Anda di halaman 1dari 15

CHAPTER 8

LIABILITY AND OWNERS EQUITY

PROPRIETARY AND ENTITY THEORY

Terdapat dua teori yang diusulkan untuk memahami akuntansi, yaitu teori kepemilikan dan
teori entitas.

Proprietary Theory

Kepemilikan orang (proprietorship) atas perusahaan merupakan jumlah aset perusahaan


dikurangi dengan utang perusahaan kepada kreditor. Utang merupakan kewajiban perusahaan
yang dapat diklaim oleh pemberi utang, maka besar kepemilikan atas sebuah perusahaan
merupakan aset yang telah terbebas dari kewajiban terhadap kreditor. Dapat dituliskan di
dalam persamaan sebagai berikut:

Kepemilikan (owner equity) sama dengan aset dIkurangi liabilitas.

Nilai P merupakan representasi dari kekayaan dari pemilik perusahaan. Seperti yang
dikatakan oleh Sprague:

Balance sheet merupakan penjumlahan dari elemen-elemen yang membentuk kekayaan


pemilik di dalam suatu rentang waktu tertentu. Dengan fokus untuk mengumpulkan
kekayaan dalam berbisnis yang juga merupkan peningkatan atas kepemilikan.

Akuntansi berdasarkan teori ini diperuntukkan untuk menunjukkan kekayaan dari pemilik
bisnis. Aset melambangkan jumlah yang dimiliki oleh pemilik, sedangkan liabilitas
merupakan kewajiban dari pemilik terhadap kreditor. Konsep income dari berbisnis
merupakan peningkatan dari kekayaan pemilik yang juga dapat diartikan sebagai return bagi
pelaku bisnis. Pemilik atau perwakilan dari pemilik di dalam bisnis melakukan keputusan di
dalam bisnis yang menghasilkan pendapatan dan pengeluaran.

Pendapatan dan pengeluaran di dalam berbisnis merupakan bagian dari akun P. Kedua akun
ini sengaja untuk dipisahkan agar dapat melihat keuntungan yang diterima di dalam proses
berbinis. Pendapatan meningkatkan kepemilikan, sebaliknya pengeluaran menurunkan
kepemilikan. Seperti yang dikatakan oleh Vatter:
Pencatatan double entry didasarkan pada ide bahwa pendapatan dan pengeluaran
merupakan satu bagian dari kekayaan bersih. Akun yang meningkatkan kekayaan bersih
meningkat berdasarkan kredit, sebaliknya akun yang menurunkan kekayaan bersih
berdasarkan debit.

Pendapatan bersih berasal dari kegiatan menghasilkan pendapatan serta perubahan nilai aset.
Misalnya, nilai intrinsik dari surat kabar masthead dapat meningkatkan nilai dan bisa menarik
premi yang signifikan untuk pemilik jika dijual. Dalam kasus tersebut, argumennya adalah
bahwa peningkatan kekayaan bersih pemilik harus diakui, meskipun perubahan kekayaan
tersebut abstrak hingga pada saat surat kabar tersebut benar – benar dijual kepada pihak
ketiga. Masalah akuntansi adalah mengukur perubahan abstrak yang terjadi pada nilai.

Secara umum, praktik akuntansi saat ini didasarkan pada teori kepemilikan. Dividen
dianggap sebagai pembagian keuntungan daripada beban karena dividen dibayarkan kepada
pemilik. Di sisi lain, bunga atas utang dan pajak penghasilan dianggap beban karena mereka
mengurangi kekayaan pemilik.

Modal finansial lebih wajar bila menyangkut teori kepemilikan, dibandingkan dengan modal
fisik. Modal finansial menekankan investasi keuangan pemilik, sedangkan modal fisik
berfokus pada kemampuan perusahaan untuk mempertahankan operasi fisik tanpa
mempedulikan klaim kepemilikan. Pandangan hak milik tidak melihat perbedaan antara aset
pemilik dan aset entitas. Oleh karena itu, semua laba entitas dapat didistribusikan kepada
pemilik perusahaan. Jika entitas memerlukan sumber daya tambahan. Modal untuk itu
tersedia dari sumber daya pribadi si pemilik. Kebanyakan orang mengadopsi pandangan
keuangan modal dan juga posisi yang diambil dalam praktek akuntansi konvensional
tradisional.

Akuntabilitas untuk pemilik adalah hal yang penting bagi perusahaan besar karena adanya
kesenjangan antara manajemen dan pemegang saham. Untuk perusahaan kecil, pemilik
menyadari status keuangan usaha sehingga gagasan akuntabilitas atau kepengurusan tidak
seberarti pada perusahaan besar. Beda halnya dengan kontak pemegang saham dengan urusan
perusahaan yang sangat minim.

Entity Theory

Teori entitas merupakan teori yang dibentuk akibat ketidakmampuan teori sebelumnya dalam
menjelaskan status hukum perusahaan yang terpisah dari pemiliknya. Teori ini menyatakan
bahwa sebuah perusahaan merupakan perusahaan yang berdirri sendiri dengan identitasnya
sendiri. Menurut Martin ada dua asumsi untuk gagasan entitas akuntansi yaitu:
• Separation, untuk tujuan akuntansi, perusahaan dipisahkan dari pemiliknya.
• Viewpoint, prosedur akuntansi dilakukan dari sudut pandang entitas.

Meskipun teori entitas sangat cocok untuk akuntansi perusahaan, pendukung teori ini percaya
bahwa teori ini juga dapat diterapkan untuk kepemilikan, kemitraan dan bahkan untuk
organisasai non profit, yang menyediakan:
- Laporan keuangan dan transaksi diklasifikasikan dan dianalisis dari sudut pandang
entitas sebagai unit operasi dan,
- Prinsip dan prosedur Akuntansi tidak diformulasikan dalam bentuk kepentingan
tunggal, seperti kepemilikan.

Ketika sebuah perspektif entitas diambil, tujuan akuntansi adalah antara kepengurusan atau
akuntabilitas. Versi tradisional dari teori entitas adalah bahwa perusahaan bisnis beroperasi
untuk kepentingan pemegang saham, yaitu mereka yang menyediakan dana untuk entitas.
Oleh karena itu entitas harus melaporkan status dan konsekuensi dari investasi mereka
kepada pemegang saham.

Fokus akuntansi berdasarkan teori ini ialah pada persamaaan antara aset dan modal. Hal ini
dikarenakan entitas yang tidak lagi memandang bahwa kekayaan dari pemilik sebagai fokus
melainkan berfokus kepada diri perusahaan itu sendiri. Pemegang saham dan kreditor
dianggap sebagai pihak luar yang hanya memberika dana untuk entitas dalam menjalankan
bisnis:

Neraca menunjukkan aset entitas, yang Paton sebut mewakili pernyataan langsung dari nilai
entitas dan ekuitas, yang disebut sebagai ekspresi berbeda dari total yang sama. Aset milik
perusahaan dan utang merupakan kewajiban perusahaan, bukan pemilik. Hal ini telah
diargumenkan karena jumlah yang diinvestasikan oleh pemilik saham harus dicatat, tujuan ini
mengarah ke penggunaan biaya historis untuk aktiva non moneter, karena total pada sisi
kanan dari laporan keuangan harus sama dengan total di sisi kiri. Setelah menerima dana
yang diberikan oleh pemilik saham, perusahaan menginvestasikan dana dalam aset.

Aset dan beban pada dasarnya memiliki sifat yang sama. mereka menyediakan jasa. Yang
membedakannya hanyalah sebuah pertanyaan apakah jasa digunakan hingga habis atau akan
digunakan untuk penggunaan masa depan. Karakteristik dasar dari pendapatan adalah
pendapatan itu menciptakan aset lebih sedangkan biaya akhirnya mengurangi aset.

Oleh karena itu, teori Akuntansi seharusnya menjelaskan konsep pendapatan (penghasilan)
dan biaya dalam hal perubahan aset perusahaan bukan sebagai kenaikan atau penurunan
ekuitas pemilik atau pemegang saham.

Paton dan Littleton berpendapat bahwa para pemegang saham memiliki klaim sisa kontrak
pada total aktiva, dan karena alasan inilah kenapa net income diletakkan pada retained
earning. Para pemegang saham mendapatkan residual, sisanya, setelah para kreditur dibayar
dalam hal terjadi likuidasi perusahaan. Penjelasan ini berkembang dari versi konvensional
teori ekuitas. Penafsiran yang lebih baru melihat akun laba ditahan sebagai modal perusahaan
atau investasi sendiri. Pembayaran untuk penggunaan uang adalah biaya karena baik kreditur
dan pemegang saham dianggap pihak eksternal. Oleh karena itu, bunga perubahan dan
dividen, serta pajak penghasilan, adalah biaya-biaya bisnis. Mereka mengurangi jumlah
ekuitas entitas memiliki dalam dirinya sendiri.

Sebagai kesimpulan, kita dapat mengatakan bahwa baik teori kepemilikan dan teori entitas
memiliki pengaruh dalam praktik. teori akuntansi konvensional didasarkan pada konsep
entitas dan laporan keuangan mencerminkan pandangan entitas, dengan berfokus pada
dividen dan laba bersih per saham. Perusahaan memperdagangkan saham mereka sendiri,
yang menunjukkan bahwa pasar menerima bahwa mereka adalah entitas yang terpisah.
Namun, pandangan hak milik juga memiliki pengaruh sendiri.

LIABILITIES DEFINED

Kewajiban adalah hutang entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, dimana
penyelesaiannya menyebabkan adanya arus keluar sumber daya ekonomi entitas tersebut.
(IASB Framework par 49b)

Dua komponen utama di dalamnya, yaitu:


 Adanya kewajiban masa kini yang memerlukan penyelesaian di masa mendatang
 Hasil dari transaksi masa lalu atau peristiwa masa lalu yang lain

Present Obligation
Definisi dari IASB Framework menyatakan bahwa liabilities diharapkan dapat menyebabkan
terjadinya outflow dari manfaat ekonomi. Definisi ini berfokus pada future event, dalam
artian, pengorbanan sebenarnya belum dilakukan. Pertimbangan yang mendasari hal ini
adalah bahwa obligasi telah ada dalam hubungannya pengorbanan di masa depan. Sebagai
contoh, utang dagang adalah current obligation, yang muncul dari provisi jasa pihak lain.

Dalam paragraph 62 di IASB Framework, diakui bahwa settlement dari obligasi bisa
dilakukan dengan berbagai cara seperti pembayaran kas, transfer aset selain kas, provisi jasa,
penggantian obligasi dengan obligasi lain, konversi obligasi menjadi ekuitas, atau kreditor
melepaskan obligasi yang bersangkutan. Dalam berbagai metode penyelesaian obligasi,
hanya dua cara yang disebutkan di awal yang tentunya terlibat terhadap outflow aset. Sebagai
contoh, utang dagang akan diselesaikan oleh pembayaran kas (outflow aset), sedangkan
kewajiban untuk unearned revenue (pendapatan dibayar di awal) akan diselesaikan dengan
provisi barang atau jasa.

Past Transaction

Hanya peristiwa masa lalu sajalah yang dapat membuat suatu item dikategorikan sebagai
kewajiban, peristiwa masa depan tidak termasuk. Hal ini harus diterapkan secara kontekstual,
termasuk dalam hal semisal perusahaan memesan barang yang mengandung ketentuan yang
menyatakan bahwa tidak ada hutang selama barang belum diterima; maka persitiwa masa lalu
yang dimaksud tentu bukanlah saat pemesanan barang, namun saat penerimaan barang.
Sebuah contoh lain dapat dipakai untuk mengilustrasikan pentingnya pemahaman yang benar
tentang kewajiban kini dan peristiwa masa lalu. Ketika sebuah perusahaan pertambangan
mengumumkan penambangan, apakah saat itu juga perusahaan dapat dikatakan memiliki
kewajiban kini untuk memulihkan situs tambang? Jawabannya adalah ya, kewajiban kini
tersebut muncul sebagai akibat dari peristiwa msa lalu yaitu penandatanganan kontrak.

Liability recognition

Akuntan membutuhkan suatu peraturan untuk menentukan pengakuan kewajiban. Jenis


peraturan yang telah diterapkan di masa lalu mirip dengan yang diterapkan dalam pengakuan
aset, yaitu :

1. Berdasarkan pada hukum


2. Adanya penentuan substansi ekonomi
3. Dapat diukur nilainya
4. Penggunaan prinsip konservatisme

Kriteria pertama, jika ada klaim yang memiliki kekuatan secara hukum, ada sedikit keraguan
bahwa suatu kewajiban terjadi. Meskipun kewajiban adil atau konstruktif dianut dalam
definisi kewajiban, sebagian besar kewajiban ditentukan atas dasar apakah ada kewajiban
klaim hukum terhadap entitas untuk memenuhinya. Kewajiban untuk pemulihan operasi
penambangan adalah kewajiban hukum jika hukum mensyaratkan pemulihan tetapi juga bisa
dianggap sebagai suatu yang adil.

Kriteria kedua mengharuskan kita mempertimbangkan substansi ekonomi dari sebuah


transaksi. Apakah beberapa kewajiban benar-benar terjadi? Seberapa penting pencatatan dan
penampilan akhir dari kewajiban bagi pengguna dalam neraca? Pemegang saham dan
investor khawatir tentang besarnya aliran manfaat ekonomi sehubungan dengan penyelesaian
klaim ganti rugi, sedangkan karyawan khawatir terkait keberlangsungan perusahaan untuk
memenuhi klaim masa depan mereka.

Kriteria ketiga berkaitan dengan menentukan nilai kewajiban. Untuk beberapa kewajiban,
nilai diwakili oleh harga kontrak, seperti jumlah uang yang harus dibayar untuk barang dan
jasa yang diterima. Nilai kewajiban mungkin berbeda dengan jumlah nominalnya. misalnya,
jika kewajiban melibatkan jangka waktu lebih dari 12 bulan harus dipertimbangkan nilai
waktu dari uang. Sehingga perhitungan nilai kewajiban akan didasarkan pada nilai sekarang
dari arus kas masa depan yang diharapkan, bukan jumlah nominalnya.

Kriteria keempat terkait prinsip konservatisme, bahwa lebih baik mencatat kewajiban terlebih
dini dibanding aset, sehingga timbul kesan bahwa lebih aman memiliki keadaan assets
understated daripada liabilities understated. Masalah yang kemudian muncul adalah sampai
sejauh mana perusahaan akan bersikap konservatis? Konservatisme yang berlebihan akan
mengakibatkan laporan keuangan menjadi bias, sementara pengambil keputusan tentu
memerlukan informasi yang netral dalam mengambil keputusan.

Kewajiban diakui dalam neraca apabila besar kemungkinan bahwa suatu arus keluar sumber
daya yang memiliki manfaat ekonomi merupakan hasil dari penyelesaian kewajiban saat ini
dan jumlah di mana penyelesaian akan berlangsung serta dapat diukur dengan andal.

IASB Framework

Kerangka IASB memberikan panduan dalam kaitannya dengan pengakuan elemen neraca dan
laporan laba rugi. Dinyatakan bahwa item yang memenuhi definisi elemen harus diakui jika:
 Kemungkinan adanya manfaat ekonomi masa depan berkenaan dengan item akan
mengalir ke atau dari entitas
 Item memiliki nilai yang dapat diukur dengan andal

Suatu kewajiban diakui dalam neraca ketika kemungkinan besar tersebut mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi yang diakibatkan dari penyelesaian
kewajiban kini dan jumlah di mana penyelesaian akan berlangsung dapat diukur dengan
andal. Oleh karena itu, masalah-masalah penting yang harus dipertimbangkan dalam
kaitannya dengan pengakuan kewajiban, yaitu:

 kemungkinan besar arus keluar dari manfaat ekonomi


 reliabilitas pengukuran

Dalam prakteknya, mungkin sulit untuk menerapkan kriteria tersebut. misalnya, apa maksud
dari kemungkinan? Bisa dikatakan bahwa itu berarti semakin besar kemungkinan daripada
lebih kecil kemungkinannya. Namun, perbedaan individu dalam perkiraan probabilitas dari
suatu peristiwa dapat bervariasi, menyebabkan inkonsistensi dalam pengukuran.

Kerangka menyatakan pengukuran yang dapat diandalkan adalah 'bebas dari kesalahan
material dan bias'; lebih lanjut, bahwa item diukur sehingga 'menunjukkan dengan tepat' apa
yang dimaksudkan. Kerangka kerja menyatakan secara spesifik bahwa kewajiban yang tidak
dapat diakui jika mereka tidak dapat diukur dengan andal. Salah satu contoh adalah tindakan
hukum. Jika kerusakan yang akan dibayar tidak dapat diestimasi dengan andal maka item
tidak dapat diakui sebagai kewajiban.

LIABILITY MEASUREMENT

Berdasarkan IFRS, metode pengukuran yang paling umum digunakan untuk kewajiban
adalah biaya historis. Pengukuran fair value digunakan pada pengukuran awal transaksi yang
melibatkan kewajiban dalam hubungannya dengan IAS 17 sewa/lease, IAS 39 pengakuan dan
pengukuran instrumen keuangan, IFRS 2 setoran saham berbasis, IFRS 3 penggabungan
usaha. Kewajiban yang timbul dalam finance lease diakui pada awal berdasarkan nilai wajar
sewa atau nilai kini dari present value pembayaran sewa minimum jika lebih rendah. Di
tahun-tahun berikutnya, kewajiban diukur berdasarkan metode biaya diamortisasi yaitu biaya
dari kewajiban pada awal disesuaikan secara tahunan untuk mencerminkan estimasi nilai saat
ini. Saldo kewajiban adalah berdasarkan metode tingkat bunga efektif amortisasi. Dalam hal
sewa pembiayaan, standar yang memberikan panduan yang jelas untuk menentukan nilai
kewajiban sewa guna usaha. Namun, dalam kasus lain, pengukuran nilai wajar kewajiban
hadir beberapa tantangan. Sebagai contoh, bagaimana kita memperkirakan nilai wajar suatu
kewajiban yang tidak ada nilai pasar.

Employee Benefit – Pension (superannuation) Plans

Pada beberapa negara, iuran pensiun ditetapkan oleh atasan untuk memberikan manfaat
pensiun kepada karyawan. Pengusaha melakukan pembayaran kepada dana pensiun yang
memiliki aktiva, kepercayaan, untuk mendanai pembayaran ketika karyawan pensiun. Dana
pensiun adalah suatu badan hukum, terpisah dari perusahaan pemberi kerja. Dana pensiun
mungkin iuran atau non-iuran. Untuk dana imbalan pasti, jumlah yang akan dibayarkan
kepada karyawan setidaknya sebagian fungsi dari gaji karyawan akhir atau rata-rata,
sebaliknya, suatu iuran pasti dana membayar jumlah yang adalah fungsi dari kontribusi
dibuat untuk dana tersebut.

Dana pensiun dapat seluruhnya dibiayai, sebagian didanai atau tidak didanai. Sepenuhnya
didanai rencana memiliki kas yang cukup atau investasi untuk memenuhi kewajiban dana
untuk anggota. Sebaliknya, rencana didanai tidak memiliki uang tunai atau investasi untuk
menutupi potensi pembayaran di bawah rencana. Sejauh yang jumlah yang diselenggarakan
di percaya dan yang dibayarkan ke dana pensiun tidak cukup untuk memenuhi kewajiban
berdasarkan program saat mereka jatuh tempo, dana pensiun adalah kekurangan dana.

Dana pensiun adalah badan hukum yang terpisah, mungkin akan dianggap bahwa komitmen
tidak didanai. Rencana bukan merupakan kewajiban dari sebuah perusahaan atasan yang
membayar ke dana pensiun. Namun, bisa dikatakan bahwa perusahaan memiliki kewajiban
yang adil untuk memenuhi komitmen tidak didanai.

Masalah lainnya berkaitan dengan kapan harus mengakui kewajiban untuk pensiun
dibayarkan, yaitu:

 Sebagai jasa karyawan yang membuat? gagasannya bahwa pembayaran adalah bentuk
kompensasi yang diterima oleh karyawan pada saat pemberian jasa. Namun,
dibayarkan di masa depan, setelah pensiun.
 Ketika karyawan pensiun?
 Bila dana yang dibutuhkan untuk membuat pembayaran berdasarkan program
pensiun?
Dana pensiun dapat dianggap sebagai janji entitas untuk memberikan pensiun kepada
karyawan sebagai imbalan jasa masa lalu dan saat ini. Manfaat pensiun adalah bentuk
kompensasi ditangguhkan ditawarkan oleh perusahaan dalam pertukaran untuk pelayanan
oleh karyawan yang telah memilih, baik implisit maupun eksplisit, untuk menerima
kompensasi yang lebih rendah saat pembayaran pensiun di masa depan. Manfaat pensiun
yang diterima oleh karyawan, dan biaya dicatat selama bertahun-tahun merupakan sebagai
bentuk imbalan jasa yang telah diberikan.

Provisions and contingencies

Ketentuan dan kontinjensi terjadi di mana ada batas kabur antara kewajiban sekarang dan
masa depan. PSAK 37 Penyediaan, Kewajiban Kontinjensi dan Aset Kontinjensi mengakui
tumpang tindih definisi dalam ayat 12, ketika menyatakan bahwa semua ketentuan yang
kontingen karena mereka tidak yakin dalam waktu atau jumlah. Mencoba untuk membedakan
antara sekarang, masa depan dan potensi (atau kontinjen) kewajiban tidak sesederhana
mungkin muncul. Perbedaan ini tergantung tingkat besar pada sifat ' bahkan masa lalu '
tersebut

IAS 37/AASB 137 ayat 10 mendefinisikan kewajiban kontinjensi sebagai :

a) Kewajiban kemungkinan yang timbul dari peristiwa masa lalu dan yang keberadaannya
akan dikonfirmasi hanya oleh terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa
masa depan pasti tidak sepenuhnya dalam kendali entitas

b) Kewajiban kini yang timbul dari peristiwa masa lalu tetapi tidak diakui karena:
 Kemungkinan tidak mengakibatkan arus keluar sumber daya dan manfaat ekonomi
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban tersebut.
 Jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur dengan keandalan yang cukup.

Kewajiban dan ketentuan diakui hanya jika ada kewajiban kini, adanya kemungkinan bahwa
suatu arus keluar sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan kewajiban, dan jumlah kewajiban tersebut dapat diukur secara andal.
Kewajiban kontinjensi tidak memenuhi kriteria tersebut. Oleh karena itu, dinyatakan bahwa
kewajiban kontinjensi yang tidak diakui dalam laporan keuangan. PSAK 37 dikaji oleh IASB
sebagai bagian dari proyek kewajiban. Salah satu proposal adalah untuk menghilangkan
'ketentuan' syarat dan 'kewajiban kontinjensi', menggantinya dengan 'kewajiban non-
finansial'.
Owners’ equity

Ekuitas Pemilik merupakan aktiva bersih (aktiva dikurangi kewajiban) dari entitas. Dengan
demikian, pemilik ekuitas sebagai pemilik klaim terhadap aktiva bersih entitas. Ekuitas
pemilik mewakili kepentingan pemilik atau modal dalam perusahaan. Kerangka
mendefinisikan ekuitas adalah kepentingan sisa dalam aset perusahaan setelah dikurangi
semua kewajibannya. Oleh karena itu, ekuitas pemilik tidak punya kewajiban untuk
pengalihan aset, namun dapat klaim sisa. Selanjutnya, hal itu tidak dapat didefinisikan secara
terpisah dari aktiva dan kewajiban. Dengan demikian, definisi aset dan kewajiban yang harus
disepakati sebelum definisi ekuitas dapat diselesaikan dan diterapkan dalam arti teoritis atau
praktis suara. Sebagai hasil dari sifat residu, jumlah yang ditampilkan dalam neraca sebagai
mewakili ekuitas tergantung pada tidak hanya aset dan kewajiban yang diakui tetapi juga
bagaimana mereka diukur.

Ada dua fitur penting yang dapat membantu kita untuk membedakan antara kewajiban dan
ekuitas pemilik, yaitu:

 Hak para pihak


 Pengaturan substansi ekonomi

Hak hukum adalah pertimbangan yang sangat penting. Namun, mereka tidak boleh menjadi
dasar satu-satunya perbedaan antara kreditur dan pemilik. Sudut pandang hukum terlalu
sempit fokusnya dalam mencapai tujuan penggunaan keputusan akuntansi. Oleh karena itu,
substansi ekonomi juga harus dipelajari.

Right of The Parties

Hak-hak yang dimiliki oleh kreditor dan pemilik, didapatkan karena hukum atau peraturan
perusahaan terkait. Secara sah, kreditor memiliki klaim terhadap pemilik dalam kepemilikan
tunggal atau persekutuan, sedangkan dalam perusahaan, kreditor memiliki klaim terhadap
perusahaan. Bagaimanapun, dalam teori akuntansi, tidak peduli bagaimana bentuk hukum
sebuah organisasi, entitas diakui sebagai unit akuntabilitas. Oleh karena itu, kreditor memiliki
klaim terhadap entitas dan juga asetnya. Berikut ini merupakan hak-hak yang dimiliki oleh
kreditor:

- Penyelesaian atas klaim kreditor dengan jangka waktu yang telah ditentukan, melalui
transfer aset (barang atau jasa).
- Penyelesaian klaim kreditor merupakan prioritas utama dibandingkan hak-hak
pemilik, jika terjadi likuidasi.

Harus diingat bahwa klaim yang dimiliki kreditor itu terbatas untuk jumlah tertentu (yang
mungkin berbeda-beda, sesuai dengan terms of agreement). Sebaliknya, pemilik ‘hanya
memiliki residual interest’, meskipun dengan pengaturan kontral yang berbeda, pemilik dapat
memiliki prioritas yang berbeda dalam pengembalian modal (the return of the capital).

Aspek lain yang membedakan hak antara kreditor dan pemilik adalah hak atas penggunaan
aset atau pengoperasian perusahaan. Kreditor tidak memiliki hak atas penggunaan aset
perusahaan selain yang ditentukan dalam kontrak. Selain itu kreditor juga tidak memiliki hak
dalam proses pengambilan keputusan bisnis, kecuali dengan secara tidak langsung dalam
beberapa kasus. Contohnya kreditor dapat mempengaruhi perusahaan dengan membatasi
retained earnings, atau sejumlah aset tertentu tidak dapat dijual sebelum mendapatkan
persetujuan dari kreditor. Di sisi lain, pemilik mempunyai hak atau otoritas untuk
menjalankan perusahaan.

Economic Substances

Liabilities dan owner’s equity melambangkan klaim terhadap entitas. Semua klaim terhadap
entitas memiliki resiko kerugian, namun resiko kerugian kreditor sedikit lebih rendah
dibandingkan resiko kerugian pemilik. Pemilik harus menanggung kerugian yang berasal dari
kegiatan perusahaan. Perbedaan utama antara kreditor dan pemilik ialah, kreditor memiliki
hak atas settlement, sedangkan pemilik memiliki hak atas pembagian profit. Perbedaan
tersebut mencerminkan resiko ekonomi dan timbal balik dari kedua jenis klaim: kreditor
menanggung resiko yang lebih rendah dan mendapatkan timbal balik dengan pengembalian
yang relatif tetap (fixed return), sedangkan pemilik menanggung resiko yang lebih tinggi dan
dengan demikian mendapatkan timbale balik dengan pengembalian (lebih sering meningkat)
melalui partisipasi mereka dalam pembagian keuntungan. Figur berikut ini menjelaskan
hubungan antara substansi ekonomi (economic substance) dengan hak-hak (rights) yang
dimiliki oleh kreditor dan pemilik.

Rights Economic Substance

Interest and Settlement/ Risk and Return

Participation in profits

Use of asets Control


Pemilik atau wakilnya (agent) memiliki kendali atas akuisisi, komposisi, penggunaan dan
disposisi aset perusahaan. Mereka memiliki kendali atas pengoperasian dan bertanggung
jawab dalam menjalankan perusahaan serta keberlangsungan dan profitabilitasnya. Pada
umumnya, pemilik menyerahkan hampir seluruh tanggung jawab dan kendali tersebut kepada
direktur dan manajer (agent). Bagaimanapun, konsep ini memiliki kelemahan. Pengakuan
atas owner’s equity menggunakan teori proprietary, yang tidak cocok ketika diterapkan
kepada perusahaan besar.

Concept of Capital

Akuntansi untuk ekuitas pemegang saham dipengaruhi oleh ketentuan hukum. Sebagai
contoh, hukum bisnis Inggris dan Australia memuat undang-undang mengenai akuntansi
untuk modal. Konsep yang paling krusial adalah ketentuan mengenai capital maintenance,
yaitu perusahaan dituntut untuk mempertahankan keutuhan modal dasarnya. Framework
mengakui bahwa perusahaan mempertahankan keutuhan modal dasarnya atau tidak,
merupakan sebuah fungsi, bukan hanya sebagai definisi ekuitas sebagai hak residu suatu
entitas, melainkan juga concept of capital. Modal dapat dikonseptualisasi sebagai”the
invested money”, “invested purchasing power” atau kapasitas produktivitas sebuah entitas.
Modal dapat diukur dalam nominal mata uang, atau skala daya beli (sesungguhnya).
Framework tidak memberikan arahan mengenai model mana yang paling sesuai, namun
dijelaskan di paragraph 108 dan 109 bahwa perusahaan harus mempertahankan jumlah yang
berbeda atas sumber dayanya untuk mempertahankan konsep dan pengukuran modal yang
berbeda.

Tujuan lain dari capital maintenance adalah melindungi kreditor dengan menyediakan
‘bantalan’ atau ‘penyangga’.

Classifications Within Owner’s Equity

Pemisahan antara contributed dan earned capital ternyata berguna bagi para akuntan.
Contributed capital merupakan modal yang diserahkan secara langsung oleh pemilik untuk
keberlangsungan perusahaan (invested), sedangkan earned capital adalah modal yang berasal
dari profit, didapatkan oleh perusahaan seiring dengan aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan (reinvested). Logikanya adalah memisahkan modal yang telah diinventasikan
secara langsung dengan modal yang diinvestasikan kembali. Contributed capital itu untuk
financing transactions. Retained earnings, atau unnappropriated profit meningkatkan earned
capital. Namun, demarkasi antara contributed dan earned capital tidak bisa dipisahkan secara
tegas dikarenakan tidak ada transaksi yang benar-benar sesuai atas dua kategori tersebut.
Sebagai contoh, dividen (yang telah dibayarkan) mencerminkan bahwa ada perubahan
klasifikasi dari earned menjadi contributed capital.

CHALLENGES FOR STANDARD SETTERS

IASB saat ini memiliki beberapa proyek yang dapat mempengaruhi definisi, pengakuan dan
pengukuran kewajiban, kerangka konseptual, instrumen keuangan, ketentuan serta hak-hak
karyawan. Contohnya IAS 37 tentang Provisions, Contingent Liabilities and Contingent
Assets dan IAS 19 Employee Benefits sebagai bagian dari kewajiban. Tujuan dari proyek ini
(IAS 37 & IAS 19) adalah untuk menyatukan standar IASB dengan US GAAP dan untuk
meningkatkan standar saat ini dalam kaitannya dengan identifikasi dan pengakuan kewajiban.
Untuk mengilustrasikan tantangan yang di hadapi para pembuat standar, kita akan
mendiskusikan tiga topik utama yang sesuai dengan chapter ini.

Debt vs Equity Distinction

Sesuai dengan kriteria definisi dan pengakuan yang telah kita bahas di chapter ini, saham
yang telah di terbitkan kepada investor termasuk bagian dari equity sedangkan pinjaman dari
kreditor di klasifikasikan sebagai liabilities. Lalu bagaimana dengan akun yang memiliki
hybrid instrument? Contohnya, saham preference yang dianggap sebagai bagian dari modal
dan diklasifikasi sebagai equity. Namun, saham preference juga memiliki karateristik yang
sesuai dengan liabilities yakni:

- Memiliki penerimaan yang tetap

- Tidak memiliki partisipasi dalam pembagian dividen lebih kearah specified rate

- Memiliki prioritas lebih utama dibandingkan dengan saham biasa dalam


pengembalian modal

- Pada umumnya tidak memiliki hak voting.

Meskipun saham preference di klasifikasikan sebagai equity namun saham preference juga
memiliki definisi dari liabilities.

IAS 32/AASB 132 paragraf 18 mengatakan :

“The substance of financial instrument, rather than its legal form, governs the
classification... substance and legal form are commonly consistent, but not always. Some
financial instrument take the legal form of equity but are liabilities in substance and other
may combine features associated with equity but are liabilities in substance and other may
combine features associated with equity instrument and features associated with financial
liabilities.”

Jadi IAS 32/AAS 132 mengatakan bahwa saham preference yang memberikan penerimaan
tetap atau yang telah ditentukan untuk masa mendatang dikategorikan sebagai financial
liabilities. Sebuah instrumen keuangan yang memberikan hak kepada pemegang instrumen
untuk dikembalikan dan diganti dengan cash atau financial asset lainya di kategorikan
sebagai financial liabilities.

Extinguish Debt

Hutang dapat di selesaikan dengan cara membayar lunas atau memberikan jasa kepada
kreditur. Namun bila debitur tidak mampu melunasi hutangnya, kreditur dapat menghapuskan
hutang debitor. IAS 32/ AASB 132 membahas hal ini. Hal ini memungkinkan debitor untuk
menghapus hutang dari neraca dan melaporkan aset financial bersih atau hutang hanya jika
entitas tersebut di perbolehkan secara hukum.

Employee Shares

Para akuntan berdebat apakah pembayaran karyawan dalam bentuk gaji dimasukan kedalam
beban atau tidak. Isu lainya adalah pemberian upah karyawan dalam bentuk saham
perusahaan dikategorika ke dalam liabilities atau equity. Bila termasuk ke dalam liabilities,
economic benefit apa yang akan dikorbankan? Mereka yang berargumen employee shares
menciptakan expense dan liabilities berpendapat para karyawan mendapatkan sesuatu yang
bernilai, oleh karenanya ada cost oleh perusahaan. Cost inilah yang dianggap beban. Dan
liabilities ada sampai di lunasi dengan hutang dan ekuitas bertambah. Bagi mereka yang
berpendapat Employee shares tidak menciptakan “expense” mereka beranggapan employee
shares tidak lebih menciptakan additional shares. Sebaliknya para shareholder lah yang
mengalami penurunan nilai saham.

ASB telah memutuskan untuk memperlakukan imbalan dalam bentuk saham kedalam
beban.IFRS 2/AASB 2 ,pembayaran dalam bentuk saham dibedakan menjadi dua cash settled
dan equity settled. IFRS2/AASB 2 juga mengarahkan perlakuan yang berbeda untuk “Fair
value” yang berhubungan dengan cash settled dan equity settled. Nilai wajar dari equity
settled di tetapkan pada tanggal pemberian sedangkan perubahan berikutnya di abaikan.
Sedangkan untuk cash settled di adjust tiap periode.

Issue for Auditor

Lengkapnya liabilities yang diakui, pengungkapan note dan obligasi lainya merupakan salah
satu isu yang di hadapi para auditor. Mereka wajib mengumpulkan bukti bahwa account
payable, accrual, and other liabilities disajikan secara benar. Auditor perlu
mempertimbangkan kemungkinan terjadinya penyimpangan waktu, dimana liability yang ada
sebelum akhir periode tidak dicatat oleh entitas sampai dimulainya periode baru. Dengan uji
cut off para auditor dapat mengumpulkan bukti bahwa transaksi dicatat dalam perode yang
tepat.

Pengenalan IFRS2/AASB berbasis pembayaran shares meningkatkan paduan otoritas untuk


auditor saaat menilai kewajaran dari nilai fair value yang di berikan. Standar menyatakan
bahwa fair value dapat ditentukan baik oleh nilai saham yang diberikan atau dengan nilai
barang/jasa yang diterima.

Anda mungkin juga menyukai