,05. Pada kelompok eksperimen II diperoleh p=0,188
dengan demikian dapat disimpulkan pad posttest kelompok eksperimen II
berdistribusi normal karena p>a = 1,188>0,05

Daftar Nilai Matematika Siswa Kelas XI DG 2 SMKN 1 Palangga Gowa


Daftar Nilai Matematika Siswa Kelas XI TKJ 4 SMKN 1 Palangga Gowa

Analisis Inferensial
a. Deskriftif posttest eksperimen I dan eksperimen II
Case Proccessing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
EKSP 1 32 88,9% 4 11,1% 36 100,0%
EKSP 2 32 88,9% 4 11,1% 36 100,0%

Uji normalitas

Test of Normality

Kolmogrov-Smirnov Shapio-Wilk
Statistic df Sig Statistic Df Sig
EKSP 1 0,144 32 0,090 0,960 0,960 0,274
EKSP 2 0,129 32 0,188 0,919 0,919 0,200
Kriteria Normalitas : Normal Jika P > a (0,05)

Tidak Normal Jika P < a (0,05)

b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan pada hasil posttest kelompok eksperimen I dan
kelompok eksperimen II. Berdasarkan hasil pengolahan dengan menggunakan
SPSS versi 16 maka diperoleh p = 0,598 dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa data posttest homogen karena p > a atau (0,598 . 0,05).
Independent Samples Test

Leven’s Test of Equality Variances t-test Equality of means


F Sig t Df
2,81 0,598 -1,243 66
-1,243 64,966
Kriteria Homogenitas: Homogen Jika P > a a (0,05)
Homogen Jika P < a a (0,05)
Dari pengolahan data diatas maka didapat P = 0,598 berarti kedua variansi
homogeny karena P > a

c. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan uji-t sampel
independen. Pengujian ini dilakukan untuk menjawab dugaan sementara yan
diru,muskan oleh penulis yaitu,
Ho: µ1 = µ2 melawan H1: µ1 ≠ µ2
Ho = Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sama dengan rata-rata hasil
belajar dengan menggunakan model pembelajan kooperatif tipe Team
Game Treatment (TGT).
H1 = Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tidak sama dengan rata-rata
hasil belajar dengan menggunakan model pembelajan kooperatif tipe
Team Game Treatment (TGT).
Analisis yang dgunakan untuk pengujian hipotesis adalah uji-t, dengan criteria
pengujian yaitu:
1) Jika P < a (nilai p < 0,05) maka Ho ditolak dan H 1 diterima, berarti ada
perbedaan signifikansi kualitas pembelajaran melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan model pembelajaran kooperatif
tipe team games tornament (tgt) terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas XI SMKN 1 Palangga Gowa.
2) Jika P < a (nilai p < 0,05) maka Ho diterima dan H 1 ditolak, berarti tidak ada
perbedaan signifikansi kualitas pembelajaran melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan model pembelajaran kooperatif
tipe team games tornament (tgt) terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas XI SMKN 1 Palangga Gowa.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan SPSS versi 18 maka


diperoleh nilai p = 0,218 oleh karena itu, nilai p > a (0,218 > 0,05) atau dapat
dikatakan bahwa tidak ada perbedaan signifikansi antara hasil pembelajaran
melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan model
pembelajaran kooperatif tipe team games tornament (tgt) terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas XI SMKN 1 Palangga Gowa.

Indepwndent Samples Test

t- test for Equality of means

Sig (2- Mean Std. Error


tailed) Diference Difference
Nilai Equal variances assumed 0,218 -3,615 2,907
Equal variances not assumed 0,218 13,615 2,908

d. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran matematika siswa yang
diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan tipe Team
Games Tournament (TGT) terhadap jhasil belajar matematika denga p > a
(0,218> 0,05). Dengan kata lain hipotesis yang diajukan pada penelitian ini
yakni ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar menggunakan
kooperatif tipe jigsaw dengan TGT tidak berlaku di SMKN 1 Pallangga Gowa

Anda mungkin juga menyukai