Anda di halaman 1dari 3

1.

Metode pengujian
a. Asam Retinoat
Penetapan Kadar Sampel
Sampel krim pemutih ditimbang sebanyak 1 gram kemudian dimasukkan ke dalam tabung
sentrifus, tambahkan 10 ml metanol dan dicampur menggunakan vortex mixer selama 5 menit.
Sentrifuge dengan kecepatan 600 rpm selama 10 menit. Saring melalui penyaring membrane
berdiameter kecil dengan porositas 0,45 μm. Diencerkan 5x pengenceran dengan mengambil 1 ml
larutan dan memasukan dalam labu takar 5 ml, menambahkan metanol hingga garis batas. Sampel
dianalisis dengan menggunakan KCKT fase terbalik. Fase gerak yang digunakan adalah
methanol : air : asam asetat glasial (85:15:0,5). Detektor diatur pada panjang gelombang 353 nm.
Larutan yang disuntikkan sebanyak 20 μl dengan kecepatan alir fase gerak 1,4 ml/menit dan dicatat
kadarnya. Percobaan diulang 3 kali.
Berdasarkan hasil analisis kualitatif diketahui bahwa pada sampel 1, 2, 3 dan 4
teridentifikasi mengandung asam retinoat, berdasarkan waktu retensinya yang sama dengan asam
retinoat baku. Waktu retensi pada baku asam retinoat dan sampel krim pemutih 1, 2, 3 dan 4 dapat
dilihat pada gambar 2 dan 3.
b. Merkuri
 Berbagai teknik analisis yang dapat menjangkau analit dalam jumlah yang relative kecil
telah banyak dilaporkan, antara lain adalah ICP-MS, ICP- AES, GC-AAS, CV-AAS, AFS, dan
ASV.
 Teknik Analisis Merkuri yang Sederhana, Selektif, Prekonsentrasi dan Penentuannya secara
Spektrofotometri.
Larutan yang mengandung ion merkuri bersifat jernih dan tidak berwarna dalam konsentrasi
rendah maupun konsentrasi yang tinggi. Agar dapat dianalisis dengan spektrofotometer sinar
tampak, maka perlu ditambahkan pereaksi agar menjadi larutan yang berwarna. Salah satunya
adalah dengan membentuknya sebagai senyawa dithizonat Pada penelitian ini senyawa raksa
berwarna yang dibentuk adalah jenis asosiasi ion. Pada penelitian ini dilakukan analisis ion raksa
dalam larutan dengan spektrofotometer sinar tampak. Ion raksa dalam larutan akan membentuk
ion kompleks tetra iodida jika direaksikan dengan larutan iodida berlebihan dengan persamaan
reaksi berikut:

Hg2+ (aq) + 4I- (aq) HgI42- (aq)

Ion kompleks raksa yang bermuatan negatif ini akan membentuk asosiasi
ion jika bereaksi dengan ion yang bermuatan positif. Asosiasi ion yang terjadi bersifat larut dalam
suatu pelarut organik dan berwarna orange, sehingga dapat dilakukan analisis menggunakan
spektrofotometer sinar tampak.
 Cara lain penentuan merkuri adalah dengan aksi katalitik ion merkuri pada reaksi dengan
kalium ferosianida dan nitrosobenzena. Intensitas warna violet dari kompleks

3-
[Fe(CN)5(C6H5NO)] yang terjadi menunjukkan adanyaion merkuri.

c. Hidrokuinon
Analisis Kualitatif Zat Hidroquinon dengan metode Kromatografi Lapis Tipis Analisis kualitatif
zat hidroquinon diambil menurut prosedur Ditjen POM (2001) :
1. Plat KLT berukuran 20x20 cm diaktifkan dengan cara dipanaskan di dalam oven pada suhu

1000C selama 1 jam.


2. Sampel ditotolkan pada plat KLT dengan menggunakan pipa kapiler pada jarak 1,5 cm dari
bagian bawah plat, jarak antara noda adalah 2,5 cm. Kemudian dibiarkan beberapa saat hingga
mengering.
3. Plat KLT yang telah mengandung cuplikan dimasukkan ke dalam chamber yang
lebih terdahulu telah dijenuhkan dengan fase gerak berupa N-heksan : aseton (3:2)
4. Dibiarkan hingga lempeng terelusi sempurna,kemudian plat KLT diangkat dan dikeringkan.
5. Noda hasil pemisahan diamati di bawah cahaya lampu UV254 nm dan tandai posisi bercak,
semprotkan pereaksi perak nitrat Kemudian dihitung nilai Rf
2) Karena pada struktur asam retinoat mempunyai gugus kromofor. Gugus kromofor merupakan ikatan
rangkap terkonjugasi. Pada panjang gelombang UV 254 nm pada asam retinoat digunakan untuk
pemeriksaan kualitatif menggunakan Kromaografi Lapis Tipis (KLT) yang menghasilkan noda bercak
gelap
3) Asam retinoat bekerja melalui tiga mekanisme, yaitu:
1. Pengaktifan reseptor asam retinoat (RAR)
Interaksinya dengan RAR pada sel kulit mampu merangsang proses perbanyakan dan
perkembangan sel kulit terluar (epidermis) sehingga asam retinoat secara topikal dengan dosis
0,05 atau 0,1 % mampu memperbaiki perubahan struktur/penuaan kulit akibat radiasi
ultraviolet.
2. Pembentukan dan peningkatan jumlah protein NGAL (Neutrophil Gelatinase-Associated
Lipocalin)
Asam retinoat dapat meningkatkan pembentukan dan peningkatan jumlah protein NGAL
yang mengakibatkan matinya sel kelenjar sebasea (sel penghasil sebum/minyak), yang
kemudian akan mengurangi produksi sebum sehingga mampu mengurangi timbulnya jerawat.
3. Berperan sebagai iritan
Asam retinoat juga bekerja sebagai iritan pada epitel folikel (lapisan pada lubang
tumbuhnya rambut) yang memicu peradangan dan mencegah bergabungnya sel tanduk
menjadi massa yang padat sehingga tidak menyumbat folikel dan tidak menghasilkan
komedo. Selain itu, asam retinoat juga meningkatkan produksi sel tanduk sehingga mampu
melemahkan dan mendesak komedo untuk keluar

Anda mungkin juga menyukai