Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PEMBAHASAN TEORI

A. PENGERTIAN PNEUMONIA
Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat konsolidasi
yang dsebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat. Pertukaran Gas tidak
dapat berlangsung pada daerah yang darah disekitar alveoli,menjadi terhambat
dan tidak berfungsi maksimal. Hipoksemia dapat terjadi,tergantung pada
banyaknya jaringan paru paru yang sakit (Irman Sumantri, 2009).
Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran nafas bawah akut pada
perenkim paru. Pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri,
virus, jamur, dan parasit. Peradangan pada paru yang disebabkan oleh
mycrobacterium tubercolosis tidak dikategorikan kedalam pneumonia (Dahlan,
2014). Pneumonia komunitas merupakan jenis pneumonia bakterial yang didapat
dari masyarakat (Kozier, 2010).
Menurut Bruner dan Sudarth(2003) Pneumonia adalah proses inflamasi dari
parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh preparat infeksius. Menurut
Murwani A(2011) Pneumonia adalah keadaan akut pada paru yang disebabkan
oleh karena infeksi atau iritasi bahan kimia sehingga alveolli terisi oleh eksudat
peradangan.
B. ETIOLOGI PNEUMONIA
Menurut Mayer (2012) etiologi pneumonia antara lain
Bakteri,merupakan mikroorganisme bersel tunggal sederhana dan memiliki
dinding sel yang melindunginya terhadap banyak mekanisme tubuh manusia
contohnya Diplococus pnumoniae,pnumococcus, streptococcus pyogenes,
staphylococus aureus, Haemophilus influenza. Virus, merupakan organisme
subseluler yang tersusun hanya dari nukleus RNA atau nukleus DNA yang
terbungkus oleh protein. Virus merupakan organisme terkecil bahkan begitu
kecilnya hanya mampu dilihat menggunakan mikroskop electron contohnya
Influenza, Adenovirus, sitomegalovirus
C. TANDA GEJALA
Demam (dengan atau tanpa menggigil), batuk-batuk (dengan atau tanpa
produksi sputum) dan dispnea. Batuk non produktif menunjukkan pneumonia
viral atau mikroplasma, sputum yang benoda darah atau berwarna seperti warna
karat menunjukkan pneumonia bakterialis. Nyeri dada pleuristik disebabkan
oleh inflamasi yang terjadi di dekat pleura (Tao. L dan Kendall. K, 2013)
D. PATOFISIOLOGI
Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel inefektif.
Ada beberapa mekanisme yang pada keadaan normal melindungi paru-paru dari
infeksi.partikel infeksius di filtrasi dihidung, atau terperangkap dan dibersihkan
oleh mukus dan epitel bersilia di saluran nafas. Bila partikel tersebut dapat
mencapai paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag
alfeoler dan juga mekanisme imun sitemik, dan humoral.bayi pada bulan-bulan
pertama kehidupan juga memiliki antibodi maternal yang didapat secara pasif
yang melindunginya dari pneumokokus dan organisme-organisme infeksius
lainnya. Pada anak perubahan mekanisme protetif ini dapat menyebabkan anak
mudah mengalami pneumonia misalnya pada kelainan anatomis kongenital,
kelainan neurologis. Pada anak dengan kelainan faktor predisposisi tersebut
partikel infeksius dapat mencapai paru-paru melalui perubahan pada pertahanan
anatomis dan fisiologis yang normal. Ini paling sering terjadi akibat virus pada
saluran nafas bagian atas. Virus tersebut dapat menyebar kesaluran nafas bagian
bawah dan menyebabkan Pneumonia Virus.
E. KOMPLIKASI
Pneumonia umumnya bisa diterapi dengan baik tanpa menimbulkan
komplikasi. Akan tetapi, beberapa pasien, khususnya kelompok pasien risiko
tinggi, mungkin mengalami beberapa komplikasi seperti bakteremia (sepsis),
abses paru, efusi pleura, dan kesulitan bernapas.15 Bakteremia dapat terjadi
pada pasien jika bakteri yang menginfeksi paru masuk ke dalam aliran darah dan
menyebarkan infeksi ke organ lain, yang berpotensi menyebabkan kegagalan
organ. Pada 10% pneumonia pneumokokkus dengan bakteremia dijumpai
terdapat komplikasi ektrapulmoner berupa meningitis, arthritis, endokarditis,
perikarditis, peritonitis, dan empiema.3,15 Pneumonia juga dapat menyebabkan
akumulasi cairan pada rongga pleura atau biasa disebut dengan efusi pleura.
Efusi pleura pada pneumonia umumnya bersifat eksudatif. Pada klinis sekitar
5% kasus efusi pleura yang disebabkan oleh P. pneumoniae dengan jumlah
cairan yang sedikit dan sifatnya sesaat (efusi parapneumonik). Efusi pleura
eksudatif yang mengandung mikroorganisme dalam jumlah banyak beserta
dengan nanah disebut empiema. Jika sudah terjadi empiema maka cairan perlu di
drainage menggunakan chest tube atau dengan pembedahan.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Radiologi Pemeriksaan menggunakan foto thoraks (PA/lateral) merupakan
pemeriksaan penunjang utama (gold standard) untuk menegakkan diagnosis
pneumonia. Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsoludasi
dengan air bronchogram, penyebaran bronkogenik dan intertisial serta
gambaran kavitas.
b. Laboratorium Peningkatan jumlah leukosit berkisar antara 10.000 -
40.000 /ul, Leukosit polimorfonuklear dengan banyak bentuk. Meskipun
dapat pula ditemukanleukopenia. Hitung jenis menunjukkan shift to the left,
dan LED meningkat.
c. Mikrobiologi Pemeriksaan mikrobiologi diantaranya biakan sputum dan
kultur darah untuk mengetahui adanya S. pneumonia dengan pemeriksaan
koagulasi antigen polisakarida pneumokokkus.
d. Analisa Gas Darah Ditemukan hipoksemia sedang atau berat. Pada beberapa
kasus, tekanan parsial karbondioksida (PCO2) menurun dan pada stadium
lanjut menunjukkan asidosis respiratorik.
BAB II

KASUS DAN PENGKAJIAN

A. KASUS
Ny. R (59) datang ke Rumah Sakit dengan keluhan sesak nafas. Klien merasa
sangat terganggu,batuk dan dahak yang sulit keluar. Pasien juga mengatakan sulit
tidur. Keadaan pasien tampak lemas hampir semua aktivitas dibantu oleh
perawat,suami dan anaknya. Pasien terpasang NGT karena kesulitan mengunyah
dan menelan. Mulut dan gigi pasien terlihat kurang bersih, kulit kering dan kasar
dan kebersihan Kuku kaki dan tangan juga tampak kurang bersih. Dari TTV
didapatkan hasil S : 36,8◦C, TD : 130/90 mmHg N : 90 kali / menit. R : 30 kali /
menit. TB : 155 Cm.,BB 50 Kg, Auskultasi : Ronchi.
PENGKAJIAN KASUS SECARA LENGKAP
I. IDENTITAS

IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.R
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 59 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : islam
Pendidikan : Tamat Akademik
Pekerjaan : Pengawai Negeri
:Binjai Serbangan Air
Alamat Jurman
Tanggal Masuk RS :03-Maret 2020
No. Register : 06.67.xxx
Ruangan/kamar : HCU IGD
Golongan Darah :B
Tanggal Pengkajian : 4 maret 2020
Tanggal Operasi :
Diagnosa Medis : Pneumonia

II. KELUHAN UTAMA


Klien mengatakan sesak saat nafas.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative / palliative
1. Apa penyebabnya
Tidak diketahui.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Klien mengatakan tidak ada yang dapat
memperbaiki keadaan karena klien juga sulit
tidur.
B. Quantity / quality
1. Bagaimana dirasakan
Klien merasa sangat terganggu,pasien sesak,batuk dan dahak
yang sulit keluar
2. Bagaimana dilihat
Klien tampak lemas, dan sesak didada dan juga batuk.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Penyakit yang pernah dialami
Klien mengalami peyakit Diabetes Meilitus tipe II.
B. Pengobatan / tindakan yang dilakukan
Klien berobat ke puskesmas, dan kerumah sakit.
C. Pernah di rawat / dioperasi
Klien pernah di operasi delapan bulan yang lalu yaitu operasi
Trakeostomy.
D. Alergi
Klien tidak memiliki alergi.
E. Imunisasi
Imunisasi klien tidak lengkap.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang Tua
Orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
B. Saudara Kandung
Saudara kandung klien tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
C. Penyakit keturunan yang ada
Klien mengatakan bahwa tidak ada penyakit keturunan.
D. Anggota keluarga yang meninggal
Kedua orang tua klien.
E. Penyebab meninggal
Orang tua dari Tn.K meninggal karena faktor usia, bukan
karena penyakit apapun.
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Ny.R mengatakan ingin cepat cepat sembuh dari penyakit yang
di alaminya.
B. Konsep Diri
- Gambaran diri
Klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya.
- Ideal diri
Pasien memiliki semangat untuk sembuh dan kembali kerumah.
- Harga diri
Pasien merasa dirinya selama di RS mendapat banyak dukungan
dari keluarganya.
- Peran diri
- Dalam keluarga pasien berperan sebagai orang tua dan istri.
C. Keadaan emosi
Keadaan emosi pasien saat dilakukan pengkajian dilihat
terkontrol.
D. Hubungan sosial
- Orang yang berarti
Orang yang berarti bagi klien adalah suami, anak dan cucunya.
- Hubungan dengan keluarga
Hubungan klien dengan keluarga baik.
- Hubungan dengan orang lain
Hungan pasien dengan orang lain atau dillingkungan baik.
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.
E. Spritual
- Nilai dan keyakinan
Pasien menganut agama islam, dan pasien percaya bahwa
penyakitnya merupakan suatu ujian dari ALLAH
- Kegiatan ibadah
Sholat dan berdoa
VII. STATUS MENTAL
- Tingkat kesadaran : Composmentis.
- Penampilan : Kurang rapi
- Pembicaraan : Baik.
- Alam perasaan : Sedih..
- Interaksi selama wawancara : Kontak mata baik.
- Memori : Ingatan klien sudah terganggu mengingat usia
pasien yang sudah mulai menua.
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Klien tampak gelisah,lemah dan sesak.
B. Tanda-tanda vital
S : 36,8◦C
TD : 130/90 mmHg
N : 90 kali / menit.
R : 90 kali / menit.
TB : 155 Cm.
BB 50 Kg.
C. Pemeriksaan Head to toe Kepala dan rambut
- Bentuk : Bulat dan simetris.
- Ubun–ubun : Tidak ada benjolan.
- Kulit kepala : Kurang Bersih.
 Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut : Rambut tumbuh merata
dan keadaan rambut bersih. Warna rambut sudah mulai
memutih.
- Bau : Rambut tidak berbau.
- Warna kulit : Kuning langsat.
 Wajah
- Warna kulit Kuning langsat.
- Struktur wajah Bulat, simetris.
 Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan
 Pemeriksaan toraks / dada
- Bentuk normal, simetris, pernafasan terlihat tidak teratur
- Takipnea
RR 30X menit
 Palpasi suara getaran suara : Palpasi tidak dilakukan
 Perkusi : Terdapat bunyi dullness
 Auskultasi : Ronchi
 Pemeriksaan jantung : Tidak dilakukan pemeriksaan.
 Pemeriksaan abdomen : Simetris, tidak ada benjolan.
 Pemeriksaan muskulokeletal/ekstremitas (kesimetrisaan,
kekuatan, otot, edema: Otot tampak simetris, tidak ada
edema, kekuatan otot lemah.
 Fungsi motorik : Pasien tidak dapat berjalan dengan baik.
 Fungsi sensorik : Pasien dapat merasakan sentuhan, getaran,
panas, dingin, dan tajam, tumpul.
IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
1. Pola makan dan minum
1. Frekuensi makan / hari Pasien makan 3 kali sehari
- Nafsu / selera makan : Pasien tidak selera makan.
- Nyeri ulu hati : Tidak ada nyeri ulu hati yang dirasakan
pasien.
- Alergi : Pasien tidak memiliki riwayat alergi.
- Mual dan muntah : Pasien mengalami mual dan muntah.
- Waktu pemberiaan makan Pagi pada jam 07.00 wib, siang
pada jam 12.00 wib, dan malam pada jam 18.00 wib.
- Jumlah dan jenis makanan Satu mangkuk sonde.
- Waktu pemberian cairan/minuman : Pemberian cairan pada
pasien diberikan sesering mungkin.
- Masalah makan dan minum : (kesulitan menelan,
mengunyah) Pasien makan dan minum dibantu
dengan menggunakan selang NGT.

2. Perawatan diri / personal hygine


- Kebersihan tubuh Tubuh pasien bersih.
- Kebersihan gigi dan mulut : Mulut dan gigi pasien kurang
bersih.
- Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku kaki dan tangan
tampak kurang bersih.
3. Pola kegiatan / aktivitas
- Uraian aktivitas pasien untuk mandi makan, eliminasi,
ganti pakaian dilakukan secara mandiri, sebagian atau
total
- Secara umum aktivitas pasien dibantu oleh perawat
dan suami dan anak pasien.
4. Pola eliminasi
A. BAB
- Pola BAB : 1 kali / hari.
- Karakter feses : Lunak, berwarna kecoklatan.
- Riwayat pendarahan : Tidak ada riwayat pendarahan.
- Diare : Tidak ada diare.
- Penggunan laksatif : Tidak ada penggunan laksatif.
B. BAK
- Pola BAK : Tidak menentu.
- Karakter urin : Kuning keruh.
- Nyeri /rasa terbakar / kesulitan BAK :Tidak ada kesulitan
BAK.
- Riwayat penyakit ginjal / kandung kemih : Tidak ada
riwayat penyakit.
- Penggunan diuretik : Tidak menggunakan diuretik.
5. Mekannisme koping
- Adaptif : Mampu menyelesaikan masalah.
- Maladaptif
BAB III

PENATALAKSANAAN

A. Analisa data

No Symtom Etiologi Problem


1 DS: Pasien mengatakan Ketidakefektfan
batuk dengan dahak yang bersihan jalan nafas
kental dan sulit untuk
dikeluarkan dan tersa
lengket ditenggorokan,
pasien mengatakan sulit
saat bernafas. mukus berlebih
DO: Pasien tampak sulit
bernafas
Penurunan suara nafas
TD: 130/90 mmHg.
N:90x/menit, RR:
30x/Menit, S: 36,8c
DS: pasien mengatakan Ketidakseimbangan Intoleransi aktivitas
badannya lemas sehingga antara suplai dan
susah beraktivitas, mudah kebutuhan oksigen
kelelahan, dan selalu
meminta bantuan keluarga
untuk melakukan aktivitas
DO: Klien tampak lemas
terbaring ditempat tidur
Klien tampak mudah letih
Klien memanggil
keluarganya dan perawat
data membutuhkan
sesuatu, TD: 130/90
mmHg. N:90x/menit, RR:
30x/Menit, S: 36,8c
3 DS: pasien mengatakan kelemahan Defisit perawatan
lemas diri mandi
DO: Mulut dan gigi pasien
terlihat kurang bersih,
kulit kering dan kasar dan
kebersihan Kuku kaki dan
tangan juga tampak kurang
bersih
TD: 130/90 mmHg.
N:90x/menit, RR:
30x/Menit, S: 36,8c

B. Masalah keperawatan
1. Ketidakefektfan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus berlebih
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen
3. Defisit perawatan diri mandi berhubungan dengan kelemahan
C. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektfan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus berlebih
ditandai dengan pasien mengatakan batuk dengan dahak yang kental dan
sulit dikeluarkan, disnea, ada sputum ditenggorokan klien, bunyi nafas
ronkhi, pasien terlihat kesulitan bernafas, RR: 30x/menit, N: 90x/menit
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen ditandai dengan pasien mengatakan badannya lemas,
semua kebutuhan dibantu oleh keluarga dan perawat, pasien tampak mudah
letih.
3. Defisit perawatan diri mandi berhubungan dengan kelemahan ditandai
dengan pasien terlihat lemah,Mulut dan gigi pasien terlihat kurang bersih,
kulit kering dan kasar dan kebersihan Kuku kaki dan tangan juga tampak
kurang bersih

D. RENCANA KEPERAWATAN DAN RASIONAL


No Prioritas Diagnosa NOC NIC
1 Ketidakefektfan Setelah dilakukan asuhan Manajemen Jalan
bersihan jalan nafas keperawatan selama 2x 24 Nafas (3140)
berhubungan dengan jam diharapkan jalan nafas - Monitor status
mukus berlebih pasien efektif dengan kriteria pernafasan
hasil: - Posisikan untuk
Status Pernafasan (0410) meringankan sesak
- 041004 Frekuensi nafas
pernafasan (2) menjadi - Buang secret
(4) dengan
- 041005 Irama pernafasan memotivasi pasien
(3) menjadi (4) untuk melakukan
- 041012 Kemampuan batuk atau
untuk mengeluarkan penyedotan lender
sekret (3) menjadi (4) - Lakukan
Ket: 1: Devisiasi berat dari fisioterapi dada
kisaran normal - Ajarkan pasien
2. Devisiasi cukup menggunakan
cukup dari kisaran normal inhaler sesuai
3. Devisiasi sedang dari resep dokter
kisaran normal - Kolaborasi dengan
4. Devisiasi ringan dari dokter terkait
kisaran normal pemberian terapi
5. Tidak adaka devisiasi oksigen
dari kisaran normal
041016 Dispnea saat
beraktivitas ringan (3)
menjadi (4)
041020 Batuk (3) menjadi (4)
Ket: 1: Ringan, 2: sedang, 3:
Cukup. 4: Ringan, 5: Tidak
ada
2 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan Manajement Energi
berhubungan dengan asuhan keperawatan selama (0180)
Ketidakseimbangan 2x24 jam Toleransi terhadap - Monitor asupan
antara suplai dan aktivitas dengan kriteria hasil: nutrisi untuk
kebutuhan oksigen Toleransi terhadap aktivitas mengetahui
(0005) sumber energi
- 000503 Frekuensi - Lakukan ROM
pernafasan ketika Aktif/Pasif untuk
beraktivitas (3) Menjadi menghilangkan
(4) ketegangan otot
- 000508 Kemudahan - Monitor respon
bernafas ketika oksigen pasien
beraktivitas (3) menajdai - Konsulkan dengan
(4) ahli gizi untuk
- 000505Tekanan darah meningkatkan
diastole ketika asupan energy
beraktivitas (4) menjadi
(5)
Ket: 1: Sangat terganggu, 2:
Banyak terganggu. 3: Cukup
terganggu,4:Sedikit
terganggu, 5: Tidak
terganggu
Defisit perawatan Setelah dilakukan asuhan Bantu perawatan diri
diri mandi keperawatan selama 2x24jam kebersihan (1801)
berhubungan dengan perawatan diri:kebersihan - Monitor integritas
kelemahan dapat terpenuhi dengan kulit
kriteria hasil: - Jaga ritual
- 030505 menjaga kebersihan
kelembaban kulit (4) - Berikan bantuan
menjadi (5) sampai pasien
- 030506 mempertahankan benar-benar
3 kebersihan mulut (3) mampu merawat
menjadi (5) diri secara pribadi
- 030514 mempertahankan - Dukung keluarga
penampilan yang rapi (4) dalam
menjadi (5) berpartisipasi
- 030517 mempertahankan dalam menjaga
kebersihan tubuh (3) kebersihan pasien
menjadi (5)

E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


NO HARI/TGL JAM IMPLEMENTASI RESPON TTD
DX
04 Maret 09.00 - Memonitor status
pernafasan
- memposisikan pasien
WIB
untuk meringankan sesak
nafas
- Berkolaborasi dengan
10.00
dokter terkait pemberian
WIB
terapi oksigen
1 2020
- Melakukan fisioterapi dada
05 Maret - Membuang secret dengan
2020
11.00 memotivasi pasien untuk
WIB melakukan batuk atau
penyedotan lender
(suction)
- Mengajarkan pasien
13.00
menggunakan inhaler
WIB
sesuai resep dokter
- Memonitor asupan nutrisi
untuk mengetahui sumber

09.00 energi
WIB - berkonsulkan dengan ahli
04 maret gizi untuk meningkatkan
2020
2 asupan energy
5 Maret 10.00 - Memonitor respon oksigen
2020 WIB pasien
- Melakukan ROM

11.00 Aktif/Pasif untuk


WIB menghilangkan ketegangan
otot
3 - Memonitor integritas kulit
- Memandikan pasien
04 maret 09.00 dengan
2020 WIB mengusap/menyeka badan
05 maret pasien dengan air hangat
2020
- oral hygiene
10.00 - Menjaga ritual kebersihan
WIB - pasien benar-benar mampu
merawat diri secara pribadi
11.00 - Mendukung keluarga
WIB
dalam berpartisipasi dalam
menjaga kebersihan pasien

F. EVALUASI
NO HARI/TGL/JAM EVALUASI
DX

S: Klien mengatakan terkadang masih merasakan sesak


nafas dan terasa banyak banyak dahak
O: Klien tampak kesulitan bernafas jika tidak diberikan
posisi semi fowler
1 Terdengar suara ronchi
RR: 24x/menit
Masih ada secret
A: Masalah belum teratasi
05 Maret 2020 P: Lanjutkan intervensi
- Monitor status pernafasan
- Posisikan untuk meringankan sesak nafas
- Buang secret dengan memotivasi pasien untuk
melakukan batuk atau penyedotan lender
- Lakukan fisioterapi dada
- Ajarkan pasien menggunakan inhaler sesuai resep
dokter
- Kolaborasi dengan dokter terkait pemberian terapi
oksigen
2 05 Maret 2020 S: Klien mengatakan badannya lemas, mudah lelah dan
merasa sulit ketika ingin pindah posisi
O: Klien masih tampak lemah, dan tampak aktivitas
masih dibantu keluarga atau perawat
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor asupan nutrisi untuk mengetahui sumber
energi
- Lakukan ROM Aktif/Pasif untuk menghilangkan
ketegangan otot
- Monitor respon oksigen pasien
- Konsulkan dengan ahli gizi untuk meningkatkan
asupan energy
S: Klien mengatakan nyaman setelah dilakukan
mengelap/menyeka badan dengan air hangat
O: pasien tampak lebih nyaman
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
3 05 Maret 2020 - Monitor integritas kulit
- Jaga ritual kebersihan
- Berikan bantuan sampai pasien benar-benar mampu
merawat diri secara pribadi
- Dukung keluarga dalam berpartisipasi dalam menjaga
kebersihan pasien

BAB IV
SUCTION SESUAI SOP

Pengertian Melakukan tindakan penghisapan lendir di jalan nafas

Tujuan 1. mengeluarkan secret/ cairan pada jalan nafas

2. Melancarkan jalan nafas

Tugas Perawat

Peralatan  bak instrument berisi: pinset anatomis 2, kassa


secukupnya
 NaCl atau air matang
 Perlak dan pengalas
 Kanulsucton
 Mesin suction
 Kertas suction
Prosedur Tahap pra interaksi

Pelaksanaa  Mengecek program terapi


 Mencuci tangan
n suction  Menyiapkan alat
sesuai SOP B.     Tahap orientasi

 Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama


pasien
 Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
 Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
C.     Tahap kerja

 Membeikan posisi yang nyaman pada pasien  kepala


sedikit ekstensi
 Memberikan oksigen 2-5 menit
 Meletakan pengalasdibawah dagu pasien
 Memakai sarung tangan
 Menghidupkan mesin, mengecek tekanan dan botol
penampung
 Masukan kanulsection dengan hati-hati (hidung: ±5cm,
mulut ±10 cm)
 Menghisap lendir dengan menutuplubangkanul
menarik keluar secara perlahan sambil memutar (±5
detik bagi anak-anak, ±10 detik bagi dewasa)
 Membilas kanul dengan NaCl, berikan kesempatan
pasien bernafas
 Mengulangi prosedur tersebut 3-5 kallisuctioning
 Mengobservsai keadaan umum pasien dan status
pernapasannya
 Mengobservasi secret tentang warna, bau, dan
volumenya
D.    Tahap terminasi

 Mengevaluasi tindakan
 Merapikan pasien dan lingkungan
 Berpamitan dengan pasien
 Membereskan alat
 Mencuci tangan
 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, A. Aziz . (2015). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia :


aplikasikonsep dan proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Amin & Hardi. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis.Yogyakarta:
Mediaction
Asmadi. (2008). Konsep dan Aplikasi Kebutuhan dasar Klien.
Jakarta : Salemba Medika
Bulechek et al. (2013).Nursing Intervensi Classification (NIC Edisi Ke-
enam), Singapore: Elsevier
Dahlan.(2014). Asuhan Keperawatan Sistem Pernafasan pada Manusia.
Jakarta.EGC
Hidayat. (2007). Kebutuhan Dasar Manusia dan proses
Keperawatan, Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan.
Jakarta: EGC
Moohead et al. (2013).Nursing Outcome Classification(NOC Edisi Ke-
lima). Singapura: Elseveir
Kozier dkk.(2010). Fundamental Keperawatan Edisi 7. Jakarta: EGC
Mutaqqin Arif.(2010). Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Sistem Pernafasan.Jakata: Salemba Medika
Nuraruf, Amin Huda & Kusuma. (2016). Asuhan
Keperawatan Praktis berdasarkan penerapan Diagnosa
Nanda, NIC, NOC, dalam berbagai Kasus Jilid 1, Jogjakarta :
Mediaction
Sumantri.I. (2009).Asuhan Keperawatan Sistem Respirasi pada
Manusia.Jakarta: CV.Trans Media
Wahid &Imam .(2013). KeperawatanMedikal Bedah Asuhan
Keperawatan pada Gangguan Sistem Respirasi. Jakarta: CV.Trans
Info Med

Anda mungkin juga menyukai