Anda di halaman 1dari 32

A.

PENGKAJIAN

1. Identitas
a. Klien
Nama : Tn B
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Katolik
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wirausaha

b. Penanggung Jawab
Nama :
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Katolik
Hub dg Klien : Kakak kandung

2. Riwayat Penyakit

a. Alasan Masuk
Keluarga mengatakan 2 hari yang lalu klien mengatkann kepada
klurga nya pasien sedang rafat dengan mentri eropa di kursi
banyak pejabat-pejabat dan keluarga disuruh menyajikan
makanan dan minuman kepada pejabat-pejabaat. Jika tidak di
turuti klien akan marah-marah

b. Riwayat Penyakit Sekarang


Saat dilakukan pengkajian mengatakan bahwa dirinya adalah
perdana mentri eropa dan sering berkeliling dunia, pasien
mengatakan sering mengunjungi indonesia untuk
menghilangkan kemiskinan dan Klien mengatakan mentri luar
negri sering ke rumahnya orang nya berjas hitam, serinng
mengajaknya mengobrol
. Pasien tampak berbicara berulang-ulang kepada semua orang
pasien tampak nyaman dan yakin dengan yang dikatakannya.

c. Riwayat Penyakit Dahulu


Klien sebelmnya juga pernah opname di RSJ, klien 8X
keluar masuk di rumah sakit jiwa, pasien putus obat selama 7
bulan.

3.Pengkajian Psikososial

a. Genogram (minimal 3 generasi)

Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan

= Klien = Tinggal satu rumah

= Meninggal = Garis keturunan

= Garis perkawinan

b. Konsep Diri
1) Gambaran Diri
Klien mengatakan senang dan bersyukur dengan semua bagian
anggota tubuh yang dimiliki

2) Identitas Diri
Klien adalah seorang laki-laki anak ke 7 dari 9 bersaudara, klien
mempunyai seorang istri dan 2 orang anak.

3) Peran Diri
Klien merupakan anak ke 7 dari 9 bersaudara, klien seorang
kepala keluarga yang mempunyai seorang istri dan 2 orang
anak.Klien bekerja sebagai wirausahawan untuk memenuhi
kebutuhan rumahan rumah tangganya Di dalam suatu masyarakat
klien sering berperan aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan

4) Ideal Diri
Klien mengatakan pernah mendaftarkan untuk melakukan
pendidikan pastur tetapi gagal, dan pasien selalu memikirkannya.

5) Harga Diri
Klien mengatakan minder/malu karena tetangganya tau klien di
rawat di rumah sakit jiwa.

c. Hubungan social
a. Saat di rumah
 Klien menganggap keluarga adalah nomer satu di dalam
hidupnya.
 Istri klien jarang menjenguk klien di RS, tetapi saat keluar
dari RS Klien sering menemui keluarganya yang tinggal di
semarang.
b. Saat di rumah sakit
 Interaksi klien dengan Klien di RS yang lain sangat baik
 Hubungan klien dengan tenaga kesehatan di RS juga sangat
baik dan koopratif .

d. Spiritual/Keyakinan
1) Nilai dan Keyakinan
Klien beragama katolik,
2) Kegiatan Ibadah
Saat di RS klien selelu aktif berdoa

4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
KU Klien baik
b. Tingkat Kesadaran
KS : composmentis
5. Tanda Vital
TD : 140/90
N : 80X / menit
S : 36,50C
6. Ukur
BB : 65 kg
TB : 170 cM
7. Keluhan Fisik
Klien tidak mempunyai keluhan fisik

5. Status Mental
a. Penampilan
 Penampilan klien rapih, klien selalu menjaga kebersihan
dirinya.
 Kuku klien sedikit panjang.
 Rambut kurang tertata rapi/sedikit acak-acakan.
 Gigi klien tampak bersih
b. Pembicaraan
Saat berbicara klien tampak lancar, klien mudah di ajak bicara,
volume suara keras dan jelas,saat berbicara klien sering menguap.

c. Aktivitas Motorik
Klien tampak aktiv, kontak mata saat komunikasi cukup baik,
interaksi klien dengan orang laian baik.

d. Alam Perasaan
Klien megalami halusinasi pengelihatan karena klien sering melihat
sosok “mentri-mentri luar negri” dan klien sering berbicara sendiri
klien anggap sedang rafat dengan mentri luar negri

e. Afek
Klien memiliki afek yang tajam karena ada perubahan dalam roman
mukanya saat ada stimulus menyenangkan atau menyedihkan yang di
berikan.

f. Interaksi Selama Wawancara


Kontak mata cukup baik, tetapi klien saat berinteraksi sering
menguap, kadang melihat kea rah lain.

g. Persepsi Sensori
Klien megalami halusinasi pengelihatan karena klien sering melihat
sosok “mentri-mentri luar negri” dan klien sering berbicara sendiri
klien anggap sedang rafat dengan mentri luar negri

h. Proses Pikir
Saat diberikan pertanyaan dari perawat klien dapat menjawab
pertanyaan dengan cepat, akan tetapi pembicaraannya sering melantur.
Klien tidak menutup nutupi yang akan di bicarakannya.
i. Isi Pikir
Klien mempunyai keyakinan kalau klien adalah mentri eropa, klien
mengatakan sering kunjungan ke seluruh dunia termasuk indonesia
dan klien sering rafat dengan mentri-mentri luar negri,

j. Tingkat kesadaran
Orientasi waktu, tempat, dan orang masih jelas saat klien di berikan
pertanyaan.

k. Memori
Daya ingat klien cukup bagus, tetapi klien kurang dapat mengingingat
nama-nama orang yang baru berinteraksi dengan klien. Klien dapat
mengingat anggota keluarganya, alasan klien masuk rumah sakit jiwa,
aktivitas yang sering di lakukan di rumah.

l. Tingkat konsentrasi dan berhitung


Klien dapat berkonsentrasi dengan baik pada suatu hal, akan tetapi
klien sering melamun sendiri. Klien dapat menghitung dengan baik
dan benar saat di berikan pertanyaan tentang hitung-hitungan angka..

m. Kemampuan Penilaian
Klien mengatakan bahwa ibadah dapat meningkatkan keimanan nya,
oleh karena itu klien sealu berdoa pada Tuhan nya untuk
menyembuhkannya, melindunginya dan keluarganya.

n. Daya Tilik Diri


Klien mengatakan dirinya di guna-guna oleh tetangganya sehingga dia
sering mengalami seperti sekarang dan di bawa ke rumah sakit. Klien
juga menuduh tetangganya sengaja memasukkannya ke rumah sakit
jiwa. klien menganggap yang di alami adalah sebuah kenyataan.
5. Mekanisme Koping
a. Jenis Mekanisme Koping
Cara klien mengatasi masalah adalah klien melakukan tekhnik nafas
dalam dan mendiamkan halusinasinya.

b. Sumber Mekanisme Koping


Dari dalam dirinya sendiri

6. Kebutuhan Persiapan Pulang

Tingkat
No Aspek yang Dinilai Kemampuan
0 1 2
1 Makan
a. Kemampuan menyiapkan makanan

b. Kemampuan membersihkan alat makan

c. Kemampuan menempatkan alat makan dan

minum ditempatnya
2 BAB/BAK
a. Kemampuan mengontrol BAK/BAB di WC 
b. Kemampuan membersihkan WC 
c. Kemampuan membersihan diri 
d. Kemampuan memakai pakaian/celana 
3 Mandi
a. Kemampuan dalam mandi

b. Kemampuan dalam menggosok gigi

c. Kemampuan dalam keramas

d. Kemampuan dalam potong kuku dan rambut
4 Berpakaian/berdandan
a. Kemampuan memilih pakaian 
b. Kemampuan memakai pakaian. 
c. Kemampuan mengatur frekuensi ganti 
pakaian
d. Kemampuan mencukur jenggot (laki-laki) 
e. Kemampuan berhias (perempuan) 
f. Kemampuan menyisir rambut 
5 Istirahat dan Tidur
a. Kemampuan untuk mengatur waktu tidur

b. Kemampuan merapikan sprei dan selimut

c. Kemampuan untuk tidur dengan bantuan

obat
6 Penggunaan Obat
Kemampuan pengaturan penggunaan obat 
7 Pemeliharaan Kesehatan
a. Perawatan Lanjutan (Puskesmas, RS, RSJ,

Perawat, dokter)
a. Perawatan Pendukung (keluarga, pengawas

minum obat)
8 Kegiatan di Dalam Rumah
a. Kemampuan mempersiapkan makanan 
b. Kemampuan menjaga kerapihan rumah 
b. Kemampuan mencuci pakaian 
c. Kemampuan pengaturan keuangan 
9 Kegiatan Di Luar Rumah
a. Kemampuan berbelanja 
b. Kemampuan transportasi 

10 Lain-lain (jelaskan) :
.................................................................................
.................................................................................
................................................................................

Ket :
0 : Bantuan Total
1 : Bantuan Minimal
2 : Mandiri
Penjelasan :
Klien dapat melakukan semua aktivitas sehari-hari secara mandiri, tanpa
bantuan dari orang lain

B. ANALISA DATA

NO Data Masalah Keperawatan


1. DS : Gangguan persepsi sensori
 Klien mengatakan sering berhubungan dengan halusinasi
melihat sosok “mentri-mentri pengelihatan
luar negri”
 Klien mengatakan sering rafat
dengan mentri-mentri luar negri
 Klien mengatakan mentri luar
negri sering ke rumahnya orang
nya berjas hitam, serinng
mengajaknya mengobrol
DO:

 klien terlihat berbicara sendiri


klien anggap sedang rafat
dengan mentri luar negri
2. DS: Waham kebesaran berhubungan
dengan halusinasi
 Klien mengatakan bahwa
dirinya adalah mentri eropa
 Klien mengatakan sering kliling
dunia
 Klien mengatkan sering rafat
dengan mentri-mentri luar negri
 Klien mengatakan mau
memberantas kemiskinan di
indonesia

DO :

 Klien menganggap diri nya


mentri eropa
 Klien menganggap diri nya
sering kliling dunia
 Klien mengaggap dirinya sering
rafat daengan mentri-mentri luar
negri
3. DS : Koping individu tidak efektif
berhubungan dengan gangguan
 Klien mengatakan dirinya di
proses pikir
guna-guna oleh tetangganya
sehingga dia sering mengalami
seperti sekarang dan di bawa ke
rumah sakit.
 Klien mengatakan pernah
mendaftarkan untuk melakukan
pendidikan pastur tetapi gagal,
dan selalu memikirkannya.
DO :

 Klien selalu bercerita tentang


tetangganya yng mengguna-
gunanya
 Klien juga menuduh
tetangganya sengaja
memasukkannya ke rumah sakit
jiwa.

C. POHON MASALAH

Waham kebesaran EFEK

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


CORE PROBLEM
HALUSINASI

KOPING INDIVIDU TIDAK EFEKTIF CAUSA


D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan halusinasi pendengaran
dan pengelihatan
2. Waham kebesaran berhubungan dengan halusinasi
3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan gangguan proses pikir

F. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi
Gangguan Setelah 4X Setelah 1x pertemuan SP I
persepsi pertemuan pasien klien dapat  Bina hubungan saling
sensori mampu : menyebutkan : percaya
berhubungan  Mengenali  Isi, waktu,  Bantu klien
dengan halusinasi frekuensi, mengenali
halusinasi yang di pencetus, halusinasi :
pendengaran alaminya perasaan  Isi
dan  Klien dapat  Mampu  Waktu terjadi
pengelihatan mengontrol memperagakan  Frekuensi
halusinasi cara dalam  Situasi
yang di alami mengontrol pencetus
 Mengikuti halusinasi  Perasaan saat
program terjadi
pengobatan halusinasi
secra optimal  Latih mengontrol
halusinasi dengan
cara menghardik
Tahapan tindakannya
meliputi :

 Jelaskan cara
menghardik
halusinasi
 Peragakan cara
menghardik
 Minta klien
memperagakan
ulang
 Pantau penerapan
cara ini, beri
penguatan
perilaku klien
 Masukan cara kontrol
halusinasi dengan
menghardik dalam
jadwal harian klien
Setelah 1x pertemuan SP II
klien mampu :
 Validasi maslah dan
 Menyebutkan
latihan sebelumnya
kegiatan yang
 Latih bicara/
sudah di
bercakap-cakap
lakukan
dengan orang lain
 Klien dapat
saat halusinasi
bercakap-
muncul
cakap dengan
 Masukan cara kontrol
orang lain
halusinasi dengan
untuk
cara berbincang-
mengalihkan
bincang dengan
perhatian
orang lain dalam
jadwal harian klien
Setelah 1x pertemuan SP III
klien mampu :  Validasi maslah dan
 Menyebutkan latihan sebelumnya
kegiatan yang  Latih klien cara
sudah mengontrol
dilakukan halusinasi dengan
 Membuat kegiatan harian agar
jadwal halusinasi tidak
kegiatan muncul
sehari-hari dan Tahapannya :
mampu
 Jelaskan pentingnya
memperagakan
aktifitas yang teratur
nya.
untuk mengatasi
halusinasi
 Diskusikan aktifitas
yang biasa dilakukan
oleh klien
 Latih klien
melakukan aktifitas
 Susun jadwal
aktifitas sehari-hari
sesuai dengan
aktifityang telah di
latih(dari bangun
pagi sampai tidur
malam)
 Pantau pelaksanaan
jadwal kegiatan,
berikan pengaturan
terhadap perilaku
pasien yang positif
 Masukan cara kontrol
halusinasi dengan cara
kegiatan sehari-hari
dalam jadwal harian
klien
Setelah 1x pertemuan SP IV
klien mampu :  Validasi maslah dan
 Menyebutkan latihan sebelumnya
kegiatan yang  Jelaskan cara
sudah mengontrol
dilakukan halusinasi dengan
 Menyebutkan teratur minum obat
manfaat dari Tahapannya :
program  Jelaskan manfaat
pengobatan penggunaan obat
pada pasien
dengan
gangguan jiwa
 Jelaskan akibat
bila tidak di
gunakan sesuai
program
 Menyarankan
pada klien untuk
melakukan
control jika obat
yang di berikan
telah habis
 Masukan cara kontrol
halusinasi dengan
cara teratur minum
obat dalam jadwal
harian klien
Waham Setelah 3X Setelah 1X pertemuan SP I
kebesaran pertemuan di harapkan klien
1. Bina hubungan saling
berhubungan diharapkan klien mampu :
percaya
dengan mampu :  klien dapat
2. Bantu orientasi realita
halusinasi  Membantu berhubungan
Tahapannya :
Orientasi realita dengan realita
 Berikan Support
 klien dapat  klien dapat
pada klienklien,
mengidentifikasi mengidentifiks
tidak boleh
kemampuan dan ai kebutuhan
menyalahkan
asfek positif yang yang tidak
klien
dimiliki terpenuhi
3. Bantu klien
 klien dapat
memenuhi
memiliki
kebutuhannya
kemampuan yang
4. Anjurkan klien
dapat digunakan
memasukkan dalam
 klien dapat
jadwal kegiatan
menetapkan
harian klien.
kegaitan sesuai
dengan
kemampuan yang
dimiliki
Setelah 1x pertemuan SP II
di harapkan klien
1. Evaluasi jadwal
mampu :
kegiatan harian klien
 klien dapat 2. Berdiskusi tentang
memiliki kemampuan yang di
kemampuan miliki
yang dapat  Tanyakan
digunakan kemampuan yang
di miliki klien
 diskusikan
3. Latih kemampuan
yang di miliki
Setelah 1x pertemuan SP III
di harapkan klien
1. Evaluasi jadwal
mampu :
kegiatan harian klien
 Menyebutkan 2. Berikan pendidikan
kegiatan yang kesehatan tentang
sudah dilakukan menggunakan obat
 Menyebutkan yang teratur
manfaat dari  Jelaskan manfaat
program penggunaan obat
pengobatan pada pasien
dengan
gangguan jiwa
 Jelaskan akibat
bila tidak di
gunakan sesuai
program
 Menyarankan
pada klien untuk
melakukan
control jika obat
yang di berikan
telah habis
3. Anjurkan klien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
klien
Koping Setelah 3x pertemuan Setelah 1 x pertemuan SP I
individu tidak di harapkan klien diharapkan klien
1. Bina hubungan saling
efektif mampu : mampu :
percaya
berhubungan  Mengenali  Berbicara
2. Bantu pasien mengenal
dengan koping yang terbuka dengan
koping yang tidak efektif
gangguan tidak efektif orang lain 3. Anjurkan kooping
proses pikir  Dapat berbicara  Klien tidak konstruktif: bicara
dengan terbuka menyalahkan terbuka dengan orang
 Dapat orang lain lain
melakukan  klien 4. Masukkan ke jadwal
kegiatan seperti menerima harian klien
biasa kondisinya
 klien Sehat fisik seperti
dan psikologis sekarang tanpa
menyalahkan
orang lain

Setelah 1x pertemuan SP II
klien mampu :
1. Bina hubungan saling
 Klien
percaya
melakukan
2. Evaluasi jadwal kegiatan
kegiatan seperti
sebelumnya pada klien
biasa
3. Mengajarkan koping
 klien
konstruktif: melakukan
melupakan
kegiatan
masalah yang di
 menganjurkan
alami
klien melakukan
kegiatan untuk
melupakan
masalah yang di
alami
 jelaskan manfaat
melakukan
kegiatan untuk
klien
4. Masukkan ke jadwal
harian klien
SP III

1. Evaluasi jadwal kegiatan


sebelumnya pada klien
2. Ajarkan koping
konstruktif: latihan
fisik/olah raga
3. Masukkan ke jadwal
harian klien
G. CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal/Ja Diagnosa Implementasi Evaluasi


m
Gangguan persepsi SP I SP I
sensori berhubungan  Memantu klien S : klien mengatakan
dengan halusinasi mengenalui mendengar suara bisikan-
pendengaran dan halusinasi : bisikan untuk
pengelihatan  Isi menyuruhnya menjadi
 Waktu pastur dan pasien sering
terjadi melihat yesus. halusinasi

 Frekuensi muncul saat klien

 Situasi bengong, klien sering

pencetus mengalami halusinasi


(terus menerus), klien
 Perasaan
mendiamkan halusinasi
saat
yang terjadi.
terjadi
O:
halusinasi
 Melatih klien cara
 Melatih
menghardik
mengontrol
halusinasi dengan  Klien dapat

cara menghardik memperagakan

Tahapan tindakannya ualang cara

meliputi : mengontrol
halusinasi dengan
 Menjelaskan cara menghardik
cara halusinasi yang
menghardik muncul.
halusinasi  Klien koopratif
 Memperagaka  Klien mundah
n cara menerima
menghardik masukan dari
 Meminta
klien perawat
memperagaka A : SP I dapat teratasi
n ulang
P : lanjutkan intervensi
 Memantau
penerapan  SP II
cara ini, beri Latih bicara/
penguatan bercakap-cakap
perilaku klien dengan orang lain
 Memasukan cara saat halusinasi
kontrol halusinasi muncul
dengan
menghardik
dalam jadwal
harian klien
( Obi Prasetyo )

Gangguan persepsi SP II SP II
sensori berhubungan S:
 Mengvalidasi
dengan halusinasi  klien mengatakan
maslah dan
pendengaran dan dapat melakukan
latihan
pengelihatan cara mengontrol
sebelumnya
halusinasi dengan
 Melatih bicara/
menghardik
bercakap-cakap
halusinasi tersebut
dengan orang lain
 klien mengatakan
saat halusinasi
halusinasinya masih
muncul
sering terjadi
 Menjelaskan
O:
manfaat
 Klien dapat
berbincang/
mempraktekan
berinteraksi
cara mengontrol
dengan orang
halusinasi dengan
lain untuk
cara menghardik
mengalihkan
halusinasi  Melatih klien
pada klien berbincang dengan
 Memasukan cara orang lain untuk
kontrol halusinasi mengalihkan
dengan cara halusinasi yang di
berbincang- alani.
bincang dengan  Pasien dapat
orang lain dalam berbincang-
jadwal harian bincang dengan
klien orang lain dengan
baik
 Klien koopratif
 Interaksi klien
dengan orang lain
baik baik
 Komunikasi klien
baik
A : SP II dapat teratasi

P : Lanjutkan intervensi

 SP III
Latih klien cara
mengontrol
halusinasi dengan
kegiatan harian
agar halusinasi
tidak muncul

( Obi Prasetyo )
Gangguan persepsi SP III SP III
sensori berhubungan  Mengvalidasi S:
dengan halusinasi maslah dan  klien mengatakan
pendengaran dan latihan saat halusinasi
pengelihatan sebelumnya muncul, klien
 Melatih klien cara melakukan
mengontrol interaksi dengan
halusinasi dengan teman
kegiatan harian sekamarnya
agar halusinasi untuk mengontrol
tidak muncul halusinasinya.
Tahapannya :  klien mengatakan
saat melakukan
 Menjelaskan
interaksi
pentingnya
halusinya dapat
aktifitas yang
berkurang
teratur untuk
O:
mengatasi
 Membuatkan
halusinasi
jadwal kegiatan
 Mendiskusikan
untuk klien.
aktifitas yang
 Klien paham
biasa dilakukan
pentingnya
oleh klien
aktifitas untuk
 Menyusun jadwal
menghilangkan
aktifitas sehari-
halusinasi
hari sesuai
 Klien koopratif
dengan
 Klien mau
aktifityang telah
melakukan
di latih(dari
aktifitas yang di
bangun pagi
jadwalkan.
sampai tidur
 Klien mampu
malam)
melakukan
 Memasukan cara kegiatan aktifitas
kontrol halusinasi yang di
dengan cara jadwalkan.
kegiatan sehari-hari A : SP III dapat teratasi
dalam jadwal
P : Lanjutkan intervensi
harian klien
 SP IV
Jelaskan cara
mengontrol
halusinasi dengan
teratur minum
obat

( Obi Prasetyo )
Gangguan persepsi SP IV SP IV
sensori berhubungan  Memvalidasi S : klien mengatakan
dengan halusinasi maslah dan sudah melakukan
pendengaran dan latihan kegiatan sesuai yang di
pengelihatan sebelumnya jadwalkan bersama-sama.
 Menjelaskan cara Klien mengatakan
mengontrol halusinasi tidak sering
halusinasi dengan muncul saat klien
teratur minum melakukan kegiatan.
obat O:
Tahapannya :  klien jelas
 Menjelask pentingnya obat
an yang di berikan di
manfaat rumah sakit
pengguna  klien mengetahui
an obat akibatnya jika
pada tidak meminum
pasien obat sesuai
dengan program
gangguan  klien dapat
jiwa menyebutkan
 Menjelask manfaat terapi
an akibat obat yang di
bila tidak berikan
di minum  klien koopratif
sesuai  klien mau
program melakukan saran
 Menyaran yang di berikan.
kan pada A : SP IV dapat teratasi
klien
P : lanjutkan intervensi
untuk
melakuka  Optimalkan
n control konsumsi obat
jika obat (teratur minum
yang di obat)
berikan  Anjurkan untuk
telah habis kontrol ke RS
 Masukan cara saat obat habis
kontrol halusinasi
dengan cara
teratur minum
( Obi Prasetyo )
obat dalam
jadwal harian
klien
S : klien mengatakan
halusinasi yang di alami
klien sudah jarang
muncul, jika halusinasi
muncul lien sudah tau
bagaimana caranya
mengontrol halusinasi
tersebut agar dapat
menghilang.

O:
 Klien koopratif
 Halusinasi jarang
terjadi
 Klien tampak
lebih tenang
 Interaksi dengan
orang lain bagus.
 klien melakukan
aktivitas seperti
yang di jadwal
 Klien sudah
paham manfaat
minum obat
teratur
 Klien tau jika
obat habis harus
segera kontrol ke
RS

A : Gangguan persepsi
sensori berhubungan
dengan halusinasi
pendengaran dan
pengelihatan dapat
teratasi
P : lanjutkan intervensi
 optimalkan
minum obat yang
teratur
 control ke RS jika
obat telah habis.

( Obi Prasetyo)
waham kebesaran SP I SP I
berhubungan dengan S : Klien
1. Membina
halusinasi mengatakan
hubungan saling
mempunyai
percaya
kekebalan pada
2. Membantu
tubuhnya. Klien
orientasi realita
menganggap dirinya
Tahapannya :
mempunyai
 Memberikan
kekebalan karena
Support pada
ada yesus di dalam
klien, tidak
tubuhnya yang
boleh
melindunginya.
menyalahkan
O:
klien
 Bicara sering
3. Menganjurkan
melantur
klien
 Menjelaskan
memasukkan
realita tentang
dalam jadwal
yang di alami klien
kegiatan harian
 Klien masih
klien.
mempercayai
bahwa dirinya
mempunyai
kekebalan

A : waham kebesaran
berhubungan dengan
halusinasi teratasi
sebagian

P : lanjutkan SP II
Berdiskusi tentang
kemampuan yang
di miliki

( Obi Prasetyo )
SP II SP II
S : klien mengatakan
1. Mengevaluasi
mempunyai kemampuan
jadwal kegiatan
dalam bidang wira usaha
harian klien
2. Mendiskusikan
O:
tentang
 Klien adalah
kemampuan yang
wirausahawan
di miliki
 support klien
 Menanyakan
tentang
kemampuan
kemampuan yang
yang di miliki
di miliki klien
klien
 klien koopratif
3. Melatih
 klien sering
kemampuan yang
bercerita tentang
di miliki
usahanya

A : SP II dapat teratasi
P : lanjutkan intervensi
SP III
Memberikan
pendidikan
kesehatan tentang
menggunakan obat
yang teratur

( Obi Prasetyo )
SP III SP III
S:
1. Mengevaluasi
jadwal kegiatan
O:
harian klien
 Klien jelas
2. Memberikan
pentingnya obat
pendidikan
yang di berikan di
kesehatan tentang
rumah sakit
menggunakan obat
 Klien mengetahui
yang teratur
akibatnya jika
 Jelaskan
tidak meminum
manfaat
obat sesuai
penggunaan
program
obat pada
 Klien dapat
pasien
menyebutkan
dengan
manfaat terapi
gangguan
obat yang di
jiwa
berikan
 Jelaskan
 Klien koopratif
akibat bila
 Klien mau
tidak di
gunakan melakukan saran
sesuai yang di berikan.
program
 Menyaranka A : SP IV dapat teratasi
n pada klien
untuk
melakukan P : lanjutkan intervensi
control jika
 Optimalkan
obat yang di
konsumsi obat
berikan telah
(teratur minum
habis
obat)
3. Anjurkan klien
 Anjurkan untuk
memasukkan
kontrol ke RS
dalam jadwal
saat obat habis
kegiatan harian
klien

( Obi Prasetyo )
S : klien mengatakan
mempuyai kekebalan,
klien mempunyai
kekebalan karena
terdapat yesus di
tubuhnya sehingga
menjadikan tubuhnya
kebal

O:
 klien mengalami
waham kebesaran
 klien bicara
melantur
 klien adalah
wirausahawan
 klien mempunyai
kemampuan di
bidang wirausaha

A : waham kebesaran
berhubungan dengan
halusinasi teratasi
sebagian

P : lanjutkan intervensi
 Optimalkan
minum obat
 Latih klien
dengan
kemampuan yang
di miliki

( Obi Prasetyo)
Koping individu tidak SP I SP I
efektif berhubungan
1. Membina
dengan gangguan
hubungan saling
proses pikir
percaya
2. Membantu pasien
mengenal koping
yang tidak efektif
3. Menganjurkan
kooping
konstruktif: bicara
terbuka dengan
orang lain
4. Memaasukkan ke
jadwal harian klien
SP II

1. Mengevaluasi
jadwal kegiatan
sebelumnya pada
klien
2. Mengengajarkan
koping konstruktif:
melakukan kegiatan
3. Memaasukkan ke
jadwal harian klien
SP III

1. Mengevaluasi
jadwal kegiatan
sebelumnya pada
klien
2. Mengajarkan koping
konstruktif: latihan
fisik/olah raga
3. Memasukkan ke
jadwal harian klien

Anda mungkin juga menyukai