Anda di halaman 1dari 13

BAB III

METODOLOGI PENGUJIAN

3.1 Diagram Alir

Diagram alir pada Praktikum Struktur dan Sifat Material ditunjukkan pada
Gambar 3.1. sebagai berikut.

Gambar 3.1 Diagram Alir Praktikum Struktur dan Sifat Material

26
27

3.2 Alat dan Bahan


Berikut ini adalah alat dan bahan yang dipakai pada Praktikum Struktur
dan Sifat Material yang dilaksanakan di Laboratorium Metalurgi Fisik di
departemen teknik mesin Universitas Diponegoro.
3.2.1 Alat
1. Timbangan
Timbangan berfungsi untuk mengukur massa suatu benda. Dalam
pengujian densitas, timbangan digunakan untuk mengukur massa benda uji.

Gambar 3.2 Timbangan (Laboratorium Metalurgi Fisik, 2019)

2. Gelas Ukur
Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume segala benda, baik padat
maupun cair. Gelas ukur digunakan untuk menghitung volume benda uji pada
pengujian densitas, dan untuk mengukur volume reaktan pada pengujian
mikrografi.

Gambar 3.3 Gelas Ukur (Laboratorium Metalurgi Fisik, 2019)

3. Pinset
Fungsi utama pinset adalah untuk menjepit benda. Pinset digunakan dalam
pengujian densitas dan mikrografi untuk menjepit benda uji.
28

Gambar 3.4 Pinset (Laboratorium Metalurgi Fisik, 2019)


4. Vernier Caliper
Vernier caliper berfungsi untuk mengukur dimensi panjang suatu benda.
Biasanya vernier caliper digunakan untuk mengukur diameter, kedalaman, atau
ketebalan suatu benda. Dalam pengujian densitas vernier caliper digunakan
untuk mengukur dimensi benda uji untuk dihitung volume dari benda tersebut.

Gambar 3.5 Vernier Caliper (Laboratorium Metalurgi Fisik, 2019)

5. Rockwell Hardness Tester Model HR-150A


Rockwell hardness tester adalah alat untuk mengukur kekerasan suatu benda.
Alat ini banyak digunakan karena lebih mudah dalam penggunaannya. Hasil
pengukuran cukup dilihat pada jarum indikator. Rockwell hardness tester yang
digunakan dalam praktikum ini adalah model HR-150A.

a b

f c

Gambar 3.6 Rockwell Hardness Tester (Laboratorium Metalurgi Fisik, 2019)


29

a. Indikator
Indikator berfungsi untuk menunjukkan hasil pengukuran kekerasan
suatu benda.

Gambar 3.7 Indikator (Laboratorium Metalurgi Fisik, 2019)

b. Proper Weight
Proper weight berfungsi untuk mengatur besar pembebanan mayor yang
diberikan pada benda uji.

Gambar 3.8 Proper Weight (Laboratorium Metalurgi Fisik, 2019)


c. Reset Motor
Reset motor berfungsi untuk melepas pembebanan mayor yang diberikan
kepada benda uji.

Gambar 3.9 Reset Motor (Laboratorium Metalurgi Fisik, 2019)


30

d. Crank Handle
Crank handle adalah tuas yang berfungsi untuk memberikan beban
mayor kepada benda uji.

Gambar 3.10 Crank Handle (Laboratorium Metalurgi Fisik, 2019)

e. Penetrator
Penetrator adalah alat media yang menyalurkan pembebanan pada benda
uji. Penetrator menekan benda uji sehingga meninggalkan bekas.

Gambar 3.11 Penetrator yang Terpasang (Laboratorium Metalurgi Fisik, 2019)


f. Anvil
Anvil berfungsi sebagi tempat dudukan benda uji yang diukur.

Gambar 3.12 Anvil (Laboratorium Metalurgi Fisik, 2019)


31

6. Amplas
Amplas berfungsi untuk mengikis atau menghaluskan permukaan benda
kerja dengan cara digosokkan. Amplas digunakan pada pengujian mikrografi
dan kekerasan untuk menghaluskan permukaan benda uji. Amplas yang
digunakan adalah amplas nomor 120, 400, 600, 1000,1500, 2000. Semakin
tinggi nomor amplas maka semakin halus permukaan amplas.

Gambar 3.13 Amplas Pada Grinder (Laboratorium Metalurgi Fisik, 2019)

7. Grinder
Grinder adalah alat bantu untuk mengamplas suatu benda. Grinder dapat
memutar amplas sehingga tidak perlu menggosokkan amplas pada benda kerja.
Benda uji cukup diletakkan di atas amplas yang akan diputar oleh
grinder.Kemudian volume benda uji akan berkurang karena terkikis amplas.

Gambar 3.14 Mesin Grinder (Laboratorium Metalurgi Fisik, 2019)

8. Universal Testing Machine (GD 1100-100)

Universal testing machine (UTM) adalah merupakan mesin atau alat


pengujian yang berfungsi untuk menguji tegangan tarik dan kekuatan tekan
suatu bahan atau material. Mesin yang digunakan pada pengujian tarik ini
32

adalah jenis GD1100-100.

Gambar 3.15 Universal Testing Machine (Laboratorium Metalurgi Fisik, 2019)


Keterangan :
1. Pengunci spesimen atas 3. Pencekam bagian atas
2. Pengunci spesimen bawah 4. Pencekam bagian bawah

9. Polisher
Polisher berfungsi untuk proses pengkilapan atau pemolesan benda uji.
Mesin polisher dipasangkan kain bludru dan benda uji sebelumnya telah
diberi autosol terlebih dahulu. Sama seperti pengamplasan dengan grinder,
benda uji dipegang diatas kain bludru yang diputar oleh polisher.

Gambar 3.16 Polisher (Laboratorium Metalurgi Fisik, 2019)


33

10. Pipet
Pipet berfungsi untuk memindahkan cairan dalam jumlah yang sangat
kecil, tetes demi setetes. Dalam praktikum mikrografi ini pipet digunakan
untuk meneteskan cairan-cairan reaktan untuk pengetzaan.

Gambar 3.17 Pipet (Laboratorium Metalurgi Fisik, 2019)

11. Mikroskop
Fungsi mikroskop secara umum adalah digunakan untuk melihat dan
mengamati benda-benda yang berukuran sangat kecil (mikroskopis). Dalam
praktikum mikrografi ini mikroskop digunakan untuk melihat struktur mikro
dari benda uji.

Gambar 3.18 Mikroskop (Laboratorium Metalurgi Fisik, 2019)


34

12. Kamera
Kamera dipasang pada lensa okuler pada mikroskop. Kamera digunakan
untuk mengabadikan gambar yang telah terlihat pada mikroskop. Kamera
terkoneksi dengan komputer sehinggu gambar bisa langsung disimpan.

Gambar 3.19 Kamera (Laboratorium Metalurgi Fisik, 2019)

3.2.2 Bahan

1. Benda Uji
Terdapat 2 buah benda yang memiliki material yang sama. Satu berbentuk
silinder pendek digunakan dalam pengujian mikrografi, densitas, dan kekerasan.
Benda uji kedua berbentuk silinder panjang digunakan dalam pengujian tarik.
Keduanya telah diberi perlakuan panas terlebih dahulu.

(a) (b)
Gambar 3.20 Benda Uji (a) silinder pendek, dan (b) silinder panjang.
(Laboratorium Metalurgi Fisik, 2019)
35

2. Autosol
Autosol digunakan membersihkan dan mengkilapkan benda uji. Autosol
Digunakan saat proses polishing pada pengujian mikrografi. Sebelum
dilakukan polishing dengan polisher benda uji diberi autosol terlebih dahulu.

Gambar 3.21 Autosol (Laboratorium Metalurgi Fisik, 2019)

3. Reaktan Etza
Reaktan etza digunakan untuk memunculkan karat pada benda uji. Karat
dimunculkan agar batas butir dapat terlihat lebih jelas. Reaktan terbuat dari
campuran HNO3 dan methanol.

(a) (b)

Gambar 3.22 Reaktan Pengetzaan, (a) HNO3, dan (b) Methanol


(Laboratorium Metalurgi Fisik, 2019)
36

4. Tisu
Tisu digunakan untuk mengelap benda yang basah terkena air, baik alat
maupun benda uji.

Gambar 3.23 Tisu (Laboratorium Metalurgi Fisik, 2019)

3.3 Pengujian Spesimen


Pengujian benda uji yang dilakukan pada Praktikum Struktur dan Sifat
Material terdiri dari 4 jenis pengujian, yaitu pengujian densitas, pengujian tarik,
pengujian keras dan pengujian mikrografi. Berikut ini adalah langkah-langkah
dari 4 jenis pengujian tersebut.
3.3.1 Pengujian Densitas
1. Siapkan spesimen pengujian.
2. Mengkalibrasi timbangan.
3. Menimbang spesimen.
4. Mengulangi penimbangan spesimen sampai tiga kali untuk memperoleh
massa rata-rata.
5. Memasukkan spesimen ke dalam gelas ukur yang sudah diisi air.
6. Catat pertambahan volume air sebagai volume spesimen.
7. Mengulangi pengukuran volume spesimen sampai tiga kali untuk
memperoleh volume rata-rata.
8. Hitung densitas spesimen.

3.3.2 Pengujian Tarik


1. Ukur diameter batang uji (do , lo).
2. Hidupkan mesin uji tarik dengan menekan push button on.
37

3. Pasang spesimen pada upper damping head mesin uji tarik.


4. Atur posisi spesimen menggunakan komputer pengoperasi mesin uji tarik
sampai mendekati lower damping head.
5. Batang uji harus tercekam dengan baik pada upper dan lower damping
head.
6. Setting nol pada komputer pengoperasi mesin uji tarik.
7. Klik Start untuk memulai pengujian.
8. Amati dan baca besarnya gaya tarik pada layar monitor (saat maks dan
patah) dan perpanjangan (ΔL ) yang dialami benda uji akibat gaya tarik
(maksimum dan patah).
9. Lepaskan spesimen dari alat uji tarik.
10. Ukur diameter dan panjang benda uji setelah patah (du dan lu).

3.3.3 Pengujian Keras


1. Bersihkan permukaan benda uji dan amplas sehingga kedua permukaan
tersebut benar-benar rata dan sejajar.
2. Pasang penetrator diamond/steel ball sesuai dengan jenis material yang
akan diuji.
3. Pasang benda uji pada kedudukannya (anvil) lalu kencangkan dengan
putar handwheel hingga spesimen menyentuh penetrator dan jarum kecil
pada dial indicator menuju garis merah. (error yang diijinkan ± 5
graduasi, jika melebihi 5 graduasi maka harus dilakukan pengesetan ulang)
4. Atur dial indicator sehingga jarum besar tepat pada garis indikator C atau
B.
5. Tekan handle (15) ke depan untuk pengetesan pembebanan utama. Pada
saat itu jarum panjang akan berputar anticlockwise dan handle (16)
bergerak ke depan secara perlahan .
6. Ketika jarum panjang berhenti, dorong handle (16) untuk menghilangkan
pengetesan pembebanan utama. ( tekan handle (15) dan (16) secara
perlahan dan hati – hati )
38

7. Lakukan pembacaan pada indikator. Untuk pengujian dengan diamond


penetrator, baca pada garis bagian luar indikator (garis berwarna hitam).
Untuk pengujian dengan steel ball penetrator baca pada bagian dalam
indikator (garis berwarna merah).
8. Putar handwheel berlawanan jarum jam untuk menurunkan spesimen.
Lakukan pengujian sampel selanjutnya sesuai prosedur 2 sampai 6
sebanyak 3 kali untuk masing-masing spesimen.
9. Bersihkan dan rapihkan alat uji bila tidak digunakan lagi.

3.3.4 Pengujian Mikrografi


1. Siapkan material yang akan dilihat struktur mikronya, dan peralatan yang
akan digunakan.
2. Pasang amplas pada mesin pemolis, dimulai dari polis yang paling kasar.
Pengamplasan dilakukan dalam keadaan basah untuk menghilangkan
panas dan pengotor dari benda uji.
3. Setelah cukup rata, maka ganti amplas dengan amplas yang agak halus
yaitu amplas nomor 1000, kemudian amplas nomor 1500, dan yang
terakhir menggunakan amplas yang paling halus yaitu nomor 2000.
Kemudian polis dengan menggunakan autosol.
4. Sebelum melakukan pengetzaan, permukaan benda uji harus sudah halus
dan datar. Pengetzaan dilakukan dengan mencelupkan material ke dalam
reaktan beberapa saat.
5. Cuci benda uji yang telah dietsa dengan aquades kemudian keringkan
sebelum diamati pada mikroskop.
6. Potret gambar apabila gambar yang diperoleh tampak jelas sesuai dengan
pembesaran pada mikroskop.

Anda mungkin juga menyukai