Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
oleh :
i
i
ii
iii
STUDI KOMPARASI MUTU KAYU SENGON, KAYU BANGKIRAI,
KAYU KAMPER, KAYU KRUWING DAN KAYU NANGKA
DI SURAKARTA ANTARA HASIL UJI LABORATORIUM
DENGAN SNI 7973:2013
Abstrak
Kayunmerupakannsalahnsatunsumber daya alam Indonesia yang menjadi elemen
konstruksi yang mudah di dapat dan tersedia dalam jumlah yang relatif banyak. Dalam
bagian konstruksi, kayu banyak digunakan pada setiap fungsi bangunan mulai dari
persiapan sampai finishing Adapaun penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui nilai
kuat/mutu kayu utuh hasil pengujian di laboratorium dengan mutu kayu berdasarkan SNI
7973-2013. Jenis pengujian yang dilakukan meliputi pengujian kuat tekan, kuat tarik,
kuat geser, dan kuat lentur. Benda uji masing-masing berjumlah 3 buah untuk 1 variasi
kayu. kayu yang digunakan ada 5 jenis, yaitu kayu Sengon, Bangkirai, Kruwing, Kamper,
dan Nangka yang berasal dari Solo Raya. Berdasarkan pengujian kode mutu dari masing-
masing kayu yang diuji yaitu kayu : Sengon = 8800,29 MPa; kayu Bangkirai = 14188,24
MPa; kayu Kruwing = 10927,38 MPa; kayu Kamper = 11155,92 MPa; dan kayu Nangka
= 10137,08 MPa. Nilai kuat tekan kayu : Sengon = 6,11 MPa; Bangkirai = 15,37 MPa;
Kruwing = 10,52 MPa; Kamper = 7,16 MPa; Nangka = 6,97 MPa. Nilai kuat tarik kayu :
Sengon = 117,11 MPa; Bangkirai = 280,77 MPa; Kruwing = 148,46 MPa; Kamper =
197,15 MPa; Nangka = 117,4 MPa. Nilai kuat geser kayu : Sengon = 8,77 MPa;
Bangkirai = 14,12 MPa; Kruwing = 12,17 MPa; Kamper = 8,51 MPa; Nangka = 12,12
MPa. Nilai kuat lentur kayu : Sengon = 47,14 MPa; Bangkirai = 127,23 MPa; Kruwing =
76,4 MPa; Kamper = 71,57 MPa; Nangka = 71,85 MPa. Nilai presentase perbandingan
uji kuat tekan antara kayu yang diuji di laboratorium terhadap kuat acuan SNI 7973:2013:
Sengon = 101,43%; Bangkirai = 135,93%; Kruwing = 132,78%; Kamper = 87,16%;
Nangka = 98,81%. Nilai presentase perbandingan uji kuat tarik antara kayu yang diuji di
laboratorium terhadap kuat acuan SNI 7973:2013: Sengon = 1945,14%; Bangkirai =
2483,18%; Kruwing = 1874,53%; Kamper = 2398,91%; Nangka = 1665,03%. Nilai
presentase perbandingan uji kuat geser antara kayu yang diuji di laboratorium terhadap
kuat acuan SNI 7973:2013: Sengon = 1104,88%; Bangkirai = 937,10%; Kruwing =
1157,99%; Kamper = 780,57%; Nangka = 1278,72%. Nilai presentase perbandingan uji
kuat lentur antara kayu yang diuji di laboratorium terhadap kuat acuan SNI 7973:2013:
Sengon = 695,29%; Bangkirai = 991,99%; Kruwing = 847,63%; Kamper = 766,75%;
Nangka = 890,97%.
Kata kunci: kayu, kuat geser kayu, kuat lentur kayu, kuat tarik kayu, kuat tekan
kayu.
Abstract
Wood is one of Indonesia's natural resources which becomes an element of
construction that is easily available and available in relatively large quantities. In
the construction section, wood is widely used in every building function from
preparation to finishing. Adapaun this research aims to know the value of solid /
whole wood quality test results in laboratory with wood quality based on SNI
7973-2013. Types of tests performed include compressive strength testing, tensile
strength, shear strength, and flexural strength. Each test object amounted to 3
1
pieces for 1 variation of wood. wood used there are 5 types, namely wood Sengon,
Bangkirai, Kruwing, Kamper, and Nangka from Solo Raya. Based on testing the
quality code of each wood tested is : Sengon = 8800,29 MPa; kayu Bangkirai =
14188,24 MPa; kayu Kruwing = 10927,38 MPa; kayu Kamper = 11155,92 MPa;
dan kayu Nangka = 10137,08 MPa. Value of wood compresive strength : Sengon
= 6,11 MPa; Bangkirai = 15,37 MPa; Kruwing = 10,52 MPa; Kamper = 7,16
MPa; Nangka = 6,97 MPa. Value of tensile strength of wood : Sengon = 117,11
MPa; Bangkirai = 280,77 MPa; Kruwing = 148,46 MPa; Kamper = 197,15
MPa; Nangka = 117,4 MPa. Wood shear strength value : Sengon = 8,77 MPa;
Bangkirai = 14,12 MPa; Kruwing = 12,17 MPa; Kamper = 8,51 MPa; Nangka =
12,12 MPa. Value of strong bending wood : Sengon = 47,14 MPa; Bangkirai =
127,23 MPa; Kruwing = 76,4 MPa; Kamper = 71,57 MPa; Nangka = 71,85
MPa. The value of percentage comparison of compressive strength test between
wood tested in the laboratory against the reference strength of SNI 7973: 2013:
Sengon = 101,43%; Bangkirai = 135,93%; Kruwing = 132,78%; Kamper =
87,16%; Nangka = 98,81%. The percentage value of the tensile strength test ratio
between the woods tested in the laboratory against the reference strength of SNI
7973: 2013: Sengon = 1945,14%; Bangkirai = 2483,18%; Kruwing = 1874,53%;
Kamper = 2398,91%; Nangka = 1665,03%. The percentage value of comparison
of shear strength test between timber tested in laboratory to the reference strength
of SNI 7973: 2013 Sengon = 1104,88%; Bangkirai = 937,10%; Kruwing =
1157,99%; Kamper = 780,57%; Nangka = 1278,72%. The percentage value of
the comparison of bending strength test between the woods tested in the
laboratory against the reference strength of SNI 7973: 2013: Sengon = 695,29%;
Bangkirai = 991,99%; Kruwing = 847,63%; Kamper = 766,75%; Nangka =
890,97%.
1. PENDAHULUAN
Kayunadalahnbagiannbatangnatau0cabangksertamranting tumbuhanhyang
mengeras-karenapmengalami lignifikasi9(pengayuan). Kayu8merupakan salah
satuqsumberqdayaoalamOIndonesiawyangOmenjadiWelemenWkonstruksi yang
mudah di dapat dan tersedia dalam jumlah yang relatif banyak.OKekuatanokayu
untukjmenahanQgayaWtarik, desakWmaupun geserKyang cukup tinggi
mengakibatkanwkayu banyakrdipergunakan dalamwbagianokonstruksi.WSelain
ituOjuga dalamNbagianmkonstruksi, kayu merupakanmsalah satu bahan utama
yang banyak digunakan pada setiap fungsi bangunan mulaiodariopersiapan
sampai finishing.
2
Sebenarnya kayu merupakan salah satu material konstruksi yang dapat
diperbaharui dan sangat mendukung program ecogreen. Tanaman dan hutan kayu
dapat menjadi paru-paru dunia dan produksi material kayu konstruksi
menghasilkan emisi gas karbon yang paling sedikit dibandingkan material
konstruksi lainnya. Sayangnya, saat ini penebangan tanaman kayu sering kali
mengabaikan umur kayu. Yang mana umur kayu menentukan kekuatan dari kayu
tersebut. Masih banyak tanaman kayu yang ditebang pada umur yang semestinya
belum siap untuk ditebang. Hal itu tentu menyebabkan ketersediaannya kayu di
pasaran sering kali tidak memenuhi mutu kayu yang seharusnya.
Selain itu dalam bidang konstruksi, bukan sembarang kayu yang dapat
dipergunakan dalam bagian konstruksi, tentunya kayu yang memenuhi syarat-
syarat mutu sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Namun, terdapat kayu
yang diperdagangkan khususnya Kota Surakarta dan sekitarnya merupakan kayu
yang tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh
berbagai hal.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini untuk membandingkan
antara hasil uji pada laboratorium terhadap kayu yang diperdagangkan di Kota
Surakarta dan sekitarnya dengan mutu kayu berdasarkan SNI 7973:2013.
2. METODE PENELITIAN
2.1. Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
kayu Sengon, kayu Bangkirai, kayu Kamper, kayu Kruwing, dan kayu Nangka
yang berasal dari Surakarta.
3
geser. Alat bantu lain, seperti alat tulis, penggaris, formulir penelitian, kamera
digital, dll.
4
Ukuran Berat Rata-rata
No
Jenis Kayu b h t Kayu
Kode (kg/m3)
(m) (m) (m) (kg) (kg/m3)
D-K-1 0,05 0,05 0,05 0,087 696
Kamper D-K-2 0,05 0,05 0,05 0,087 696 690,67
D-K-3 0,05 0,05 0,05 0,085 680
E-K-1 0,05 0,05 0,05 0,074 592
Nangka E-K-2 0,05 0,05 0,05 0,074 592 594,67
E-K-3 0,05 0,05 0,05 0,075 600
Dari hasil pengujian kerapatan kayu yang dapat dilihat pada table diatas
menunjukan bahwa jenis kayu Bangkirai mempunyai kerapatan yang paling besar
dibandingan dengan jenis kayu yang lainnya, yaitu sebesar 970,67 kg/m3 dan jenis
kayu Sengon mempunyai kerapatan yang paling kecil sebesar 496 kg/m3.
5
Perhitungan modulus elastisitas dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Perhitungan modulus elastisitas
E
Jenis No m E
Gm Gb G15 rata-rata
Kayu Kode (%) (MPa)
(MPa)
A-K-1 19,23 496 0,42 0,36 0,40 0,42 8756,15
Sengon A-K-2 16,67 504 0,43 0,44 0,41 0,43 8932,32 8800,29
A-K-3 17,31 488 0,42 0,42 0,40 0,42 8712,41
B-K-1 16,19 976 0,84 0,46 0,76 0,85 14254,16
Bangkirai B-K-2 17,65 960 0,82 0,41 0,75 0,83 14069,74 14188,24
B-K-3 17,31 976 0,83 0,42 0,76 0,85 14240,83
C-K-1 18,06 680 0,58 0,40 0,54 0,59 10996,84
Kruwing C-K-2 16,67 672 0,58 0,44 0,54 0,58 10941,91 10927,38
C-K-3 16,90 664 0,57 0,44 0,53 0,57 10843,39
D-K-1 19,18 696 0,58 0,36 0,55 0,60 11151,25
Kamper D-K-2 17,57 696 0,59 0,41 0,56 0,60 11192,98 11155,92
D-K-3 13,33 680 0,60 0,56 0,55 0,59 11123,53
E-K-1 15,63 592 0,51 0,48 0,48 0,51 10035,70
Nangka E-K-2 13,85 592 0,52 0,54 0,48 0,52 10087,74 10137,08
E-K-3 10,29 600 0,54 0,66 0,50 0,53 10287,79
Nilai kuat acuan selanjutnya didapatkan berdasarkan nilai modulus
elastisitas dan tabel 1. Hasil nilai kuat acuan dapat dilihat pada tabel 4 berikut:
Tabel 4. Hasil nilai kuat acuan berdasarkan SNI 7973:2013
Jenis No E Nilai Desain (MPa)
Kayu Kode (MPa) Fb Ft// Fc// Fv Fc ┴
A-K-1 8756,15 6,71 5,96 5,96 0,79 1,58
Sengon A-K-2 8932,32 6,99 6,21 6,21 0,82 1,64
A-K-3 8712,41 6,64 5,90 5,90 0,78 1,56
Rata-rata 6,78 6,02 6,02 0,79 1,60
B-K-1 14254,16 12,90 11,38 11,38 1,52 3,03
Bangkirai B-K-2 14069,74 12,68 11,18 11,18 1,49 2,98
B-K-3 14240,83 12,89 11,36 11,36 1,51 3,03
Rata-rata 12,83 11,31 11,31 1,51 3,01
C-K-1 10996,84 9,10 8,00 8,00 1,06 2,13
Kruwing C-K-2 10941,91 9,03 7,94 7,94 1,05 2,11
C-K-3 10843,39 8,91 7,83 7,83 1,04 2,09
Rata-rata 9,01 7,92 7,92 1,05 2,11
D-K-1 11151,25 9,33 8,21 8,21 1,09 2,19
Kamper D-K-2 11192,98 9,39 8,27 8,27 1,10 2,20
D-K-3 11123,53 9,29 8,17 8,17 1,08 2,18
Rata-rata 9,33 8,22 8,22 1,09 2,19
E-K-1 10035,70 7,94 6,94 6,94 0,93 1,86
Nangka E-K-2 10087,74 8,01 7,00 7,00 0,94 1,87
E-K-3 10287,79 8,25 7,22 7,22 0,97 1,93
Rata-rata 8,06 7,05 7,05 0,95 1,89
6
3.3. Pengujian Kuat Tekan Kayu
Pengujian kuat tekan kayu dimaksudkan untuk mencari nilai kuat tekan
kayu. Hasil pengujian kuat tekan kayu yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel 5.
Tabel 5. Perhitungan kuat tekan sejajar serat rata-rata kayu berdasarkan hasil
pengujian laboratorium dan SNI 7973:2013
Ukuran Beban Kuat Kuat Tekan
Jenis Kode Bentuk
b h Maks Tekan Rata-rata
Kayu Kayu Keretakan
(mm) (mm) (N) (MPa) (MPa)
A-Te-1 50 200 55200 5,52 geser
Sengon A-Te-2 50 200 67500 6,75 6,11 mendatar
A-Te-3 50 200 60500 6,05 mendatar
B-Te-1 50 200 145000 14,50 geser
Bangkirai B-Te-2 50 200 181500 18,15 15,37 geser
B-Te-3 50 200 134600 13,46 geser
C-Te-1 50 200 98400 9,84 Mendatar
Kruwing C-Te-2 50 200 105600 10,56 10,52 Mendatar
C-Te-3 50 200 111500 11,15 Mendatar
D-Te-1 50 200 69400 6,94 Mendatar
Kamper D-Te-2 50 200 73500 7,35 7,16 Mendatar
D-Te-3 50 200 72000 7,20 Mendatar
E-Te-1 50 200 77000 7,70 memanjang
Nangka E-Te-2 50 200 61000 6,10 6,97 memanjang
E-Te-3 50 200 71000 7,10 memanjang
Tabel 6. Perbandingan hasil pengujian kuat tekan dengan kuat acuan berdasarkan
kode mutu pada SNI 7973:2013
Kerapatan Kayu Kadar Air Perband.
Nilai Kuat Tekan
Rata-rata Rata-rata Kayu
Berdasarkan Pengujian
Jenis Hasil
Hasil Kode Mutu Berdasarkan di Lab dgn
Kayu SNI SNI Uji
Uji Lab. pada SNI Pengujian di SNI
(kg/m3) (%) Lab.
(kg/m3) 7973:2013 Lab. (MPa) 7973:2013
(%)
(MPa) (%)
Sengon 400 496,00 15 17,74 6,02 6,11 101,43
Bangkirai 400 970,67 15 17,05 11,31 15,37 135,93
Kruwing 400 672,00 15 17,21 7,92 10,52 132,78
Kamper 400 690,67 15 16,77 8,22 7,16 87,16
Nangka 400 594,67 15 13,26 7,05 6,97 98,81
Diagram hasil perbandingan nilai kuat tekan kayu berdasarkan hasil
pengujian di laboratorium dengan berdasarkan kode mutu pada SNI 7973:2013
dapat dilihat pada gambar 1 dan gambar 2.
7
15,37
0
Sengon Bangkirai Kruwing Kamper Nangka
87,16
80
40
0
Sengon Bangkirai Kruwing Kamper Nangka
Berdasarkan grafik hasil perbandingan jenis kayu untuk kuat tekan, dapat
dilihat bahwa nilai yang mendekati nilai desain acuan pada SNI 7973:2013 adalah
kayu Kamper dengan nilai persentase 87,16%.
8
Ukuran Beban Kuat Kuat Tarik
Jenis Kode
b h Maks. Tarik Rata-rata
Kayu Kayu
(mm) (mm) (N) (MPa) (MPa)
B-Ta-1 4,8 9,5 12410 272,15
Bangkirai B-Ta-2 4,8 9,5 13020 285,53 280,77
B-Ta-3 4,8 9,5 12980 284,65
C-Ta-1 4,8 9,5 6760 148,25
Kruwing C-Ta-2 4,8 9,5 7010 153,73 148,46
C-Ta-3 4,8 9,5 6540 143,42
D-Ta-1 4,8 9,5 8770 192,32
Kamper D-Ta-2 4,8 9,5 9210 201,97 197,15
D-Ta-3 4,8 9,5 8990 197,15
E-Ta-1 4,8 9,5 5280 115,79
Nangka E-Ta-2 4,8 9,5 5310 116,45 117,40
E-Ta-3 4,8 9,5 5470 119,96
Tabel 8. Perbandingan hasil pengujian kuat tarik dengan kuat acuan berdasarkan
kode mutu pada SNI 7973:2013
Kerapatan Kayu Kadar Air Perband.
Nilai Kuat Tarik
Rata-rata Rata-rata Kayu
Berdasarkan Pengujian
Jenis Hasil
Hasil Kode Mutu Berdasarkan di Lab dgn
Kayu SNI SNI Uji
Uji Lab. pada SNI Pengujian di SNI
(kg/m3) (%) Lab.
(kg/m3) 7973:2013 Lab. (MPa) 7973:2013
(%)
(MPa) (%)
Sengon 400 496,00 15 17,74 6,02 117,11 1945,14
Bangkirai 400 970,67 15 17,05 11,31 280,77 2483,18
Kruwing 400 672,00 15 17,21 7,92 148,46 1874,53
Kamper 400 690,67 15 16,77 8,22 197,15 2398,91
Nangka 400 594,67 15 13,26 7,05 117,40 1665,03
Diagram hasil perbandingan nilai kuat tarik kayu berdasarkan hasil
pengujian di laboratorium dengan berdasarkan kode mutu pada SNI 7973:2013
dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4.
280,77
Nilai Kuat Tarik (MPa)
300
197,15
200 148,46
117,11 117,40
100
6,02 11,31 7,92 8,22 7,05
0
Sengon Bangkirai Kruwing Kamper Nangka
9
3000
2483,18 2398,91
Perbandingan (%)
Nilai Presentase
2500
1945,14 1874,53
2000 1665,03
1500
1000
500
0
Sengon Bangkirai Kruwing Kamper Nangka
10
Tabel 10. Perbandingan hasil pengujian kuat geser dengan kuat acuan berdasarkan
kode mutu pada SNI 7973:2013
Kerapatan Kayu Kadar Air Perband.
Nilai Kuat Geser
Rata-rata Rata-rata Kayu
Berdasarkan Pengujian
Jenis Hasil
Hasil Kode Mutu Berdasarkan di Lab dgn
Kayu SNI SNI Uji
Uji Lab. pada SNI Pengujian di SNI
(kg/m3) (%) Lab.
(kg/m3) 7973:2013 Lab. (MPa) 7973:2013
(%)
(MPa) (%)
Sengon 400 496,00 15 17,74 0,79 8,77 1104,88
Bangkirai 400 970,67 15 17,05 1,51 14,12 937,10
Kruwing 400 672,00 15 17,21 1,05 12,17 1157,99
Kamper 400 690,67 15 16,77 1,09 8,51 780,57
Nangka 400 594,67 15 13,26 0,95 12,12 1278,72
Diagram hasil perbandingan nilai kuat geser kayu berdasarkan hasil
pengujian di laboratorium dengan berdasarkan kode mutu pada SNI 7973:2013
dapat dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6.
14,12
Nilai Kuat Geser (MPa)
15 12,17 12,12
10 8,77 8,51
5
0,79 1,51 1,05 1,09 0,95
0
Sengon Bangkirai Kruwing Kamper Nangka
1104,88
Nilai Presentase
937,10
1000 780,57
500
0
Sengon Bangkirai Kruwing Kamper Nangka
11
Berdasarkan grafik hasil perbandingan jenis kayu untuk kuat geser, dapat
dilihat bahwa nilai yang mendekati nilai desain acuan pada SNI 7973:2013
adalah kayu Kamper dengan nilai persentase 780,57%.
12
Diagram hasil perbandingan nilai kuat lentur kayu berdasarkan hasil
pengujian di laboratorium dengan berdasarkan kode mutu pada SNI 7973:2013
dapat dilihat pada Gambar 7 dan Gambar 8.
150 127,23
Nilai Kuat Lentur (MPa)
766,75
800 695,29
600
400
200
0
Sengon Bangkirai Kruwing Kamper Nangka
Berdasarkan hasil perbandingan jenis kayu untuk kuat lentur, nilai yang
mendekati nilai desain acuan pada SNI 7973:2013 adalah kayu Sengon dengan
nilai persentase 695,29%.
13
Kamper = 7,16 MPa; dan kayu Nangka = 6,97 MPa. Sedangkan nilai kuat
tekan kayu hasil analisa perhitungan SNI 7973:2013 yaitu kayu Sengon =
6,02 MPa; kayu Bangkirai = 11,31 MPa; kayu Kruwing = 7,92 MPa; kayu
Kamper = 8,22 MPa; dan kayu Nangka = 7,05 MPa.
2. Nilai kuat tarik kayu hasil uji di laboratorium yaitu kayu Sengon = 117,11
MPa; kayu Bangkirai = 280,77 MPa; kayu Kruwing = 148,46 MPa; kayu
Kamper = 197,15 MPa; dan kayu Nangka = 117,4 MPa. Sedangkan nilai kuat
tarik kayu hasil analisa perhitungan SNI 7973:2013 yaitu kayu Sengon = 6,02
MPa; kayu Bangkirai = 11,31 MPa; kayu Kruwing = 7,92 MPa; kayu Kamper
= 8,22 MPa; dan kayu Nangka = 7,05 MPa.
3. Nilai kuat geser kayu hasil uji di laboratorium yaitu kayu Sengon = 8,77
MPa; kayu Bangkirai = 14,12 MPa; kayu Kruwing = 12,17 MPa; kayu
Kamper = 8,51 MPa; dan kayu Nangka = 12,12 MPa. Sedangkan nilai kuat
geser kayu hasil analisa perhitungan SNI 7973:2013 yaitu kayu Sengon =
0,79 MPa; kayu Bangkirai = 1,51 MPa; kayu Kruwing = 1,05 MPa; kayu
Kamper = 1,09 MPa; dan kayu Nangka = 0,95 MPa.
4. Nilai kuat lentur kayu hasil uji di laboratorium yaitu kayu Sengon = 47,14
MPa; kayu Bangkirai = 127,23 MPa; kayu Kruwing = 76,4 MPa; kayu
Kamper = 71,57 MPa; dan kayu Nangka = 71,85 MPa. Sedangkan nilai kuat
lentur kayu hasil analisa perhitungan SNI 7973:2013 yaitu kayu Sengon =
6,78 MPa; kayu Bangkirai = 12,83 MPa; kayu Kruwing = 9,01 MPa; kayu
Kamper = 9,33 MPa; dan kayu Nangka = 8,06 MPa.
5. Terjadinya perbedaan nilai presentase yang besar antara hasil pengujian kuat
mutu kayu di laboratorium dengan hasil analisa berdasarkan SNI 7973:2013.
Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain kerapatan kayu,
kadar air, umur kayu, arah serat kayu, dan perbedaan rumus yang digunakan.
Pada SNI 7973:2013 tidak terdapat penjelasan yang lebih detail mengenai
rumus untuk mecari kuat mutu kayu.
4.2. Saran
Tugas akhir ini merupakan penelitian mengenai perbandingan kuat mutu
kayu di laboratorium dengan hasil analisa berdasarkan SNI 7973:2013. Untuk
14
selanjutnya masih dibutuhkan adanya penelitian lebih lanjut dalam penelitian
kayu sebagai bahan salah satu bahan bangunan. Oleh karena itu ada beberapa
saran yang dapat saya sampaikan yaitu:
1. Perlu lebih mencermati apakah kayu yang mengalami kerusakan atau
keretakan.
2. Sebelum melakukan penelitian ada baiknya untuk terlebih dahulu
mempelajari prosedur kerja dan penggunaan kinerja alat yang digunakan
dalam pengujian, agar dapat meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi.
3. Perlunya ketelitian dalam membaca dan mencatat hasil pengujian karena akan
mempengaruhi hitungan.
4. Perlunya melakukan penelitian terhadap kayu yang meninjau ke faktor-faktor
lain untuk desain.
5. Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan variasi jenis bahan uji
maupun metodenya.
6. Jika hendak menggunakan kayu terutama untuk bidang konstruksi, perlu
dilakukan tes terlebih dahulu agar didapatkan kekuatan yang sesungguhnya.
Jika tidak, dipastikan kadar air maksimal kayu adalah 15%. Karena jika
kurang dari 15% maka kuat mutu kayu didapatkan lebih tinggi dari kuat
acuan yang ada.
15
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2015, Keruing, www.wikipedia.com/keruing
Chauf K.A, 2005, Karakteristik Mekanik Kayu Kamper sebagi Bahan Konstruksi,
Universitas Tadulako, Palu.
Hunggurami dkk, 2016, Identifikasi Kuat Acuan Terhadap Jenis Kayu yang
Diperdagangkan di Kota Kupang Berdasarkan SNI 7973:2013, Fakultas
Teknik FST Undana, Kupang.
16
Rosyid S.N.P, 2016, Perbandingan Kekuatan Geser dan Lentur Balok Bambu
Laminasi dengan Kayu, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Surakarta.
17