OLEH
KELOMPOK 6
Kelompok 6 0
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur hanya milik Allah SWT, karena berkat rahmat, karunia serta
hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KORUPSI ERA
ORDE LAMA SAMPAI SEKARANG”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah BUDAYA
ANTI KORUPSI . Makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dari beberapa
pihak yang ikhlas bersedia meluangkan waktunya untuk membantu kami. Maka pada
kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Bapak H. Jubair,SKM,M.Kes
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini
Semoga Makalah ini dapat berguna bagi banyak orang, pihak-pihak yang telah
membantu dan kepada siapa saja yang ingin memanfaatkannya sebagai referensi
keilmuanya. Amiin.
Penulis
Kelompok 6 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG......................................................................................3
B. TUJUAN..........................................................................................................4
C. MANFAAT ……………………………………………………………….....4
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN...........................................................................................20
B. SARAN.......................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................21
Kelompok 6 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan peradaban dunia semakin sehari seakan-akan berlari
menuju modernisasi.Perkembangan yang selalu membawa perubahan dalam
setiap sendi kehidupan tampak lebih nyata.Seiring dengan itu pula bentuk-
bentuk kejahatan juga senantiasa mengikuti perkembangan jaman dan
bertransformasi dalam bentuk-bentuk yang semakin canggih dan
beranekaragam.Kejahatan dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan
senantiasa turut mengikutinya. Kejahatan masa kini memang tidak lagi
selalu menggunakan cara-cara lama yang telah terjadi selama bertahun-
tahun seiring dengan perjalanan usia bumi ini. Bisa kita lihat contohnya
seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana pencucian uang
(money laundering), tindak pidana korupsi dan tindak pidana lainnya.
Salah satu tindak pidana yang menjadi musuh seluruh bangsa di dunia
ini.Sesungguhnya fenomena korupsi sudah ada di masyarakat sejak lama,
tetapi baru menarik perhatian dunia sejak perang dunia kedua berakhir.Di
Indonesia sendiri fenomena korupsi ini sudah ada sejak Indonesia belum
merdeka.Salah satu bukti yang menunjukkan bahwa korupsi sudah ada
dalam masyarakat Indonesia jaman penjajahan yaitu dengan adanya tradisi
memberikan upeti oleh beberapa golongan masyarakat kepada penguasa
setempat.
Kemudian setelah perang dunia kedua, muncul era baru, gejolak
korupsi ini meningkat di Negara yang sedang berkembang, Negara yang
baru memperoleh kemerdekaan.Masalah korupsi ini sangat berbahaya
karena dapat menghancurkan jaringan sosial, yang secara tidak langsung
memperlemah ketahanan nasional serta eksistensi suatu bangsa.Reimon
Aron seorang sosiolog berpendapat bahwa korupsi dapat mengundang
gejolak revolusi, alat yang ampuh untuk mengkreditkan suatu bangsa.
Kelompok 6 3
Bukanlah tidak mungkin penyaluran akan timbul apabila penguasa tidak
secepatnya menyelesaikan masalah korupsi.
Di Indonesia sendiri praktik korupsi sudah sedemikian parah dan
akut.Telah banyak gambaran tentang praktik korupsi yang terekspos ke
permukaan.Di negeri ini sendiri, korupsi sudah seperti sebuah penyakit
kanker ganas yang menjalar ke sel-sel organ publik, menjangkit ke
lembaga-lembaga tinggi Negara seperti legislatif, eksekutif dan yudikatif
hingga ke BUMN.Apalagi mengingat di akhir masa orde baru, korupsi
hampir kita temui dimana-mana.Mulai dari pejabat kecil hingga pejabat
tinggi.Walaupun demikian, peraturan perundang-undangan yang khusus
mengatur tentang tindak pidana korupsi sudah ada.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu korupsi
2. Bagaimana bentuk korupsi dari era orde lama sampai sekarang
3. Upaya apa saja yang sudah di lakukan untuk mengatasi atau
memberantas korupsi tersebut
C. MANFAAT
Mahasiswa menjadi mengerti apa itu korupsi, mengetahui bagaimana
bentuk korupsi dari era orde lama sampai sekarang dan mengetahui upaya
apa saja yang sudah di lakukan untuk mengatasi atau memberatas korupsi
tersebut
Kelompok 6 4
BAB II
PEMBAHASAN
Korupsi berasal dari bahasa latin, corruption. Kata ini sendiri memiliki kata
kerja corrumpere yang artinya busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, atau
menyogok.
Kelompok 6 5
tertarik pada pengkajian sejarah politik dan sosial, padahal dampak yang ditimbulkan
dari aspek sejarah ekonomi itu, khususnya dalam “budaya korupsi” yang sudah
mendarah daging mampu mempengaruhi bahkan merubah peta perpolitikan, baik
dalam skala lokal yaitu lingkup kerajaan yang bersangkutan maupun skala besar yaitu
sistem dan pola pemerintahan di Nusantara ini. Sistem dan pola itu dengan kuat
mengajarkan “perilaku curang, culas, uncivilian, amoral, oportunis dan lain-lain” dan
banyak menimbulkan tragedi yang teramat dahsyat.
Kelompok 6 6
Pada tahun 1755 dengan Perjanjian Giyanti, VOC rnemecah Mataram
menjadi dua kekuasaan yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan
Surakarta. Kemudian tahun 1757/1758 VOC memecah Kasunanan
Surakarta menjadi dua daerah kekuasaan yaitu Kasunanan Surakarta dan
Mangkunegaran. Baru pada beberapa tahun kemudian Kasultanan
Yogyakarta juga dibagi dua menjadi Kasultanan Yogyakarta dan
Pakualaman.
Kelompok 6 7
Dalam buku History of Java karya Thomas Stanford Raffles
(Gubernur Jenderal Inggris yang memerintah Pulau Jawa tahun 1811-
1816), terbit pertama tahun 1816 mendapat sambutan yang “luar biasa”
baik di kalangan bangsawan lokal atau pribumi Jawa maupun bangsa
Barat. Buku tersebut sangat luas memaparkan aspek budaya meliputi
situasi geografi, nama-nama daerah, pelabuhan, gunung, sungai, danau,
iklim, kandungan mineral, flora dan fauna, karakter dan komposisi
penduduk, pengaruh budaya asing dan lain-lain.
Kelompok 6 8
juga masih kabur. Sebagai contoh, upeti dikenakan untuk hasil-hasil
pertanian seperti Kelapa, Padi, dn Kopi. Namun ukuran dan standar upeti
di beberapa daerah juga berbeda-beda baik satuan barang, volume dan
beratnya, apalagi harganya. Beberapa alasan itulah yang mendorong atau
menye-babkan para pengumpul pajak cenderung berperilaku “memaksa”
rakyat kecil, di pihak lain menambah “beban” kewajiban rakyat terhadap
jenis atau volume komoditi yang harus diserahkan.
Kelompok 6 9
dengan tanaman kesukaan Belanda.
b. Tanah yang ditanami tersebut (1/5) tidak dipungut pajak, namun
dalam praktiknya penduduk tetap diwajibkan membayar
(meskipun yang sering meng-korup belum tentu Belanda)
c. Penduduk yang tidak rnempunyai tanah diwajibkan bekerja di
perkebunan atau perusahaan Belanda selama umur padi (3,5
bulan). Namun, praktiknya ada yang sampai 1 tahun, 5 tahun, 10
tahun dan bahkan ada yang sampai mati. Jika ada yang tertangkap
karena berani melarikan diri maka akan mendapat hukuman
cambuk (poenali sanksi).
d. Jika panen gagal akibat bencana alam (banjir, tanah longsor,
gempa bumi) maka segala kerugian akan ditanggung pemerintah.
Namun praktik di lapangan, penduduk tetap menanggung beban itu
yang diperhitungkan pada tahun berikutnya.
e. Jika terjadi kelebihan hasil produksi (over product) dan melebihi
kuota, maka kelebihannya akan dikembalikan kepada penduduk.
Namun praktiknya dimakan oleh “Belanda Item” atau para
pengumpul.
f. Pelaksanaan CS akan diawasi langsung oleh Belanda. Namun
pelaksanaannya justru lebih banyak dilakukan oleh “Belanda Item”
yang karakternya kadang-kadang jauh lebih kejam, bengis dan
tidak mengenal kornpromi.
Kelompok 6 10
Nasution dan dibantu oleh dua orang anggota yakni Prof M Yamin dan
Roeslan Abdulgani.
Salah satu tugas Paran saat itu adalah agar para pejabat pemerintah
diharuskan mengisi formulir yang disediakan – istilah sekarang : daftar
kekayaan pejabat negara. Dalam perkembangannya kemudian ternyata
kewajiban pengisian formulir tersebut mendapat reaksi keras dari para
pejabat. Mereka berdalih agar formulir itu tidak diserahkan kepada Paran
tetapi langsung kepada Presiden.
Kelompok 6 11
Letjen Ahmad Yani. Sejarah kemudian mencatat pemberantasan korupsi
pada masa itu akhirnya mengalami stagnasi.
Kelompok 6 12
4. Era Reformasi
Jika pada masa Orde Baru dan sebelumnya “korupsi” lebih banyak
dilakukan oleh kalangan elit pemerintahan, maka pada Era Reformasi
hampir seluruh elemen penyelenggara negara sudah terjangkit “Virus
Korupsi” yang sangat ganas. Di era pemerintahan Orde Baru, korupsi
sudah membudaya sekali, kebenarannya tidak terbantahkan. Orde Baru
yang bertujuan meluruskan dan melakukan koreksi total terhadap ORLA
serta melaksanakan Pancasila dan DUD 1945 secara murni dan
konsekwen, namun yang terjadi justru Orde Baru lama-lama rnenjadi Orde
Lama juga dan Pancasila maupun UUD 1945 belum pernah diamalkan
secara murni, kecuali secara “konkesuen” alias “kelamaan”.
Kelompok 6 13
Laksamana Sukardi sebagai Menneg BUMN tak luput dari pembicaraan di
masyarakat karena kebijaksanaannya menjual aset-aset negara.
Pelajaran apa yang bisa ditarik dari uraian ini? Ternyata upaya untuk
memberantas korupsi tidak semudah memba-likkan tangan. Korupsi
bukan hanya menghambat proses pembangunan negara ke arah yang lebih
baik, yaitu peningkatan kesejahteraan serta pengentasan kemiskinan
rakyat. Ketidakberdayaan hukum di hadapan orang kuat, ditambah
minimnya komitmen dari elit pemerintahan rnenjadi faktor penyebab
mengapa KKN masih tumbuh subur di Indonesia. Semua itu karena
hukum tidak sama dengan keadilan, hukum datang dari otak manusia
penguasa, sedangkan keadilan datang dari hati sanubari rakyat.
Kelompok 6 14
2) Operasi Budhi
Kelompok 6 15
dibentuk dengan Keputusan Presiden Nomor 228 Tahun
1967 Tugas memberantas tindak korupsi secara cepat dan tepat
3) Komisi IV
Kelompok 6 16
Komisi Pemeriksa Kekayaan Pejabat Negara
Kelompok 6 17
terpisah dari Pengadilan Umum
BAB III
ANALISA
Kami selaku generasi muda sangat prihatin atas kejadian tersebut, akan tetapi
prihatin saja tidak cukup untuk mengurangi atau meberantas korupsi tersebut, butuh
suatau wujud nyata agar korupsi tersebut minimal jauh dari lingkungan rumah,
sekolah dan masyarakat di sekitar tempat kita tinggal. Mungkin hal ini bukan
seberapa tetapi merupakan awal yang baik untuk sejak dini mulai memberantas
korupsi
Kelompok 6 18
Yaitu menyelidiki atau mencari tahu apabila terdapat tanda-tanda
korupsi, bias dilakukan dengan pertama mengajak teman-teman membangun
komunitas kecil di sekolah dan buatlah diskusi rutin tentang rincian
penggunaan anggaran untuk kegiatan-kegiatan di sekolah. Kedua, lakukan
pengumpulan data apabila ada tanda-tanda penyelewengan dana. Ketiga,
lakukan penelusuran untuk mencari tahu segala bentuk pengelolaan keuangan.
Keempat, menjalin komunikasi dengan guru-guru yang berwenang jika diduga
terjadi penyelewengan anggaran
3. Strategi edukasi
Cara ini bertujun untuk mendorong masyarakat untuk berperan serta
memerangi korupsi dengan kewenangan masing-masing. Maka pada
masyarakat peerlu di tanamkan nilai-nilai kejujuran, serta menumbuhkan
sikap antisipasi terhadap perlakuan yang mengarah kepada korupsi melalui
pesan-pesan moral
Dari tiga pilar strategi yang di jelaskan di atas pada intinya juga
membutuhkan usaha keras serta dorongan dari pemerintah dalam
memberantas korupsi juga sangat penting dalam melibatkan partisipasi
masyarakat. Jadi, korupsi adalah tindakan yang harus diberantas segera dan
sedini mungkin karena dapat mengancam kesejahteran masyarakat serta dapat
berdampak buruk pada perkembangan dan pembangunan Negara. Sehingga
perlu peran semua lapisan masyarakat. Remaja adalah salah satu bagian
masyarakat yang mempunyai pengaruh signifiksn dalam memengaruhi
kebijakan pemerintah.
Kelompok 6 19
melahirkan pemimpin-pemimpin yang jujur, sehingga pembangunan dapat
berjalan dengan lancer, tidak hanya pembangunan tapi semua yang membuat
Negara ini menjadi lebih maju dan berkembang akan menjadi lancar
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Korupsi berasal dari bahasa latin, corruption. Kata ini sendiri memiliki
kata kerja corrumpere yang artinya busuk, rusak, menggoyahkan, memutar
balik, atau menyogok.
B. SARAN
Permasalahan negara berkembang yang paling kompleks adalah
perebutan kekuasaan dan penyelewengan kekuasaan, maka dari itu hal
pertama untuk membentengi diri adalah upaya seluruh pihak untuk kembali
Kelompok 6 20
kepada moral pribadi yang berdasarkan nilai dan kaidah agama, serta
penegakan hukum agama yang mantap di segala bidang serta dari usia dini.
Korupsi tidak diselesaikan oleh satu badan hukum, tapi harus diadakan
konfigurasi yang erat. Maka dari itu kepada semua kalangan diharapkan dapat
turut serta mengawasi jalannya pemerintahan sekaligus banyak berkaca untuk
melihat keikutsertaan kita dalam membangun bangs
DAFTAR PUSTAKA
http://naaf.web.id/2012/12/18/173/
http://hedisasrawan.blogspot.com/2012/11/makalah-peranan-pendidikan-anti-korupsi.html
Kelompok 6 21