Anda di halaman 1dari 12

ILMU PENGETAHUAN BEBAS NILAI ATAU

TERIKAT NILAI (UMUM)


MATA KULIAH : Filsafat Ilmu

DOSEN PENGAMPU : Prof.Dr. H.M.Athoullah Ahmad MA

Oleh :

SUPRIAH (202630015)
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM / 1

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat-Nya serta hidayah-Nya kepada manusia sebagai khalifah di
muka bumi ini. Shalawat beriring salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabat dan para pengikutnya
diakhir kelak .

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun banyak sekali menemui


kesukaran-kesukaran. Akan tetapi Alhamdulillah atas hidayah dan karunia Allah
SWT kemudian dengan bimbingan dan saran dari berbagai pihak terutama Dosen
Pengampu kami bapak Prof.Dr. H.M.Athoullah Ahmad MA dan segenap teman-
teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, hingga akhirnya
dapat terselesaikan dengan baik.

Akhir kata, tiada gading tak retak. Penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
dari pembaca, penyusun sangat harapkan demi perbaikan makalah ini di masa
mendatang. Dan semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Serang, 3 April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB. I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 3

BAB. II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4

A. Pengertian Manajemen Pendidikan Islam ............................................... 4


B. Fungsi Manajemen secara umum ............................................................ 5
C. Fungsi Manajemen Islam ………………………..……………………6
BAB. III PENUTUP ............................................................................................. 11
A. Kesimpulan............................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Di jaman yang modern saat ini, ilmu telah mempengaruhi reproduksi dan
penciptaan dalam manusia. Ilmu itu sendiri telah menciptakan dehumanisasi yang
dapat mengubah hakikat kemanusiaan tersebut. Sehingga, ilmu dapat menjadi
wadah yang membantu manusia dalam menciptakan dan mencapai tujuan dalam
hidupnya.
Menghadapi pernyataan yang seperti ini, manusia mulai mempertanyakan
sebenarnya untuk apa ilmu itu dipergunakan. Sampai dimana saja batas tentang
keilmuan ini dibahas serta keaarah mana saja ilmu tersebut dikembangkan.
Sedangkan pada abad ke-20, ilmuwan mencoba menjawab permasalahan ini
dengan mengesampingkan hakikat moral. Sehingga menyebabkan ilmu berada
dalam perspektif yang berbeda-beda. Karena pada saat itu, manusia mencoba
mencari rasional yang jelas tentang alam dan dirinya.
Contohnya dapat dilihat pada tokoh Copernicus (1473-1543) yang
mengajukan pemikirannya mengenai semesta alam serta kenyataan bahwa bumi
berputar mengelilingi matahari. Hal ini berbeda dengan ajaran-ajaran agama yang
terdapat saat itu, sehingga memunculkan interaksi antara ilmu dan moral yang
kontra.
Dalam hal keilmuan, ilmu mempelajari alam sebagaimana adanya atau
berdasarkan pada kenyataan yang ada. Tetapi pihak agama, menginginkan agar
ilmu tersebut berdasar dari nilai-nilai yang terdapat pada ajaran di luar bidang
keilmuwan yang diantaranya adalah agama.

Dari permasalahan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi pertentangan


diantara manusia yaitu antara ilmu yang berlandaskan pada nilai yang terdapat di luar

1
bidang keilmuwan dengan ilmu yang ingin terbebas dari nilai yang tidak berada dalam
bidang keilmuannya.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan pokok
permasalahan, yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan ilmu?


2. Apa yang dimaksud dengan nilai?
3. Bagaimana penjelasan ilmu dalam paradigma ilmu bebas nilai?
4. Bagaimana penjelasan ilmu dalam paradigma ilmu tidak bebas nilai?
5. Apa kaitan antara ilmu dengan nilai-nilai?

C. TUJUAN PENULISAN
Agar dapat memahami dengan jelas mengenai hakikat dari ilmu dan nilai. Serta
dapat membedakan ilmu yang dijelaskan dalam paradigma ilmu bebas nilai
ataupun ilmu yang dijelaskan dalam paradigma ilmu tidak bebas nilai.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ILMU
Rasionalisasi dalam ilmu pengetahuan sendiri terjadi sejak Rene Descartes
memunculkan metodisnya dengan meragukan segala hal, kecuali yang sedang dalam
keraguan adalah dirinya. Yang kemudian berlanjut pada era Auf Klarung yakni era
yang berusaha mencapai titik rasional tentang alam dan dirinya.

Dalam istilah klasik sendiri, ilmu dapat diartikan sebagai pengetahuan yang
menjelaskan tentang asal-usul suatu hal ataupun sebab akibat dari suatu peristiwa.
Sedangkan menurut Guston Buchelard, ilmu pengetahuan merupakan produk dari
pemikiran manusia yang menyelaraskan antara hukum pemikiran yang ada dengan
dunia luar.

Sedangkan dijelaskan oleh Daoed Joesoef, ilmu pada dasarnya mengacu pada tiga
hal, yakni produk-produk, masyarakat dan proses. Ilmu pengetahuan sebagai produk
diartikan sebagai ilmu yang telah dikenal/diketahui dan diakui kebenarannya oleh
masyarakat ilmuwan.

Ilmu pengetahuan sebagai masyarakat diartikan sebagai dunia komunikasi yang


segala tindakan, perilaku dan cara berbicaranya diatur dengan universalisme,
komunalisme, skeptisisme yang teratur dan komunalisme. Ilmu pengetahuan sebagai
proses diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan masyarakat dalam mencari
penemuan dan pemahaman dunia alami apa adanya bukan sebagaimana yang
dikehendaki.

3
Van Melsen mengemukakan beberapa ciri yang menandai ilmu, yaitu :

1. Ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai suatu keseluruhan yang


secara logis koheren
2. Ilmu pengetahuan tanpa pamrih karena erat kaitannya dengan tanggung jawab
ilmuan.
3. Universalitas ilmu pengetahuan
4. Objektivitas, artinya setiap ilmu terpimpin oleh objek dan tidak di distorsi oleh
prasangka-prasangka subjektif
5. Ilmu pengetahuan harus dapat diverifikasi oleh semua peneliti ilmiah yang
bersangkutan, karena itu ilmu pengetahuan harus dapat dikomunikasikan.
6. Progresivitas, artinya suatu jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah bila
mengandung pertanyaan-pertanyaan baru dan menimbulkan problem-problem
baru lagi.
7. Kritis, tidak ada teori ilmiah yang difinitif.
8. Ilmu pengetahuan harus dapat digunakan sebagai perwujudan antara teori
dengan praktis.

B. PENGERTIAN NILAI

Filsafat sebagai “phylosophy of life” mempelajari nilai-nilai yang ada dalam


kehidupan dan berfungsi sebagai pengontrol terhadap keilmuan manusia. Teori
nilai berfungsi mirip dengan agama yang menjadi pedoman kehidupan manusia.
Dalam teori nilai terkandung tujuan bagaimana manusia mengalami kehidupan dan
memberi makna terhadap kehidupan ini.

Nilai, bukan sesuatu yang tidak eksis, sesuatu yang sungguh-sungguh berupa
kenyataan, bersembunyi dibalik kenyataan yang tampak, tidak tergantung pada
kenyataan- kenyataan lain, mutlak dan tidak pernah mengalami perubahan (pembawa
nilai bisa berubah).

4
C. PARADIGMA ILMU BEBAS NILAI

Ilmu bebas nilai dalam bahasa Inggris sering disebut dengan value free, yang
menyatakan bahwa ilmu dan teknologi adalah bersifat otonom. Ilmu secara otonom
tidak memiliki keterkaitan sama seklai dengan nilai. Bebas nilai berarti semua
kegiatan terkait dengan penyelidikan ilmiah harus disandarkan pada hakikat ilmu itu
sendiri. Ilmu menolak campur tangan faktro eksternal yang tidak secara hakiki
menentukan ilmu itu sendiri.

Josep Situmorang menyatakan bahwa sekurang-kurangnya ada 3 faktor sebagai


indikator bahwa ilmu itu bebas nilai, yaitu:

1. – Ilmu harus bebas dari pengendalian-pengendalian nilai. Maksudnya adalah


bahwa ilmu harus bebas dari pengaruh eksternal seperti faktor ideologis,
religious, cultural, dan social.
2. – Diperlukan adanya kebebasan usaha ilmiah agar otonom ilmu terjamin.
Kebebasan di sisni menyangkut kemungkinan yang tersedia dan penentuan
diri.
3. – Penelitian ilmiah tidak luput dari pertimbangan etis yang sering dituding
menghambat kemajuan ilmu, karena nilai etis sendiri itu bersifat universal.

Dalam pandanagn ilmu yang bebas nilai, eksplorasi alam tanpa batas dapat
dibenarkan, karena hal tersebut untuk kepentingan ilmu itu sendiri, yang terkadang hal
tersebut dapat merugikan lingkungan. Contoh untuk hal ini adalah teknologi air
condition, yang ternyata berpengaruh pada pemanasan global dan lubang ozon
semakin melebar, tetapi ilmu pembuatan alat pendingin ruangan ini semata untuk
pengembangan teknologi itu dengan tanpa memperdulikan dampak yang ditimbulakan
pada lingkungan sekitar. Dalam ilmu bebas nilai tujuan dari ilimu itu untuk ilmu.

Dengan bebas nilai kita maksudkan suatu tuntutan dengan mengajukan kepada setiap
kegiatan ilmiah atas dasar hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri. Orang yang

5
mendukung bebas nilai ilmu pengetahuan akan melakukan kegiatan ilmiah
berdasarkan nilai yang khusus yang diwujudkan ilmu pengetahuan. Karena kebenaran
dijunjung tinggi sebagai nilai, maka kebenaran itu dikejar secara murni dan semua
nilai lain dikesampingkan.

D. PARADIGMA ILMU TIDAK BEBAS NILAI

Ilmu yang tidak bebas nilai (value bond) memandang bahwa ilmu itu selalu terikat
dengan nilai dan harus dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek nilai.
Perkembangan nilai tidak lepas dari dari nilai-nilai ekonomis, sosial, religius, dan
nilai-nilai yang lainnya.

Menurut salah satu filsof yang mengerti teori value bond, yaitu Jurgen Habermas
berpendapat bahwa ilmu, sekalipun ilmu alam tidak mungkin bebas nilai, karena setiap
ilmu selau ada kepentingan-kepentingan. Dia juga membedakan ilmu menjadi 3
macam, sesuai kepentingan-kepentingan masing-masing;

1. Pengetahuan yang pertama, berupa ilmu-ilmu alam yang bekerja secara


empiris-analitis. Ilmu ini menyelidiki gejala-gejala alam secara empiris dan
menyajikan hasil penyelidikan untuk kepentingan-kepentingan manusia. Dari
ilmu ini pula disusun teori-teori yang ilmiah agar dapat diturunkan
pengetahuan-pengetahuan terapan yang besifat teknis. Pengetahuan teknis ini
menghasilkan teknologi sebagai upaya manusia untuk mengelola dunia atau
alamnya.
2. Pengetahuan yang kedua, berlawanan dengan pengetahuana yang pertama,
karena tidak menyelidiki sesuatu dan tidak menghasilkan sesuatu, melainkan
memahami manusia sebagai sesamanya, memperlancar hubungan sosial.
Aspek kemasyarakatan yang dibicarakan adalah hubungan sosial atau interaksi,
sedangkan kepentingan yang dikejar oleh pengetahuana ini adalah pemahaman
makna.

6
3. Pengetahuan yang ketiga, teori kritis. Yaitu membongkar penindasan dan
mendewasakan manusia pada otonomi dirinya sendiri. Sadar diri amat
dipentingkan disini. Aspek sosial yang mendasarinya adalah dominasi
kekuasaan dan kepentingan yang dikejar adalah pembebasan atau emansipasi
manusia.

Ilmu yang tidak bebas nilai ini memandang bahwa ilmu itu selalu terkait dengan
nilai dan harus di kembangkan dengan mempertimbangkan nilai. Ilmu jelas tidak
mungkin bisa terlepas dari nilai-nilai kepentingan-kepentingan baik politik, ekonomi,
sosial, keagamaan, lingkungan dan sebagainya.

E. KAITAN ILMU DENGAN NILAI-NILAI

Di dunia modern ini, ilmu sangatlah mendominasi. dipandang dari segi masa
depan, ilmu dianggap sebagai sumber nasihat tentang perilaku. Dalam pandangan
Habermas, jelas sekali bahwa ilmu sendiri dikonstruksi untuk kepentingan-
kepentingan tertentu, yakni nilai relasional antara manusia dan alam, manusia dan
manusia, manusia dan nilai penghormatan terhadap manusia. Jika lahirnya ilmu itu
terkait dengan nilai, maka ilmu itu sendiri tidak mungkin bekerja terlepas dari nilai.

Tanggungjawab ilmu pengetahuan dan tekhnologi menyangkut tanggungjawab


terhadap hal-hal yang akan dan telah diakibatkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi di
masa-masa lalu. Tanggung jawab etis tidak hanya menyangkut mengupayakan
penerapan ilmu pengetahuan dan tekhnologi secara tepat dalam kehidupan manusia.
Kaitan ilmu terhadap nilai-nilai membuatnya tak terpisahkan dengan nilai

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam kehidupan sehari-hari, niali berfungsi mirip dengan agama
yang menjadi pedoman kehidupan manusia. Dalam teori nilai terkandung tujuan
bagaimana manusia mengalami kehidupan dan memberi makna terhadap
kehidupan ini. Nilai bukan sesuatu yang tidak eksis, sesuatu yang sungguh-
sungguh berupa kenyataan, bersembunyi dibalik kenyataan yang tampak, tidak
tergantung pada kenyataan- kenyataan lain, mutlak dan tidak pernah mengalami
perubahan.
Dalam filsafat terdapat dua pandangan menenai ilmu, yaitu ilmu bebas nilai
dan ilmu terikat nilai/tidak bebas nilai. Ilmu bebas nilai mengemukakan bahwa
antara ilmu dan nilai tidak ada kaitannya, keduanya berdiri sendiri. Menurut
pandangan ilmu bebas nilai, dengan tujuan mengembangkan ilmu pengetahuan kita
boleh mengeksplorasi alam tanpa batas dan tdak harus memikirkan nilai-nilai
yang ada, karena nilai hanya akan menghambat perkembangan ilmu.
Menurut pandangan ilmu terikat nilai/tidak bebas nilai, ilmu itu selalu
terkait dengan nilai-nilai. Perkembangan ilmu selalu memperhatikan aspek nilai
yang berlaku. Perkembangan nilai tidak lepas dari dari nilai-nilai ekonomis, sosial,
religius, dan nilai-nilai yang lainnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ghozali Bachri, dkk. 2005. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pokja Akademik UIN
Sunan Kalijaga.

Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta :


Tiara Wacana

Surajiyo. 2007. Suatu pengantar Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di


Indonesia. Jakarta : Bumi aksara.

Anda mungkin juga menyukai

  • Xi Ips
    Xi Ips
    Dokumen1 halaman
    Xi Ips
    MADRASAH ALIYAH
    Belum ada peringkat
  • Xii Ips
    Xii Ips
    Dokumen1 halaman
    Xii Ips
    MADRASAH ALIYAH
    Belum ada peringkat
  • Xii Ipa
    Xii Ipa
    Dokumen1 halaman
    Xii Ipa
    MADRASAH ALIYAH
    Belum ada peringkat
  • Buku Siswa Bahasa Arab MA XI 2019
    Buku Siswa Bahasa Arab MA XI 2019
    Dokumen192 halaman
    Buku Siswa Bahasa Arab MA XI 2019
    MADRASAH ALIYAH
    Belum ada peringkat
  • Kelas XI PAS
    Kelas XI PAS
    Dokumen5 halaman
    Kelas XI PAS
    MADRASAH ALIYAH
    Belum ada peringkat
  • Kelas X PTS-1
    Kelas X PTS-1
    Dokumen15 halaman
    Kelas X PTS-1
    MADRASAH ALIYAH
    Belum ada peringkat
  • Kelas X PAS-1
    Kelas X PAS-1
    Dokumen5 halaman
    Kelas X PAS-1
    MADRASAH ALIYAH
    Belum ada peringkat
  • Lisa Awaliyah PDF
    Lisa Awaliyah PDF
    Dokumen9 halaman
    Lisa Awaliyah PDF
    MADRASAH ALIYAH
    Belum ada peringkat
  • Kelas X
    Kelas X
    Dokumen6 halaman
    Kelas X
    MADRASAH ALIYAH
    Belum ada peringkat