Anc
Anc
1. Pengertian ANC
Pelayanan kesehatan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan
kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan
pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998). Kunjungan
Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia
merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pelayanan antenatal ialah untuk
mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini
mungkin serta ditangani secara memadai (Saifuddin, dkk., 2002). Pemeriksaan kehamilan atau ANC
merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam
kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak
hanya fisik tetapi juga mental (Wiknjosastro, 2005). Pelayanan antenatal terintegrasi merupakan
integrasi pelayanan antenatal rutin dengan beberapa program lain yang sasarannya pada ibu hamil,
sesuai prioritas Departemen Kesehatan, yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
antenatal.
2. Tujuan ANC
Tujuan Antenatal Care Baru dalam setengah abad ini diadakan pengawasan wanita hamil secara teratur
dan tertentu. Dengan usaha itu ternyata angka mortalitas serta morbiditas ibu dan bayi jelas menurun.
Tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan ia sebaik-baiknya fisik dan mental, serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka
postpartum sehat dan normal, tidak hanya fisik akan tetapi juga mental. Ini berarti dalam antenatal care
harus diusahakan agar :
a. Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang kurangnya harus sama sehatnya atau lebih sehat;
b. Adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan dini dan diobati,
c. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat pula fisik dan metal (Wiknjosastro,
2005)
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan Ibu dan tumbuh kembang bayi
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi
c. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, Ibu maupun bayinya dengan
trauma seminimal mungkin
e. Mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang
secara normal (Saifuddin, dkk., 2002).
Keuntungan Antenatal Care Dapat mengetahui berbagai resiko dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil
dapat diarahkan untuk melakukan rujukan kerumah sakit. (Manuaba,1998)
b. Melakukan screening, identifikasi dengan wanita dengan kehamilan resiko tinggi dan merujuk bila
perlu.
c. Memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan menangani masalah yang terjadi.
Cara Pelayanan Antenatal Care Cara pelayanan antenatal, disesuaikan dengan standar pelayanan
antenatal menurut Depkes RI yang terdiri dari :
a. Kunjungan Pertama
6) Pemeriksaan obstetric
8) Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin, dan mineral lainnya serta obat-obatan
khusus atas indikasi.
9) Penyuluhan/konseling.
b. Jadwal Kunjungan Ibu Hamil Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam
jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode
antenatal:
Pada setiap kunjungan antenatal, perlu didapatkan informasi yang sangat penting.
1) Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil.
3) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat besi,
penggunaan praktek tradisional yang merugikan
5) Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya
b. Trimester kedua sebelum minggu ke 28 Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus
mengenai preeklampsia (tanya ibu tentang gejala – gejala preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi
edema, periksa untuk apakah ada kehamilan ganda.
c. Trimester ketiga antara minggu 28-36 Sama seperti diatas, ditambah palpasi abdominal untuk
mengetahui apakah ada kehamilan ganda.
d. Trimester ketiga setelah 36 minggu Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak
normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit (Saifuddin, dkk., 2002)
Tinjauan Tentang Kunjungan Ibu Hamil Kontak ibu hamil dan petugas yang memberikan pelayanan untuk
mendapatkan pemeriksaan kehamilan, istilah kunjungan tidak mengandung arti bahwa selalu ibu hamil
yang ke fasilitas tetapi dapat juga sebaliknya, yaitu ibu hamil yang dikunjungi oleh petugas kesehatan
(Depkes RI, 1997:57).
Faktor–faktor yang menyebabkan KEK pada ibu hamil dipengaruhi oleh faktor langsung dan faktor tidak
langsung. Faktor langsung yang meliputi penyakit infeksi dan asupan makanan, sedangkan faktor tidak
langsung meliputi persediaan pangan keluarga, pendidikan, pengetahuan ibu, pendapatan keluarga, dan
pelayanan kesehatan (Soekirman, 2000).
1. Faktor langsung
a. Penyakit infeksi
Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan akibat interaksi antara berbagai faktor, tetapi yang paling
utama adalah akibat konsumsi makanan yang kurang memadai, baik kualitas maupun kuantitas dan
adanya penyakit yang sering diderita. Antara status gizi dan infeksi terdapat interaksi yang bolak balik.
Infeksi dapat mengakibatkan gizi kurang melaui berbagai mekanisme. Infeksi yang akut mengakibatkan
kurangnya nafsu makan dan toleransi terhadap makanan. Orang yang mengalami gizi kurang mudah
terserang penyakit infeksi (Suhardjo, 2002).
Menurut Pudjiaji (2000) terdapat interaksi sinergis antara malnutrisi dan infeksi. Sebab malnutrisi
disertai infeksi, pada umumnya mempunyai konsekuensi yang lebih besar daripada malnutrisi itu sendiri.
Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Malnutrisi, walaupun masih ringan
mempunyai pengaruh negative pada daya tahan terhadap infeksi.
Dampak infeksi terhadap pertumbuhan, seperti menurunnya telah lama diketahui. Keadaan demikian ini
disebabkan oleh hilangnya nafsu makan penderita infeksi. Sehingga masukan (intake) zat gizi kurang dari
kebutuhan.
b. Asupan makanan
Asupan makanan adalah jenis dan banyaknya makanan yang dimakan seseorang yang dapat diukur
dengan jumlah bahan makanan atau energi atau zat gizi. Asupan makan seseorang dipengaruhi oleh
kebiasaan dan ketersediaan pangan dalam keluarga. Kebiasaan makan adalah kegiatan yang berkaitan
dengan makanan menurut tradisi setempat. Kegiatan itu meliputi hal-hal seperti : bagaimana pangan
dipengaruhi, apa yang dipilih, bagaimana menyiapkan dan berapa banyak yang dimakan (Suhardjo,
2002)
a. Ketersediaan Pangan
Ketersediaan pangan keluarga adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup, baik jumlah maupun mutu gizinya (Depkes,
2010).
b. Pendidikan
Pendidikan ibu memberi pengaruh terhadap prilaku kepercayaan diri dan tanggung jawab dalam
memilih makanan. Seseorang yang berpendidikan tinggi tidak akan memperhatikan tentang pantangan
atau makanan tabu terhadap konsumsi makanan yang ada. Tingkat pendidikan yang rendah
mempengaruhi penerimaan informasi, sehingga pengetahuan akan terbatas. Pada masyarakat dengan
pendidikan yang rendah akan lebih kuat memperhatankan tradisi-tradisi yang berhubungan dengan
makanan, sehingga sulit untuk menerima pembaharuan dibidang gizi.
c. Pendapatan Keluarga
Tingkat pendapatan keluarga menentukan bahan makanan yang dikonsumsi oleh keluarga tersebut.
pola pembelanjaan makanan antara kelompok miskin dan kaya tercermin dalam kebiasaan pengeluaran.
Pendapat merupakan factor yang menentukan kualitas dan kuantitas makanan.
d. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah akses atau jangkauan anak dan kelurga terhadap upaya pencegahan
penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Ketidakterjangkauan pelayanan kesehatan Pendapatan Jumlah
Asupan Makanan Penyakit Infeksi Pelayanan Kesehatan yang Tidak Memadai Status Gizi Ibu Hamil (Kek)
Krisis ekonomi, politik dan sosial Ketersediaan Pangan Keluarga Kurang Pemberdayaan Wanita dan
Keluarga, Kurang Pemanfaatan Sumber Daya Masyarakat Kurang Pengetahuan, Pendidikan, dan
Keterampilan Masyarakat (karena jauh atau tidak mampu membayar), kurangnya pendidikan dan
pengetahuan merupakan kendala masyarakat dan keluarga memanfaatkan secara baik pelayanan
kesehatan yang tersedia. Hal ini dapat berdampak juga pada status gizi kesehatan ibu dan anak
(Soekirman, 2000).
Penyakit Infeksi
Pendapat
Pelayanan Kesehatan yang Tidak Memadai Kurang Pengetahuan, Pendidikan, dan Keterampilan
Masyarakat Kurang Pemberdayaan Wanita dan Keluarga, Kurang Pemanfaatan Sumber Daya
BAB III
I. PENGKAJIAN
A. IDENTTAS PASIEN IDENTITAS SUAMI
1. Keluhan utama pada waktu masuk: Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama, dengan keluhan
sejak 2 hari yang lalu mual muntah, sering pusing, badan lemas, nafsu makan kurang dan cepat lelah
saat beraktifitas.
2. Riwayat Menstruasi
f. Sifat Darah : Ibu mengatakan sifat darahnya encer berwarna merah segar
g. Dismenorhe : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri perut pada saat datang haid
a. HPHT
15 Agustus 2015
c. Gerakan Janin
h. Imunisasi TT
Ibu mengatakan pernah imunisasi TT satu kali pada saat sebelum menikah
i. Kekhawatiran khusus
4. Riwayat penyakit
1) Jantung
Ibu mengataka tidak berdebar debar pada dada kiri dan tidak mudah lelah saat beraktifitas.
2) Ginjal
Ibu mengatakan tidak pernah merasa sakit perut bagian bawah dan tidak merasa sakit saat
berkemih.
3) Asma
4) TBC
Ibu mengatakan tidak pernah batuk yang berkepanjangan lebih dari 2 minggu.
5) Hepatitis
Ibu mengatakan kuku, mata, kulit tidak terlihat kuning dan urine berwarna kuning.
6) DM
Ibu mengatakan tidak mudah lapar, haus dan tidak sering BAK dimalam hari.
7) Hipertensi
8) Epilepsi
Ibu mengatakan tidak pernah merasakan kejang sampai keluar busa dari mulut.
9) Lain lain
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit lain seperti HIV/AIDS atau PMS
Ibu mengatakan keluarganya ataupun keluarga suaminya tidak ada riwayat penyakit menurun
(hipertensi, DM, hepatitis) dan menular (hepatitis, TBC)
Ibu mengatakan keluarganya ataupun keluarga suaminya tidak ada riwayat keturunan kembar.
e. Riwayat operasi
5. Riwayat perkawinan
a. Nutrisi
1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari porsi sedang nasi, lauk tahu, tempe dan sayur.
Minum air putih 6-7 gelas sehari
2) Selama hamil : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari porsi kecil dikarenakan adanya rasa mual dan
muntah, menu nasi ½ piring, lauk tahu tempe, dan sayur. Minum 7-8 gelas sehari
b. Pola eliminasi
1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari. BAK 3- 4 kali sehari konsistensi feses
lembek,warna urine kuning jernih.
2) Selama hamil : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari. BAK 5- 6 kali sehari konsistensi feses lembek,warna
urine kuning jernih.
c. Aktifitas
d. Istirahat/Tidur
1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam. Tidur malam ±8-9 jam
2) Selama hamil : Ibu mengatakan kadang tidur siang ±1 jam. Tidur malam ±7-8 jam.
e. Pola seksualitas
1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan 2 kali dalam seminggu dan tidak ada keluhan.
2) Selama hamil : Ibu mengatakan 1 kali dalam seminggu dan tidak ada keluhan.
f. Personal Hygiene
1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, ganti pakaian dalam 2
kali sehari.
2) Selama hamil : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, ganti pakaian dalam 2 kali
sehari.
g. Psikososial budaya
1) Perasaan tentang kehamilan ini : Ibu mengatakan senang dan cemas dengan keadaan yang dialami.
3) Jenis kelamin yang diharapkan : Ibu mengatakan laki-laki dan perempuan sama saja.
5) Keluarga yang tinggal serumah : Ibu mengatakan tinggal sendiri dengan suami.
7) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan : Ibu mengatakan mitoni pada kehamilan.
h. Penggunaan obat-obatan/rokok
Ibu mengatakan ibu dan suami tidak menggunakan obat-obatan dan tidak merokok.
1. Status Generalis
a. KU : Lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
TD : 100/70 mmHg
R : 24x/menit
N : 80x/menit
S : 36,50C
d. TB : 154 cm
e. BB Sebelum hamil : 41 kg
f. BB Sekarang : 43 kg
g. LILA : 22 cm
2. Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala
3) Mata
Conjungtiva : Pucat
Sklera : Putih
6) Mulut/ gigi / gusi : Bibir kering, tidak ada stomatitis, tidak ada karies
gigi.
b. Leher
1) Mammae
a) Membesar : Membesar
d) Areola : Hiperpigmentasi
2) Axilla
a) Benjolan : Tidak ada benjolan
d. Ektremitas
2) Bawah
a. Abdomen
1) Inspeksi
2) Palpasi
c) Leopold II
3) Auskultasi
a. DJJ
Teratur/tidak : Teratur.
b. Pemeriksaan panggul
2) Distansia spinarum : 23 cm
3) Distansia cristarum : 26 cm
4) Konjugata eksterna : 18 cm
5) Lingkar panggul : 80 cm
c. Anogenital
1) Vulva Vagina
2) Perineum
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 10 gr%
Tidak dilakukan
A. Diagnosa Keperawatan
Ny. D umur 22 tahun, G1P0A0 hamil 25+6 minggu, janin tunggal, hidup, intra uteri, letak
memanjang, punggung kanan, presentasi kepala, bagian terbawah janin belum masuk panggul dengan
Kekurangan Energi Kronis.
Data Dasar
DS :
2. Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama, dan belum pernah keguguran
4. Ibu mengatakan mengalami keluhan mual muntah, sering pusing sejak 2 hari
yang lalu, badan lemas, nafsu makan kurang dan cepat lelah saat beraktifitas.
DO :
1. KU : Lemah
2. Kesadaran : Composmetis
3. TTV
N : 80x/menit S : 36,50C
4. TB : 154 cm
5. BB Sebelum hamil : 41 kg
6. BB Sekarang : 43 kg
7. LILA : 22 cm
8. Hb : 10 gr%
9. Inpeksi
10. Palpasi
c. Leopold II
B. MASALAH
C. KEBUTUHAN
2. Pada bayi : abortus, bayi lahir mati, cacat bawaan, lahir dengan berat badan lahir rendah.
1. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian makan tambahan dan terapi supaya kebutuhan gizi ibu
dan janin tercukupi.
V. PERENCANAAN
2. Beri pendidikan kesehatan tentang ibu hamil dengan kekurangan energy kronis.
4. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup, yaitu : malam 8 jam dan siang 1-2 jam.
6. Beri tablet Fe 500 mg 1 x 1, vit C 250 mg 1 x 1, Kalk 250 mg 1 x 1 tablet dan beritahu cara minumnya.
VI. PELAKSANAAN
2. Memberi pendidikan kesehatan tentang ibu hamil dengan kekurangan energi kronis, yaitu keadaan
dimana seorang wanita yang kekurangan energi kronis yang sudah berlangsung lama ata menahun.
Untuk dapat mengetahui KEK dpat dilakukan pengukuran LILA, dan bila LILA kurang dari 23,5 berarti
wanita itu mengalami KEK.
3. Memberi pendidikan tentang gizi ibu hamil dimana wanita memerlukan berbagai unsur gizi yang jauh
lebih banyak daripada yangdiperlukan dalam kedaan yang tidak hamil. Pemenuhan gizi pada ibu hamil
dengan prinsip menu seimbang yaitu meliputi karbohidrat (gandum, beras, kentang, singkong), Protein
(daging sapi, ayam, telur, susu, tempe), serat (sayur dan buah-buahan), vitamin (vitamin A, B, C, dan D,
mineral kalsium, Fosfor, Fe), Cairan ( 2,5 – 3 Liter sehari).
4. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup, yaitu : malam 8 jam dan siang 1-2 jam dan mengurangi kerja yang
berat seperti mencuci atau ngepel.
6. Memberi tablet Fe 500 mg 1 x 1, vit C 250 mg 1 x 1, Kalk 250 mg 1 x 1 sebanyak 10 tablet. Cara
minumnya tablet Fe diminum bersamaan dengan Vit C agar mempercepat penyerapan dan diminum
terpisah dengan Kalk dan juga hindari diminum bersamaan dengan kopi, teh atau susu.
VII. EVALUASI
2. Ibu telah mengerti dan paham tentang pendidikan kesehatan ibu hamil dengan kekurangan energi
kronis.
3. Ibu telah mengerti dan paham tentang pendidikan kesehatan gizi ibu hamil.
4. Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup dan tidak bekerja terlalu berat.
lagi.
CATATAN PERKEMBANGAN I
S:
5. Ibu mengatakan sudah makan sesuai menu gizi seimbang 4 x sehari dengan porsi sedang menu nasi ½
piring, lauk tahu, tempe dan ikan, minum ±7 gelas air putih dan 1 gelas susu.
O:
KU : Sedang
TTV
N : 80 x/menit S : 360C
LILA : 22,5 cm
BB : 44 kg
Hb : 11 gr%
Inspeksi
Palpasi
3. Leopold II
melenting (kepala).
A:
Ny. D umur 22 tahun, G1P0A0 hamil 26+6 minggu, janin tunggal, hidup, intra uteri, letak
memanjang, punggung kanan, presentasi kepala, bagian terbawah janin belum masuk panggul dengan
Kekurangan Energi Kronis.
P:
2. LILA : 22,5 cm dan memberitahu ibu bahwa ibu masih menderita KEK LILA ibu
masih kurang dari 23,5 cm.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil dengan nutrisi gizi seimbang.
5. Memberi obat Fe 500 mg 1 x 1, Kalk 250 mg 1 x 1, Vit C 250 mg 1 x 1 10 tablet (masih sisa 3 tablet)
dan menganjurkan ibu untuk meminumnya teratur.
6. Memberi nutrisi susu hamil pada ibu dan ibu bersedia untuk meminum susu teratur.
Evaluasi
1. Ibu dan keluarga telah diberitahu kondisi dan keadaan ibu saat ini
KU : Sedang
TTV
N : 80x/menit
S : 360C
LILA : 22,5 cm
2. Ibu bersedia untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil dengan nutrisi gizi seimbang.
4. Ibu bersedia umtuk minum obat secara teratur Fe 500 mg 1 x 1, Kalk 250 mg 1 x 1, Vit C 250 mg 1 x 1
10 tablet dan menganjurkan ibu untuk meminumnya teratur.
5. Ibu bersedia untuk memenuhi nutrisinya dengan minum susu hamil dan ibu bersedia untuk meminum
susu teratur.
6. Ibu telah mengetahui bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 1 minggu lagi.
CATATAN PERKEMBANGAN II
S:
2. Ibu mengatakan selalu minum obat yang diberikan bidan dengan teratur.
5. Ibu mengatakan nafsu makanya sudah bertanbah makan 3 kali sehari dengan porsi sedang
O:
KU : Sedang
TTV
N : 90 x/menit S : 36,50C
LILA : 23 cm
BB : 45 kg
Inspeksi
Palpasi
3. Leopold II
A:
Ny.D umur 22 tahun, G1P0A0 hamil 27+6 minggu, janin tunggal, hidup, intra uteri, letak
memanjang, punggung kanan, presentasi kepala, bagian terbawah janin
P:
2. LILA : 23 cm dan memberitahu ibu bahwa ibu masih menderita KEK LILA ibu masih kurang dari 23,5
cm.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil dengan nutrisi gizi seimbang.
4. Menganjurkan ibu untuk selalu memakan makanan tambahan seperti roti, bubur kacang ijo, dan susu
5. Mengajarkan ibu cara mengolah masakan yang benar, yaitu memilih sayuran yang masih segar,
kemudian mencuci dengan bersih dan memasaknya jangan terlalu lama karena vitaminya larut dalam
air. Dan memasak daging harus benar-benar matang.
6. Memberi obat Fe 500 mg 1 x 1, Kalk 250 mg 1 x 1, Vit C 250 mg 1 x 1 10 tablet (masih sisa 6) dan
menganjurkan ibu untuk meminumnya teratur.
7. Memberi nutrisi susu hamil pada ibu dan ibu bersedia untuk meminum susu teratur.
Evaluasi
1. Ibu dan keluarga telah diberitahu kondisi dan keadaan ibu saat ini
KU : Sedang
TTV
N : 90x/menit S:36,50C
LILA : 23 cm
2. Ibu bersedia untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil dengan nutrisi gizi seimbang.
4. Ibu telah mengetahui cara mengolah masakan yang benar dan mau melakukan sendiri.
5. Ibu bersedia umtuk minum obat secara teratur Fe 500 mg 1 x 1, Kalk 250 mg 1 x 1, Vit C 250 mg 1 x 1
10 tablet dan menganjurkan ibu untuk meminumnya teratur.
6. Ibu bersedia untuk memenuhi nutrisinya dengan minum susu hamil dan ibu bersedia untuk meminum
susu teratur.
7. Ibu telah mengetahui bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 1 minggu lagi.
S:
O:
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV
N : 80 x/menit S : 36,50C
LILA : 23,5 cm
BB : 46 kg
Inspeksi
2. Muka : Bersih
3. Mata : Conjungtiva merah muda.
Palpasi
3. Leopold II
(punggung).
Melenting (kepala).
A:
Ny.D umur 22 tahun, G1P0A0 hamil 28+6 minggu, janin tunggal, hidup, intra uteri, letak
memanjang, punggung kanan, presentasi kepala, bagian terbawah janin belum masuk panggul, normal.
P:
1. Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu sudah baik dan sudah tidak mengalami kekurangan energi
kronis.
2. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisinya agar berat bayi dan ibu terus
bertambah.
3. Memberikan tambahan obat pada ibu Fe 500 mg 1 x 1, Kalk 250 mg 1 x 1, Vit C 250 mg 1 x 1 10 tablet
(masih sisa 9), dan memberitahu ibu untuk menghabiskan obatnya.
Evaluasi
Tanggal: 26 Oktober 2016 Pukul:15.15 WIB