Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

OBAT GANGGUAN KARDIOVASKULAR

“ARITMIA JANTUNG”

Disusun Oleh Kelompok1:

1. Ni Nengah Sri Indiyani 16101105088

2. Nadya M. Owu 16101105111

3. Yulen C.Sambode 16101105071

3. Misella R. C. Lasut 15101105016

4. Cindy P. Pitoy 14101105018

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat 
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Aritmia Jantung”
Adapun penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Obat Gangguan
Kardiovaskuer.
Dalam Penulisan makalah kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
diharapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini dan selanjutnya.
.

Manado, 12 April 2018

                                                            Kelompok I

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................................1

BAB II ISI............................................................................................................................2

A. Definisi..................................................................................................................2
B. Etiologi..................................................................................................................2
C. Patofisiologi...........................................................................................................4
D. Klasifikasi Aritmia.................................................................................................5
E. Manifestasi Klinis..................................................................................................6
F. Pemeriksaan Penunjang.........................................................................................6
G. Penatalaksanaan Medis..........................................................................................7

BAB III PENUTUP.............................................................................................................8

A. Kesimpulan..............................................................................................................8
B. Saran........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG MASALAH
System kardiovaskuler mencakup jantung, sirkulasi atau peredaran darah dan keadaan
darah yang merupakan bagian tubuh yang sangat penting karena merupakan pengaturan yang
menyalurkan oksigen serta nutrisi keseluruh tubuh.
Bila salah satu organ tersebut mengalami ganguan terutama jantung maka akan
mengganggu semua system tubuh. Aritmia merupakan salah satu ganguan dari system
kardiovaskuler. Aritmia adalah tidak teraturnya irama jangtung. Aritmia disebabkan karena
terganggunya mekanisme pembentukan impuls dan konduksi.hal ini termasuk tergangunya
system syaraf. Perubahan ditandai dengan denyut atau irama yang merupakan retensi dalam
pengobatan.

B.   RUMUSAN MASALAH


1.             Apa pengertian aritmia?
2.             Apa saja etiologi aritmia?
3.             Bagaimana patofisiologi aritmia?
4.             Apa saja klasifikasi aritmia
5.             Apa saja manifestasi klinis yang timbul pada pasien aritmia?
6.             Bagaimana pemeriksaan penunjang aritmia?
7.             Bagaimana penatalaksanaan medis pada pasien aritmia?

C.   TUJUAN
1.             Mengetahui pengertian dari aritmia
2.             Mengetahui etiolog dari aritmia
3.             Mengetahui patofisiologi aritmia
4.             Mengetahui klasifikasi aritmia
5.             Mengetahui manifistasi klinis dari aritmia
6.             Mengetahui pemeriksaan penunjang aritmia
7.             Mempelajari penatalaksaan medis

1
BAB II
ISI

A.     DEFINISI
Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi
pada infark miokardium.Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama
jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis (Doenges, 1999).
Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan
elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman
grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994).
Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi juga
termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi (Hanafi, 1996).

B.     ETIOLOGI
Penyebab yang paling umum dari aritmia ventrikel adalah penyakit miokard (iskemi dan
infark), yang disertai dengan perubahan keseimbangan elektrolit, gangguan metabolisme,
toksisitas obat dan vasospasme coroner. Karena implus berasal dari ventrikel, maka tidak
melalui system konduksi yang normal melainkan jaringan otot ventrikel. Hal ini menimbulkan
gambaran kompleks QRS yang lebar (< 0,12 detik)
Penyebab dasar suatu aritmia sering sulit dikenali tetapi beberapa faktor aritmogenik
berikut ini dapat menjadi perhatian :
1.        Hipoksia : miokardium yang kekurangan oksigen menjadi iritabel
2.        Iskemia : infark miokard dan angina menjadi pencetus
3.        Stimulasi simpatis : menguatnya otot tonus karena penyebab apapun (hypertiroid, gagal
jantung kongesti, latihan fisik dll) dapat menimbulkan aritmia.
4.        Gangguan elektrolit : ketidak seimbangan kalium, kalsium dan magnesium
5.        Bradikardi : frekuensi jantung yang sangat lambat dapat menjadi predisposisi aritmia
6.        Regangan (stretch) : hipertrofi ventrikel

Dua jenis komplikasi infark miokardium yang harus ditanggulangi adalah :


a.        Ketidakstabilan elektris atau aritmia
b.        Disfungsi mekanik atau kegagalan pompa jantung

2
Faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan resiko terkena aritmia jantung atau kelainan
irama jantung. Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah :

1. Penyakit Arteri Koroner


Penyempitan arteri jantung, serangan jantung, katup jantung abnormal, kardiomiopati,
dan kerusakan jantung lainnya adalah faktor resiko untuk hampir semua jenis aritmia
jantung.

2. Tekanan Darah Tinggi


Tekanan darah tinggi dapat meningkatkan resiko terkena penyakit arteri koroner.Hal ini
juga menyebabkan dinding ventrikel kiri menjadi kaku dan tebal, yang dapat mengubah
jalur impuls elektrik di jantung.

3. Penyakit Jantung Bawaan


Terlahir dengan kelainan jantung dapat memengaruhi irama jantung.
Metabolisme tubuh dipercepat ketika kelenjar tiroid melepaskan hormon tiroid terlalu
banyak.Hal ini dapat menyebabkan denyut jantung menjadi cepat dan tidak
teratur sehingga menyebabkan fibrilasi atrium (atrial fibrillation).
Sebaliknya, metabolisme melambat ketika kelenjar tiroid tidak cukup melepaskan
hormon tiroid, yang dapat menyebabkan bradikardi (bradycardia).

4. Obat dan Suplemen


Obat batuk dan flu serta obat lain yang mengandung pseudoephedrine dapat
berkontribusi pada terjadinya aritmia.

5. Obesitas
Selain menjadi faktor resiko untuk penyakit jantung koroner, obesitas dapat
meningkatkan resiko terkena aritmia jantung.

6. Diabetes
Resiko terkena penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi akan meningkat
akibat diabetes yang tidak terkontrol. Selain itu, gula darah rendah (hypoglycemia) juga
dapat memicu terjadinya aritmia.

3
7. Obstructive Sleep Apnea
Obstructive sleep apnea disebut juga gangguan pernapasan saat tidur.Napas yang
terganggu, misalnya mengalami henti napas saat tidur dapat memicu aritmia jantung
dan fibrilasi atrium.

8. Ketidakseimbangan Elektrolit
Zat dalam darah seperti kalium, natrium, dan magnesium (disebut elektrolit),
membantu memicu dan mengatur impuls elektrik pada jantung.
Tingkat elektrolit yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat memengaruhi impuls
elektrik pada jantung dan memberikan kontribusi terhadap terjadinya aritmia jantung.

9. Terlalu Banyak Minum Alkohol


Terlalu banyak minum alkohol dapat memengaruhi impuls elektrik di dalam jantung
serta dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya fibrilasi atrium (atrial fibrillation).
Penyalahgunaan alkohol kronis dapat menyebabkan jantung berdetak kurang efektif
dan dapat menyebabkan cardiomyopathy (kematian otot jantung).

10. Konsumsi Kafein atau Nikotin


Kafein, nikotin, dan stimulan lain dapat menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan
dapat berkontribusi terhadap resiko aritmia jantung yang lebih serius.
Obat-obatan ilegal, seperti amfetamin dan kokain dapat memengaruhi jantung dan
mengakibatkan beberapa jenis aritmia atau kematian mendadak akibat fibrilasi
ventrikel (ventricular fibrillation).

C.   PATOFISIOLOGI
Seperti yang sudah disebutkan diatas, aritmia ventrikel umumnya  disebabkan oleh
iskemia atau infark myokard.Lokasi terjadinya infark turut mempengaruhi proses terjadinya
aritmia. Sebagai contoh, jika terjadi infark di anterior, maka stenosis biasanya barada di right
coronary artery yang juga berperan dalam memperdarahi SA node sehingga impuls alami
jantung mengalami gangguan.

4
Akibat dari kematian sel otot jantung ini, dapat menimbulkan gangguan pada depolarisasi
dan repolarisasi jantung, sehingga mempengaruhi irama jantung. Dengan dilepaskannya
berbagai enzim intrasel dan ion kalium serta penimbunan asam laktat , maka jalur-jalur
hantaran listrik jantung terganggu. Hal ini dapat menyebabkan hambatan depolarisasi atrium
atau ventrikel serta timbulnya aritmia. Penurunan kontraktilitas myokard akibat kematian sel
juga dapat menstimulus pangaktifan katekolamin yang meningkatkan rangsang system saraf
simpatis, akibatnya akan terjadi peningkatan frekuensi jantung, peningkatan kebutuhan
oksigen dan vasokonstriksi. Selain itu iritabilitas myokard ventrikel juga menjadi
penyebab munculnya aritmia ventrikel, baik VES< VT maupun VF.

D.     KLASIFIKASI ARITMIA

a.         Aritmia Nodus Sinus


1)     Sinus Bradikardi
Sinus Bradikardi adalah irama sinus yang lambat denan kecepatan kurang dari 60
denyut/menit. Hal ini sering terjadi pada olahragawan dan seringkali menunjukkan jantung
yang terlatih baik. Bradikardia sinus dapat juga disebabkan karena miksedema, hipotermia,
vagotoni, dan tekanan intrakarnial yang meninggi. Umumya bradikardia tidak perlu di obati
klau tidak menimbulkan keluhan pada pasien. Tetapi bila bradikardi > 40/menit dan
menyebabkan keluhan pada pasien maka sebaikkan di obati dengan pemberian sulfasatrofin
yang dapat diiberikan pada intra vena. Sampai bradikardia dapat diatasi.
2)      Sinus Takikardi
Ialah irama sinus yang lebih cepat dari 100/menit. Biasanya tidak melebihi 170/menit.
Keadaan ini biasanya terjadi akibat kelainan ekstrakardial seperti infeksi, febris, hipovolemia,
gangguan gastrointestinal,anemia, penyakit paru obstruktif kronik, hipertiroidisme. Dapat
terjadi pada gagal jantung.

3)        Seinus Aritmia


Ialah kelainan irama jantung dimana irama sinus menjadi lebih cepat pada watu
inspirasi dan menjadi lambat pada waktu ekspirasi.

5
4)        Henti sinus (sinus arrest)
Terjadi akibat kegagalan simpul SA, setelah jedah, simpul SA akan aktif kembali

b.        Aritmia Atrium


1)        Kontraksi prematur atrium  (Ekstrasistole Atrial)
Secara klinis ekstrasistol nodal hampir tidak dapat dibedakan dengan ekstrasistol
ventrikular ataupun ekstrasistol atrial. Pada gambaran EKG ialah adanya irama jantung yag
terdiri atas gelombang T yang berasal dari AV node di ikuti kompleks QRS, biasanya dengan
kecepatan 50-60/menit. Pada trakikardia idionodal (AV junctional tachycardia atau nodal
tachycardia) terdapat dua macam, yaitu : idiojunctional tachycardia dengan kecepatan denyut
ventrikel 100-140/menit, dan axtrasistolik AV junctional tachycardia dengan denyut ventrikel
140-200/ menit.
2)        Paroksimal Takikardi Atriuum
Disebut juga takikardia supra vebtrikular. Merupakan sebuah takikardia yang berasal
dari atrium atau AV node. Biasanya disebabkan karena adanya re-entry baik di atrium, AV
node atau sinus node. Pasien yang mendapatka serangan ini merasa jantungnya berdebar cepat
sekali, gelisah, keringat dingin, dan akan merasa lemah. Kadang timbul sesak nafas dan
hipotensi. Pada pemeriksaan EKG akan terlihat gambaran seperti ekstrasistol atrial yag
berturut-turut > 6.
Terdapat sederetan denyut atrial yg timbul cepat berturut- turut dan teratur.
-               Gelombang P sering tdk terlihat,
-               Rate : 140 – 250x/mnt
3)        Flutter atrium
Pelepasan impuls dari fokus ectopic di atrium cepat dan teratur
-               Rate : 250 – 350x/mnt

4)        Fibrilasi atrium


Pada fase ini di EKG akan tampak gelombang fibrilasi (fibrillation wave) yag berupa
gelombang yang sangat tidak teratur dan sangat cepat dengan frekuensi 300/ menit. Pada
pemeriksaan klinis akan ditemukan irama jantung yang tidak teratur dengan bunyi jantung
yang intensitasnya juga tidak sama.

6
c.         Aritmia Ventrikel
1)        Kontraksi prematur ventrikel
Terjadi akibat peningkatan otomatisa sel ataupun ventrikel PVC bias di sebabkan oleh
toksisitas digitalis, hipoksia, hipokalemia, demam, asedosis atau peningktan sirkulkalasi
katekolamin. Pada kontraksi premature ventrikel mempunyai karakter sebagai berikut
-               Frekuensi:60-100 x/menit
-               Gelombang p: tidak akan muncul karena impuls berasal dari ventrikel
-               Gelombang QRS: biasanya lebar dan aneh, berdurasi lebih dari 0,10 detik
-               Hantaran: terkadang retrograde melalui jaringan penyambung atrium
-               Irama ireguler bila terjadi denyut premature
2)        Bigemini ventrikel
Biasanya terjadi disebabka oleh intoksikasi digitalis, penyakit arteri koroner,
miokard,infark, akut dan chf. Istilah bigemini mengacu pada kondisi dimana setiap denyut
jantung adalah premature. Karakter:
-               frekuensi: dapat terjadi pada frekuensi jantung berapapun, tetapi biasanya kuranga dari
90x/menit.
-               Gelombang p: dapat tersembunyi dalam kompleks QRS
-               Kompleks QRS: qrs lebar dan aneh dan terdapat jeda kompensasi lengkap.
-               Hantaran: denyut sinus dihantarkan dari nodus sinus secara normal namun PVC yang ulai
berselang-seling pada ventrikel akan mengakibatkan hantaran retrograde ke jaringan
penyambung dan atrium
-               Irama: ireguler
3)        Takikardi ventrikel
Ialah ekstrasistole ventrikel yang timbul berturut-turut 4 atau lebih. Ekstrasistole
ventrikel dapat berkembang menjadi fibrilasi ventrikel dan menyebabkan cardiac arrest.
Penyebab takikardia ventrikel ialah penyakit jantung koroner, infark miokard akut, gagal
jantung. Diagnosis ditegakkan apabila takikardia dengan kecepatan antara 150-250/menit,
teratur, tapi sering juga sedikit tidak teratur. Pada gambaran EKG kompleks QRS yang lebar
dari 0,12 detik dan tidak ada hubungan dengan gelombang P.
4)        Fibrilasi ventrikel
Ialah irama ventrikel yang khas dan sama sekali tidak teratur. Hal ini menyebabkan
ventrikel tidak dapat berkontraksi dengan cukup sehingga curah jantung menurun atau tidak
ada, tekanan darah dan nadi tidak terukur, penderita tidak sadar dan bila tidak segera ditolong

7
akan menyebabkan mati. Biasanya disebabkan oleh penyakit jantung kooner, terutama
infark miokard akut. Pengobatan harus dilakukan secepatnya, yaitu dengan directed current
countershock dengan dosis 400 watt second.

E.     MANIFESTASI KLINIS


1.        Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi;
bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit pucat, sianosis,
berkeringat; edema; haluaran urin menurun bila curah jantung menurun berat.
2.        Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil.
3.        Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina, gelisah
4.        Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan
(krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal
jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
5.        demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema (trombosis siperfisial);
kehilangan tonus otot/kekuatan

F.      PEMERIKSAAN PENUNJANG


1.        EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan
tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
2.        Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan
dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja). Juga dapat
digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.
3.        Foto dada : Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan
disfungsi ventrikel atau katup
4.        Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan miokard yang
dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan
pompa.
5.        Tes stres latihan : dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan yang menyebabkan
disritmia.
6.        Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat
mnenyebabkan disritmia.
7.        Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan atau
dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.
8
8.        Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum dapat
menyebabkan.meningkatkan disritmia.
9.        Laju sedimentasi : Penignggian dapat menunukkan proses inflamasi akut contoh
endokarditis sebagai faktor pencetus disritmia.
10.    GDA/nadi oksimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia.

G.    PENATALAKSANAAN MEDIS


 Terapi medis Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
1.         Anti aritmia
                                       i.          Kelas 1 : sodium channel blocker
                                      ii.          Kelas 1 A, Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan
untuk mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flutter. Procainamide untuk ventrikel ekstra
sistol atrial fibrilasi dan aritmi yang menyertai anestesi. Dysopiramide untuk SVT akut dan
berulang
                                     iii.          Kelas 1 B, Lidocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia
miokard, ventrikel takikardia. Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT, Dan
Pheniton.

                                     iv.          Kelas 1 C, Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi,


Aprindine, Moricizine, Propafenone.

2.         Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade) Atenolol, Metoprolol, Bisoprolol,
Nadolol dan Propanolol : indikasi aritmi jantung, angina pektoris dan hipertensi
3.         Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation) Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang,
Sotalol, Bretilium, Dofatilide dan Ibutilide.
4.         Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker) Verapamil, indikasi supraventrikular
aritmia, Nipedifin, Amlodipine, dan Diltiazem.

 Terapi mekanis
1.         Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia yang
memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur elektif.
2.         Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat darurat.
3.         Defibrilator kardioverter implantabel : suatu alat untuk mendeteksi dan mengakhiri
episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien yang resiko mengalami
fibrilasi ventrikel.
4.         Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan stimuluslistrik berulang ke
otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.

9
 Terapi non farmakologi:
 Kurangi merokok
 Kurangi stress
 Kurangi minuman beralkohol
 Diet
 Olahraga
10
BAB III
PENUTUP
A.     KESIMPULAN
Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang
disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis (Doenges, 1999).
Aritmia jantung timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan
elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman
grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994).
Penyebab yang paling umum dari aritmia ventrikel adalah penyakit miokard (iskemi dan
infark), yang disertai dengan perubahan keseimbangan elektrolit, gangguan metabolisme,
toksisitas obat dan vasospasme coroner. Karena implus berasal dari ventrikel, maka tidak
melalui system konduksi yang normal melainkan jaringan otot ventrikel.

Terapi medis
1.         Obat-obat anti aritmia dibagi 4 kelas yaitu :
a.              Anti aritmia
                                                 i.          Kelas 1 : sodium channel blocker
                                               ii.          Kelas 1 A, Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi
pemeliharaan untuk mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flutter. Procainamide untuk
ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmi yang menyertai anestesi. Dysopiramide untuk
SVT akut dan berulang
                                              iii.          Kelas 1 B, Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard,
ventrikel takikardia. Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT
                                             iv.          Kelas 1 C, Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi

b.         Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade) Atenolol, Metoprolol, Propanolol :
indikasi aritmi jantung, angina pektoris dan hipertensi
c.         Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation) Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang
d.         Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker) Verapamil, indikasi supraventrikular
aritmia
11

2.        Terapi mekanis


a.         Kardioversi
b.         Defibrilasi
c.         Defibrilator kardioverter implantabel
d.         Terapi pacemaker

B.     SARAN
Dengan terselesaikannya Makalah Aritmia ini diharapkan bagi mahasiswa Farmasi agar lebih
bisa mengidentifikasi gejala aritmia jantung dan terapi antiaritmia
12
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC;1999
Hanafi B. Trisnohadi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Ed. 3. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI ; 2001
Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Alih bahasa Peter
Anugrah. Editor Caroline Wijaya. Ed. 4. Jakarta : EGC ; 1994.
Santoso Karo karo. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 1996
Soeharto Iman. 2004. Penyakit Jantung Koroner & Serangan Jantung. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
13

Anda mungkin juga menyukai