Anda di halaman 1dari 4

Nama : Santi Gitasari Lombu

Kelas : D 3.2 PSIK

Nim : 170204068

Pengaplikasian konsep model teori Betty Neuman


Pengaplikasian konsep model sistem Neuman dalam keperawatan komunitas, antara lain:
1. Pencegahan primer untuk garis pertahanan fleksibel, dimana intevensi yang bersifat
promosi sebagai proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatannya.Contohnya, seorang perawat memberikan penyuluhan
kesehatan kepada komunitas masyarakat di sat udesa tentang ISPA.
2. Pencegahan sekunder untuk garis pertahanan normal, dimana intervensi yang bersifat
skrining (deteksi dini/skrining awal gangguan kesehatan),diaplikasikan saat masalah
terjadi pada garis pertahanan normal, seperti deteksi dini tumbuh kembang balita,
deteksi dini gangguan kehamilan ibu, dan deteksi dini gangguan kardiovaskuler
3. Pencegahan tersier untuk garis pertahanan resistensi, diaplikasikan saat masalah terjadi
pada garis pertahanan resisten, seperti melakukan tindakan keperawatan, seperti melatih
rentang gerak pada klien pasca stroke,memberikan pengobatandasar oleh perawat,
misalnya pemberian obat paracetamol untuk menurunkan panas, memberikan konseling
untuk penyelsaian masalah, melakukan kerjasamalintas program dan lintas sektor
untuk penyelsaian masalah, serta melakukan rujukan keperawatan atau non
keperawatan.

Aplikasi konsep model Neuman dalam proses keperawatan, yaitu:


1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi
individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat melalui wawancara,
observasi, studi dokumentasi dengan menggunakan instrumen pengumpulan data
dalam menghimpun informasi. Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas
beserta faktor lingkungannya, yaitu delapan sub sistem yang mempengaruhi
komunitas, antara lain:
1) Perumahan
Perumahan yang dihuni penduduk, bagaimana penerangannya, sirkulasi,
kepadatannya merupakan stressor bagi penduduk yang dapat mengganggu
kesehatan pada masyarakat
2) Pendidikan komunitas
Apakah ada sarana pendidikan dikomunitas yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuannya terutama tentang kesehatan.
3) Keamanan dan keselamatan
Bagaimana keselamatan dan keamanan yang ada dilingkungan komunitas
yang dapat membantu meningkatkan kesehatan komunitas.
4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan
Apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapatkan
pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan
5) Pelayanan kesehatan yang tersedia
Apakah ada pelayanan kesehatan yang memadai untuk melakukan deteksi
dini gangguan atau merawat atau memantau gangguan yang terjadi
dilingkungan komunitas.
6) Sistem komunikasi
Sistem komunikasi apa saja yang tersedia dan dapat dimanfaatkan di
komunikasi tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan
gangguan penyakit, misalnya dapat berupa surat kabar, poster, televisi dan
internet.
7) Sistem ekonomi
Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai dengan
upah minimum regional (UMR), dibawah atau diatas nilai UMR sehingga
upaya pelayanan ditujukan pada anjuran untuk mengkonsumsi jenis makanan
sesuai status ekonomi masing-masing.
8) Rekreasi
Apakah tersedia sarana, misalnya taman bermain, lapangan, kapan saja
dibuka, biayanya apakah terjangkau komunitas atau tidak yang dapat
membatu komunitas untuk terhindar dari stres yang dialami dalam kehidupan
seharu-hari.
b. Analisa data
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan disusun
dalam suatu format yang sistematis. Data yang terkumpul kemudian dianalisa
seberapa besar faktor stressor yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang
timbul di komunitas.
2. Diagnosis keperawatan komunitas
Diagnosis ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap stressor yang
ada. Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat antara lain:
a) Masalah yang ditetapkan dari data umum
b) Masalah yang dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan kesehatan Kriteria skala
prioritas
3. Konsep model Neuman menyatakan perencanaan yang dapat dilakukan adalah :
a) Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit gangguan saluran pernafasan.
b) Lakukan demonstrasi keterampilan cara menangani nyeri dan teknik relaksasi.
c) Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit kardiovaskuler melalui
pemeriksaan tekanan darah.
d) Lakukan kerjasama dengan petugas dan aparat pemerintah setempatuntuk
memperbaiki lingkungan atau komunitas apabila menjadipenyebab stressor
e) Lakukan rujukan ke rumah sakit bila di perlukan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi dan penilaian
Contoh Kasus Teori Betty Neuman

Sebuah keluarga sedang mengalami perasaan duka cita. Sang ibu yang telah mengandung
2 bulan mengalami pendarahan dan mengharuskan untuk dilakukan aborsi untuk
menyelamatkan jiwa ibunya. Perasaan duka cita dari pasangan tersebut memiliki
karakteristik yang kompleks. Sang ibu berduka karena calon bayinya tidak bisa
dipertahankan (kehilangan interpersonal), atau barangkali merasa bersalah kepada
anggota keluarga lainnya karena tidak sesuai harapan mereka (kehilangan
ekstrapersonal).

Dari kasus diatas, diperlukan pengkajian yangmeliputi aspek : fisiologis, spiritual,


psikologis, perkembangan, dan sosial budaya. Untuk membantu pasangan tersebut
mencapai rekonstitusi, dukungan interpersonal dan ekstrapersonal merupakan 3 hal
penting yang perlu dikaji. Setiap orangtua akan memberikan reaksi yang berbeda dan
respon terhadap pengalaman duka cita bagi masing-masing orang tidak akan sama
termasuk rentang waktu pemulihannya pun berbeda.Setelah dilakukan pengkajian secara
menyeluruh, selanjutnya tahapan perencanaan, intervensi, dan evaluasi akan
menggunakan proses yang sama. Perangkat penilaian akan mengukur hal-hal yang akan
berdampak secara khusus kehilangan pada masa perinatal merupakan suatu pengalaman
yang sangat pribadi bagi banyak orang. Perawat perlu mempertimbangkan aspek
perkembangan seseorang dari perasaan berduka. Intervensi yang sesuai untuk ibu muda
primigravida tentunya akan sangat berbeda dengan ibu yang telah memiliki anak
sebelumnya.

Menurut aplikasi teori Betty Neuman dalam menangani kasus ini adalah dengan
cara pencegahan tersier (Preventif Tersier) untuk pertahanan resistensi, dimana intervensi
yang bersifat kuratif dikarenakan dalam kasus ini telah terjadi keguguran pada ibu muda
primigravida yang menyebabkan ibu muda tersebut merasa stress. Untuk mengatasinya
adalah dengan cara diberikan terapi perilaku kognitif yaitu perubahan pola pikir pasien
yang negatif menjadi positif sehingga dapat mengubah perilaku pasien menjadi lebih baik
lagi dan permanen. Dengan melakukan terapi ini pasien dapat termotifasi untuk
mempunyai anak lagi tanpa adanya trauma. Selain menghilangkan rasa stres dan trauma
yang dialami dengan melakukan sebuah terapi pasien juga dapat menghilangkannya
dengan adanya dukungan dari keluarga khususnya orang terdekat seperti keluarga, suami
dan sahabat. Dengan adanya dukungan dari keluarga pasien akan lebih termotifasi dan
akan menghilangkan kesedihan akibat keguguran yang dialami sertajugadilakukannya
pengurangan penderitaan akibat penyakit dengan melakukan terapi biologis, terapi ini
juga terdapat faktor besar dengan keluarga maupu orang orang terdekat pasien pasien
dapat menghilangkan rsa stres dan depresinya dengan menlakukan hal hal yang
bermanfaat, namun semua itu akan sia-sia jika tidak adanya kemauan untuk berinteraksi
dan berkomunikasi dari pasien itu sendiri.

Pengaruh dukungan suami pasien dapat berupa adanya komunikasi yang bersifat
menghibur dan memecahkan masalah yang mengganggu pikiran sang ibu. Sikap suami
yang dilakukan selain menghibur adalah dapat dilakukan dengan cara memahami kondisi
atau perasaan dari sang ibu dengan tetap memberikan motivasi dan yang paling penting
adalah dengan meluangkan waktu untuk selalu berada dsamping istrinya agar dapat
mengurangi stres dan gangguan mental yang dialami. Selain suami peran keluarga juga
sangat dibutuhkan sebagai kerabat dari sang pasien terutama adalah sang ibu dari pasien
tersebut yaitu dengan cara membiarkannya untuk meluapkan segala kesedihan yang
dirasakan setelah itu mengajaknya untuk melakukan kegiatan bersama dan memberikan
motivasi agar dapat melupakan masalah yang sedang dihadapinya. Tidak hanya peran
suami dan juga keluarga, sahabat juga berpengaruh dalam proses mengurangi stres yang
dialami karena sahabat adalah orang terdekat dari pasien yaitu dengan cara memulai
pembicaraan secara perlahan dan mengajaknya untuk membagi beban dan kesedihan
yang dirasakan. memerlihatkan kekhawatiran dan kasih sayang kepadanya, mendampingi
untuk mendengarkan, membantu tugas-tugas kecil, menjaga anak yang lain atau apapun
yang diperlukan saat itu.Seringkali teman bersedia membantu, namun sama sekali tidak
tahu harus bagaimana. Padahal mereka bisa saja membantu dengan cara yang praktis,
dengan menyiapkan makanan, mencuci atau berbelanja. Mereka juga dapat membantu
secara emosional yakni dengan membicarakan kejadian itu. Dibutuhkan teman sejati dan
berani untuk melakukannya.

Peran perawat, bidan atau dokter juga berpengaruh. Salah satu realita
menyakitkan yang harus diketahui oleh setiap wanita yang mengalami keguguran adalah
bahwa seringkali bila terancam keguguran, sangat sedikit hal yang bisa dilakukan
perawat atau penolong medis lainnya untuk mencegahnya. Ini merupakan situasi yang
sulit karena wanita yang bersangkutan cenderung merasa bahwa bidan, perawat atau
dokternya telah mengecewakan mereka dengan tidak melakukan apa-apa. Bidan, perawat
atau dokter yang bersangkutan cenderung merasa bahwa wanita itu tidak realistis karena
mengharapkan sesuatu yang tidak dapat terwujud. Dokter, bidan atau perawat dilatih
untuk aktif melakukan sesuatu dan keguguran seringkali menghadapkan mereka pada
situasi dimana tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Keadaan ini dapat membuat frustasi
dan menghancurkan hati. Jika ada tindakan yang bisa menyelamatkan kehamilan, tenaga
medis tentu dengan senang hati megambil tindakan. Keguguran tidak hanya membuat
stress wanita yang bersangkutan tetapi juga dokter, bidan dan petugas kesehatan lainnya.
Dapat dipahami bahwa sebagian bidan, perawat dan dokter merasa perlu membuat jarak,
tidak hanya untuk mempertahankan efisiensi, tetapi juga sebagai pelindung diri melawan
keterlibatan sakit hati dan stress. Namun seperti halnya orang yang telah mengalami
keguguran, mereka perlu menyeimbangkan kepedulian dan perhatian. Sebagian besar
dokter, perawat dan bidan peduli tetapi yang dibutuhkan adalah agar pasien melihat
bahwa mereka peduli.

Anda mungkin juga menyukai