Biokimia Tentang Vitamin

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebelum abad ke-20, karbohidrat, lemak, protein dan beberapa zat mineral
telah dianggap sebagai zat-zat makanan yang dibutuhkan untuk fungsi tubuh
normal. Akan tetapi berabad-abad sebelumnya, berbagai pengamatan menduga
bahwa senyawa-senyawa organik lainnya adalah esensial untuk menjaga
kesehatan. Sebagai misal telah diketahui selama 300 tahun, bahwa dengan makan
buah-buahan dan sayur-sayuran segar ternyata berguna untuk pencegahan atau
pengobatan scorbut (sariawan). Juga telah diakui bahwa rakhitis dapat
disembunyikan dengan minum minyak ikan. Pengamatan-pengamatan tersebut
menimbulkan dugaan, bahwa ada senyawa-senyawa zat makanan lain diperlukan
untuk menjaga kesehatan disamping karbohidrat, lemak dan protein.

Pada tahun 1912, Funk, seorang sarjana biokimia bangsa Polandia yang
bekerja di London untuk pertama kali memperkenalkan istilah Vitamin (amine
yang vital) yang kemudian terkenal dengan nama vitamin (dari bahasa latin vital
yang berarti hidup), untuk menandakan kelompok dari senyawa-senyawa organik
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang di maksud dengan vitamin?
2. Bagaimana klasifikasi dari vitamin?
3. Apa saja yang tergolong kedalam vitamin yang larut dalam air?
4. Apa saja yang tergolong kedalam vitamin yang larut dalam lemak?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian vitamin.
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari vitamin.

1
3. Untuk mengetahui golongan vitamin yang larut dalam air.
4. Untuk mengetahui golongan vitamin yang larut dalam lemak.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Vitamin

Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang


memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi
enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia
yang dikatalisasi oleh enzim. Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin
vita yang artinya “hidup” dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus
organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap
demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki
atom N.

Sebagai salah satu komponen gizi, vitamin diperlukan memperlancar


proses metabolisme tubuh, dan tidak berfungsi menghasilkan energi. Vitamin
terlibat dalam proses enzimatik. Tubuh memerlukan vitamin dalam jumlah
sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan mengakibatkan
terganggunya metabolisme di dalam tubuh kita karena fungsinya tidak dapat
digantikan oleh senyawa lain. Kondisi kekurang vitamin disebut avitaminosis.

Pada umumnya vitamin tidak dapat dibuat sendiri oleh hewan (atau
manusia) karena mereka tidak memiliki enzim untuk membentuknya, sehingga
harus dipasok dari makanan. Akan tetapi, ada beberapa vitamin yang dapat dibuat
dari zat-zat tertentu (disebut provitamin) di dalam tubuh. Contoh vitamin yang
mempunyai provitamin adalah vitamin D. Provitamin D banyak terdapat di
jaringan bawah kulit. Vitamin lain yang disintetis di dalam tubuh adalah vitamin
K dan vitamin B12. Kedua macam vitamin tersebut disintetis di dalam usus oleh
bakteri.

3
2.2 Klasifikasi Vitamin

Jenis vitamin berdasarkan kelarutannya diklasifikasikan kedalam dua


macam, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak.
Vitamin yang larut dalam air hanya ada dua yaitu Vitamin B dan C. Sedangkan
vitamin A, D, E, dan K, mereka larut dalam lemak. Cara kerja vitamin yang larut
dalam lemak dan yang larut dalam air berbeda. Vitamin yang larut dalam lemak :
Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak)
dan di dalam hati. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke
seluruh tubuh saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan
beberapa hari saja di dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan
hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh. vitamin yang larut dalam air : Berbeda
dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya dapat
disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran
makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan
masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak
dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena hal
inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-menerus.
2.2.1 Vitamin Yang Larut Dalam Air
vitamin yang larut dalam air memiliki sifat-sifat umum antara lain : 1)
Tidak hanya tersusun atas unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen; 2) Tidak
memiliki provitamin; 3) terdapat di semua jaringan; 4) Sebagai prekusor enzim-
enzim; 5) Diserap dengan proses difusi biasa; 6) tidak disimpan secara khusus
dalam tubuh; 7) Diekskresi melalui urin; 8) relatif lebih stabil, namun pada
temperatur berlebihan menimbulkan kelabilan.
1. Thiamin (Vitamin B1)

4
Thiamin (Vitamin B1) dikenal sebagai vitamin berenergi karena memiliki
efek yang bermanfaat bagi sistem saraf dan energi. Bentuk murni dari Thiamin
(vitamin B1) adalah Tiamin Hidroklorida. Tiamin tersusun dari pirimidin
tersubsitusi yang dihubungkan oleh jembatan metilen dengan tiazol tersubsitusi.
Bentuk aktif dari tiamin adalah tiamin difosfat, dimana reaksi konversi tiamin
menjadi tiamin difosfat tergantung oleh enzim tiamin difosfotransferase dan ATP
yang terdapat di dalam otak dan hati.Tiamin difosfat berfungsi sebagai koenzim
dalam sejumlah reaksi enzimatik dengan mengalihkan unit aldehid yang telah
diaktifkan yaitu pada reaksi :
a. Dekarboksilasi oksidatif asam-asam α - keto ( misalnya α- ketoglutarat,
piruvat, dan analog α - keto dari leusin isoleusin serta valin).
b. Reaksi transketolase (misalnya dalam lintasan pentosa fosfat).
Semua reaksi ini dihambat pada defisiensi tiamin .Dalam setiap keadaan
tiamin. Difosfat menghasilkan karbon reaktif pada tiazol yang membentuk
karbanion, yang kemudian ditambahkan dengan bebas kepada gugus
karbonil,misalnya piruvat.Senyawa adisi kemudian mengalami dekarboksilasi
dengan membebaskan CO2.Reaksi ini terjadi dalam suatu kompleks multienzim
yang dikenal sebagai kompleks piruvat dehidrogenase.Dekarboksilasi oksidatif α -
ketoglutarat menjadi suksinil ko-A dan CO2 dikatalisis oleh suatu kompleks
enzim yang strukturnya sangat serupa dengan struktur kompleks piruvat
dehidrogenase. Thiamin tidak stabil terhadap panas, tapi stabil selama
pembekuan. Tidak stabil terhadap uv, iradiasi gamma. Berperan pada reaksi
Maillard.
Fungsi dan manfaat Thiamin (Vitamin B1) antara lain:

5
• Mencegah penyakit Polyneuritis
• Mencegah penyakit beri-beri
• Menjaga dan melindungi kesiagaan mental
• Membantu kerja sistem pencernaan tubuh
• Menjaga dan melindungi pertumbuhan janin
• Mengurangi resiko gigitan serangga.
Sumber-sumber thiamin (vitamin B1) ragi, hati, biji bunga matahari,
sejumlah padi, biji-bijian, kacang polong, semangka, tiram, oatmeal dan tepung
terigu. Gejala kekurangan Thiamin diantaranya, Beri-beri, irama jantung yang
tidak normal, gagal jantung, kelelahan, susah berjalan, kebingungan dan
kelumpuhan. Thiamin sangat mempengaruhi sistem syaraf. Hal ini karena reaksi
hipersensitif yang dapat berpengaruh pada kelelahan, sakit kepala, sifat lekas
marah dan susah tidur.
2. Riboflavin (Vitamin B2)  

Riboflavin terdiri atas sebuah cincin isoaloksazin heterosiklik yang terikat


dengan gula alcohol, ribitol. Jenis vitamin ini berupa pigmen fluoresen berwarna
yang relatif stabil terhadap panas tetapi terurai dengan cahaya yang visible.
Bentuk aktif riboflavin adalah flavin mononukleatida ( FMN ) dan flavin
adenin dinukleotida ( FAD ). FMN dibentuk oleh reaksi fosforilasi riboflavin yang
tergantung pada ATP sedangkan FAD disintesis oleh reaksi selanjutnya dengan
ATP dimana bagian AMP dalam ATP dialihkan kepada FMN. FMN dan FAD
berfungsi sebagai gugus prostetik enzim oksidoreduktase,di mana gugus

6
prostetiknya terikat erat tetapi nonkovalen dengan apoproteinnya.Enzim-enzim ini
dikenal sebagai flavoprotein .Banyak enzim flavoprotein mengandung satu atau
lebih unsur metal seperti molibneum serta besi sebagai kofaktor esensial dan
dikenal sebagai metaloflavoprotein.
Riboflavin berfungsi sebagai koenzim berperan dalam metabolisme energi,
pernafasan, dan penting untuk kesehatan kulit. Vitamin ini juga berperan dalam
pembentukan molekul steroid, sel darah merah, dan glikogen, serta menyokong
pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku. Riboflavin
membantu enzim untuk menghasilkan energi dari nutrisi penting untuk tubuh
manusia. Riboflavin berperan pada tahap akhir dari metabolisme energi nutrisi
tersebut. Susu dan produk-produk susu, seperti keju, merupakan sumber yang baik
untuk riboflavin. Hampir semua sayuran hijau dan biji-bijian mengandung
riboflavin, seperti brokoli, jamur dan bayam. Kekurangan riboflavin dapat
menyebabkan gejala seperti iritasi, kulit merah dan keretakan kulit dekat dengan
sudut mata dan bibir seperti halnya sensitivitas yang berlebihan terhadap sinar
(photophobia) . Hal ini dapat juga menyebabkan keretakan pada sudut mulut
(cheilosis). 
3. Niacin (vitamin B3)

Niasin merupakan nama generik untuk asam nikotinat dan nikotinamida


yang berfungsi sebagai sumber vitamin tersebut dalam makanan. Asam nikotinat
merupakan derivat asam monokarboksilat dari piridin. Bentuk aktif sari niasin

7
adalah Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD+) dan Nikotinamida Adenin
Dinukleotida Fosfat ( NADP+).
Nikotinat merupakan bentuk niasin yang diperlukan untuk sintesis NAD+
dan NADP+ oleh enzim-enzim yang terdapat pada sitosol sebagian besar sel.
Karena itu,setiap nikotinamida dalam makanan, mula-mula mengalami deamidasi
menjadi nikotinat. Dalam sitosol nikotinat diubah menjadidesamido NAD+
melalui reaksi yang mula-mula dengan 5- fosforibosil –1-pirofosfat ( PRPP ) dan
kemudian melalui adenilasi dengan ATP. Gugus amido pada glutamin akan turut
membentuk koenzim NAD+. Koenzim ini bisa mengalami fosforilasi lebih lanjut
sehingga terbentuk NADP+.
Fungsi Niacin (Vitamin B3) :
• Berperan Penting Dalam Metabolisme Karbohidrat
• Kesehatan Kulit, Rambut, dan Kuku
• Mengurangi Risiko Aterosklerosis (Jantung Koroner)
• Mengurangi Kolesterol
• Mengobati Penyakit Pellagra
• Mengobati Radang Sendi, Diabetes, dan Jerawat.
Sumber makanan yang mengandung Niacin berasal dari jamur, ikan Tuna,
Ikan salmon, dada ayam, asparagus, daging rusa, hati domba, daging sapi, telur,
buah mangga, kacang-kacangan dan biji-bijian, susu. Pellagra (penyakit
kekurangan niacin), menunjukkan gejala seperti dermatitis, diare dan dementia .
Gejala kekurangan niacin lainnya adalah kehilangan nafsu makan, lemah, pusing
dan kebingungan mental. Kulit dapat menunjukkan gejala dermatitis simetrik
bilateral, khususnya pada daerah yang terkena sinar matahari langsung. Niasin
dalam jumlah yang berlebih dapat menjadi racun pada sistem syaraf, lemak darah
dan gula darah. Gejala-gejala yang terjadi yaitu seperti muntah, lidah
membengkak dan pingsan dapat terjadi. Bahkan dapat berpengaruh pada fungsi
hati dan dapat mengakibatkan tekanan darah rendah. 
4. Asam Pantotenat (Vitamin B5)  

8
Asam pantotenat dibentuk melalui penggabungan asam pantoat dengan
alanin.Asam pantoneat aktif adalah Koenzim A (Ko A ) dan Protein Pembawa
Asil (ACP). Asam pantoneat dapat diabsorbsi dengan mudah dalam intestinum
dan selanjutnya mengalami fosforilasi oleh ATP hingga terbentuk 4'-
fosfopantoneat. Penambahan sistein dan pengeluaran gugus karboksilnya
mengakibatkan penambahan netto tiotanolamina sehingga menghasilkan 4' –
fosfopantein, yakni gugus prostetik pada ko A dan ACP . Ko A mengandung
nukleotida adenin . Dengan demikian 4' –fosfopantein akan mengalami adenilasi
oleh ATP hingga terbentuk defosfo koA . Fosforilasi akhir terjadi pada ATP
dengan menambahkan gugus fosfat pada gugus 3 – hidroksil dalam moitas ribose
untuk menghasilkan ko A.
Fungsi Asam Pantotenat (Vitamin B5), diantaranya :
 Membantu enzim dalam proses transformasi hidrat arang dan lemak
menjadi energi .
 Membantu sintesa acetylcholine, kimia otak yang berperan dalam proses
transmisi sinyal listrik antara   sel-sel otak .
 Penting bagi aktifitas kelenjar adrenal, terutama dalam proses
pembentukan hormon.
 Pengendali stress akibat migran, sindrom lesu kronis dan gangguan emosi
lainya, sehingga dikenal sebagai vitamin anti stress.
 Diperlukan dalam proses pembentukan sistem kekebalan tubuh, terutama
menjaga kesehatan saraf otak.
 Penanganan alergi, sakit kepala, artritis , psosiaris, insomnia, asma dan
sejumlah penyakit infeksi.

9
 Membantu berbagai gangguan yang berkaitan dengan saraf otak seperti
neuritis, epilepsi serta penyempitan  pembuluh darah otak.
Bahan makanan yang banyak mengandung asam pantotenat yaitu : daging,
ikan, unggas, kuning telur, hati, yogurt, keju, kacang-kacangan, ubi, kembang kol,
pisang, jeruk dan alpukat. Secara alami di dalam tubuh manusia, vitamin ini juga
diproduksi oleh bakteri menguntungkan “Lactobacillin” yang hidup dalam saluran
usus. Kekurangan asam pantotenat dapat menyebabkan muntah, sulit tidur dan
kelelahan. Sementara, ketika kelebihan kadang-kadang menyebabkan diare dan
perut kembung. 
5. Vitamin B6 (Piridoksin, piridoksal, piridoksamin)
Vitamin B6 terdiri atas derivat piridin yang berhubungan erat yaitu
piridoksin, piridoksal serta piridoksamin dan derivat fosfatnya yang bersesuaian.
Bentuk aktif dari vitamin B6 adalah piridoksal fosfat, di mana semua bentuk
vitamin B6 diabsorbsi dari dalam intestinum , tetapi hidrolisis tertentu senyawa-
senyawa ester fosfat terjadi selama proses pencernaan .Piridksal fosfat merupakan
bentuk utama yang diangkut dalam plasma . Sebagian besar jaringan mengandung
piridoksal kinase yang dapat mengkatalisis reaksi fosforilasi oleh ATP terhadap
bentuk vitamin yang belum terfosforilasi menjadi masing- masing derivat ester
fosfatnya. Piridoksal fosfat merupakan koenzim pada beberapa enzim dalam
metabolisme asam aimno pada proses transaminasi, dekarboksilasi atau aktivitas
aldolase. Piridoksal fosfat juga terlibat dalam proses glikogenolisis yaitu pada
enzim yang memperantarai proses pemecahan glikogen.
Tubuh membentuk protein dengan mengubah asam amino yang terdapat
dalam makanan. Proses perubahan ini dibantu oleh vitamin B6. Disamping itu,
vitamin B6 membantu tubuh membentuk energi dengan membakar cadangan gula
yang terselip diantara organ tubuh. Pembentukan hemoglobin dari protein juga
dibantu oleh vitamin B6. Sebagaimana kita tahu, hemoglobin merupakan zat yang
sangat penting untuk mengedarkan oksigen, enzim dan zat zat makanan ke seluruh
organ tubuh. Vitamin B6 dapat diperoleh dari daging, ikan, kentang, bayam, sawi,
lobak, kembang kol, brokoli, paprika, pisang, alpukat, tomat, melon, semangka,
dll. Orang yang mempunyai kadar vitamin B6 rendah, menunjukkan gejala seperti

10
lemah, sifat lekas marah dan susah tidur. Selanjutnya gejala kegagalan
pertumbuhan, kerusakan fungsi motorik dan sawan. Dosis tinggi vitamin B6
dalam waktu yang lama menyebabkan kerusakan syaraf, yang kadang-kadang
tidak dapat diperbaiki. Hal ini dimulai dengan mati rasa pada kaki; selanjutnya,
perasaan hilang pada tangan dan mulut yang mungkin menjadi mati rasa. 
6. Biotin (Vitamin B7)  

Biotin merupakan derivat imidazol yang tersebar luas dalam berbagai


makanan alami. Karena sebagian besar kebutuhan manusia akan biotin dipenuhi
oleh sintesis dari bakteri intestinal, defisiensi biotin tidak disebabkan oleh
defisiensi dietarik biasa tetapi oleh cacat dalam penggunaan. Biotin merupakan
koenzim pada berbagai enzim karboksilase.
Biotin (vitamin B7) merupakan atau sering disebut juga sebagai vitamin H,
merupakan co-enzim yang membantu metabolisme asam lemak, leusin, dan
karbohidrat.
Fungsi Biotin diantaranya: 
 Membantu sintesis karbohidrat dan asam lemak. 
 Meningkatkan metabolisme energi. 
 Membantu sintesis asam amino dan glukosa. 
 Meningkatkan fungsi kelenjar keringat, sumsum tulang, jaringan kulit dan
saraf, serta sel darah. 
 Meningkatkan pertumbuhan rambut dan kuku. 
 Orang dengan kelainan genetik juga umum diberikan suplemen biotin. 
 Orang yang menderita diabetes tipe 2 diketahui memiliki tingkat biotin
rendah. Dalam beberapa kasus,   telah terbukti bahwa biotin membantu
mengurangi kadar gula darah pada pasien diabetes. 

11
 Berbagai program penurunan berat menggunakan suplemen biotin untuk
meningkatkan metabolisme tubuh. • Biotin diketahui efektif untuk
mengobati gangguan genetik langka pada anak-anak yang dikenal sebagai 
 fenilketonuria (asam amino tidak dapat diurai oleh tubuh). 
Biotin dapat ditemukan pada kacang-kacangan, kembang kol, kuning telur,
jamur, pisang, ayam, ikan dan cokelat. Dosis terlalu tinggi bisa memicu kondisi
medis serius yang disebut eosinophilic pleuropericardial effusion.
7. Folat (Vitamin B9)
Nama generiknya adalah folasin . Asam folat ini terdiri dari basa pteridin
yang terikat dengan satu molekul masing-masing asam P- aminobenzoat acid
(PABA ) dan asam glutamat. Tetrahidrofolat merupakan bentuk asam folat yang
aktif. Makanan yang mengandung asam folat akan dipecah oleh enzim-enzim usus
spesifik menjadi monoglutamil folat agar bisa diabsorbsi . kemudian oleh adanya
enzim folat reduktase sebagian besar derivat folat akan direduksi menjadi
tetrahidrofolat dala sel intestinal yang menggunakan NADPH sebagai donor
ekuivalen pereduksi.
Tetrahidrofolat ini merupakan pembawa unit-unit satu karbon yang aktif
dalam berbagai reaksi oksidasi yaitu metil, metilen, metenil, formil dan
formimino.Semuanya bisa dikonversikan. Serin merupakan sumber utama unit
satu karbon dalam bentuk gugus metilen yang secara reversible beralih kepada
tetrahidrofolat hingga terbentuk glisin dan N5, N10 – metilen – H4folat yang

mempunyai peranan sentral dalam metabolisme unit satu karbon. Senyawa di atas
dapat direduksi menjadi N5 – metil – H4folat yang memiliki peranan penting

dalam metilasi homosistein menjadi metionin dengan melibatkan metilkobalamin


sebagai kofaktor.
Folat (Vitamin B9) adalah vitamin yang diperlukan untuk replikasi sel dan
pertumbuhan. Vitamin ini membantu blok bangunan berupa DNA, yang
menyimpan informasi genetik tubuh, dan membangun blok RNA, yang diperlukan
untuk sintesis protein. Vitamin B9 sangat penting untuk perkembangan janin dan
regenerasi sel, seperti sel darah merah dan sel kekebalan. Sumber terbaik untuk

12
folat adalah sayur-sayuran, khususnya sayuran berdaun hijau. Hati juga
mengandung banyak folat. Daging, susu dan produk-produk susu mengandung
sedikit folat. Kekurangan folat dapat menyebabkan kekurangan darah. Gejala
keracunan adalah diare, susah tidur dan sifat mudah marah. Folat dengan dosis
tinggi dapat menutupi kekurangan vitamn B12, karena kedua vitamin ini
berhubungan. 
8. Kobalamin (Vitamin B12)

Vitamin B12 berperan penting pada saat pembelahan sel yang berlangsung
dengan cepat. Vitamin B12 juga memelihara lapisan yang mengelilingi dan
melindungi serat syaraf dan mendorong pertumbuhan normalnya. Selain itu juga
berperan dalam aktifitas dan metabolisme sel-sel tulang. Vitamin B12 juga
dibutuhkan untuk melepaskan folat, sehingga dapat membantu pembentukan sel-
sel darah merah. Sumber kobalamin terdapat pada kerang, ikan kakap, daging
rusa, udang, daging sapi, kalkun, kepiting, ikan salmon, telur, keju, rumput laut,
tempe, susu dan yogurt. Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kekurangan
darah (anemia), yang sebenarnya disebabkan oleh kekurangan folat. Tanpa
vitamin B12, folat tidak dapat berperan dalam pembentukan sel-sel darah merah.
Gejala kekurangan lainnya adalah sel-sel darah merah menjadi belum matang
(immature), yang menunjukkan sintesis DNA yang lambat. Kekurangan vitamin
B12 dapat juga mempengaruhi sistem syaraf. 
9. Askorbat (Vitamin C)  

13
Bentuk aktif vitamin C adalah asam askorbat itu sendiri dimana fungsinya
sebagai donor ekuivalen pereduksi dalam sejumlah reaksi penting tertentu. Asam
askorbat dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat ,yang dengan sendirinya dapat
bertindak sebagai sumber vitamin tersebut. Asam askorbat merupakan zat
pereduksi dengan potensial hydrogen sebesar +0,008 V, sehingga membuatnya
mampu untuk mereduksi senyawa-senyawa seperti oksigen molekuler, nitrat, dan
sitokrom a serta c. Mekanisme kerja asam askorbat dalam banyak aktivitasnya
masih belum jelas, tetapi proses di bawah ini membutuhkan asam askorbat :
 Hidroksilasi prolin dalam sintesis kolagen.
 Proses penguraian tirosin, oksodasi P-hidroksi –fenilpiruvat menjadi
homogentisat memerlukan vitamin C yang bisa mempertahankan keadaan
tereduksi pada ion tembaga yang diperlukan untuk memberikan aktivitas
maksimal.
 Sintesis epinefrin dari tirosin pada tahap dopamine-hidroksilase.
 Pembentukan asam empedu pada tahap awal 7 alfa – hidroksilase.
 Korteks adrenal mengandung sejumlah besar vitamin C yang dengan
cepat akan terpakai habis kalau kelenja tersebut dirrangsang ole hormon
adrenokortikotropik.
 Penyerapan besi digalakkan secara bermakna oleh adanya vitamin C.
 Asam askorbat dapat bertindak sebagai antioksidan umum yang larut
dalam air dan dapat menghambat pembentukan nitrosamin dalam proses
pencernaan.

14
Vitamin C membantu spesifik enzim dalam melakukan fungsinya. Vitamin
C juga bekerja sebagai antioksidan, membentuk kolagen, serat, struktur protein.
Kolagen dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi dan juga untuk
membentuk jaringan bekas luka. Vitamin C juga meningkatkan ketahanan tubuh
terhadap infeksi dan membantu tubuh menyerap zat besi. Sumber vitamin c adalah
Jambu biji, kiwi, kelengkeng, pepaya, paprika merah, brokoli, kubis, strawberi,
kembang kol, jeruk, tomat, cabe, apel, sayuran hijau, kentang wortel, ubi jalar,
dan blewah. Kekurangan Vitamin C dapat menyebabkan anemia, kulit kering,
kasar dan bersisik, Pendarahan Internal (haemorhages), Radang Gusi (Gingivitis),
tulang Menjadi Kurang Stabil, Kerusakan pada Jaringan Jantung, Penurunan
Kemampuan Melawan Infeksi, Penurunan Tingkat Penyembuhan Luka. Gejala
keracunan vitamin C adalah mual, kejang perut, diare, sakit kepala, kelelahan dan
susah tidur. Hal ini juga dapat mengganggu tes medis, atau menyebabkan buang
air kecil yang berlebihan dan membentuk batu ginjal.
2.2.2 Vitamin Yang Larut Dalam Lemak
Vitamin yang larut dalam lemak merupakan molrkul hidrofobik apolar,
yang semua nya adalah derivat isoprene. Molekul-molekul ini tidak disintesis
tubuh dalam jumlah yang memadai sehingga harus disuplai dari makanan.
Pemasokan vitamin- vitamin yang larut dalam lemak ini memerlukan absorbsi
lemak yang normal agar vitamin tersebut dapat diabsorbsi secara efisien. Begitu
diabsorbsi molekul vitamin tersebut harus diangkut dalam darah yaitu oleh
lipoprotein atau protein pengikat yang spesifik. Yang merupakan vitamin yang
larut di dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K.
Vitamin yang larut dalam lemak memiliki sifat-sifat umum, antara lain: 1)
Tidak terdapat disemua jaringan; 2) Terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan
oksigen; 3) Memiliki bentuk prekusor atau provitamin; 4) Menyusun struktur
jaringan tubuh; 7) Diekskresi melalui feses; 8) Kurang stabil jika dibandingkan
vitamin B, dapat dipengaruhi oleh cahaya, oksidasi dan lain sebagainya.
1. Vitamin A (Retinol)
Vitamin A atau retinal merupakan senyawa poliisoprenoid yang
mengandung cincin sikloheksenil. Vitamin A . Vitamin A merupakan istilah

15
generik untuk semua senyawa dari sumber hewani yang memperlihatkan aktivitas
biologik vitamin A. senyawa-senyawa twersebut adalah retinal, asam retinoat dan
retinal.Hanya retinol yang memiliki aktivitas penuh vitamin A, yang lainnya
hanya mempunyai sebagian fungsi vitamin A.
Vitamin A mempunyai provitamin yaitu karoten.Pada sayuran vitamin A
terdapat sebagai provitamindalam bentuk pigmen berwarna kuning ß karoten,
yang terdiri atas dua molekul retinal yang dihubungkan pada ujung aldehid rantai
karbonnya.Tetapi karena ß karoten tidak mengalami metabolisme yang efisien
,maka ß karoten mempunyai efektifitas sebagai sumber vitamin A hanya seper
sepuluh retinal.
Ester retinal yang terlarut dalam lemak makanan akan terdispersi di dalam
getah empedu dan dihidrolisis di dalam lumen intestinum diikuti oleh penyerapan
langsung ke dalam epitel intestinal. ß – Karoten yang dikomsumsi mungkin
dipecah lewat reaksi oksidasi oleh enzim ß – karoten dioksigenase .Pemecahan ini
menggunakan oksigen molekuler, digalakkan dengan adanya garam-garam
empedu dan menghasilkan 2 molekul retinaldehid ( retinal ). Demikian pula ,di
dalam mukosa intestinal ,retinal direduksi menjadi retinal oleh enzim spesifik
retinaldehid reduktase dengan menggunakan NADPH.

Retinal dalam frahsi yang kecil teroksidasi menjadi asam retinoat .


Sebagian besar retinal mengalami esterifikasi dengan asam-asam lemak dan
menyatu ke dalam kilomikron limfe yang masuk ke dalam aliran darah.Bentuk ini
kemudian diubah menjadi fragmen kilomikron yang diambil oleh hati bersama-
sama dengan kandungan retinolnya .
Di dalam hati, vitamin A disimpan dalam bentuk ester di dalam liposit,
yang mungkin sebagai suatu kompleks lipoglikoprotein.Untuk pengngkutan ke
jaringan, vitamin A dihidrolisis dan retinal yang terbentuk terikat dengan protein
pengikat aporetinol ( RBP ).Holo- RBP yang dihasilkan diproses dalam apparatus
golgi dan disekresikan ke dalam plasma .Asam retinoat diangkut dalam plasma
dalam keadaan terikat dengan albumin.Begitu di dalam sel-sel ekstrahepatik ,
retinal terikat dengan protein pengikat retinol seluler (CRBP) .Toksisitaas vitamin

16
A terjadi setelah kapasitas RBP dilampaui dan sel-sel tersebut terpapar pada
retinal yang terikat.
Retinal dan retinal mengalami interkonversi dengan adanya enzim-enzim
dehidrogenase atau reduktase yang memerlukan NAD atau NADP di dalam
banyak jaringan. Namun demikian, begitu terbentuk dari retinal, asam retinoat
tidak dapat diubah kembali menjadi retinal atau menjadi retinal.Asam retinoat
dapat mendukung pertumbuhan dan differensiasi, tetapi tidak dapat menggantikan
retinal dalam peranannya pada penglihatan atau pun retinal dalam dukungannya
pada system reproduksi. Retinol setelah diambil oleh CRBP diangkut ke dalam sel
dan terikat dengan protein nucleus,di dalam nucleus inilah retinal terlibat dalam
pengendalian ekspresi gen-gen tertentu, sehingga retinal bekerja menyerupai
hormon steroid.
Retinal merupakan kompoenen pigmen visual rodopsin, yang mana
rodopsin terdapat dalam sel-sel batang retina yang bertanggung jawab atas
penglihatan pada saat cahaya kurang terang. 11 – sis – Retinal yaitu isomer all –
transretinal,terikat secara spesifik pada protein visual opsin hingga terbentuk
rodopsin. Ketika terkena cahaya, rodopsin akan terurai serta mambentuk all-trans
retinal dan opsin. Reaksi ini disertai dengan perubahan bentuk yang menimbulkan
saluran ion kalsium dalam membran sel batang. Aliran masuk ion-ion kalsium
yang cepat akan memicu impuls syaraf sehingga memungkin cahaya masuk ke
otak.
Asam retinoat turut serta dalam sintesis glikoprotein. Hal ini dapat
dijelaskan bahwa asam retinoat bekerja dalam menggalakkan pertumbuhan dan
differensiasi jaringan. Retinoid dan karotenoid memiliki aktivitas antikanker.
Banyak penyakit kanker pada manusia timbul dalam jaringan epitel yang
tergantung pada retinoid untuk berdifferensiasi seluler yang normal. ß–karoten
merupakan zat antioksidan dan mungkin mempunyai peranan dalam menangkap
radikal bebas peroksi di dalam jaringan dengan tekanan parsial oksigen yang
rendah. Kemampuan ß–karoten bertindak sebagai antioksidan disebabkan oleh
stabilisasi radikal bebas peroksida di dalam struktur alkilnya yang terkonjugasi.
Karena ß – karoten efektif pada konsentrasi oksigen yang rendah, zat provitamin

17
ini melengkapi sifat-sifat antioksidan yang dimiliki vitamin E yang efektif dengan
konsentrasi oksigen yang lebih tinggi.
Kekurangan atau defisiensi vitamin A disebabkan oleh malfungsi berbagai
mekanisme seluler yang di dalamnya turut berperan senyawa- senyawa retinoid.
Defisiensi vitamin A terjadi gangguan kemampuan penglihatan pada senja hari
(buta senja). Ini terjadi karena ketika simpanan vitamin A dalam hati hampir
habis. Deplesi selanjutnya menimbulkan keratinisasi jaringan epitel mata, paru-
paru, traktus gastrointestinal dan genitourinarius, yang ditambah lagi dengan
pengurangan sekresi mucus. Kerusakan jaringan mata, yaitu seroftalmia akan
menimbulkan kebutaan.
Vitamin A banyak terkandung dalam minyak ikan. Juga terkandung dalam
bahan pangan seperti mentega (lemak susu), kuning telur, keju, hati, sayuran hijau
dan wortel. Warna hijau tumbuh-tumbuhan petunjuk yang baik tingginya kadar
karoten. Buah-buahan berwarna merah dan kuning, seperti cabe merah, wortel,
pisang, pepaya, banyak mengandung provitamin A, ß – karoten. Untuk makanan
biasanya vitamin A terdapat dalam makanan yang sudah difortifikasi
(ditambahkan nilai gizinya).
2. Vitamin D (Kalsiferol)
Vitamin D merupakan prohormon steroid.Vitamin ini diwakili oleh
sekelompok senyawa steroid yang terutama terdapat pada hewan, tetapi juga
terdapat dalam tanaman serta ragi. Melalui berbagai proses metabolic, vitamin D
dapat menghasilkan suatu hormon yaitu Kalsitriol, yang mempunyai peranan
sentral dalam metabolisme kalsium dan fosfat..
Vitamin D dihasilkan dari provitamin ergosterol dan 7- dehidrokolesterol.
Ergosterol terdapat dalam tanaman dan 7–dehidrokolesterol dalam tubuh hewan.
Ergokalsiferol (vitamin D2) terbentuk dalam tanaman, sedangkan di dalama tubuh

hewan akan terbentuk kolekalsiferol (vitamin D3) pada kulit yang terpapar

cahaya. Kedua bentuk vitamin tersebut mempunyai potensi yang sama yaitu
masing-masing dapat menghasilkan kalsitriol D2 dan D3.

18
Vitamin D3 ataupun D2 dari makanan diekstraksi dari dalam darah

( dalam keadaan terikat dengan globulin spesifik), setelah absorbsi dari misel
dalam intestinum. Vitamin tersebut mengalami hidroksilasi pada posisi –25 oleh
enzim vitamin D3 – 25 hidroksikolekalsiferol, yaitu suatu enzim pada retikulum

endoplasmic yang dianggap membatasi kecepatan reaksi. 25- hidroksi D3

merupakan bentuk utama vitamin D dalam sirkulasi darah dan bentuk cadangan
yang utama dalam hati.
Dalam tubulus ginjal, tulang dan plasenta, 25–hidroksiD3 selanjutnya

mengalami hidroksilasi dalam posisi 1 oleh enzim 25–hidroksiD3 1- hidroksilase,

yakni suatu enzim mitokondria. Hasilnya adalah 1,25–dihidroksi D3 ( kalsitriol ),

yaitu metabolit vitamin D yang paling poten. Produksi hasil ini diatur oleh
konsentrasinya sendiri, hormon paratiroid dan fosfat dalam serum.
Defisiensi atau kekurangan vitamin D menyebabkan penyakit rakitis
terdapat pada anak-anak dan osteomalasia pada orang dewasa. Kelainan
disebabkan oleh pelunakan tulang yang terjadi akibat kekurangan kalsium dan
fosfat. Ikan berlemak, kuning telur dan hati merupakan sumber vitamin D yang
baik.
3. Vitamin E (Tokoferol)
Ada beberapa jenis tokoferol dalam bentuk alami .Semuanya merupakan
6- hidroksikromana atau tokol yang tersubsitusi isoprenoid. Penyerapan aktif
lemak meningkatkan absorbsi vitamin E. Gangguan penyerapan lemak dapat
menimbulkan defisiensi vitamin E. Vitamin E di dalam darah diangkut oleh
lipoprotein, pertama- tama lewat penyatuan ke dalam kilomikron yang
mendistribusikan vitamin ke jaringan yang mengandung lipoprotein lipase serta
ke hati dalam fragmen sisa kilomikron, dan kedua, lewat pengeluaran dari dalam
hati dalam lipoprotein berdensitas sangat rendah ( VLDL ). Vitamin E disimpan
dalam jaringan adiposa.
Vitamin E (tokoferol) bertindak sebagai antioksidan dengan memutuskan
berbagai reaksi rantai radikal bebas sebagai akibat kemampuannya untuk
memindahkan hydrogen fenolat kepada radikal bebas perksil dari asam lemak tak

19
jenuh ganda yang telah mengalami peroksidasi . Radikal bebas fenoksi yang
terbentuk kemudian bereaksi dengan radikal bebas peroksil selanjutnya. Dengan
demikian α – tokoferol tidak mudah terikat dalam reaksi oksidasi yang reversible,
cincin kromana dan rantai samping akan teroksidasi menjadi produk non radikal
bebas.
Defisiensi atau kekurangan vitamin E dapat menimbulkan anemia pada
bayi yang baru lahir. Kebutuhan akan vitamin E meningkat bersamaan dengan
semakin besarnya masukan lemak tak jenuh ganda. Asupan minyak mineral,
keterpaparan terhadap oksigen (seperti dalam tenda oksigen ) atau berbagai
penyakit yang menyebabkan tidak efisiennya penyerapan lemak akan
menimbulkan defisiensi vitamin E yang menimbulkan gejala neurology.
Kekurangan vitamin E juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal
bagi tubuh, antara lain kemandulan baik bagi pria maupun wanita.
Vitamin E dirusak oleh pemasakan dan pengolahan makanan yang bersifat
komersial, termasuk pembekuan. Benih gandum, minyak biji bunga matahari serta
biji flower, dan minyak jagung serta kedelai, semuanya merupakan sumber
vitamin E yang baik.
4. Vitamin K (Menadion)
Vitamin yang tergolong ke dalam kelompok vitamin K adalah naftokuinon
tersubsitusi – poliisoprenoid. Menadion ( K3 ), yaitu senyawa induk seri vitamin

K, tidak ditemukan dalam bentuk alami tetapi jika diberikan, secara in


vivosenyawa ini akan mengalami alkilasi menjadi salah satu menakuinon ( K 2 ).

Filokuinon ( K1 ) merupakan bentuk utama vitamin K yang ada dalam tanaman.

Menakuinon – 7 merupakan salah satu dari rangkaian bentuk tak jenuh polirenoid
dari vitamin K yang ditemukan dalam jaringan binatang dan disintesis oleh
bakteri dalam intestinum.
Penyerapan vitamin K memerlukan penyerapan lemak yang normal.
Malabsorbsi lemak merupakan penyebab paling sering timbulnya defisiensi
vitamin K. derivat vitamin K dalam bentuk alami hanya diserap bila ada garam-
garam empedu, seperti lipid lainnya, dan didistribusikan dalam aliran darah lewat

20
system limfatik dalam kilomikron. Menadion, yang larut dalam air , diserap
bahkan dalam keadaan tanpa adanya garam-garam empedu, dengan melintas
langsung ke dalam vena porta hati .
Vitamin K bekerja sebagai kofaktor enzim karboksilase yang membentu
residu γ – karboksiglutamat dalam protein precursor. Reaksi karboksilase yang
tergantung vitamin K terjadi dalam retikulum endoplasmic banyak jaringan dan
memerlukan oksigen molekuler, karbondioksida serta hidrokuinon ( tereduksi )
vitamin K dan di dalam siklus ini, produk 2,3 epoksida dari reaksi karboksilase
diubah oleh enzim 2,3 epoksida reduktase menjadi bentuk kuinon vitamin K
dengan menggunakan zat pereduksi ditiol yang masih belum
teridentifikasi.Reduksi selanjutnya bentuk kuinon menjadi hidrokuinon oleh
NADH melengkapi siklus vitamin K untuk menghasilkan kembali bentuk aktif
vitamin tersebut.
Defisiensi atau kekurangan vitamin K dapat menyebabkan terjadinya
penyakit hemoragik pada bayi baru lahir. Hal ini disebabkan karena plasenta tidak
meneruskan vitamin K secara efisien. Vitamin K tersebar luas dalam jaringan
tanaman dan hewan yang digunakan sebagai bahan makanan dan produksi vitamin
K oleh mikroflora intestinal pada hakekatnya menjamin tidak terjadinya defisiensi
vitamin K.
Defisiensi vitamin K dapat terjadi oleh malabsorbsi lemak yang mungkin
menyertai disfungsi pancreas, penyakit biliaris, atrofi mukosa intestinal atau
penyebab steatore lainnya.Di samping itu, sterilisasi usus besar oleh antibiotik
juga dapat mengakibatkan defisiensi vitamin K.
Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah
yang baik dan penutupan luka. Defisiensi vitamin ini akan berakibat pada
pendarahan di dalam tubuh dan kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau
pendarahan. Selain itu, vitamin K juga berperan sebagai kofaktor enzim untuk
mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino asam glutamat. Oleh karena itu, kita
perlu banyak mengkonsumsi susu, kuning telur, dan sayuran segar yang
merupakan sumber vitamin K yang baik bagi pemenuhan kebutuhan di dalam
tubuh.

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpilan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah :
1. Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang
memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi
enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi
kimia yang dikatalisasi oleh enzim.
2. Jenis vitamin berdasarkan kelarutannya diklasifikasikan kedalam dua
macam, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam
lemak.
3. Vitamin yang larut dalam air hanya ada dua yaitu Vitamin B kompleks dan
Vitamin C.
4. Vitamin yang larut dalam lemak yaitu Vitamin A, D, E dan K.

22
DAFTAR PUSTAKA

Agustia. 2012. Ilmu Gizi-Vitamin. Pdf. Di akses : 12 Mei 2016 pukul 19.35 Wita.
Lehninger A, Nelson D , Cox M M .Principles of Biochemistry 2nd 1993 .
Rusdiana.2009. Biokimia. Pdf. Di akses : 12 Mei 2016 pukul 20.00 Wita.
Stryer L .1995. Biochemistry 4th , page 603 – 623.

23

Anda mungkin juga menyukai