MakalaH FILSAFAT PDF
MakalaH FILSAFAT PDF
Oleh :
SUPRIAH (202630015)
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM / 1
Akhir kata, tiada gading tak retak. Penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
dari pembaca, penyusun sangat harapkan demi perbaikan makalah ini di masa
mendatang. Dan semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB. I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
bidang keilmuwan dengan ilmu yang ingin terbebas dari nilai yang tidak berada dalam
bidang keilmuannya.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan pokok
permasalahan, yaitu :
C. TUJUAN PENULISAN
Agar dapat memahami dengan jelas mengenai hakikat dari ilmu dan nilai. Serta
dapat membedakan ilmu yang dijelaskan dalam paradigma ilmu bebas nilai
ataupun ilmu yang dijelaskan dalam paradigma ilmu tidak bebas nilai.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ILMU
Rasionalisasi dalam ilmu pengetahuan sendiri terjadi sejak Rene Descartes
memunculkan metodisnya dengan meragukan segala hal, kecuali yang sedang dalam
keraguan adalah dirinya. Yang kemudian berlanjut pada era Auf Klarung yakni era
yang berusaha mencapai titik rasional tentang alam dan dirinya.
Dalam istilah klasik sendiri, ilmu dapat diartikan sebagai pengetahuan yang
menjelaskan tentang asal-usul suatu hal ataupun sebab akibat dari suatu peristiwa.
Sedangkan menurut Guston Buchelard, ilmu pengetahuan merupakan produk dari
pemikiran manusia yang menyelaraskan antara hukum pemikiran yang ada dengan
dunia luar.
Sedangkan dijelaskan oleh Daoed Joesoef, ilmu pada dasarnya mengacu pada tiga
hal, yakni produk-produk, masyarakat dan proses. Ilmu pengetahuan sebagai produk
diartikan sebagai ilmu yang telah dikenal/diketahui dan diakui kebenarannya oleh
masyarakat ilmuwan.
3
Van Melsen mengemukakan beberapa ciri yang menandai ilmu, yaitu :
B. PENGERTIAN NILAI
Nilai, bukan sesuatu yang tidak eksis, sesuatu yang sungguh-sungguh berupa
kenyataan, bersembunyi dibalik kenyataan yang tampak, tidak tergantung pada
kenyataan- kenyataan lain, mutlak dan tidak pernah mengalami perubahan (pembawa
nilai bisa berubah).
4
C. PARADIGMA ILMU BEBAS NILAI
Ilmu bebas nilai dalam bahasa Inggris sering disebut dengan value free, yang
menyatakan bahwa ilmu dan teknologi adalah bersifat otonom. Ilmu secara otonom
tidak memiliki keterkaitan sama seklai dengan nilai. Bebas nilai berarti semua
kegiatan terkait dengan penyelidikan ilmiah harus disandarkan pada hakikat ilmu itu
sendiri. Ilmu menolak campur tangan faktro eksternal yang tidak secara hakiki
menentukan ilmu itu sendiri.
Dalam pandanagn ilmu yang bebas nilai, eksplorasi alam tanpa batas dapat
dibenarkan, karena hal tersebut untuk kepentingan ilmu itu sendiri, yang terkadang hal
tersebut dapat merugikan lingkungan. Contoh untuk hal ini adalah teknologi air
condition, yang ternyata berpengaruh pada pemanasan global dan lubang ozon
semakin melebar, tetapi ilmu pembuatan alat pendingin ruangan ini semata untuk
pengembangan teknologi itu dengan tanpa memperdulikan dampak yang ditimbulakan
pada lingkungan sekitar. Dalam ilmu bebas nilai tujuan dari ilimu itu untuk ilmu.
Dengan bebas nilai kita maksudkan suatu tuntutan dengan mengajukan kepada setiap
kegiatan ilmiah atas dasar hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri. Orang yang
5
mendukung bebas nilai ilmu pengetahuan akan melakukan kegiatan ilmiah
berdasarkan nilai yang khusus yang diwujudkan ilmu pengetahuan. Karena kebenaran
dijunjung tinggi sebagai nilai, maka kebenaran itu dikejar secara murni dan semua
nilai lain dikesampingkan.
Ilmu yang tidak bebas nilai (value bond) memandang bahwa ilmu itu selalu terikat
dengan nilai dan harus dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek nilai.
Perkembangan nilai tidak lepas dari dari nilai-nilai ekonomis, sosial, religius, dan
nilai-nilai yang lainnya.
Menurut salah satu filsof yang mengerti teori value bond, yaitu Jurgen Habermas
berpendapat bahwa ilmu, sekalipun ilmu alam tidak mungkin bebas nilai, karena setiap
ilmu selau ada kepentingan-kepentingan. Dia juga membedakan ilmu menjadi 3
macam, sesuai kepentingan-kepentingan masing-masing;
6
3. Pengetahuan yang ketiga, teori kritis. Yaitu membongkar penindasan dan
mendewasakan manusia pada otonomi dirinya sendiri. Sadar diri amat
dipentingkan disini. Aspek sosial yang mendasarinya adalah dominasi
kekuasaan dan kepentingan yang dikejar adalah pembebasan atau emansipasi
manusia.
Ilmu yang tidak bebas nilai ini memandang bahwa ilmu itu selalu terkait dengan
nilai dan harus di kembangkan dengan mempertimbangkan nilai. Ilmu jelas tidak
mungkin bisa terlepas dari nilai-nilai kepentingan-kepentingan baik politik, ekonomi,
sosial, keagamaan, lingkungan dan sebagainya.
Di dunia modern ini, ilmu sangatlah mendominasi. dipandang dari segi masa
depan, ilmu dianggap sebagai sumber nasihat tentang perilaku. Dalam pandangan
Habermas, jelas sekali bahwa ilmu sendiri dikonstruksi untuk kepentingan-
kepentingan tertentu, yakni nilai relasional antara manusia dan alam, manusia dan
manusia, manusia dan nilai penghormatan terhadap manusia. Jika lahirnya ilmu itu
terkait dengan nilai, maka ilmu itu sendiri tidak mungkin bekerja terlepas dari nilai.
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam kehidupan sehari-hari, niali berfungsi mirip dengan agama
yang menjadi pedoman kehidupan manusia. Dalam teori nilai terkandung tujuan
bagaimana manusia mengalami kehidupan dan memberi makna terhadap
kehidupan ini. Nilai bukan sesuatu yang tidak eksis, sesuatu yang sungguh-
sungguh berupa kenyataan, bersembunyi dibalik kenyataan yang tampak, tidak
tergantung pada kenyataan- kenyataan lain, mutlak dan tidak pernah mengalami
perubahan.
Dalam filsafat terdapat dua pandangan menenai ilmu, yaitu ilmu bebas nilai
dan ilmu terikat nilai/tidak bebas nilai. Ilmu bebas nilai mengemukakan bahwa
antara ilmu dan nilai tidak ada kaitannya, keduanya berdiri sendiri. Menurut
pandangan ilmu bebas nilai, dengan tujuan mengembangkan ilmu pengetahuan kita
boleh mengeksplorasi alam tanpa batas dan tdak harus memikirkan nilai-nilai
yang ada, karena nilai hanya akan menghambat perkembangan ilmu.
Menurut pandangan ilmu terikat nilai/tidak bebas nilai, ilmu itu selalu
terkait dengan nilai-nilai. Perkembangan ilmu selalu memperhatikan aspek nilai
yang berlaku. Perkembangan nilai tidak lepas dari dari nilai-nilai ekonomis, sosial,
religius, dan nilai-nilai yang lainnya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali Bachri, dkk. 2005. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pokja Akademik UIN
Sunan Kalijaga.