“Analisa Artikel Pengaruh Terapi Pijat Refleksi Pada Telapak Kaki Terhadap
Sensitivitas Kaki Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas
Karangayu Semarang”
OLEH :
17.321.2704
A11-A
RINGKASAN JURNAL
A. Judul Penelitian
“Pengaruh Terapi Pijat Refleksi Pada Telapak Kaki Terhadap Sensitivitas
Kaki Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Karangayu
Semarang”
B. Peneliti
Ahmad Muzahidin, Mugi Hartoyo, Maria Suryani
C. Ringkasan Jurnal
Diabetes melitus (DM) adalah sekumpulan gangguan metabolik yang
ditandai adanya peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat
rusaknya sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya (Brunner & Suddart
2013, hlm.211). Data Internasional Diabetic Federation (IDF) pada tahun
2014 sebesar 9,1 juta orang penduduk Indonesia di diagnosis sebagai
penyandang DM dan memprediksi adanya kenaikan jumlah penyandang
DM di Indonesia dari 9,1 juta pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada
tahun 2035 (IDF, 2014). Indonesia menempati peringkat ke-5, atau naik
dua peringkat dibandingkan data IDF tahun 2013 yang menempati
peringkat ke-7 dengan 7,6 juta orang penyandang DM (Perkumpulan
Endokrinologi Indonesia [PERKENI], 2015). Pijat refleksi pada telapak
kaki dengan pemijatan di daerah tertentu akan merangsang dan
memperlancar sirkulasi darah dan bila ada bagian titik yang saat dipijat
terasa sakit dapat mengeluarkan kristal-kristal yang menyumbat
(Mahendra & Ruhito, 2011, hlm.3).
Upaya meningkatkan sensitivitas kaki dan supaya tidak terjadi komplikasi
dapat dilakukan dengan perawatan komplementer yaitu dengan terapi pijat
refleksi telapak kaki. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh
terapi pijat refleksi telapak kaki terhadap sensitivitas kaki pada pasien
diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan rancangan pra-
eksperimen dengan pre- and post-test design. Sampel penelitian adalah 44
responden penderita DM tipe 2 yang ditetapkan dengan teknik purposive
sampling. Sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pijat refleksi telapak
kaki selama 3 hari berturut-turut dilakukan pengukuran sensitivitas kaki
menggunakan monofilament 10 gram. Teknik analisa data menggunakan
uji Wilcoxon. Hasil menunjukkan sesudah intervensi terapi pijat refleksi
telapak kaki terdapat peningkatan sensitivitas kaki yang signitifikan (p-
value 0,000). Mean sensitivitas kaki kanan 3,04 dan mean sensitivitas kaki
kiri 2,90. Terapi pijat refleksi telapak kaki dapat diterapkan untuk
mengurangi resiko neuropati dan dapat mencegah komplikasi yang
berakibat ulkus diabetik maupun amputasi.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi pijat refleksi
telapak kaki terhadap sensitivitas kaki pada pasien diabetes melitus tipe 2.
PEMBAHASAN
2. 1 Analisa Jurnal
A. Population
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien DM tipe 2 yang
berada diwilayah Puskesmas Karangayu Semarang pada tahun 2017
berjumlah 956 orang. Rata-rata perbulan jumlah pasien DM tipe 2 terdapat
79 orang. Jumlah sampel pada penelitian ini yang diambil adalah 44
responden. Penelitian ini menggunakan metode pra- eksperimenntal desain
dengan menggunakan desain jenis penelitian pre test-post test design. Alat
dalam pengumpulan data dengan teknik pengambilan data dan
dokumentasi dengan bantuan instrumen monofilament test 10 gram dan
lembar dokumentasi yang berisi karakteristik responden dan pengukuran
sensitivitas kaki. Berdasarkan uji normalitas data dengan menggunakan
Shapiro-Wilk didapatkan p value 0,000 (<0,005) maka data tidak
berdistribusi tidak normal data dilakukan tranformasi data dan didapatkan
hasil p value 0,000 (<0,005) karena data masih berdistribusi tidak normal
maka analisa data menggunakan uji alternatif yaitu Wilcoxon test.
Penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive sampling.
Penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive sampling.
B. Intervention
Responden dalam penelitian ini diberikan intervensi terapi pijat
refleksi telapak kaki 3 hari berturut-turut satu hari satu kali dengan lama
durasi 15-20 menit setiap kali terapi. Hal ini untuk meningkatkan sirkulasi
darah perifer sehingga oksigen dan nutrisi ke perifer maka dapat
membantu syaraf-syaraf pada kaki untuk menerima rangsang. Pernyataan
tersebut didukung oleh penelitian Lisanawati, Hasneli dan Hasanah
(2015). Dengan hasil penelitian mendukung hipotesis penelitian bahwa
terdapat perbedaan tingkat sensitivitas kaki sebelum dan sesudah diberikan
terapi pijat refleksi. Hasil uji dependent sample t test diperoleh nilai p
value = 0,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terapi pijat refleksi
dapat meningkatkan sensitivitas kaki pada responden
C. Comparation
Metode penelitian yang digunakan pada jurnal pra- eksperimenntal
desain dengan menggunakan desain jenis penelitian pre test-post test
design. Pengumpulan data dengan teknik pengambilan data dan
dokumentasi dengan bantuan instrumen monofilament test 10 gram dan
lembar dokumentasi yang berisi karakteristik responden dan pengukuran
sensitivitas kaki. Berdasarkan uji normalitas data dengan menggunakan
Shapiro-Wilk didapatkan p value 0,000 (<0,005) maka data tidak
berdistribusi tidak normal data dilakukan tranformasi data dan didapatkan
hasil p value 0,000 (<0,005) karena data masih berdistribusi tidak normal
maka analisa data menggunakan uji alternatif yaitu Wilcoxon test.
D. Outcome
Berdasarkan hasil penelitian responden penderita DM tipe 2 di
Puskesmas Karangayu Semarang mayoritas responden berjenis kelamin
perempuan sebanyak 31 responden (70,5%), dan sebagian besar responden
termasuk usia dewasa pertengahan (45-60 tahun) yaitu sebanyak 28
responden (63,6%). Terdapat peningkatan tingkat sensitivitas kaki kiri pre-
post dengan hasil rata-rata 2,90. Untuk kaki kanan didapatkan peningkatan
sensitivitas kaki kanan pre dan post dengan hasil rata-rata 3,04. Terdapat
pengaruh pijat refleksi telapak kaki terhadap sensitivitas kaki pada pasien
DM tipe 2 sebelum dan sesudah diberikan intervensi pijat refleksi telapak
kaki dengan p value 0,000 (<0,005). Ada pengaruh pijat refleksi telapak
kaki terhadap sensitivitas kaki dikarenakan terapi pijat refleksi telapak
kaki terapi yang membantu melancarkan sirkulasi darah pada kaki
sehingga saraf- saraf tidak tersumbat dan tidak dapat menyebabkan mati
rasa pada pasien DM tipe 2 di Puskesmas Karangayu Semarang. Terapi
pijat refleksi telapak kaki dapat diterapkan untuk mengurangi resiko
neuropati dan dapat mencegah komplikasi yang berakibat ulkus diabetik
maupun amputasi.
E. Time
Jurnal dengan judul “Pengaruh Terapi Pijat Refleksi Pada Telapak Kaki
Terhadap Sensitivitas Kaki Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2”
melakukan penelitian Di Puskesmas Karangayu Semarang pada tahun
2017
7. Pegang kaki seperti gambar di atas, lakukan pemijatan pada daerah tumit
dengan gerakan melingkar. Penekanan pemijatan dipuasatkan pada jempol
tangan yang dilakukan seperti gerakan-gerakan memutar kecil searah jarum
jam. Gerakan ini dapat dilakukan sebanyak 3 – 4 kali.
8. Lakukan pemijatan dengan memfokuskan penekanan pada jempol, jari
telunjuk, dan jari tengah dengan membuat gerakan tarikan dari mata kaki
kearah tumit. Gerakan ini dilakukan sebanyak 3 – 4 kali.
10. Gerakan ke tujuh hampir sama dengan gerakan ke-6, tetapi gerakan ini
dilakukan dengan posisi agak ke tengah dari telapak kaki. Gerakan ini dapat
dilakukan sebanyak 3 – 4 kali.
11. Gerakan selanjutnya yaitu dengan membuat gerakan kecil memutar dengan
memberikan sedikit penekanan yang berfokus pada jempol,gerakan ini
dilakukan dari bagian atas telapak kaki (bawah jempol) hingga di bagian
tumit tetapi telapak bagian tepi. Gerakan ini tidak dilakukan perulangan,
cukup satu kali saja.
12. Gerakan selanjutnya hampir sama dengan gerakan ke-8, hanya bedanya
gerakan ke-9 ini lebih di area telapak kaki bagian tengah. Gerakan ini juga
tidak dilakukan perulangan, cukup satu kali saja.
13. Gerakan ke-10 adalah dengan melakukan penekanan pada bawah jari, seperti
yang dilakukan gambar di atas. Gerakan ini dilakukan pada semua jari kaki.
Gerakan ini dilakukan dengan menekan dan memberikan putaran-putaran
kecil searah jarum jam. Setiap jari kaki diberikan pijatan 3 – 4 kali.
14. Gerakan selanjutnya yaitu memberikan penekanan dan gerakan memutar
kecil pada area tersebut (seperti pada gambar). Gerakan yang dilakukan
dapat sebanyak 4 – 5 kali pada titik ini saja.
16. Setelah itu regangkan kaki, yaitu dengan memegang daerah pergelangan kaki
dan memberikan sedikit dorongan ke luar pada telapak kaki bagian atas.
Gerakan ini dapat dilakukan 3 – 4 kali.
17. Gerakan terakhir yaitu memberi usapan lembut dengan sedikit diberikan
penekanan dari pergelangan kaki hingga semua ujung kaki. Gerakan ini
dilakukan 3 -4 kali, dan ditutup dengan mengusap satu kali dengan lembut
dari atas pergelangan kaki hingga ujung kaki tanpa diberikan penekanan.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang merupakan masalah
kesehatan yang serius di dunia. Masalah yang sering terjadi pada pasien DM
adalah penurunan sensitivitas kaki yang dapat dipengaruhi oleh sirkulasi
darah kurang optimal yang berakibat lanjut ke neuropati sampai ulkus
diabetik. Prevalensi neuropati pada DM tipe 1 berkisar antara 8-54% dan
pada DM tipe II 13-46%. Upaya meningkatkan sensitivitas kaki dan supaya
tidak terjadi komplikasi dapat dilakukan dengan perawatan komplementer
yaitu dengan terapi pijat refleksi telapak kaki. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui pengaruh terapi pijat refleksi telapak kaki terhadap sensitivitas
kaki pada pasien diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan
rancangan pra-eksperimen dengan pre- and post-test design. Sampel
penelitian adalah 44 responden penderita DM tipe 2 yang ditetapkan dengan
teknik purposive sampling. Sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pijat
refleksi telapak kaki selama 3 hari berturut-turut dilakukan pengukuran
sensitivitas kaki menggunakan monofilament 10 gram. Teknik analisa data
menggunakan uji Wilcoxon. Hasil menunjukkan sesudah intervensi terapi
pijat refleksi telapak kaki terdapat peningkatan sensitivitas kaki yang
signitifikan (p-value 0,000). Mean sensitivitas kaki kanan 3,04 dan mean
sensitivitas kaki kiri 2,90. Terapi pijat refleksi telapak kaki dapat diterapkan
untuk mengurangi resiko neuropati dan dapat mencegah komplikasi yang
berakibat ulkus diabetik maupun amputasi.
3.2 Saran
Melalui makalah analisia jurnal ini, diharapkan mampu menambah
wawasan tentang terapi pijat refleksi pada telapak kaki terhadap sensitivitas
kaki pada penderita diabetes melitus tipe 2
DAFTAR PUSTAKA
Muzahidin, Ahmad., dkk. (2017). Pengaruh Terapi Pijat Refleksi Pada Telapak
Kaki Terhadap Sensitivitas Kaki Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2
Di Puskesmas Karangayu Semarang. 1-10