Anda di halaman 1dari 9

Pedoman

Penatalaksanaan
Jenazah COVID-19

OLEH:
SATGAS COVID-19
MATA GARUDA LPDP
Pedoman ini ditujukan bagi pelayanan
jenazah dengan kriteria sebagai berikut:

1
Jenazah dari dalam rumah sakit dengan diagnosis ISPA,
ISPB, pneumonia, ARDS yang mengalami perburukan
kondisi dengan cepat, dengan atau tanpa keterangan
kontak dengan penderita COVID-19

2
Jenazah pasien dengan pemantauan (PDP) dari dalam
rumah sakit, sebelum keluar hasil swab

3
Jenazah dari luar rumah sakit, yang memiliki riwayat termasuk
dalam kriteria orang dalam pengawasan (ODP) atau PDP, termasuk
pasien death on arrival (DOA) rujukan dari rumah sakit lain

Berdasarkan buku Pedoman Kesiapsiagaan

>>>
Menghadapi Coronavirus Disease (COVID-19)
Revisi ke-3 dan Panduan Penatalaksanaan
Jenazah Suspek COVID-19 dari Perhimpunan
Dokter Forensik Indonesia, langkah-langkah
pencegahan dan pengendalian infeksi untuk
pemulasaran jenazah yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut:
1 Pemindahan dan
penjemputan jenazah
a. Tindakan swab nasofaring atau pengambilan sampel lainnya
dilakukan oleh petugas yang ditunjuk di ruang perawatan sebelum
jenazah dijemput oleh petugas kamar jenazah

b. Lubang hidung dan mulut ditutup menggunakan kapas, pastikan tidak


ada cairan yang keluar

c. Luka akibat tindakan medis ditutup dengan plester kedap air

d. Petugas kamar jenazah yang datang menjemput membawa:


i. Alat pelindung diri (APD) berupa : masker bedah, kaca mata
pelindung, apron plastik, dan sarung tangan non steril
ii. Kantong jenazah, bila tidak tersedia dapat menggunakan
plastik pembungkus
iii. Brankar jenazah dengan tutup yang dapat dikunci

e. Sebelum petugas memindahkan jenazah dari tempat tidur perawatan


ke brankar jenazah, pastikan lubang hidung dan mulut sudah tertutup
serta luka-luka sudah tertutup plester kedap air. Lalu jenazah
dimasukkan ke dalam kantong jenazah atau dibungkus dengan plastik
pembungkus. Kantong jenazah harus tertutup sempurna

f. Jenazah dipindahkan ke brankar jenazah, kemudian brankar ditutup


dan dikunci rapat

g. Semua APD yang digunakan selama proses pemindahan jenazah


dibuka dan dibuang di ruang perawatan

h. Jenazah dipindahkan ke kamar jenazah. Selama perjalanan, petugas


tetap menggunakan masker bedah

i. Surat keterangan kematian atau sertifikat medis penyebab kematian


dibuat oleh dokter yang merawat dengan melingkari jenis penyakit
penyebab kematian sebagai penyakit menular

j. Jenazah hanya dipindahkan dari brankar jenazah ke meja pemulasaran


jenazah di kamar jenazah oleh petugas yang menggunakan APD
lengkap
2 Desinfeksi jenazah
di kamar jenazah
a. Petugas kamar jenazah memberikan penjelasan kepada keluarga
mengenai tata laksana pada jenazah yang meninggal dengan
penyakit menular, terutama pada kondisi pandemi COVID-19

b. Pemulasaran jenazah dengan penyakit menular atau diduga


meninggal karena penyakit menular harus dilakukan desinfeksi
terlebih dahulu

c. Desinfeksi jenazah dilakukan oleh tenaga yang memiliki kompetensi


untuk itu, yaitu: dokter spesialis forensic dan medicolegal dan teknisi
forensik dengan menggunakan APD lengkap, berupa:
i. Sepatu boots
ii. Apron, terutama apron gaun
iii. Masker N95
iv. Penutup kepala
v. Kaca mata pelindung atau pelindung wajah
vi. Sarung tangan non steril

d. Bahan desinfeksi jenazah dengan penyakit menular menggunakan


larutan formaldehyde 10% atau lebih, dengan paparan minimal 30
menit dengan teknik intraarterial (bila memungkinkan), intrakavitas
dan permukaan saluran pernapasan. Setelah dilakukan desinfeksi,
dipastikan tidak ada cairan yang menetes atau keluar dari
lubang-lubang tubuh. Bila terdapat penolakan penggunaan
formaldehyde, maka dipertimbangkan penggunaan klorin dengan
pengenceran 1:9 atau 1:10 untuk teknik intrakavitas atau permukaan
saluran napas

e. Lubang hidung dan mulut ditutup dengan kapas, dipastikan hingga


tidak ada cairan yang keluar

f. Pada jenazah yang masuk dalam kriteria mati tidak wajar, maka
desinfeksi jenazah dilakukan setelah prosedur forensik selesai
dilaksanakan
3 Pemeriksaan jenazah
dan/atau bedah jenazah
a. Setiap jenazah yang akan dilakukan pemeriksaan dan/atau
pembedahan diperlakukan sebagai jenazah infeksius

b. Petugas pemeriksa jenazah melakukan wawancara dengan keluarga


terkait kondisi jenazah sebelum meninggal untuk mencari
tanda-tanda yang sesuai dengan kriteria ODP maupun PDP

c. Bila jenazah yang akan diperiksa masuk dalam kriteria ODP maupun
PDP, petugas mengedukasi keluarga tentang tindakan desinfeksi
setelah pemeriksaan dan/atau pembedahan jenazah

d. Bila pembedahan tidak langsung dilakukan atau masih menunggu


beberapa waktu, maka setelah selesai dilakukan pemeriksaan luar,
lubang hidung dan mulut ditutup dengan kapas hingga rapat, jenazah
dimasukkan ke dalam kantong jenazah dan dimasukkan ke dalam
freezer jenazah

e. APD yang digunakan saat pemeriksaan luar terdiri dari:


i. Sepatu boots
ii. Apron plastik
iii. Masker bedah
iv. Penutup kepala
v. Kaca mata pelindung atau pelindung wajah
vi. Sarung tangan non steril
f. APD yang digunakan saat pemeriksaan dalam terdiri dari:
i. Sepatu boots
ii. Apron lengan panjang/ gaun
iii. Masker N95
iv. Penutup kepala
v. Kaca mata pelindung atau pelindung wajah
vi. Sarung tangan non steril
4 Tindakan pemulasaran
jenazah
a. Pemandian jenazah
i. Pemulasaran jenazah dilakukan di kamar jenazah
ii. Pemandian jenazah hanya dilakukan setelah desinfeksi
iii. Petugas pemandi menggunakan APD lengkap
iv. Petugas pemandi dibatasi hanya 2 orang. Keluarga yang akan
membantu memandikan jenazah juga dibatasi dan menggunakan
APD seperti petugas pemandi
v. Jenazah dimandikan sesuai dengan agama dan kepercayaan
yang dianutnya
vi. Jenazah tidak boleh dibalsem atau disuntik pengawet
vii. Setelah dimandikan, jenazah dikafankan/diberi pakaian,
dimasukkan ke kantong jenazah atau dibungkus dengan plastik
dan diikat rapat
viii. Jika keluarga pasien ingin melihat jenazah, diijinkan untuk
melakukannya sebelum jenazah dimasukkan ke dalam kantong
jenazah dengan menggunakan APD
ix. Bila diperlukan, pemetian dilakukan dengan cara: jenazah
dimasukkan ke dalam peti jenazah dan ditutup rapat, pinggiran peti
disegel dengan silicon dan dipaku/disekrup sebanyak 4-6 titik
dengan jarak masing-masing 20 cm. Peti jenazah yang terbuat dari
kayu harus kuat, rapat, dengan ketebalan peti minimal 3 cm

b. Transportasi jenazah
i.Jenazah dapat ditransportasikan keluar daerah dengan
menggunakan jalur darat (harus dengan mobil jenazah) maupun
udara (dengan persyaratan transportasi mengikuti peraturan kargo
udara yang telah ditetapkan)
ii. Jenazah yang akan ditransportasikan sudah menjalani prosedur
desinfeksi dan telah dimasukkan ke dalam kantong jenazah atau
dibungkus dengan plastik yang diikat rapat, serta ditutup semua
lubang-lubang tubuhnya
c. Layanan kedukaan
i. Setiap orang diharapkan dapat melakukan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianutnya
ii. Jenazah sebaiknya tidak lebih dari 4 (empat) jam
disemayamkan di pemulasaraan jenazah. Persemayaman jenazah
dalam waktu lama sangat tidak dianjurkan untuk mencegah
penularan penyakit maupun penyebaran penyakit antar pelayat
iii. Jenazah yang disemayamkan di ruang duka harus telah
dilakukan desinfeksi dan dimasukkan ke dalam peti jenazah serta
tidak dibuka kembali
iv. Keluarga yang hendak melayat dibatasi paling banyak 30 orang,
dengan pertimbangan mencegah penyebaran antar pelayat
v. Jenazah hendaknya disegerakan untuk dikubur atau dikremasi
sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya
vi. Setelah diberangkatkan dari rumah sakit, jenazah hendaknya
langsung menuju lokasi penguburan/crematorium untuk
dimakamkan atau dikremasi, tidak dianjurkan untuk
disemayamkan lagi di rumah atau tempat ibadah lainnya
5 Desinfeksi
lingkungan
a. Alat medis yang telah digunakan, didesinfeksi sesuai
prosedur rumah sakit

b. Langkah-langkah desinfeksi lingkungan sebagai berikut:


i. Desinfeksi dengan cairan: alcohol 70% atau klorin dengan
pengenceran 1:50
ii. Petugas desinfeksi lingkungan mengenakan APD lengkap
iii. Penyemprotan desinfektan pada
1. Meja pemeriksaan
2. Meja tulis
3. Punggung kursi
4. Keyboard komputer
5. Gagang pintu
6. Lantai dan dinding ruangan
7. Brankar jenazah
8. Tombol lift
9. Permukaan dalam mobil jenazah
iv. Desinfeksi ruangan dilakukan seminggu sekali
v. Desinfeksi permukaan brankar, meja pemeriksaan, permukaan
dalam mobil jenazah dan seluruh permukaan yang kontak dengan
jenazah dilakukan setiap selesai digunakan
vi. Desinfeksi alat-alat yang tidak kontak dengan jenazah dilakukan
sekali sehari

c. Desinfeksi mobil jenazah dengan menyemprotkan cairan desinfektan


secara menyeluruh ke permukaan dalam mobil jenazah
#bersamamelawancorona

OLEH:
SATGAS COVID-19
MATA GARUDA LPDP

Anda mungkin juga menyukai