PENDIDIDKAN AGAMA
Sistem politik dalam islam
Nama Kelompok:
1. Winda Pramudyawardani Wibowo/141180048
2. Ohan Berlyanti/141180055
3. Umaya Ma’rifatul Janah/141180063
4. Nabila Andriya Shafira/141180074
KATA PENGANTAR
BISMILLAHHIRROHMANNIRROKHIMASSALAMU’ALAIKUM WR. WB.
Dengan segala kerendahan hati, kami memanjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah: Islam dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ini dengan baik,
meski masih terdapat beberapa kekurangan.
Makalah ini disusun untuk memberikan kompetensi bagi para mahasiswa agar
dapat memahami: Konsep Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Islam, Khazanah
Kemajuan IPTEK dalam Sejarah Peradaban Islam, Arah Pengembangan IPTEK
dalam Islam, Berperilaku Islami dalam Menghadapi Kemajuan IPTEK. Itulah
sebabnya makalah ini dibuat.
Harapan kami dengan dibukukan tugas ini mahasiswa dan dosen pembimbing
yang membaca akan mengenal , memahami serta dapat mengetahui tentang “Konsep
Dasar Pendidikan”.Dan kami berharap semoga tugas ini bermanfaat bagi
mahasiswa ,dosen dan pemerhati masalah pendidikan khususnya .
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Sehingga dengan hadirnya makalah ini, mudah-mudahan dapat menjadi tolak ukur
ataupun batasan bagi kaum muslim dalam menyikapi perkembangan teknologi yang
semakin marak di gandrungi, terutama kaum muslim yang masih menginjak usia
remaja atau dewasa awal. Mengingat buku ini disusun oleh kami dari Prodi
Pendidikan Luar Sekolah yang mendapat bahan dari beberapa sumber.
Akhirnya, dengan segala keterbatasan kami, mohon kritik, saran dan tegur
sapa dari semua pihak untuk memberikan koreksi maupun saran yang konstruksif
demi memperbaiki kami dalam melakukan atau melaksanakan tugas yang akan
datang, agar layak menjadi bahan diskusi selanjutnya dan kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini
dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.
.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Politik senantiasa diperlukan oleh masyarakat di negara manapun. Ia
merupakan upaya untuk memelihara urusan umat di dalam dan di luar
negeri. Jika memandang seseorang dalam sosoknya sebagai manusia (sifat
manusiawinya), ataupun sebagai individu yang hidup dalam komunitas tertentu,
maka sebenarnya ia bisa disebut sebagai seorang politikus. Di dalam hidupnya
manusia tidak pernah berhenti dan mengurusi urusannya sendiri, urusan orang lain
yang menjadi tanggung jawabnya, urusan bangsanya, ideologi dan pemikiran-
pemikirannya. Oleh karena itu setiap individu, kelompok, organisasi ataupun negara
yang memperhatikan urusan umat (dalam lingkup negara dan wilayah-wilayah
mereka) bisa disebut sebagai politikus. Dapat dikenali hal ini dari tabiat aktivitasnya,
kehidupan yang mereka hadapi serta tanggung jawabnya. Islam sebagai agama yang
juga dianut oleh mayoritas umat di Indonesia selain sebagai aqidah ruhiyah (yang
mengatur hubungan manusia dengan Rabb-nya), juga merupakan aqidah
siyasah (yang mengatur hubungan antara sesama manusia dan dirinya sendiri). Oleh
karena itu Islam tidak bisa dilepaskan dari aturan yang mengatur urusan masyarakat
dan negara. Islam bukanlah agama yang mengurusi ibadah mahdloh individu
saja. Berpolitik adalah hal yang sangat penting bagi kaum muslimin. Di dalam negeri,
kaum muslimin harus memperhatikan, apakah urusan umat dapat terpelihara dengan
baik oleh negara. Mulai dari penerapan hukum pemerintahan, ekonomi, kesehatan,
pendidikan, keamanan, aturan interaksi antar individu pria dan wanita serta seluruh
kepentingan umat lainnya. Dengan demikian memperhatikan politik dalam negeri ini
berarti menyibukkan diri dengan urusan-urusan kaum muslimin secara umum. Yaitu
memperhatikan kondisi kaum muslimin dari segi peranan pemerintah dan penguasa
terhadap mereka. Jika melihat kondisi politik yang ada sekag ini sangatlah
memprihatinkan, politik yang hanya men- Tuhankan uang dan tidak membawa
kaidah apapun bagi negeri ini. Hal ini dikarenakan tidak diterapkannya nilai-nilai
dasar politik dalam ajaran Islam. Dimana nilai-nilai tersebut mencakup segala
peraturan tentang berpolitik dengan menjauhkan dari segala larangan Allah SWT dan
menerapkan sistem politik yang ada pada zaman Rasulullah.
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana kondisi sistem politik yang ada pada masa sekarang ini
khususnya di negara Indonesia?
- Apa sajakah nilai-nilai dasar politik dalam ajaran agama Islam?
- Bagaimanakah yang dimaksud dengan sistem politik dalam Islam?
- Apa hubungannya Islam dengan nasionalisme?
1.3 Tujuan
- Memberikan suatu informasi kepada masyarakat tentang kondisi politik
saat ini.
- Menjelaskan tentang nilai-nilai dasar politik dalam ajaran agama Islam.
- Memberikan wacana tentang sistem politik dalam Islam.
- Memberikan suatu penjelasan tentang hubungan Islam dengan
nasionalisme.
- Memenuhi kewajiban tugas pada mata kuliah Agama Islam.
1.4 Manfaat
- Mengetahui tentang nilai-nilai dasar dan sistem politik yang seharusnya
dijalankan sesuai dengan syariat agama.
- Untuk merekonstruksi ulang sistem politik yang ada sekarang dengan
penerapan berdasarkan ajaran agama Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Nilai-Nilai Dasar Politik dalam Islam
2.1.1 Pengertian Politik dalam Islam
Sistem politik dalam pandangan islam adalah hukum atau pandangan
yangberkenaan dengan cara bagaimana urusan masyarakat diurus dan diatur
dengan hukum Islam. Sebab, politik itu sendiri dalam pandangan islam adalah
mengurus urusan umat dengan menerapkan hukum islam baik di dalam negeri
maupun di luar negeri.
Pandangan beberapa orang mengenai politik dalam islam, salah satunya
yaitu yang dikemukakan oleh Saudara Abshar-Abdalla dalam kajian di Jawa
Pos, 1 Juni 2003 diantaranya :
1. Sistem poltik dalam islam adalah system khalifah (pemimpin) yaitu sistem
politik yang telah dilaksanakan Nabi Muhammad SAW dan para Khulafaur
rasyidin yang dijadikan sebagai teladan bagi umat islam.
2.Sistem poltik dalam islam sejatinya tidak ada. Karena Nabi Muhammad
hanyalah seorang rasul yang misinya mensyiarkan agama islam bukan
sebagai pemimpin dan pengatur agama.
3. Sistem politik atau system ketatanegaraan dalam islam tidak ada, tapi
terdapat seperangkat tata nilai etika bagi kehidupan bernegara
Lepas dari pendapat-pendapat diatas, dalam kenyataannya, pada masa
Nabi Muhammad SAW, dimana dalam masa itu beliau tidak hanya sebagai
rasul tetapi juga sebagai pemimpin Negara, sebagai buktinya yaitu aturan
dasar Negara yang berupa Piagam Madinah, yang oleh Hamidullah disebut
sebagai konstitusi tertulis pertama dalam sejarah pada awal decade ketiga
abad VIIM (622) atau tahun 1 H. Dan kepemimpinan ini terus berlanjut
sampai dibawah kepemimpinan Ali bin Abi Thalib.
Di dalam Al-Qur’an sendiri tidak disebutkan secara tegas mengenai wujud
dari suatu system politik dalam islam, hanya dalam beberapa ayat disebutkan
bahwa islam terkait dalam dua faktor yaitu kekuasaan politik hanya akan
dijanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal shaleh. Tidak
hanya itu, system politik dalam islam juga berkaitan dengan ruang dan
waktu, dengan kata lain dihubungkan dengan peristiwa bersejarah, yang
salah satu bentuknya yaitu Piagam Madinah tersebut.
h. Musyawarah
Asas musyawarah diantaranya :
Berkenaan dengan pemilihan ketua Negara dan orang-orang yang
akan menjawati tugas-tugas utama dalam pentadbiran ummah.
Berkenaan dengan penentuan jalan dan cara pelaksanaan undang-
undang yang telah dimaktubkan di al-qur’an dan as-sunnah
Berkenaan dengan jalan menentukan perkara baru yang timbul di
kalangan ummah melalui proses ijtihad.
i. Hak Menghisab Pihak Pemerintah
Prinsip ini berdasarkan kepada kewajiban pihak pemerintah untuk
melakukan musyawarah dalam hal-hal yang berkaitan dengan urusan dan
pentadbiran Negara dan ummah.Hak rakyat untuk disyurakan adalah
bererti kewajipan setiap anggota di dalam masyarakat untuk menegakkan
kebenaran dan menghapuskan kemungkaran. Hak ini dalam pengertian
yang luas juga bererti hak untuk mengawasi dan menghisab tindak tanduk
dan keputusankeputusan pihak pemerintah.
Prinsip ini berdasarkan kepada firman Allah yang mafhumnya:
"Dan apabila ia berpaling (daripada kamu), ia berjalan di bumi untuk
mengadakan kerosakan padanya, dan merosak tanaman tanaman dan
binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan."
(Al-Baqarah:205)
"..maka berilah keputusan di antara manusia dengan 'adil dan janganlah
kamu mengikut hawa nafsu, kerana ia akan menyesatkan kamu daripada
jalan Allah. Sesungguhnya orang orang yang sesat daripada jalan Allah
akan mendapat 'azab yang berat, kerana mereka melupakan hari
perhitungan."
(Sad: 26)
3. Siyasah Maliyah
a. Prinsip-prinsip kepemilikan harta
b. Tanggung jawab sosial yang kokoh tanggung jawab terhadap diri sendiri,
keluarga, masyarakat dan sebaliknya
c. Zakat, hasil bumi, emas perak, ternak dan zakat fitrah
d. Khoroj
e. Harta peninggalan dari orang yang tidak meninggalkan ahli waris
f. Jizyah (harta temuan)
g. Ghoniyah (harta rampasan perang)
h. Bea cukai barang impor
i. Eksploitasi sumber daya alam yang berwawasan lingkungan.
BAB III
KESIMPULAN
ALHAMDULLILLAH ,
Dengan innaya Allah akhirnya telah kami selesaikan dengan sempurna
.Semoga selembaran buku ini bermanfaat bagi pembacanya dan dapat mengetahui
POLITIK ISLAM
Apabila ada salah kata / kalimat salah mohon dimaafkan . Karena kami tim
penyusun hanya orang biasa yang tidak bisa apa – apa tanpa ada doa dan dorongan
dari anda .Dan kami tim penyusun mengakhiri tugas ini dengan banyak – banyak
terimakasih .
WASSALAMUALAIKUM WR.W