Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah
tentang “KOMUNITAS TUMBUHAN DAN SIFAT-SIFATNYA”. Solawat berserta
salam kita sanjung tinggikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa
kita dari alam kebodohan ke alam berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan
sekarang ini.
Saya juga menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak kekurangan baik
dari segi isi, maupun dari segi penulisan, untuk itu saya mengharapkan kritikan dan saran
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas makalah ini.Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembacanya . AMIINN

Medan, Desember 2013

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu
dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan
individu dan populasi.
Berdasarkan pandangan individualistik, komunitas tumbuhan terdiri dari kelompok
tumbuhan yang masing-masing mempertahankan individualitasnya. Namun adanya
individualitas tumbuhan bukan berarti menghambat adanya hubungan tertentu diantara
tumbuhan dalam komunitas. Hubungan ini menurut Walter digolongkan dalam tiga
kelas yaitu :
1. Pesaing Langsung (Direct Competitors), terjadi persaingan terhadap sumber daya
lingkungan yang sama karena menempati strata atas maupun bawah dalam suatu lahan
yang sama.
2. Spesies Dependen (Dependent Species), spesies yang hanya dapat hidup pada niche
tertentu hanya dengan hadirnya tumbuhan lain. Sebagai contoh tumbuhan lumut yang
hanya dapat tumbuh pada kondisi mikroklimat tertentu yang dihasilkan oleh tegakan
pohon.
3. Spesies Komplementer (Compementary Species), spesies yang tidak saling bersaing
dengan spesies lain karena persyaratan hidup cukup berhasil/ puas dengan menempati
strata yang berbeda atau dengan ritme musiman yang berbeda.

1.2.Tujuan
1. Mengetahui pengertian komunitas tumbuhan
2. Mengetahui Sifat-sifat dari komunitas tumbuhan
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keanekaragaman spesies
4. Mengetahui Defenisi komunitas tumbuhan menurut ahli ekologi
5. Mengetahui Struktur Komunitas

BAB II
ISI

2.1. Pengertian Komunitas Tumbuhan


Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu
dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Makhluk
hidup ataupun organisme di alam ini tidak bisa hidup secara terpisah atua sendiri-
sendiri, individu-individu ini akan berhimpun kedalam suatu kelompok membentuk
populasi yang kemudian populasi-populasi ini akan membentuk suatu asosiasi yang
dinamakan dengan komunitas. Jadi komunitas tumbuhan adalah kumpulan dari berbagai
populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan
mempengaruhi satu sama lain.
Komunitas dalam arti ekologi mengacu kepada kumpulan populasi yang terdiri
dari spesies yang berlainan, yang menempati suatu daerah tertentu. sedangkan
pengertian komunitas secara umum sendiri adalah kumpulan populasi makhluk hidup
yang saling berinteraksi dan tinggal di suatu habitat. Setiap komunitas tidak harus
menempati daerah yang luas, artinya komunitas dapat mempunyai ukuran berapa pun.
Misalnya dalam suatu aquarium yang terdiri dari ikan, siput, hydrilla sebagai komponen
biotik, serta air, bebatuan sebagai komponen abiotik dapat disebut sebagai suatu
komunitas. Komunitas tumbuhan di daerah trofik biasanya bersifat rumit dan tidak
mudah diberi nama menurut satu atau dua spesies yang paling berkuasa sebagaimana
yang umum di daerah yang beriklim sedang.
Dalam tingkatan komunitas ciri, sifat dan kemampuannya lebih tinggi dari populasi
misalnya dalam hal interaksi. Dalam komunitas bisa terjadi interaksi antar populasi, tidak
hanya antar individu atau spesies seperti pada populasi. Hubungan antar populasi ini
menggambarkan berbagai keadaan yaitu bisa saling menguntungkan sehingga terwujud
suatu hubungan timbal balik yang positif bagi kedua belah pihak (mutualisme).
Sebaliknya bisa juga terjadi hubungan salah satu pihak dirugikan (parasitisme).
Apabila suatu komunitas sudah terbentuk, maka populasi-populasi yang ada
haruslah hidup berdampingan atau bertetangga satu sama lainnya. Dalam biosistem
komunitas ini berasosiasi dengan komponen abiotik membentuk suatu ekosistem.

2.2 Definisi tentang komunitas oleh beberapa ahli ekologi


1. Danseraeu
Danseraeu mendefinisikan komunitas adalah organisasi organisme secara spatial
dan temporal dengan perbedaan derajat integrasi, dan yang jelas komunitas mempunyai
level organisasi yang lebih kompleks dari organisme sendiri.
2. Walter
Walter menyampaikan bahwa komunitas tumbuhan sebagai suatu kombinasi
spesies yang tetap yang terdapat secara alami, dan dalam keseimbangan ekologi baik
diantara tumbuhan sendiri maupun dengan lingkungannya.
3. Oosting
Oosting membuat definisi kerja tentang komunitas tumbuhan yaitu: komunitas
adalah kumpulan (aggregration) berbagai organisme hidup yang mempunyai hubungan
timbal balik (mutual relationship) baik diantara mereka sendiri maupun dengan
lingkungannya
4. Mc Nauchton & Wolf
Mc Nauchton & Wolf mendeskripsikan populasi yang terjadi bersamaan dalam
ruang dan waktu, secara fungsional berhubungan satu sama lain membentuk unit ekologi
yaitu komunitas.
5. Kendeigh
Kendeigh (1980), menuliskan bahwa ekologi tumbuhan berhubungan dengan
kajian komunitas tumbuhan atau asosiasi tumbuhan. Satuan dasar di dalam sosiologi
tumbuhan adalah asosiasi, yaitu komunitas tumbuhan dengan komposisi floristik
tertentu. Bagi ahli sosiologi tumbuhan, suatu asosiasi adalah seperti suatu spesies.
6. Odum
Odum (1993) mendeskripsikan tentang komunitas biotik sebagai kumpulan
populasi apa saja yang hidup dalam daerah atau habitat fisik yang telah ditentukan, hal
tersebut merupakan satuan yang diorganisir sedemikian bahwa dia mempunyai sifat-
sifat tambahan terhadap komponen individu dan fungsi-fungsi sebagai suatu unit melalui
transformasi-transformasi metabolik yang bergandengan.

Ada tiga gagasan utama yang terlibat dalam definisi komuniats (Ngurah Rai, 1999):
a. Sifat minimum komunitas adalah hadirnya bersama beberapa spesies dalam suatu
daerah.
b. Bahwa komunitas menurut beberapa ilmuwan adalah kumpulan kelompok spesies yang
sama terjadi berulang dalam ruang dan waktu. Ini berarti bahwa ada “tipe komunitas”
yang memiliki komposisi relatif tetap.
c. Ada sementara ilmuwan yang mengatakan bahwa komunitas memiliki kecenderungan
menuju ke arah stabilitas dinamik, dan bahwa keseimbangan ini cenderung dipulihkan
jika terganggu, jadi komunitas menunjukkan homeostasis.
Nama komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat
komunitas tersebut. Cara yang paling sederhana, memberi nama itu dengan
menggunakan kata-kata yang dapat menunjukkan bagaimana wujud komunitas seperti
padang rumput, padang pasir, hutan jati.

Kelompok tumbuhan secara bersama atau komunitas tumbuhan sering juga


disebut sebagai masyarakat tumbuhan atau vegetasi. Vegetasi atau komunitas tidak
setara dengan flora suatu daerah. Flora dalam bentuk sederhana mengacu kepada daftar
spesies atau taksa tumbuhan yang hidup didaerah tersebut. Flora biasanya tidak
memberi informasi mengenai kelimpahan, nilai penting dan keunikan yang terdapat pada
suatu komunitas.
Vegetasi pada dasarnya terbentuk sebagai akibat dari adanya dua fenomena penting,
yaitu :
1. Adanya perbedaan dalam toleransi terhadap lingkungan
2. Adanya heterogenitas dari lingkungan
Berdasarkan kedua fenomena itu, vegetasi sering juga didefenisikan sebagai
lapisan hijau penutup bumi, untuk membedakannya dengan tanah yang biasa disebut
lapisan merah.
Vegetasi di alam ini terbentuk sebagai hasil interaksi secara total dari berbagai factor
lingkungan. Dengan demikian secara matematis vegetasi bisa dinyatakan sebagai fungsi
dari tanah, iklim, hewan dan flora.

Pemberian nama komunitas dapat berdasarkan


:
1. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator lainnya seperti
hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan Dipterocarphaceae, dapat juga berdasarkan
sifat tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil.
2. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur, komunitas
pantai pasir, komunitas lautan,dll.
3. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme komunitas.
Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di daerah tropik dengan
curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut hutan hujan tropik.

Dalam analisa komunitas, dikenal istilah keanekaragaman spesies. Dalam menentukan


indeks keragaman tersebut, ada beberapa metode analisa yang dapat digunakan, antara lain
Indeks Margalelef, Indeks Simpson, Indeks Menhenick, Indeks Brillouin, dan Indeks Shanon.
Sedangkan indeks similiaritas biasanya dianalisa dengan indeks equitabilitas (e) dengan nilai
kisaran antara 0-1.
Ada tujuh faktor yang mempengaruhi keanekaragaman spesies, yaitu :
1. Heterogenitas habitat
2. kompetisis
3. ekologi lingkungan
4. predasi
5. stabilitas lingkungan
6. habitat yang produktif
7. Waktu
2.3. Sifat-Sifat Komunitas atau Vegetasi
Secara mendasar kajian vegetasi akan berusaha mengungkapkan berbagai hal mengenai
sifat-sifat komunitas atau vegetasi, yaitu :
1. Komposisi floristika suatu masyarakat tumbuhan
2. Karakteristik tumbuhan
3. Karakteristik fungsi
4. Hubunngan tumbuhan dengan faktor lingkungan
5. Status dalam perkembangannya (suksesi)
6. Penyebaran, baik jenis maupun asosiasinya
7. Klasifikasi

Vegetasi sebagai objek kajian ternyata telah melahirkan berbagai pola pendekatan, yang
akhirnya menghasilkan suatu kajian tersendiri dalam ekologi dengan berbagai penekanan yang
berbeda antara satu dengan yang lain. Demikian juga penamaan kajian vegetasi ad yang
mempergunakan istilah ilmu vegetasi dan adapula yang mempergunakan istilah ekologi
vegetasi.
Barbour et al, 1987 menyebutkan ada delapan sifat/atribut komunitas tumbuhan seperti tampak
pada tabel di bawah ini.

1. Fisiognom 5. Daur nutrient


- Arsitek. - Kebutuhan nutrien.
- Life form. - Kapasitas penyimpanan.
- Cover, leaf area index (LAI).
- Laju kembalinya nutrien ke tanah.
- Fenologi.
- Efisiensi penahanan nutrien pada
daur nutrien.
2. Komposisi spesies 6. Perubahan atau perkembangan
- Spesies karakteristik. - Menurut waktu.
- Spesies umum dan kebetulan. - Suksesi.
- Arti penting relatif (cover, densitas dll).
- Stabilitas.
- Tanggapan terhadap perubahan
klimatik
- Evolusi.
3. Pola spesies 7. Produktivitas
- Spatial/ ruang. - Biomassa.
- Luas niche dan tumpang tindih. - Produktivitas bersih tahunan.
- Efesiensi produktivitas bersih.
- Alokasi produksi bersih.
4. Iversitas spesies 8. Kreasi dan pengendalian
- Kekayaan. lingkungan mikro
- Kerataan.
- Diversitas (dalam stand dan
diantara stand).

Fisiognomi, Komposisi Spesies, dan Pola Ruang/Spatial


1. Fisiognomi
Fisiognomi adalah kenampakan eksternal vegetasi, struktur vertikal(arsitektur atau
struktur biomas), dan bentuk pertumbuhan (growth form) taksa dominan. Fisiognomi
merupakan sifat yang muncul pada komunitas.
Struktur vertikal mengacu pada tinggi dan penutupan kanopi tiap lapisan dalam komunitas.
Penutupan kanopi dinyatakan sebagai persentase tanah yang ditutupi oleh kanopi bila kanopi
diproyeksikan kebawah. Penutupan dapat juga dinyatakan sebagai leaf area index (LAI).
2. Komposisi spesies
Komposisi spesies suatu komunitas juga sangat penting, karena komunitas ditentukan
atas dasar floristik. Kelimpahan(abundance), arti penting (importance), atau dominasi tiap
spesies dapat dinyatakan secara numerical, sehingga komunitas dapat dibandingkan atas dasar
kesamaan dan perbedaan spesies.
3. Susunan ruang
Susunan ruang spesies adalah sifat lain komunitas. Individu dalam suatu spesies dapat
tertagih(distribute) secara acak atau mengelompok/clumped (interaksi positif atau netral ), atau
terlalu memancar/overdispered(interaksi negatif).

Kekayaan spesies, kemerataan/evenness, dan keanekaragaman/ Diversitas


a. Kekayaan spesies
Kekayaan spesies adalah jumlah spesies dalam area pada suatu komunitas, tiap spesies
nampaknya tidak mempunyai jumlah individu sama.
b. Kemerataan/evenness
Agihan individu antar spesies disebut kemerataan atau ekuibilitas spesies. Kemerataan
menjadi maksimum jika semua spesies mempunyai jumlah individu yang sama.
c. Diversitas spesies
Diversitas spesies adalah gabungan kekayaan dan kemerataan. Diversitas spesies adalah
kekayaan spesies yang di bobotkan leh kemerataan spesies, dan terdapat rumus untuk
menyatakan bilangan indeks tunggal. Secara biologis, diversitas adalah heterogenitas populasi
suatu omunitas.
2.4 StrukturKomunitas
Analisis komunitas tumbuhan merupakan suatu cara mempelajari susunan atau
komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi. Dalam ekologi hutan, satuan vegetasi yang
dipelajari atau diselidiki berupa komunitas tumbuhan yang merupakan asosiasi konkret dari
semua spesies tetumbuhan yang menempati suatu habitat. Hasil analisis komunitas tumbuhan
diajikan secara deskripsi mengenai komposisi spesies dan struktur komunitasnya. Struktur
suatu komunitas tidak hanya dipengaruhi oleh hubungan antarspesies, tetapi juga oleh jumlah
individu dari setiap spesies organisme.
Hal yang demikian itu menyebabkan kelimpahan relatif suatu spesies dapat
mempengaruhi fungsi suatu komunitas, bahkan dapat memberikan pengaruh pada
keseimbangan sistem dan akhirnya berpengaruh pada stabilitas komunitas itu sendiri.
Untuk kepentingan analisis komunitas tumbuhan diperlukan parameter kualitatif.
Adapun beberapa parameter kualitatif komunitas tumbuhan antara lain fisiognomi, fenologi,
periodisitas, stratifikasi, kelimpahan, penyebaran, daya hidup, dan bentuk pertumbuhan.
Sedangkan parameter kuantitatif dalam analisis komunitas tumbuhan adalah densitas,
frekuensi, luas penutupan,indeks nilai penting (INP),
perbandingan nilai penting (summed dominance ratio), indeks dominansi, indeks
keanekaragaman, indeks kesamaan, dan homogenitas suatu komunitas.

Struktur komunitas tumbuhan memiliki sifat kualitatif dan kuantitatif.


1. Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas. Vitalitas menggambarkan
kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.
2. Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif. Frekuensi kehadiran merupakan
nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies di dalam suatu habitat. Densitas
(kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa per unit contoh, atau persatuan
luas/volume, atau persatuan penangkapan.
3. Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah yang
berlangsung lambat secara teratur pasti terarah dan dapat diramalkan. Suksesi-suksesi terjadi
sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya dan memerlukan waktu.
Proses ini berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimas. Dalam
tingkat ini komunitas sudah mengalami homoestosis. Menurut konsep mutahir suksesi
merupakan pergantian jenis-jenis pioner oleh jenis-jenis yang lebih mantap yang sangat sesuai
dengan lingkungannya. (Syamsurizal,2000)

Komunitas tumbuhan hutan memiliki dinamika atau perubahan, baik yang disebabkan
oleh adanya aktivitas alam maupun manusia. Aktivitas manusia yang berkaitan dengan upaya
memanfaatkan hutan sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya perubahan kondisi
komunitas tumbuhan yang ada di dalamnya. Aktivitas tumbuhan di dalam hutan dapat bersifat
merusak juga bersifat memperbaiki komunitas tumbuhan hutan. Aktivitas manusia dalam hutan
yang bersifat merusak komunitas tumbuhan misalnya penebangan pohon, pencurian hasil
hutan, peladangan liar, penggembalaan liar, pembakaran hutan, dan perambakan dalam
kawasan hutan. Adapun aktivitas manusia yang bersifat memperbaiki kondisi komunitas
tumbuhan hutan adalah kegiatan reiboisasi dalam rangka merehabilitasi areal kosong bekas
penebangan, areal kosong bekas kebakaran, maupun reiboisasi dalam rangka pembangunan
hutan tanaman industri.

Keanekaragaman/ Diversitas Jenis


Soetjipta, 1993 (dalam Ngurah Rai, 1999), menyebutkan ada lima ciri komunitas yang
telah diukur dan dikaji adalah:
1. Keragaman spesies, dapat dipermasalahkan spesies hewan dan tumbuhan yang manakah yang
hidup dalam suatu komunitas tertentu. Deskripsi spesies semacam ini merupakan ukuran
sederhana bagi kekayaan spesies atau keragaman spesies/ diversitas spesies.
2. Bentuk dan struktur pertumbuhan. Tipe komunitas dapat diberikan dengan kategori utama
bentuk pertumbuhan: pohon, perdu atau lumut selanjutnya ciri ini dapat di rinci ke dalam
kategori bentuk pertumbuhan lebih kecil misalnya pohon yang berdaun lebar dan pohon
berdaun jarum. Bentuk pertumbuhan ini dapat menentukan stratifikasi.
3. Dominansi. Dapat diamati bahwa tidak semua spesies dalam komunitas sama penting
menentukan sifat komunitas. Dari beratus spesies yang mungkin ada di dalam suatu komunitas,
secara nisbi hanya beberapa saja yang berpengaruh mampu mengendalikan komunitas tersebut.
Spesies dominan adalah spesies yang secara ekologik sangat berhasil dan yang mampu
menentukan kondisi yang diperlukan untuk pertumbuhannya.
4. Kelimpahan nisbi. Proporsi spesies yang berbeda dalam spesies dapat ditentukan.
5. Struktur tropik. Hubungan makanan spesies dalam komunitas akan menentukan arus energi
dan bahan dari tumbuhan ke herbivora ke karnivora.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan
daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas dalam
arti ekologi mengacu kepada kumpulan populasi yang terdiri dari spesies yang berlainan, yang
menempati suatu daerah tertentu. sedangkan pengertian komunitas secara umum sendiri adalah
kumpulan populasi makhluk hidup yang saling berinteraksi dan tinggal di suatu habitat.
Pemberian nama komunitas dapat berdasarkan : Bentuk atau struktur utama, Berdasarkan
habitat fisik dari komunitas, Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda
fungsional.
Secara mendasar kajian vegetasi akan berusaha mengungkapkan berbagai hal mengenai
sifat-sifat komunitas atau vegetasi, yaitu :
1. Komposisi floristika suatu masyarakat tumbuhan
2. Karakteristik tumbuhan
3. Karakteristik fungsi
4. Hubunngan tumbuhan dengan faktor lingkungan
5. Status dalam perkembangannya (suksesi)
6. Penyebaran, baik jenis maupun asosiasinya
7. Klasifikasi

3.2.Saran
Saya sebagai penulis saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembacanya. Saya juga menyadari masih banyak kekurangan di dalam makalah yang saya
buat. Untuk itu saya mohon maaf apabila terjadi kesalahan maupun kekurangan di dalam
makalah ini. Sebagai bahan perbaikan, saya meminta kritik maupun saran kepada para pembaca
agar menjadi pertimbangan dalam penulisan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga
Eugene. P. Odum. 1996. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Heddy, S, S.B Soemitro, dan S. Soekartomo. 1986. Pengantar Ekologi. Jakarta : Rajawali
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta : Bumi Aksara
Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung : ITB
http://blogspot.com/2013/02/komunitas-tumbuhan-dan-sifat-sifatnya.html

Anda mungkin juga menyukai