Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A


DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : PERITONITIS DIFUS
DI RUANG TOPAZ RSU. Dr. SLAMET GARUT

Disusun untuk memenuhi tugas Stase Profesi Keperawatan Medikal Bedah

Oleh:

Lili Kamilah

220112190056

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXVIII


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
TanggalPengkajian :Senin , 18 November 2019
Tempat :Ruang Topaz, RSU Dr. Slamet Garut
Sumber data :Pasien, keluarga, dan rekam medik

1. IDENTITAS KLIEN DAN KELUARGA


A. Identitas Klien
Nomor rekam medik : 01207049
Nama klien : Tn. A
Tempat, TanggalLahir : 25-09-2001
Umur : 18 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan :-
Status Perkawinan : Belum Menikah
Suku/ Bangsa : Sunda
Alamat : Pasirwangi, Kab. Garut
Diagnosa medik : Peritonitis Difus
Tanggal Masuk RS : Sabtu, 16 November 2019, pukul 16.00 WIB

B. Identitas Keluarga/ Penanggung Jawab


Nama : Tn.E
Usia : 51 Tahun
JenisKelamin : Laki-laki
Hubungan dengan Klien : Ayah
Pekerjaan : Dagang
Alamat : Pasirwangi, Kab. Garut

2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh kembung perut

b. Riwayat Kesehatan Sekarang


Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 18 november 2019, Tn. A datang kerumah sakit
dengan keluhan perut kembung dan susah buang air besar selama 1 minggu, nyeri dirasakan
dibagian abdomen bila ditekan, nyeri tersebut tidak menyebar. Kualitas nyeri yang dirasakan
klien seperti ditimpa beban berat dengan skala 3 dari rentang 0-10
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga klien mengatakan bahwa klien selama dirumah jarang sekali makan nasi dan sering
makan pedas juga mengkonsumsi rokok 1 bungkus habis selama 2 hari. Pada 2 minggu yang
lalu klien sering mengalami nyeri perut hebat, klien baru dibawa ke puskesmas pada minggu
selanjutnya karena nyerinya timbul lagi dan akhirnya puskesmas merujuk ke RSUD Dr
Slamet Garut.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang pernah kembung dan nyeri perut seperti klien.
e. Riwayat Psikososial Spiritual
a. Gambaran Diri
Klien merasa belum menerima kondisi fisik dan perubahan yang terjadi pada diri klien.
b. Peran Diri
Klien mengatakan sejak klien sakit, klien tidak bisa sekolah dan bermain
c. Identitas Diri
Penampilan klien sesuai dengan gendernya sebagai seorang pria
d. Harga Diri
Klien tidak merasakan malu dengan penyakit yang dirasakannya.
e. Ideal Diri
Klien berharap dapat segera sembuh dari penyakit yang dirasakannya dan ingin segera
pulang kerumah.
f. Budaya
Klien berasal dari suku sunda sehingga klien dibesarkan dan hidup dalam budaya sunda.
g. Spiritual
Kegiatan ibadah klien terganggu akibat penyakit yang dideritanya
f. Riwayat ADL
Kebutuhan Dasar Sebelum sakit Setelah Sakit/Di RS
Pola Nutrisi dan Cairan
Makan
Jenis Makanan Nasi, daging dan Puasa sudah 2 hari
laukpauk
Frekuensi 1x/hari -
Jumlah porsi 1 porsi -
Alergi Tidak ada Tidak ada
Kebutuhan Nutrisi Pasien saat sakit
Perhitungan kalori menggunakan rumus Harris-Benedict
TEE = BMR x FA x FS
BMR Laki-laki = (10xBB) + (6,25 x TB) – (5 x U) + 5

TEE = Total Energi Expenditure


BMR= Basal Metabolisme Rate
FA = Faktor Aktivitas (bedrest = 1, aktivitas = 1.1, sehat = 1.2)
FS = Faktor Stress (sehat = 1.2, Kanker = 1.3-1.4, Malnutrisi = 1.5)

BMR Pasien = 1.365

TEE = BMR x FA x FS
=1.365 x 1 x 1.2 = 1638 kalori
Protein = (15/100 x 1.365)/4 = 51,19 gram
Lemak = (25/100 x 1.365)/9 = 37,91 gram
Karbohidrat = (60/100 x 1.365)/4 = 204,75 gram

Minum
Jenis Minuman Air putih dan kopi Puasa sudah 2 hari
Frekuensi 8-10 gelas/hari -
Kebutuhan cairan: KebutuhanCairan:
30- 30-50ml x 45
50ml/kgBB/24jam 1.350-2.250ml/24 jam
Pola Eliminasi
BAK
Frekuensi 5-7x/ hari 4-5x/hari
Warna Kuning jernih Kuning pekat
Jumlah Tidak terkaji ±500-1500 cc /hari
Jumlah Urin Normal Jumlahurin normal perhari:
Perhari: 1-2ml/kgBB/24 jam
1-2 ml/kgBB/24jam = 1080 – 2160 ml/hari
BAB
Frekuensi 1x/ hari Klien baru 1x BAB selama
di RS
Warna Kuning -
Konsistensi Lembek -
Balance Cairan

Pola Istirahat Tidur


Siang
Kualitas - Sering terbangun
Kuantitas - 1-2 jam/hari

Malam
Kualitas Nyenyak Sering terbangun
Kuantitas 6-8 jam/hari 2-5 jam/hari
Personal Hygiene
Kebersihan kulit Klien mandi sehari Klien diseka setiaphari
sebanyak 2 kali

Kebersihan mulut Klien gosok gigi sehari Klien belum gosok gigi
sebanyak 2 kali selama dirumah sakit

Kebersihan rambut Klien keramas setiap Klien belum keramas selama


hari sebanyak 2x/hari dirumah sakit

Kebersihan kuku Klien gunting kuku Saat dikaji kuku klien bersih
jika sudah panjang

Mobilisasi
Mobilisasi Aktivitas klien normal Klien tidak bisa bergerak
dengan leluasa karena
merasa nyeri dibagian
abdomen
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4 M6 V5

b. Tanda-tanda Vital
Tekanandarah : 110/70mmhg
Nadi : 67 x/menit
Respirasi : 27 x/menit
Suhu : 37,6oC
SpO2 : 92

c. Antropometri
BB saatini : 45 Kg
TB : 160 cm
BMI : 17,5 (kurus)
d. Pemeriksaan Fisik Berdasarkan Head to Toe
a. Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva anemis, tidak terdapat iktus kordis, suara jantung S1 diikuti S2 reguler, tidak
terdapat suara S3 maupun murmur, perkusi dullness di daerah jantung, CRT tangan kanan dan
kiri serta kaki kanan dan kiri > 2 detik, tidak terdapat peningkatan JVP. TD: 110/70 mmHg,
HR: 67x/menit.

b. Sistem Respirasi
Bentuk dada dan pergerakan dada simetris, tidak terdapat pernafasan cuping hidung dan
penggunaan otot bantu nafas, tidak terdapat retraksi intercosta, pola napas cepat dengan
frekuensi 27 x/menit, menggunakan alat bantu napas nasa canule dengan oksigen 4liter dan
suara paru vesikuler.

c. Sistem Gastrointestinal
Mulut kering, mukosa bibir kering, reflek menelan (+), mual (+), muntah (+), makan
selalu habis setiapharinya denganfrekuensi 1 porsi setiap makan, BAB baru 1x selama di
rumah sakit, tidak terdapat stomatitis, abdomen bagian atas terasa keras. BU: 5 x/menit.

d. Sistem Genitourinaria
Tidak terdapat edema atau lesi, perubahan pola BAK (-), klien BAK menggunakan selang
pispot dengan frekuensi500-1500 cc/hari, warna urin kuning pekat, klien tidak memiliki
keluhan pada area perkemihan.
e. Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas Atas: kedua tangan bentuk dan ukuran simetris, tidak terdapat deformitas maupun
kontraktur, kedua tangan bisa digerakan ke segala arah, tangan sebelah kiri terpasang infus
(NacL 0,9), kuku panjang dan sedikit kotor.
Ekstremitas Bawah: kedua kaki bentuk dan ukuran simetris antara kiri dan kanan, tidak ada
edema, kuku tampak pendek.
Kekuatan otot:

5 5
3 3

d. Sistem Integumen
Kepala simetris, bulat, rambut hitam, tidak ada kerontokan, tidak ada kutu
rambut,ketombe (-) nyeri (-). Kulit berwarna sawo matang, kulit lembap, tidak ada edema,
turgor kulit kembali (> 2 detik), akral hangat, dan CRT > 2 detik dengan denyutan nadi teraba
lemah pada arteri dorsalis pedis.Klien terpasang infus di tangan kanan NaCL 20 tetes/ menit.

Formulir Skala Braden


(Patricia, 2012, hlm 1310)
Paramete Temuan Skor
r
Persepsi 1.Tidak 2.Gangguan 3.Gangguan 4. Tidak 4
sensori merasakan sensori sensori ada
atau pada bagian pada 1 atau 2 gangguan
respon ½ ekstremitas sensori,
terhadap permukaan atau berespon
stimulus tubuh berespon penuh
nyeri, atau pada terhadap
kesadaran hanya perintah perintah
menurun berespon verbal tapi verbal.
pada tidak selalu
stimuli nyeri mampu
mengatakan
ketidaknyama
nan
Kelemba 1. Selalu 2.Sangat 3. Kadang 4.Kulit 3
pan terpapar lembab lembab kering
oleh keringat
atau
urine basah
Aktivitas 1. Terbaring 2. Tidak bisa 3. Berjalan 4.Dapat 1
ditempat berjalan dengan berjalan
tidur atau tanpa sekitar
bantuan Ruangan
1. Tidak 2. Tidak 3 Dapat 4. Dapat 3
Mobilita mampu dapat membuat merubah
s bergerak merubah perubahan posisi
posisi posisi tanpa
secara tepat tubuh atau bantuan
dan ekstremitas
teratur dengan
mandiri
Nutrisi 1. Tidak 2. 3. Mampu 4. 4
dapat Jarang menghabiska Dapat
menghabiska mampu n menghabi
n 1/3 porsi menghabisk lebih dari ½ s
makannya, an porsi kan porsi
sedikit ½ porsi makannya Makannya
minum, makanannya , tidak
puasa atau atau memerluk
minum air intake cairan an
putih, kurang dari suplement
atau jumlah asi
mendapat optimum nutrisi.
infus lebih
dari 5 hari
Gesekan 1.Tidak 2.Membutuh 3. 3
mampu kan Membutuhka
mengangkat bantuan n
badannya minimal bantuan
sendiri, atau mengangkat minimal
spastik, tubuhnya mengangkat
kontraktur tubuhnya
atau gelisah
TOTAL SKOR 18

Analisa skor skala Braden yang didapat dengan kriteria :


1)Risiko ringan jika skor 15-23
2)Risiko sedang jika skor 13-14
3)Risiko berat jika skor 10-12
4)Risiko sangat berat jika skor kurang dari 10
Hasil :Klien berada pada kategori risiko dekubitus ringan.
e. Sistem Endokrin
Tidak tampak dan tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening.
Pengkajian Risiko jatuh
No Risiko Nilai Skor
1 Jenis
Riwayat jatuh yang baru
Pemeriksaan Hasilatau dalamNilai
Tidak
Normal 0 Keterangan
0
bulan terakhir HEMATOLOGI Ya 25
2Hemoglobin
Diagnosis Medis-Sekunder12.8>1 Tidak
13-18 g/dL 0 0
Rendah
Hematokrit 39 Ya
40-52% 15 Rendah
3 Alat bantu jalan : 0
Trombosit 333.000 150.000- Normal
 Bed rest/ dibantu perawat 0
440.000/ mm3
 Penopang, tongkat/walker 15
Leukosit 11.970 3.000-10.000/ Tinggi
 Furnitur 30
mm3
4 Memakai terapi heparin lock/IV Tidak 0 0
Eritrosit 4.35 3,5-6,5 juta/mm3 Normal
Ya 20
5 Cara berjalan/berpindah JENIS LEUKOSIT 10
Basofil 0
 Normal/bed rest/imobilisasi 0-1% 0 Normal
 Lemah
Eosinofil 2 1-6% 10 Normal

Batang Terganggu 0 3-5% 20 Rendah
6Netrofil
Status Mental 93 30-70% 0
Tinggi
 Orientasi sesuai kemampuan diri 0
Limfosit 3 30-45% Rendah
 Lupa keterbatasan diri 15
Monosit 2 skor
Total 2-10% Normal
10
Klien tidak berisiko (0-24)/ risiko rendah-sedang (25-45)/risiko
tinggi (>45)
Hasil : Klien tidak berisiko Hasil
pemeriksaan
16 november
2019
Jenis Hasil Nilai Normal Keterangan
Pemeriksaan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 14.0 13-18 g/dL Normal
Hematokrit 42 40-52% Normal
Trombosit 297.000 150.000- Normal
440.000/ mm3
Leukosit 11.970 3.000-10.000/ Tinggi
mm3
Eritrosit 4.74 3,5-6,5 Normal
juta/mm3
KIMIA KLINIK
AST (SGOT) 24 s/d 37 Normal
ALT (SGPT) 13 s/d 40 Normal
Ureum 45 13 – 30 Tinggi
Kreatinin 13 0.7 – 1.2 Tinggi
Glukosa arah 83 < 140 Normal
sewaktu
ELEKTROLYTE
Natrium 12.5 135 – 145 Normal
Kalium (K) 4.5 3.5 – 5.5 Normal
Klorida © 97 99 – 109 Rendah
Kalsium (Ca 4.36 4.7 – 3.2 Normal
bebas)

4. TERAPI
No Terapi
.
1 Ceftriaxone
Obat yang digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi bakteri. Obat ini
bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri atau membunuh
bakteri dalam tubuh
2 Omeprazole
Omeprazole merupakan obat untuk mengatasi asam lambung dan tukak
lambung dan bermanfaat untuk meringankan gejala sakit yang
ditimbulkan dari asam lambung dan membantu menyembuhkan
kerusakan pada jaringan lambung dan kerongkongan
3 Keterolac
Obat golongan nonstreroidal anti inflammatory drug (NSAID) yang
bekerja dengan memblok produksi substansi alami tubuh yang
menyebabkan inflamasi. Efek ini membantu mengurangi bengkak, nyeri
atau demam
4 Metronidazole
Metronidazole adalah obat antibiotic untuk mengobati infeksi. Obat ini
bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan berbagai bakteri dan
parasite.
N
Data Etiologi
o
1 S: Obstruksi sel cerna

 Klien mengatakan sudah 1 minggu
sulit BAB Peristaltic kolon
menurun


O: Penurunan
 Bising usus 5 pengeluaran cairan
 Abdomen keras di dalam usus
 Nyeri tekan abdomen 
Penaikan
penyerapan air dari
tinja didalam usus

Tinja kering, keras

Tinja tertahan di
dalam usus

konstipasi

2 S: Ascites

 Klien mengatakan jarang makan,
kadang selama 1 hari tidak makan Mual,muntah

O: Penurunan nafsu
 Penurunan berat badan dari 53 menjadi makan
45 
 Adanya mual dan muntah Ketidakseimbangan
 Tidak menghabiskan 1 porsi makan nutrisi kurang dari
kebutuhan
3 S: Ketidakefektifan
perfusi jaringan
 Klien mengatakan dirinya lemas
perifer
O: 
 Konjungtiva anemis melena
 Wajah pucat 
 CRT < 3 detik Ketidakseimbangan
elektrolit gangguan
 Tekanan darah rendah 110/70 mekanisme
pengaturan

4 S: Ascites

 Klien mengatakan tidak mampu
beraktivitas diluar tempat tidur Sulit untuk
bergerak dan
beraktivitas
O: 
 hambatan kemampuan untuk miring ADL terbatas
kanan dan kiri 
 hambatan kemampuan bergerak untuk Hambatan
reposisi dirinya sendiri di tempat tidur Mobilitas Fisik
 hambatan kemampuan bergerak antara
posisi duduk lama dan terlentang

5. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Konstipasi berhubungan dengan kebiasaan makan buruk


2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
3. Ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan gangguan mekanisme
pengaturan
4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan keengganan mulai
pergerakan
6. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. A Ruangan : Topaz
No Medrek : 01207049 Nama Mahasiswa : Lili Kamilah
NO.
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
DX
1 Setelah dilakukan tindakan
selama 3x24 jam, konstipasi 1. Identifikasi factor penyebab 1. Menggambarkan
pasien dapat teratasi dengan konstipasi seperti efek pengobatan atau intervensi yang akan dilakukan untuk mengatasi
kriteria hasil : tirah baring masalah klien
1. Klien dapat 2. Jelaskan pada klien keburukan
mengeluarkan feses tirah baring lama, kurang makan serat 2. Konsumsi makanan tinggi
2. Konsistensi dan kurang minum dapat menyebabkan serat merangsang peristaltic dan eliminasi regular
feses lunak konstipasi
3. Kolaborasi pemberian obat
laktasif
3. Pelunak feses
meningkatkan efisiensi pembasahan air usus yang
melunakkan feses dan membantu eliminasi

2 Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan klien untuk melakukan 1. Kebersihan mulut akan mempengaruhi pada
keperawatan 3x24 jam, perawatan mulut sebelum makan nafsu makan klien sehingga perlu tetap dijaga
ketidakseimbangan nutrisi (gosok gigi atau kumur-kumur) kebersihannya
kurang dari kebutuhan tubuh 2. Berikan obat-obatan sebelum makan 2. Ranitidine menurunkan kadar asam lambung
teratasi dengan kriteria hasil: (omeprazole 40mg 1x1 PO) sehingga menurunkan rasa mual
1. Klien mengatakan 3. Dorong pasien untuk makan dengan 3. Meringkankan kerja lambung untuk memproses
makan lebih banyak porsi sedikit-sedikit makanan pada pasien yang mengalami gangguan
dari sebelumnya 4. Tingkatkan istirahat dan tidur yang pada lambung : maag
2. Mual yang dirasakan cukup bagi pasien 4. Istirahat dan tidur yang cukup dapat mendistraksi
berkurang 5. Berikan informasi terkait diet sesuai atau memfasilitasi berkurangnya rasa mual
3. Berat badan meningkat program : TKTP 5. Diet TKTP bermanfaat untuk perbaikan jaringan
atau bisa 6. Anjurkan klien untuk duduk pada rusak akibat prosedur pembedahan dan
mempertahankan berat posisi tegak jika memungkinkan pencegahan kekambuhan penyakit
badan 7. Monitor asupan makanan klien 6. Makan dengan posisi tegak akan membuat klien
lebih nyaman dan mengurangi resiko tersedak
7. Untuk melihat tercukupi atau tidak kebutuhan
nutrisi klien selama 24 jam melalui pemberian
nutrisi secara oral
3 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3x24 jam, 1. Monitoring TTV 1. Identifikasi fluktuasi volume intravascular
ketidakseimbangan elektrolit 2. Monitoring membrane mukosa, kaji 2. Indikator keadekuatan sirkulasi perifer dan
teratasi dengan kriteria hasil: turgor kulit, pengisian kapiler hidrasi seluler
1. 3. Monitoring intake dan output cairan 3. Mengoreksi keseimbangan cairan
4. Kolaborasi pemberian cairan elektrolit 4. Membantu menyeimbangkan cairan

4 Setelah dilakukan tindakan PerawatanTirah baring 1. Menurunkan resiko terjadinya trauma iskemia
keperawatan 1x24 jam, klien 1. Posisikan sesuai dengan body jaringan
tidak mengalami hambatan alignment yang tepat 2. Mencegah terjadinya gangguan mobilitas karena
mobilitas fisik dapat teratasi 2. Hindari menggunakan kain linen kasur ambulasi dapat memperbaiki sirkulasi
dengan kriteria hasil: yang teksturnya kasar 3. Supaya sendi tidak menjadi kaku
1. Klien mengetahui 3. Tinggikan trails tempat tidur 4. Membantu memulihkan kekuatan otot
mengenal mobilisasi 4. Balikkan pasien setiap 2 jam 5. Agar memperkuat otot
dini 5. Monitor kondisi kulit Supaya tulang dan otot lebih sehat
2. Pasien mampu miring
kiri dan kanan PengaturanPosisi
3. Pasien mampu duduk 6. Jelaskan pada pasien bahwa badan
4. Pasien mampu berjalan pasien akan di balik
tanpa dibantu 7. Dorong pasien untuk terlibat dalam
perubahan posisi
8. Monitor status oksigenasi pasien
sebelum dan sesudah perubahan posisi
9. Dorong latihan rom aktif dan pasif
Meminimalisir gesekan dan cedera ketika
memposisikan dan membalikkan pasien
4. CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. A Ruangan : Topaz


No Medrek : 01207049 Nama Mahasiswa : Lili Kamilah

TANGGAL NO DX JAM IMPLEMENTASI RESPON PARAF

1. Mengatur posisi klien semifowler  posisi klien sellau semifowler


Selasa 19 1 2. Memberikan kompre hangat di axila 4  suhu 37,5
november 3. Mengajarkan relaksasi napas dalam  klien merasa nyaman, klien
2019 mempraktekkan jika nyeri terasa
kembali
 klien akan minum 1000cc dan
4. Evaluasi konsumsi minum air putih (2L), menghabiskan sayur dan buah yang
meningkatkan konsumsi buah sayur disediakan oleh ahli gizi
5. Menganjurkan klien untuk tidak menahan  klien mengatakan sudah tidak
BAB dan penggunaan pempers untuk menahan BAB namun ketika mulas
eliminasi BAB tidak keluar
6. Mengganti terapi cairan Ringer laktat
 klien dalam keadaan puasa sudah 2
Selasa, 19 2 1. mengkaji status nutrisi klien hari hanya diberikan cairan infus
november 2. menghitung kebutuhan nutrisi NaCL, D5 dan RL
2019 3. persiapan puasa untuk rencana operasi
Rabu 20 4 1. Mengajarkan dan memotivasi klien  Klien mengerti, dan melakukan mika
November untuk mika miki setiap 2 jam sekali miki
2019 2. Menganjurkan keluarga untuk  Keluarga tampak menyimak dan
membantu pasien melakukan membantu pasien
mobilisasi  Bad plang terpasang
3. Memasang bed plang untuk mencegah  Klien mengikuti apa yang perawat
klien jatuh intruksikan
4. Mendemonstrasikan teknik yang benar
saat melakukan pemindahan
Rabu 20 3 1. Monitoring TTV 1. TTV normal
November 2. Monitoring membrane mukosa, kaji 2. Turgor kulitnya kurang dari 2
2019 turgor kulit, pengisian kapiler detik
3. Monitoring intake dan output cairan 3. Klien hanya mendapatkan cairan
4. Kolaborasi pemberian cairan elektrolit dari infusan
5. CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn.A Ruangan : Topaz
No Medrek : 01207049 Nama Mahasiswa : Lili
N
O TGL/JAM SOAP PARAF
DX
1 18 S : klien mengatakan sudah BAB sekali
November O:
2019  Bising usus 7
 perut masih terasa keras

A :Masalah konstipasi belum teratasi


P :Lanjutkan intervensi sesuai rencana.
- Identifikasi factor penyebab
konstipasi seperti efek pengobatan
atau tirah baring
- Jelaskan pada klien keburukan tirah
baring lama, kurang makan serat dan
kurang minum dapat menyebabkan
konstipasi
- Kolaborasi pemberian obat laktasif
2 18 S : Klien mengatakan masih puasa
November
O:
2019
 Penurunan berat badan dari 53
menjadi 45
 Adanya mual dan muntah
 Tidak menghabiskan 1 porsi makan
A :Masalah katidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan belum teratasi
P :Lanjutkan intervensi sesuai rencana
- Identifikasi faktor penyebab
konstipasi seperti efek pengobatan
atau tirah baring
- Jelaskan pada pasien bahwa tirah
baring lama/sering menahan
BAB/kurang minum/kurang
konsusmsi serat dapat menyebabkan
konstipasi
- Anjurkan pasien tidak menahan BAB
dan bantu melakukan pergerakan
sesuai kemampuan untuk
merangsang defekasi
- Berikan privasi dan keamanan untuk
pasien selama eliminasi defekasi
- Kolaborasi pemberian obat laktsatif
3 19 S : Klien mengatakan dirinya masih lemas
November
O:
2019
 Konjungtiva anemis
 Wajah pucat
 CRT < 3 detik
 Tekanan darah rendah 110/70
A :Masalah hambatan mobilitas fisik teratasi
sebagian
P :Lanjutkan intervensi sesuai rencana
- Monitoring TTV
- Monitoring membrane mukosa, kaji
turgor kulit, pengisian kapiler
- Monitoring intake dan output cairan
- Kolaborasi pemberian cairan
elektrolit

4 19 S:
November
2019  Klien mengatakan tidak mampu
beraktivitas diluar tempat tidur

O:
 hambatan kemampuan untuk miring
kanan dan kiri
 hambatan kemampuan bergerak
untuk reposisi dirinya sendiri di
tempat tidur
 hambatan kemampuan bergerak
antara posisi duduk lama dan
terlentang
A :Masalah hambatan mobilitas fisik teratasi
sebagian
P :lanjutkan intervensi sesuai rencana
- Jelaskan pada pasien bahwa badan
pasien akan di balik
- Dorong pasien untuk terlibat dalam
perubahan posisi
- Monitor status oksigenasi pasien
sebelum dan sesudah perubahan
posisi
- Dorong latihan rom aktif dan pasif
DAFTAR PUSTAKA

BashirA. Saoomro., et al. Analytic Study of Clinical Presentation of


IntracranialSpace-Occupying Lesionin Adult Patients. Pakistan Journal of
Neurological Sciences (PJNS): Vol. 9 : Iss. 3 , Article 2.

Brunner & Suddarth. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 12. Jakarta: EGC.

Dochterman, J. M., & Bulechek, G. M. 2013. Nursing Interventions Classifcation


(NIC) (6th Ed.). USA: Mosby Elsevier.

Herdman, T.H & Kamitshuru (Eds.) 2014. NANDA International, Inc. NURSING
DIAGNOSES:Definition & Clasification 2015-2017. Oxford: Willey
Blackwell.

Moorhead, S., Jhonson, M., Maas, M., & Swanson, L. 2013. Nursing Outcomes
Classsifcation (NOC) (6th Ed.). USA: Mosby Elsevier.

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.

NANDA International. (2018). Nursing diagnoses: definitions and classification


2018-2020.

Anda mungkin juga menyukai