Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan aktivitas
berpikir. Keduanya saling melengkapi. Menurut Syafie’ie, secara psikologis menulis
memerlukan kerja otak, kesabaran pikiran, kehalusan perasan, kemauan yang keras.
Menulis dan berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara bersama dan
berulang-ulang. Dengan kata lain, tulisan adalah wadah yang sekaligus merupakan hasil
pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis dapat mengkomunikasikan pikirannya.
Melalui kegiatan berpikir, penulis dapat meningkatkan kemampuannya dalam menulis.
Mengemukakan gagasan secara tertulis tidaklah mudah. di samping dituntut
kemampuan berpikir yang memadai, juga dituntut berbagai aspek terkait lainnya, misalnya
penguasaan materi tulisan, pengetahuan bahasa tulis, dan motivasi yang kuat. Untuk
menghasilkan tulisan yang baik, setiap penulis hendaknya memiliki tiga keterampilan
dasar dalam menulis, yaitu keterampilan berbahasa, keterampilan penyajian, dan
keterampilan pewajahan. Ketiga keterampilan ini harus saling menunjang atau isi-mengisi.
Kegagalan dalam salah satu komponen dapat mengakibatkan gangguan dalam
menuangkan ide secara tertulis.
Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca
untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah
narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari karangan?
2. Bagaimana ciri-ciri karangan yang baik?
3. Bagaimana langkah dalam penentuan topik karangan
4. Bagaimana penyusunan kerangka karangan
5. Apa saja bentuk-bentuk karangan?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Karangan
Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan
gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.
Untuk dapat mengarang suatu tulisan perlu terlebih dahulu mengerti dan memahami
beberapa pengertian yang menyangkut kegiatan itu:
1. Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan
dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.
2. Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat
dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca.
3. Pengarang adalah seseprang yang karena kegemarannya atau berdasarkan bidang
kerjanya melakukan kegiatan mengarang.
4. Karang-mengarang adalah kegiatan atau pekerjaan.

B. Ciri-Ciri Karangan yang Baik

Pada dasarnya, karangan memiliki ciri-ciri yang bisa mengidentifikasikan bahwa


karangan tersebut dapat dikatakan baik. Seperti yang diungkapkan oleh Tarigan (1985:6)
karangan yang baik adalah karangan yang mencerminkan kemampuan pengarang untuk
menggunakan nada yang serasi, karangan yang mencerminkan pengarang mampu
menyusun karangan secara utuh dan tidak samar-samar dan dapat meyakinkan pembaca.

Menurut Enre (1998:8) karangan yang baik adalah karangan yang bermakna jelas,
bulat dan utuh, ekonomis dan memenuhi kaidah-kaidah gramatikal. Akhidiah, dkk
(1993:9) menjelaskan karangan yang baik memiliki beberapa ciri, diantaranya : bermakna
jelas, merupakan kesatuan yang bulat, singkat dan padat, memiliki kaidah kebahasaan dan
komunikatif. Selain itu, Darmadi (1996:24) mengungkapkan bahwa beberapa ciri
karangan yang baik adalah : signifikan, jelas, memiliki kesatuan dan mengorganisasikan
yang baik ekonomis, mempunyai pengembangan yang memadai, menggunakan bahasa
yang dapat diterima dan mempunyai kekuatan.

Berdasarkan pendapat di atas, terdapat beberapa persamaan ciri karangan yang baik
yaitu, sebagai berikut.
a. Jelas
Aspek kejelasan dalam suatu karangan sangat diperlukan agar karangan
tersebut lebih mudah dipahami dan jelas untuk dibaca oleh pembacanya.

b. Kesatuan dan Organisasi


Aspek kesatuan yang baik tampak pada setiap kalimat penjelas yang logis dan
mendukung ide utama paragraf, sedangkan aspek organisasi yang baik tampak dari
posisi kalimat yang tepat pada tempatnya dengan kata lain kalimat tersebut tersusun
dengan urut dan logis.

c. Ekonomis
Ciri ekonomis berkaitan erat dengan soal keefisienan, baik waktu maupun
tenaga. Kedua keefisienan itu sangat diperlukan oleh pembaca di dalam menangkap
isi yang terkandung dalam sebuah karangan.

d. Pemakaian Bahasa yang Dapat Diterima


Pemakaian bahasa yang dapat diterima akan sangat mempengaruhi tingkat
kejelasan karangan. Pemakaian bahasa ini menyangkut banyak aspek. Pemakaian
bahasa dalam suatu karangan harus mengikuti kaidah bahasa yang ada, baik
menyangkut kaidah pembentukan kalimat (sintaksis), kaidah pembentukan kata
(morfologi), kaidah ejaan yang berlaku, kaidah peristilahan maupun kaidahkaidah
yang lain yang relevan.

C. Penentuan Topik Karangan


1. Pengertian Topik
Topik adalah berasal dari bahasa Yunani “topoi” yang berarti tempat, dalam tulis
menulis bebarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan
suatu artikel.Istilah topik dapat diberi batasan atau pengertian sebagai hal pokok yang
dibicarakan.Topik karangan atau tulisan dapat diartikan sebagai hal pokok yang
dituliskan ataudiungkapkan dalam karangan.
Topik karangan berbeda dengan tema karangan. Tema karangan adalah gagasan
dasaryang mendasari sebuaah karangan. Dalam proses penulisan karangan, tema
merupakangagasan dasar yang menjadi tumpuan topik karangan.
Topik karangan juga tidak sama dengan judul karangan. Kalau topik karangan
adalah hal pokok yang diungkapkan dalam karangan, judul karangan adalah nama
sebuah karangan. Judul-judul yang berbeda itu disebabkan oleh cara pandang
pengarang terhadap topik karangan dan pertimbangan kemenarikan karangan yang ada
pada pengarang.

2. Cara Membatasi Sebuah Topik Karangan


a. Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
b. Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu
masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar
lingkaran topik pertama tadi.
c. Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
d. Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau
tidak.
e. Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan “Masalah apa yang akan
ditulis? dan hendak menulis tentang apa?”

3. Pertimbangan Dalam Menulis Sebuah Topik Karangan


a. Kemanfaatan, kemanfaatan berhubungan dengan kebutuhan pembaca. Suatu topik
dirasakan  bermanfaat jika topic memenuhi kebutuhan pembaca. Suatu topik
merupakan salah satu daya tarik suatu topik karena orang akan tertarik terhadap
suatu tulisan karena ada manfaat yang diperolehnya.
b. Kemenarikan, topik perlu diusahakan dalam kiat membuat judul tulisan.
c. Judul tulisan adalah nama karangan.Judul karangan yang baik hendaknya
memenuhi persyaratan berikut:
1. Judul karangan harus bertalian dengan dan mencerminkan isi karangan.
2. Judul karangan dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat merangsang
keinginan pembaca untuk memahami dan mengetahui isi karangan.
3. Judul karangan disajikan secara singkat dalam bentuk frasa. Dapat diberi
penjalasan bahwa judul sebuah karangan dirumuskan dengan prinsip “sesingkat
mungkin sepanjang perlu”.
d. Fisibilitas, adalah kelayakan yang dapat dikerjakan.Fisibilitas ditentukan oleh
kemampuan penulis.kriteria- kriteria berikut dapat anda terapkan.
1. Pertama, topik yang anda pilih adalah yang betul-betul anda kenal dan anda
ketahui.
2. Kedua, topik yang fisibel adalah topik yang cakupannya layak dalam pengertian
tidak terlalu luas.

D. Penyusunan Kerangka Karangan


Kerangka karangan (outline) rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari
suatu karangan yang akan digarap (dikerjakan), dan merupakan rangakaian ide-ide atau isi
pikirannya yang disusun secara sistematis,logis, jelas, terstruktur dan teratur. Kerangka
karangan menjamin suatu penyusun yang logis dan teratur, serta penulis dapat
membedakan mana yang gagasan utama dan mana yang termasuk gagasan tambahan,
kerangka karangan dapat membentuk catatan-catatan sederhana, tetapi dapat juga
berbentuk pendektail dan kerja dengan sangat cermat.
Tujuan dari pembuatan ouline atau kerangka karangan adalah agar kita dapat
membuat kerangka karangan yang baik, benar dan logis, kita dapat membedakan mana
yang gagasan utama dan mana yang termasuk gagasan tambahan dan kita juga
menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.

1. Manfaat dari penulisan kerangka karangan


a. Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
b. Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka karangan membantu penulis
untuk melihat gagasan-gagasan sehingga dapat dipastikan apakah hubungan dari
gagasan-gagasan tersebut sudah tepat dan apakah penyajian gagasan tersebut sudah
baik.
c. Memudahkan penulis untuk menciptakan klimaks yang berbeda-beda.Tujuannya
agar pembaca dapat terpikat secara terus menerus maka penyusuna klimaksnya
harus diatur sedemikian rupa sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda dan
pembaca pun semakin berminat membaca tulisan tersebut.
d. Menghindari penulisan topik ganda (dua kali atau lebih). Penulisan topic dua kali
atau lebih membawa pengaruh yang kurang baik.Selain membuang waktu, tenaga
dan materi, juga dapat membuat pembaca bosan. Untuk itu apabila tidak dapat
dihindari, maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topic akan diuraikan,
sedangkan di bagian lainnya hanya ditambahkan unsure-unsur tambahannya saja.
e. Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan menggunakan rincian-
rincian dari kerangka karangan, penulis dapat dengan mudah mencari data-data
untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya.

Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototype dari sebuah karangan. Dalam
bentuk miniatur ini, kerangka karangan dapat diteliti, dianalisisdan dipertimbangakan
secara menyeluruh, bukan terlepas-lepas.
Suatu kerangka yang baik tidak sekali dibuat. Penulisan dalam menyusun kerangka
karangan selalu berusaha menyempurnakan bentuk yang pertama. Langkah ini tidak
mutlak harus di ikuti oleh penulis-penulis yang sudah mahir, orang yang mahir menulis
tulisan-tulisan yang kompleks atau dengan mudah menyusun kerangka karangan.

2. Langkah-langkah untuk menyusun kerangka karangan


a. Rumusan Tema / masalah yang jelas berdasarkan suatu topik dan tujuan yang akan
dicapai melalui topik tersebut. tema yang dirumuskan untuk kepentingan suatu
kerangka karangan haruslah berbentuk tesis atau pengungkapan maksud.
b. Langkah yang kedua adalah melakukan inventarisasi atau mengumpulkan topik-
topik bawahannya yang dianggap merupakan perincian dari tesis atau
pengungkapan maksud tadi. Dalam hal ini penulisan boleh mencatat sebanyak-
banyaknya tipik-topik yang terlintas dalam pikirannya, dengan tidak perlu langsung
mengadakan evaluasi terhadap topik-topik tadi.
c. Langkah yang ketiga adalah penulis berusaha mengadakan evaluasi pada semua
topik yang telah dicatat pada langkah kedua diatas.
d. Untuk mendapatkan kerangka karangan yang sangat rinci maka langkah kedua dan
ketiga hendaknya dilakukan berulang-ulang untuk menyusun topic yang lebih
rendah tingkatannya.
e. Apabila semuanya sudah dilaksanakan maka ada satu langkah terakhir yang harus
dilakukan, yaitu menentukan pola susunan yang paling sesuai untuk mengurutkan
semua rincian dari tesis yang telah diperoleh dengan menggunakan semua langkah
diatas. Dengan pola susunan tersebut maka akan diperoleh susunan kerangka
karangan yang baik.
3. Tipe-tipe Susunan Kerangka Karangan
Untuk memperoleh suatu susunan kerangka karangan yang baik dan teratur biasanya
digunakan beberapa tipe susunan, yaitu tipe pola alamiah dan pola logis.    
a. Pola Alamiah
Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan
sesuai dengan keadaan yang nyata di alam, sebab itu susunan alamiah itu didasarkan
pada ketiga atau keempat dimensi dalam kehidupan manusia : atas – bawah,
melintang – menyebrang, sekarang – nanti, ,dulu - sekarang, timur – barat, dan
sebagainya. Oleh sebab itu susunan alamiah dapat dibagi menjadi tiga bagian utama
yaitu :
1. Urutan waktu atau urutan kronologis
2. Urutan ruang (sposial)
3. Topik yang ada

b. Pola Logis
Manusia mempunyai suatu kesanggupan dimana manusia lebih sempurna dari
makhluk yang lain, yaitu sanggup menghadapi segala sesuatu yang berada di
sekitarnya dengan kemampuan akal budinya. Urutan logis sama sekali tidak ada
hubungannya dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi kiat dengan
tanggapan penulis. Macam-macam, urutan logis yang dikenal adalah :
1. Urutan klimaks dan anti klimaks
2. Urutan kausal
3. Urutan pemisahan masalahUrutan umum – khusus
4. Urutan familitas
5. Urutan akseptabilitas

4. Syarat-syarat penulisan kerangka karangan


a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas. Pilihlah topik yang khas atau unik,
kemudian tentukan tujuan yang jelas.Lalu buatlah tesis atau pengungkapan maksud.
b. Tiap unsur dalam kerangka karanga hanya mengandung satu gagasan. Bila satu unit
terdapat lebih dari satu gagasan, maka gagasan tersebut harus dirinci supaya dapat
terlihat perbedaanya.
c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga idea
tau pikiran yang dimaksud dapat tergambar secara jelas.
d. Harus mempergunakan pasangan simbul yang konsisten.

Setiap penulisan suatu karangan maka kita memerlukan penyusunan kerangka


karangan. Tujuannya agar mempermudah dalam pembuatan karangan yang teratur,
logis dan sistematis. Setiap membuat kerangka karangan harus melalui tahap atau
langkah-langkah agar rencana pembuatannya bisa teratur dan mudah sehingga
memudahkan penulis untuk membuat kerangka karangan tersebut. Kerangka karangan
secara garis besar suatu rencana yang memuat garis-garis besar dan suatu karangan
yang akan dikerjakan. Agar dalam pembuatan tidak terjadi penggarapan sebuah topik
sampai dua kali atau lebih sehingga kita perlu mengevaluasi setiap topik yang akan kita
kerjakan.

E. Bentuk-bentuk Karangan
Dibawah ini terdapat beberapa bentuk karangan beserta contohnya sebagai berikut:
1. Karangan Narasi (Cerita)
Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan satu atau beberapa kejadian
dan bagaimana berlangsungnya peristiwa-peristiwa tersebut. Rangkaian kejadian atau
peristiwa ini biasanya disusun menurut urutan waktu (secara kronologis).
Isi karangan narasi boleh tentang fakta yang benar-benar terjadi boleh pula
tentang sesuatu yang khayali. Otobiografi atau biografi seorang tokoh terkenal sering
dapat digolongkan dalam jenis karangan narasi. Dan isi karangan itu memang benar-
benar nyata atau berdasar fakta sejarah yang tidak dibuat-buat. Tetapi cerpen, novel,
hikayat, drama, dongeng, dan lain-lain seringkali hanyalah hasil kreasi daya khayal
seorang pengarang, yang sebenarnya cerita itu sendiri tak pernah terjadi. Namun
karangan ini juga termasuk dalam jenis karangan narasi.
Dalam karangan narasi acapkali terlihat ada dialog tokoh-tokoh ceritanya,
disamping uraian biasa. Dengan dialog, cerita memang terasa lebih hidup dan menarik
sehingga lebih dapat mengasyikkan bagi pembaca. Lukisan watak pribadi, kecerdasan,
sikap atau tingkat pendidikan tokoh dalam cerita yang disuguhkan acapkali dapat lebih
tepat dan mengena apabila ditampilkan lewat dialog-dialog. Tokoh yang kejam, bukan
lebih hidup bila diceritakan dalam bentuk percakapan, di bandingkan dengan kalau
diceritakan dengan uraian biasa. Karna lukisan yang hidup inilah karangan narasi yang
dibumbui dengan dialog dialog pelakunya dapat lebih menarik.
Contoh karangan narasi :
Tiba-Tiba Ia Tertegun
Di sana, sayup-sayup dari jauh, di arah seberang kali sebelah timur, terdengar
suara jeritan orang. Tapi selintas saja, jeritan diputuskan oleh sebuah letusan yang
sangat hebat… kemudian hening seketika, desingan yang banyakmulai reda, tinggal
satu-satu letusan disini. Warsiah menegakan kepala, amtanya mulai liar, badannya
dihadapkan ke timur, ke arah tempat jeritan datang, kemudian membalik menghadap ke
barat, tegak bertoalak pinggang, lalu lari, lari menurutkan jalan rel, lari kencang sambil
mulutnya berkomat-kamit. Dari kamit mulutnya keluar lagi perkataan seperti biasa,
tiada berujung tiada berpangkal: ... si bengis lagi, si ganas lagi ... dan ia lari terus, lari
lepas sebagai melancar saja, tiada kaku-kakunya. Dan ketika ia sampai di
jalan pertemuan antara jalan kereta dan jalan raya, ia berhenti sebentar, seolah-olah
berpikir, kemudian ia membelok menurutkan jalan raya. Dari jauh dalam pandangan
kabursambil berlari, ia melihat benda bergerak, berderet sepanjang jalan, tetapi sebelum
ia tahu benar apa yang dilihatnya, sebuah peluru datang menyongsong,
tepat  menembus tulang dadanya. Warsiah terpelating, jatuh tersungkur di tengah jalan.
Sebentar berontak merentak-rentak, mengerang, menyumpah-nyumpah, terhambur pula
dalam sumpah serapahnya perkataan: si bengis lagi, si ganas lagi, hitam, kejam …
rupanya dalam ia bergulat mempertahankan hidupnya dengan Sakaratulmaut, kebencian
kepada si hitamkejamnya, si bengis-ganasnya, masih sanggup mengatasi renggutan
tangan Malaikat pengambil nyawanya yang akan menceraikan rohnya dengan badan
kasarnaya. Warsiah lama merontak-rontak, merantang kesana kemari, kemudian lemah
tak berdaya …Warsiah yang sebentar ini menjadi kerangka hidup, kini sudah benar-
benar menjadi kerangka mati. Mati terhantar ditengah jalan, tiada dihiraukan orang,
tiada ada yang menangis meratapi. Ia meninggal tidak sebagai pahlawan yang dapat
dibanggakan oleh bangsa, tidak sebagai korban pembela kemerdekaan. Ia mati hanya
sebagai korban kebuasan, salah satu korban dari yang sekian banyaknya. Ia mati karena
nasibnya, demikian sudah menurut suratan tangan, ya, ia mati karena kehendak ialahi.

2. Karangan Deskripsi ( Lukisan )


Karangan deskripsi selalu berusaha melukiskan dan mengemukakan sifat,
tingkah laku seseorang, suasana dan keadaan suatu tempat atau sesuatu yang lain.
Misalnya, suasana kampung yang begitu damai, tenteram dan saling menolong,
dapat dilukiskan dalam karangan deskripsi. Juga suasana hiruk-pikuk ketika terjadi
kebakaran, dapat pula dibuat karangan deskripsi. Dan masih banyak contoh lain lagi.
Lukisan dalam karangan deskripsi harus diusahakan sedemikian rupa, agar
pembaca seolah-olah melihat sendiri apa yang kita lukiskan tersebut. Sudah tentu,
membuat karangan deskripsi ini membutuhkan keterlibatan emosi (perasaan)
pengarang. Dalam karangan deskripsi, agar menjadi hidup, perlu dilukiskan bagian-
bagian yang dianggab penting sedetail mungkin. Kalau melukiskan betapa ngeri
tersesat dihutan, maka situasi hutan yang dapat menimbulkan kengerian itu harus
dilukiskan selengkap-lengkapnya, sehingga pembaca dapat membayangkan
bagaimana jika dia sendiri yang tersesat disitu.
Selain detai-detail, urutan waktu dan urutan ruang dalam karangan deskripsi
harus pula diperhatikan secara baik. Karena urutan waktu dan urutan ruang tidak
dilukiskan secara nyata, dapat membawa akibat kesatuan lukisan tidak terjamin. Dan
ini akan membingungkan pembaca.

Contoh karangan deskripsi :


Lasi selesai mengisi kain bahasa, ketika hendak masuk ke matanya
bersitatap dengan suaminya. Entah mengapa Lasi terkejut meski ia tidak merasa
asing dengan 103 cara Darsa menatap dirinya. Ia pun kadang-kadang mencuri
pandang, memperhatikan tubuh suaminya dari belakang; sebentuk tubuh muda
dengan perototan yang kuat dan seimbang, khas tubuh seorang penyedap yang setiap
hari dua kali naik-turun belasan atau bahkan puluhan pohon kelapa. Dalam gerakan
naik-turun pada tatar-tatar batang kelapa, seluruh perosotan seorang penyedap
digiatkan, terutama otot-otot tangkai, tangan, dan punggung. Hasilnya adalah
sebentuk tubuh ramping dengan otot liat dan seimbang. Bila harus dicatat
kekurangan pada bentuk tubuh seorang penyadap, itu adalah pundaknya yang agak
melengkung ke depan karena ia harus selalu memeluk batang kelapa ketikamemanjat
maupun turun.

3. Karangan Eksposisi (Paparan)


Karangan eksposisi adalah karangan yang berusaha menerangkan suatu hal
atau suatu gagasan. Dalam memaparkan sesuatu, kita dapat menjelaskan dan
memberi keterangan belaka, atau dapat pula mengembangkan sebuah gagasan
sehingga menjadi luas dan gampang dimengerti.
Banyak pekerjaan mengarang masuk dalam jenis karangan eksposisi.
Misalnya :
a. Menguraikan taktik gerilya bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan ;
sebab-sebab timbulnya kemarahan bangsa Indonesia kepada penjajah, dan
jalannya perang,
b. Menjelaskan tujuan atau ide didirikannya sebuah perguruan tinggi,
c. Menguraikan kesulitan yang bakal dihadapi jika KB gagal,
d. Memberikan petunjuk bagaimana proses jalannya sebuah mesin,
e. Memberikan penjelasan tentang apa yang disebut republik, demokrasi, pancasila,
keadilan, kemakmuran, hak asasi, dan seterusnya,
f. Membuat laporan tentang rapat darmawisata atau kegiatan lainnya,
g. Menguraikan perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia,

Salah satu bentuk karangan eksposisi adalah uraian tentang proses. Jika kita
memaparkan sebuah proses, misalnya proses terjadinya surat kabar, atau bagaimana
cara kerja otak kita, maka baik sekali kita bagi proses itu ke dalam beberapa
langkah. Tiap langkah diuraikan menurut urutan waktu. Yang dahulu, didahulukan,
yang kemudian, dikemudiankan. Tiap langkah itu dijelaskan sejelas-jelasnya
sehingga pembaca dapat mengerti.  Supaya paparan bertambah jelas, acapkali
dipergunakan contoh-contoh, ilustrasi, gambar-gambar, tabel, diagram, peta, denah,
dan sebagainya, dalam uraian.
Contoh karangan eksposisi :
                                       Keseimbangan Oksigen - Karbon Dioksida                                      
Hampir semua bentuk kehidupan di dunia ini memerlukan keseimbangan
yang tepat antara gas oksigen dengan gas karbon dioksida. Dan bila keseimbangan itu
terganggu akan kacaulah kehidupan semua bentuk. Dunia tumbuhan tiap tahunnya
menghasilkan 94 miliar ton oksigen; sementara itu jasad,renik,hewan, dan manusia
menghisap oksigen itu dan menghembuskan karbon dioksida ketika bernafas.
Gas yang disebutkan terakhir itu, dimanfaatkan tumbuhan sebagai bahan
baku, pembuatan gula, zat pati, selulosa, asam amino, dan lemak; semuanya
merupakan hasil - hasil bumi yang ikut menunjang kehidupan manusia dan
segalakeperluannya. Kita tahu bahwa di dalam udara yang kita hirup itu
kadaroksigennya 21 persen, kadar yang selama ini tetap terpelihara. Tetapi
dunia industri menghabiskan 41 persen oksigen, yang dihasilkan tumbuhan tiap
tahun untuk menggerakkan roda perindustrian itu. Kalau dituliskan di dalam
bilangan nyata industri tersebut menghabiskan 400 ton oksigen tiap menit yang
diambilnya dari udara tanpa pengembalian. Meskipun bilangan itu besar, tetapi
memang belum sampai membuat kita sesak nafas. Hal itu disebabkan kekayaan
oksigen bumi sekitar 1,2 juta miliar ton sehingga kehilangan 400 setiap menit yang
diambilindustri belumlah ada artinya. Namun, harus diingat bahwa bersamaan dengan
penyusutan oksigen itu, udara bumi mendapat tambahan gas karbon dioksida. Karbon
dioksida yang kadarnya di dalam udara selalu ditingkatkan oleh cerobong pabrik
industri, lambat – lambat tetapi pasti akan menghangatkan udara di atas bumi
sehingga ada perkiraan bahwa dalam jangka waktu satu abad dari sekarang daerah -
daerah kutub akan dipanasi dan naik sepuluh derajat celcius. Selain hawa akan terasa
makin panas, permukaan laut akan naik puluhan meter karena mencairya es
kutub. Industri harus diperingatkan karena pengambilan oksigen dan
penambahan karbon dioksida kenyataannya telah mengganggu keseimbangan yang
sudah ada, meskipun pengaruh itu terasa masih sangat kecil. Industri menyemburkan
juga debu - debu industri bersama asapnya. Di daerah industri, sejumlah besar
debu partikel ibarat disemprotkan ke atmosfer bumi. Partikel debu yang besar atau
yang agak besar dalam waktu yang tak lama akan turun ke bumi atau terbawa hujan.
Namun, partikel yang ringan akan akan tetap melayang - melayang di
udara,membentuk semacam selimut yang menghambat pancaran panas (radiasi) dari
permukaan bumi. Akhirnya, sama saja bumi terasa makin panas, keadaan ini mudah
dirasakan di daerah - daerah industri.

4. Karangan Argumentasi
Karangan argumentasi ini adalah karangan yang paling sukar bila
dibandingkan dengan karangan-karangan yang telah diuraikan di muka. Tetapi hal
itu tidak berarti bahwa karangan argumentasi ini lebih penting dan lebih berharga
dari pada karangan narasi, deskripsi, atau eksposisi. Karangan argumentasi lebih
sukar oleh karena disini pengarang mengemukakan argumentasi (alasan), bukti atau
contoh yang dapat meyakinkan, sehingga pembaca terpengaruh dan membenarkan
gagasan, pendapat, sikap dan keyakinannya.
Dan agar dapat mengajukan argumentasi, pengarang sudah pasti harus
memiliki pengetahuan dan pandangan yang cukup luas tentang hal yang
diperbincangkan. Kelogisan berpikir, keterbukaan sikap dan keluasan pandangan
terhadap masalah yang diperbincangkan, akan banyak sekali peranannya untuk
mempengaruhi orang lain.
Contoh karangan argumentasi :
Bahasa Indonesia dan Pembakuannya (Suatu Tinjauan Sosiolinguistik)
Perubahan sosial budaya dalam masyarakat membawa serta perubahanbahasa.
Sebagai alat perhubungan antara warga dan sebagai sarana penerus ilmupengetahuan
dan teknologi, bahasa Indonesia kian hari kian bertambah lincah,sesuai dengan
tuntutan kehidupan masyarakat yang modern. Mengingat pulaperanan yang
dimainkan oleh bahasa Indonesia di Asia Tenggara sebagai alatkomunikasi
antarbangsa di belahan bumi kita ini, sudah sepantasnyalah dilakukanpenelitian
bahasa dan penginventarisan yang cermat.           
Hasil penyelidikan itu akan merupakan bahan yang berharga dalam
usahakodifikasi bahasa Indonesia yang modern. Dengan kodifikasi bahasa diartikan
penyusunan suatu sistem asas dan kaidah pemakaian bahasa. Hasil kodifikasi bahasa
ini ialah bahasa baku atau bahasa standar, yakni suatu ragam bahasa yang
berkekuatan sangsi sosial, dan yang diterima oleh masyarakat bahasa sebagai acuan
atau model.
Masalah pembakuan bahasa itu mengenal telaah dalam, yang
menyangkutsistem bahasa itu sendiri, misalnya di bidang ejaan, tata bahasa, tata
nama, tataistilah, serta perkamusan. Telaah ini termasuk bidang lingustik deskriptif.
Disamping itu, pembakuan bahasa itu juga mengenal telaah luar yang
menyangkutfungsi bahasa baku dalam suatu masyarakat dan sikap masyarakat itu
terhadapbahasa yang baku. Telaah terakhir ini termasuk bidang sosiolinguistik
ataulinguistik sosial. Dari sudut tersebut di atas, karangan ini terutama
meninjaumasalah pembakuan bahasa Indonesia.

5. Karangan Persuasi
Persuasi ialah bentuk wacana yang tujuannya adalah meyakinkan, mengajak
ataumembangkitkan suatu tindakan dengan mengemukakan alasan-alasan yang
kadang-kadang agak emosional. Jika argumentasi berusaha membuktikan kebenaran
atau pernyataan melalui proses penalaran yang sehat, persuasi berusaha merebut
perhatian dan membangkitkan tindakan terhadap pembacanya.
Karena identitas yang berbeda seperti terurai di atas, maka ada implikasi
tertentu pada pembaca dalam menyikapi keduanya. Penyikapan terhadap ide yang
terdapat dalam karangan argumentasi adalah penyikapan logika, sedangkan
penyikapan terhadap ide yang terdapat dalam persuasi di samping penyikapan
logika, juga penyikapan emosional. Karangan persuasi ini biasanya dipakai dalam
dunia politik, pendidikan, advertensi, dan dunia propaganda.
Contoh karangan persuasi :
Pesona Pulau Paling Eksotis
Christmas Island tampak mungil di peta, namun pada kenyataannya adalah
pulau karang yang kokoh di Samudra India. Alam tropis Christmas Island
menghadirkan pesona eksotis yang menakjubkan dan tak dimiliki oleh pulaulainnya.
Christmas Island Resort, sebuah resort berbintang 5 dengan
kemewahaneksklusifnya, menambah suasana liburan Anda di Christmas Island lebih
menyenangkan dan bergairah. Hanya 45 menit dari Jakarta, berarti kurang dari satu
jam Anda sudah berada di Christmas Island melalui jadwal penerbangan 5 kali
seminggu bersama SempatiAir.
Aneka pertualangan rekreatif dapat Anda lakukan sendiri seperti,
melakukan kegiatan yang menantang keberanian Anda: memancing di laut lepas
(game fishig), berolahraga bukit karang sekaligus menikmati keindahan
pemandangan dilaut, menyelam ke dasar Samudra India untuk mengagumi pesona
karang dankekayaan lain miliknya (scuba diving), atau bersantai dalam kemewahan
resor eksklusif bertaraf internasional. Hanya dengan mengeluarkan biaya mulai dari
Rp. 950.000,00. Anda sudah dapat menikmati kemudahan berupareturnairfares dari
Jakarta berikut biaya akomodasi 2 malam untuk 2 orang, penawaran ini hanya
berlaku untuk waktu yang terbatas. Keterangan lengkap mengenai aneka paket
liburaan ChristmasIsland dapat Anda peroleh dari travel agent berikut ini: Buana
Travel Service,Wita Tour, Setia Tour & Travel, PT. Dwi Daya Worldwide Travel,
Smailing Tour, Akpindo (Rabbit Tour), Fajar Tour, Mulindo Tour, Vaya Tour,
Ramantha Travel, atau hubungi biro perjalanan lokal Anda.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan
gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.
Adapun ciri-ciri karangan yang baik adalah jelas, kesatuan dan organisasi, ekonomis, dan
pemakaian bahasa yang dapat diterima. Bentuk-bentuk karangan yaitu, karangan narasi,
deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.

Amran S. Tasai, E Zaenal  Arifin. 2002. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan


Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.

Finoza, Lamuddin. 2002. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.

Yus Rusyana, 1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung: Gunung Larang.

Anda mungkin juga menyukai