Anda di halaman 1dari 9

Bab II

ISI

2.1 Pengertian dan Sifat Gypsum

Gypsum adalah bentuk hemihidrat dari kalsium sulfat dihidrat yang memiliki
rumus kimia (CaSO4)2H2O. Di alam, gypsum berfase padat dan berwarna abu – abu,
merah atau coklat. Variasi warna tersebut diakibatkan oleh zat lain seperti tanah liat,
oksidasi besi, karbohidrat, SiO2 atau oksida logam lain (Anderson 1997). Gypsum adalah
batu putih yang terbentuk karena pengendapan air laut, kemudian dipanaskan pada suhu
1750C yang sering disebut dengan nama STUCCO. Gypsum secara umum mempunyai
kelompok yang terdiri dari gypsum batuan, gipsit alabaster, satin spar, dan selenit. Gypsum
juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tempat terjadinya, yaitu endapan danau garam,
berasosiasi dengan belerang, terbentuk sekitar fumarol vulkanik, efflorescence pada tanah
atau gua-gua kapur, tudung kubah garam, penudung gossan oksida besi (gossan) pada
endapan pirit di daerah batu gamping.
Komposisi kimia bahan gipsum adalah:
1. Calcium (Ca) : 23,28 %
2. Hidrogen (H) : 2,34 %
3. Calcium Oksida (CaO) : 32,57 %
4. Air (H2O) : 20,93 %
5. Sulfur (S) : 18,62 %

2.1.1 Sifat Fisis


Sebagaimana material yang digunakan untuk kontruksi pada umumnya, gypsum juga
memiliki sifak fisik. Berikut sifat fisik yang dimiliki gypsum :
- Tingkat fleksibilitas cukup tinggi
- Tahan api (tidak menyebarkan api dan bahkan bisa menghalangi panas)
- Cepat beralklimatisasi
- Gypsum termasuk mineral dengan sistem kristal monoklin 2/m, namun kristal
gypsnya masuk ke dalam sistem kristal orthorombik
- Gypsum umumnya berwarna putih, kelabu, cokelat, kuning, dan transparan.
Hal ini tergantung mineral pengotor yang berasosiasi dengan gypsum.
2
- kelarutan dalam air 1,8 gr/liter pada 0°C yang meningkat menjadi 2,1 gr/liter
pada 40°C, tapi menurun lagi ketika suhu semakin tinggi
- Gypsum memiliki pecahan yang baik, antara 66° sampai dengan 114° dan
belahannya adalah jenis choncoidal
- Gypsum memiliki kilap sutra hingga kilap lilin, tergantung dari jenisnya
- Goresan gypsum berwarna putih
- Memiliki derajat ketransparanan dari jenis transparan hingga translucent
- Memiliki sifat menolak magnet (diamagnetit)
- Gypsum sebagai perekat mineral mempunyai sifat yang lebih baik
dibandingkan dengan perekat organik karena tidak menimbulkan pencemaran
udara, murah, tahan api, dan
- Mineral yang tidak larut dalam air dalam waktu yang lama (jarang ditemui
dalam bentuk butiran atau pasir)
- Sering pula berbentuk endapan lensa – lensa dalam satuan – satuan batuan
sedimen

3
2.1.2 Sifat Kimiawi
Susunan dari gypsum sendiri adalah kalsium sulfat dihidrat (CaSO4.2H2O) sehingga dari
susunan kimia tersebut gypsum memiliki sifat kimiawi, yaitu :
- Lebih ramah lingkungan (standar telah diperketat dan tidak mengandung
senyawa asbestos yang bisa memicu penyakit kanker
- Tahan terhadap zat kimia
- Mineral dengan kadar kalsium yang mendominasi

2.2 Standar Pengujian Gypsum

Standar yang dipakai dalam pengujian gypsum adalah SNI 03-6434-2000 mengenai
metode pengujian fisik panel gipsum dan papan gipsum dan ICS 91.100.10 mengenai
semen, gips, kapur, dan mortar. Secara garis besar standar yang berlaku adalah sebagai
berikut :
2.2.1 Metode Pengujian fisik panel Gypsum dan papan Gypsum
Pada metode ini membahas keselamatan, jika ada yang berkenaan dengan
penggunanya. Acuan pada metode ini yaitu :
- ASTM C 473-93, Standard Test Methods for Physical Testing of Gypsum Board
Product and Gypsum Lath.
- ASTM C 11, Terminology Relating to Gypsum and Related Building Materials
and Systems.
- ASTM E 4, Practices for Force Verification of Testing Machines
2.2.2 Kuat lentur
Metode uji ini digunakan untuk menetapkan kesesuaian dengan spesifikasi panel
atatu papan gips. Prosedur berikut dapat diterapkan pada mesin uji universal Testing
Machine. Alat ini sering menggunakan load cell elektronik dan alat pencatat data untuk
mengumpulkan informasi dari benda yang sedang diuji. Alat ini biasanya menggunakan
pembebenan pada kecepatan yang tetap untuk mendapatkan perubahan bentuk pada
pengontrol kecepatan pembebanan benda uji, yang merupakan nilai tetap dari renggangan
alat.
4
2.2.3 Kekerasan Bagian Inti, ujung, tepi
Metode uji ini menyediakan prosedur evaluasi kemampuan relative lapisan inti,
ujung dan tepi panel dan papan gips untuk menahan kerusakan selama penanganan atau
penggunaan bahan tersebut. Metode ini digunakan untuk menetapkan kesesuaian dengan
spesifikasi panel atau papan gips
2.2.4 Kuat Cabut Paku
Pengujian ini mencakup prosedur untuk mengevaluasi kemampuan panel atau
papan gips untuk menahan pencabutan paku dengan menentukan beban yang dibutuhkan
untuk menekan kepala paku standar masuk ke dalam panel atau papan gips. Metode uji ini
digunakan unutk menentukan kesesuaian dengan spesifikasi panel atau papan gips.

2.2.4 Lendutan dalam kondisi lembab

Metode uji ini mencakup prosedur untuk menilai lendutan panel gips atau papan
gips pada waktu di gantung secara horizontal pada kelembapan tinggi. Metode uji ini
digunakan unutk menentukan kesesuaian dengan spesifikasi panel atau papan gips.

2.2.5 Kedap air inti panel gypsum yang diberi bahan kedap air

Metode uji ini mencakup prosedur untuk mengevaluasi panel gips dan digunakan
menentukan kesesuaian dengan spesifikasi panel gips.

2.2.6 Ketahanan air pada permukaan panel gypsum berlapis kertas tahan
air

Metode uji ini mencakup prosedur untuk mengevaluasi kemampuan ketahanan air
panel gips dan digunakan menentukan kesesuaian dengan spesifikasi panel gips.

2.3 Data Teknis Gypsum


- Gypsum menjadi kering ketika dipanaskan sekitar 374°F (190°C), membentuk
hermihydrate 2CaSO4.H2O, yang merupakan dasar dari kebanyakan plester
gypsum
- Ketika air panas atau berkadar garam tinggi, gypsum berubah menjadi basanit
CaSO4. H2O atau anhidrit CaSO4
5
- Gypsum merupakan garam pertama yang mengendap akibat proses evaporasi
air laut diikuti oleh anhidrit dan halit, ketika salinitas makin bertambah
- Endapan gypsum berbentuk lapisan di antara batuan – batuan sedimen batu
gamping, serpih merah, batu pasir, lempung, dan garam batu
- Gypsum umumnya memiliki sifat lunak dan pejal dengan kekerasan dalam
skala Mohs 1,5 – 2.
- Densitas atau berat jenis gypsum antara 2,31 – 2,35
- Dalam keadaan seimbang, gypsum berada di atas suhu 108°F atau 42°C dalam
air murni akan berubah menjadi anhidrit
2.4 Pembuatan Gypsum
Mengingat semakin besarnya permintaan pasar akan produksi gypsum, secara
otomatis peluang berbisnis dengan material ini juga semakan terbuka lebar. Permasalahan
klise yang kerap menjadi kendala para pebisnis pemula adalah ketidaktahuan akan proses
pembuatan gypsum yang benar.
Adapun alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat gypsum yaitu cetakan
gypsum, semen putih, casting, roving, air, minyak goreng, minyak tanah, tali plastik,
ampelas, kuas, dan spons.
Prosedur pembuatan gypsum terbagi menjadi tujuh langkah yaitu:

1. Membuat adukan pembentuk gypsum yang terdiri dari air dan casting dengan
perbandingan 2:3. Kemudian tidak lupa untuk menambahkan semen putih
secukupnya ke dalam adukan tersebut.
2. Mencampur adukan gypsum di atas hingga komposisinya tercampur merata.
Disarankan untuk mencampur adukan tersebut memakai tangan kosong sehingga
kita dapat merasakan jika adukan sudah benar-benar tercampur merata.
3. Setelah adukan gypsum jadi, selanjutnya menuangkan adukan ini ke dalam cetakan
gypsum yang sudah diolesi dengan minyak goreng dan minyak tanah. Tujuannya
agar adukan tidak menempel ke cetakan sehingga nantinya hasil pencetakan dapat
dikeluarkan dengan mudah dan sempurna.
4. Langkah berikutnya menaburkan casting secukupnya ke atas adukan yang ada di
dalam cetakan gypsum. Setelah itu, memasang tali plastik di ujung cetakan agar
dapat merekat kuat. Tidak lupa untuk meratakannya dengan spons tipis agar
didapatkan hasil yang rapi.
5. Sekali lagi menuangkan kembali adukan casting ke atas roving yang sudah
diratakan sebelumnya. Lalu menunggu sampai adukan mengering, kurang lebih
selama 5-10 menit.
6. Setelah adukan gypsum tampak mengering, kita harus mengangkat gypsum tersebut
dari dalam cetakannya. Diperlukan kehati-hatian saat melakukan pekerjaan ini
karena apabila timbul keretakan sedikit saja maka gypsum tidak layak untuk dijual.

7. Gypsum yang sudah jadi ini berikutnya dapat kita ratakan permukaannya
menggunakan ampelas yang halus. Bila perlu, kita bersihkan juga seluruh bagian
gypsum memakai kuas sehingga tampilannya lebih menarik daya minat pembeli.

2.5 Keunggulan Gypsum

Berikut di bawah ini beberapa kelebihan gypsum bila digunakan sebagai plafon;

 Menghasilkan plafon yang rata dan mulus serta tidak tampak sambungan;
 Dapat dibuat beragam bentuk seperti bertingkat (drop/up celling), kubah (dome),
dan lain-lain;
 Gypsum memiliki berbagai aksesoris dan hiasan, seperti lis, hiasan tengah, hiasan
sudut, dan lain sebagainya. Hal ini membuat model gypsum dapat bervariasi;
 Perawatan dan perbaikannya yang tergolong cukup mudah. Jika ada bagian yang
rusak tidak perlu mengganti seluruh lembaran, namun cukup dengan memperbaiki
bagian yang rusak saja dengan sistem dempul memakai kompon (plester);
 Proses pemasangannya yang cepat dan rapi;
 Tidak mudah terbakar dan dimakan oleh rayap;
 Dapat dipasang dengan memakai rangka kayu dan besi hollow;
 Mudah ditemukan di pasaran.

2.6 Kelemahan Gypsum


Gypsum juga tidak luput dari beberapa kelemahannya, seperti:
 Tidak tahan terhadap air. Jika terjadi rembesan air dari atap mengenai plafon, maka
akan meninggalkan noda bercak pada permukaan gipsum dan dapat membuat
plafon hancur;
 Membutuhkan keahlian dalam pemasangannya;
 Tidak tahan terhadap benturan.

2.7 Kegunaan Gypsum


 Yang belum mengalami kalsinasi dipergunakan dalam pembuatan semen
Portland dan sebagai pupuk. Jenis ini meliputi 28% dari seluruh volume
perdagangan.
 Yang mengalami proses kalsinasi.Sebagian besar digunakan sebagai bahan
bangunan, plester paris, bahan dasar untuk pembuatan kapur, bedak, untuk
cetakan alat keramik, tuangan logam, gigi dan sebagainya. Jumlah tersebut
meliputi 72% dari seluruh volume perdagangan.

7
Gypsum sebagai perekat mineral mempunyai sifat yang lebih baik
dibandingkan dengan perekat organic karena tidak menimbulkan pencemaran
udara, murah, tahan api, tahan deteriorasi oleh faktor biologis dan tahat
terhadap zat kimia ( Purwadi, 1993). Gypsum mempunyai sifat yang cepat
mengeras yaitu sekitar 10 menit. Maka dalam pembuatan papan Gypsum harus
digunakan bahan kimia untuk memperlambat proses pengerasan tanpa
mengubah sifat gipsum sebagai perekat (Simatupang, 1985). Perlambatan
tersebut dimaksudkan agar tesedia cukup waktu mulai dari tahap pencampuran
bahan sampai tahap pengempaan. Waktu pengerasan Gypsum bervariasi
tergantung pada kandungan bahan dan airnya. Dalam proses pengerasan
Gypsum setelah dicampur dengan air maka terjadi hidratasi yang menyebabkan
kenaikan suhu. Kenaikan suhu tersebut tidak boleh melebihi suhu 400 C
( Simatupang, 1985 ). Suhu yang lebih tinggi lagi akan mengakibatkan
pengeringan Gypsum dalam bentuk CaSO4. 2H2O sehingga mengurangi bobot
air hidratasi. Pengurangan tersebut akan menyebabkan berkurangnya keteguhan
papan Gypsum.
Gypsum memiliki banyak kegunaan sejak zaman prasejarah hingga sekarang. Beberapa
kegunaan gipsum yaitu :
 Drywall
 Bahan perekat.
 Penyaring dan sebagai pupuk tanah. Di akhir abad 18 dan awal abad 19, gipsum
Nova Scotia atau yang lebih dikenal dengan sebutan plaister, digunakan dalam
jumlah yang besar sebagai pupuk di ladang-ladang gandum di Amerika Serikat.
 Campuran bahan pembuatan lapangan tenis.
 Sebagai pengganti kayu pada zaman kerajaan-kerajaan. Contohnya ketika kayu
menjadi langka pada Zaman Perunggu, gipsum digunakan sebagai bahan
bangunan.
 Sebagai pengental tofu karena memiliki kadar kalsium yang tinggi, khususnya
di Benua Asia (beberapa negara Asia Timur) diproses dengan cara tradisonal.
 Sebagai penambah kekerasan untuk bahan bangunan
 Untuk bahan baku kapur tulis
 Sebagai salah satu bahan pembuat portland semen
 Sebagai indikator pada tanah dan air
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gypsum merupakan bahan – bangunan yang penggunannya sangat meluas
di kalangan masyarakat. Dari sifat karateristik teknis gypsum dapat disimpulkan
bahwa gypsum dapat digunakan sebagai planel plafond dan dinding. Gypsum
digunakan sebagai bahan tersebut karena gyspsum bersifat ramah lingkungan yang
tidak akan menimbulkan pencemaran dibandingkan dengan perekat organik lainnya
serta tidak mengandung senyawa asbestos yang dapat memicu kanker.
9

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Gipsum

www.pu.go.id/uploads/services/infopublik20120814124351.pdf

http://architectaria.com/plus-dan-minus-memakai-gypsum-sebagai-bagian-dari-konstruksi-
rumah.html
https://www.intipsrumah.net/kelebihan-dan-kekurangan-gipsum-untuk-plafon/
http://arafuru.com/sipil/panduan-dasar-cara-membuat-gypsum.html

Anda mungkin juga menyukai