Anda di halaman 1dari 10

Tugas Kuliah Pakar

Embriologi SSP dan Jaras Neuroanatomi


Nama : Dufandri Aloysius Ponggeng
NIM : 1761050170
Kelas : B

Soal :

1. Buat Ringkasan (Singkat) tentang Embriologi SSP, Lalu jelaskan tentang


gangguan perkembangan SSP yang kalian ketahui
2. Buat Ringkasan (Singkat) tentang Jaras Neuroanatomi (asenden-desenden),
Lalu jelaskan tentang gangguan pada jaras asenden dan desenden yang
kalian ketahui

Jawaban :

1. Karena kita membicarakan embriologi ssp maka embriogenesisinya pun


harus di bicarakan karena sebelum embriologinya terbentuk proses
embriogenseisinya akan mempengaruhi juga yang dimana embryogenesis
dimulai setelah terjadi setelah dimulai fertilisasi, membentuk zigot dan
membelah hingga terbentuk morula. Morula akan membelah terus-
menerus sampai terbentuk cavity/kantung membentuk blastokist. Setelah
membentuk blastokist, selnya berdiferensiasi menjadi trophoblast (luar)
dan embryoblast (dalam). Embrioblast menjadi janin dan trophoblast
menjadi plasenta. Embrioblast berdiferensiasi menjadi 2 lapisan yaitu
epiblast dan hipoblast yang disebut dengan dilaminar dist
Primitive streak adalah suatu degenerasi sel yang membentuk suatu garis
dan bagian ujung berdegenerasi lebih besar membentuk suatu lubang yang
disebut primitive node. Di primitive node merupakan awal terbentuknya
prenotochord.

.
Setelah pembentukan primitive streak dan primitive node, sel epiblast yang
berada di sekitar primitive streak, sel epiblastnya mengalami infaginasi kea
rah primitive streak dan menyebar ke lapisan antara epiblast dan hipoblast
lalu membentuk lapisan mesoderm. Permulaan terbentuknya trilaminar
dist akan terbentuk epiblast menjadi ectoderm dan hipoblast menjadi

endoderm. Primitive node awal mulanya terbentuk prenotochord.

Pembentukan neural fold dimulai pada hari ke-18 dengan adanya neural
plate. Neural plate menekuk membentuk neural fold. Lekukan tersebut
disebut neural groove. Lekukan tersebut membentuk suatu tabung yang
disebut dengan neural tube. Neural tube berasal dari sel di ektoderm.
Pada saat pembentukan neural tube, terdapat neural crest. Saat lekukan
akan menyatu, neural crest akan berpindah ke lateral. Neural crest akan
menjadi PNS dan neural tube menjadi CNS.

Pada pembentukan neural tube, pertama kali menyatu yaitu bagian kranial
dan kaudal. Setelah pertemuan itu terjadi sehingga terjadi penutupan
neurofor anterior pada hari ke-25 dan penutupan neurofor posterior pada
hari ke-27. Struktur neural tube akan lebih besar di anterior karena akan
membentuk struktur otak, sementara di posterior lebih kecil yang akan
membentuk medulla spinalis. Neural tube akan terangkat pada bagian
depan dari blastoderm sehingga terbentuk head fold dan kantong di ventral
yang disebut kantong subsefalik. Kemudian, bagian anterior dari head fold
akan berisi ectoderm dan endoderm yang mengelilingi proamnion, namun
akan terdegenerasi seiring perkembangan.
Pada bagian otak,
neural tube
membentuk 3
primary vesicle yaitu
forebrain, midbrain dan hindbrain. Dan bagian vesiclenya dibagi menjadi 2
yaitu wall dan cavity. Wall berarti sel menjadi organ otak dan cavity berarti
rongga menjadi vesikel. Lalu terbentuk 5 secondary vesicle yaitu
telencephalon, diencephalon, mesencephalon, metencephalon, dan
myelencephalon.
Pada
bagian
spinal
cord,
neural
tube
berdiferensiasi menjadi sel neuron dan sel glia dan akan berpoliferasi
menjadi 3 lapisan yaitu epenfimal (sel yang akan melapisi central canal),
mantle layer (berisi sel neuron pada bagian badan sel dan merupakan
graymatter), marginal layer (bagian paling luar, merupakan whitematter).

Gangguan perkembangan SSP yang saya ketahui : - Anencephalus


Merupakan kondisi tidak terbentuknya kranium bagian anterior sehingga
otak dari bayi tersebut terlihat. Kondisi ini terjadi akibat gagalnya
perkembangan pada ujung rostral neural tube (rongga neural tube tetap
terbuka). Faktor penyebabnya adalah kurangnya nutrisi asam folat
- Microcephalus Merupakan kondisi dari cranium
yang megecil bagian anteriornya. Hal ini diakibatkan oleh kecacatan pada
perkembangan otak.
- Spina Bifida merupakan kondisi di mana ada satu
atau lebih spina serta arcus vertebrae berdekatan namun tidak mengalami
perkembangan. Biasanya terjadi pada daerah bawah pada thoraks, lumbal,
maupun sakral.
-Herniasi Arnold-Chiari merupakan suatu kelainan
kongenital yang terjadi saat pembentukan otak belakang, yang melibatkan
serebelum (otak kecil), batang otak, saraf tulang belakang servikal bagian
atas, dan tulang dasar tengkorak. Kelainan ini dapat menyebabkan jaringan
otak menonjol turun ke saluran tulang belakang (herniasi). Herniasi ini
seringkali terjadi pada otak kecil (serebelum) yang merupakan bagian
bawah dari otak. Pada kondisi normal, otak kecil ataupun batang otak
terletak di atas tulang dasar tengkorak. Saraf tulang belakang atau medula
spinalis akan terhubung dengan otak melalui lubang di bagian dasar
tengkorak yang disebut foramen magnum. Pada penderita Herniasi Arnold-
Chiari, otak kecil akan merosot melewati foramen magnum menuju saluran
saraf tulang belakang.
- Holoprosencephaly merupakan kondisi di mana
terjadi gangguan perkembangan otak pada janin yang masih di dalam
kandungan. Dalam kondisi ini, prosencephalone alias otak depan janin tidak
berkembang seperti seharusnya, yaitu berkembang menjadi dua hemisfer.
Holoprosencephaly memengaruhi perkembangan kepala dan wajah.

2. Jaras Neuroanatomi (asenden dan desenden)


a. Jaras asenden pada medulla spinalis
o Penghantar rasa nyeri dan suhu
 Serabut ordo I : membentuk tractus dorsolateralis
Lissauer
 Serabut ordo II : membentuk tractus
spinothalmicus lateralis
 Serabut ordo III : membentuk tractus
thalamocorticalis
o Sistem penghantar rasa raba umum dan tekanan
 Serabut ordo I : membentuk tractus dorsolateralis
Lissauer
 Serabut ordo II : membentuk tractus
spinothalmicus anterior
 Serabut ordo III : membentuk tractus
thalamocorticalis
o Sistem penghantar rasa raba spesifik (diskriminasi 2
titik ) dan propriosepsi
 Serabut ordo I
– Membentuk Fasiculus cuneatus untuk
anggota badan atas
– membentuk fasiculus gracilis untuk anggota
badan bawah
 Serabut ordo II : membentuk lemniscus medialis
 Serabut ordo III : membentuk tractus
thalamocorticalis
b. Jaras Desenden pada medulla spinalis
o Tractus corticospinalis
berfungsi untuk memerintah motorik langsung dalam
keadaan sadar
o Tractus reticulospinalis
Berfungsi untuk memfasilitasi terhadap aktivitas
motorik, berperan dalam sistem saraf otonom
o Tractus rubrospinalis
Berfungsi untuk memfasilitasi tonus otot otot flexor dan
inhibisi otot otot ekstensor
o Tractus Vestibulospinalis
Berfungsi untuk memfasilittasi tonus otot
ekstensor,inhibisi otot otot dan untuk refleks
keseimbangan
o Tractus Tectospinalis
Berperan dalam pengaruh refleks kepala dan leher
o Tractus Olivospinalis
Fungsinya belum diketahui secara jelas, berasal dari
nucleus olvarius inferior dan langsung mengalami
decussatio

2B. Gangguan pada jaras asenden dan desenden


 Jaras desenden
o kerusakan pada traktus corticospinalis
Saluran piramidal rentan terhadap kerusakan, karena
mereka memperpanjang hampir seluruh panjang sistem
saraf pusat. Seperti disebutkan sebelumnya, mereka
sangat rentan ketika mereka melewati kapsul internal -
situs umum kecelakaan serebrovaskular (CVA).
Jika hanya ada lesi unilateral pada saluran
kortikospinalis kiri atau kanan, gejalanya akan muncul di
sisi kontralateral tubuh. Tanda-tanda kardinal dari lesi
neuron motorik atas adalah:
– Hipertonia - tonus otot yang meningkat
– Hyperreflexia - peningkatan refleks otot
– Clonus - kontraksi otot ritmis yang tidak disengaja
– Tanda Babinski - ekstensi hallux sebagai respons
terhadap stimulasi tumpul pada telapak kaki
– Kelemahan otot

 Jaras asenden
o Lesi pada traktus spinocerebellar
Lesi pada traktus spinocerebellar disertai dengan
hilangnya koordinasi otot ipsilateral.Namun, jalur
spinocerebellar tidak mungkin rusak dalam isolasi -
kemungkinan ada cedera tambahan pada saluran motor
descending. Ini akan menyebabkan kelemahan atau
kelumpuhan otot, dan biasanya menutupi hilangnya
koordinasi otot.

Anda mungkin juga menyukai