Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS KEPANITERAAN KLINIK

ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


Veruka Vulgaris

Pembimbing:
dr. Hendrik Kunta Adjie, Sp. KK

Oleh:
Roderick Samuel Prentice
406181068

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN


KELAMIN
RUMAH SAKIT HUSADA
PERIODE 9 SEPTEMBER 2019 – 12 OKTOBER 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Roderick Samuel Prentice

NIM : 406181068

Fakultas : Kedokteran

Universitas : Tarumanagara

Tingkat : Program Studi Profesi Dokter (PSPD)

Bagian : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin

Periode : 9 September 2019 – 12 Oktober 2019

Pembimbing : dr. Hendrik Kunta Adjie, Sp. KK

Diajukan :

Telah diperiksa dan disahkan tanggal …………

Mengetahui,

Pembimbing

dr. Hendrik Kunta Adjie, Sp. KK

1
LAPORAN KASUS

I. Identitas Pasien
Nama : Nn. SA
Tanggal lahir : 23 Juni 1996
Usia : 23 tahun
Alamat : Jalan Kunir
Pekerjaan : Karyawan
Rekam medis : 00-37-29-58

II. Anamnesis
Telah dilakukan autoanamnesa pada pasien pada tanggal 21 September
2019 pada pukul 10.30 WIB
Keluhan Utama : Benjolan di jari tangan
Keluhan Tambahan :-

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke poli kulit dan kelamin RS Husada dengan keluhan
utama benjolan di jari tangan. Benjolan sudah ada ± 1 minggu. Benjolan
tidak dirasakan gatal, nyeri, maupun perih. Benjolan muncul di ibu jari dan
telunjuk tangan kanan. Benjolan dirasakan semakin lama semakin banyak.
Ukuran benjolan tidak membesar sejak pertama kali muncul. Benjolan
hanya ada di tangan kanan, tidak ada di lokasi lain.
Sebelumnya pasien sudah pernah mengalami keluhan seperti ini juga.
Pada keluhan sebelumnya, pasien sudah pernah mendapat tindakan
kauterisasi sebanyak 3 kali. Walaupun sudah dilakukan tindakan, benjolan
masih sering muncul.
Pasien menyangkal adanya alergi pada makanan maupun obat. Pada
keluarga tidak ada keluhan serupa.

2
III. Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : E4V5M6, Compos mentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg (normal)
Nadi : 60 x/m, reguler, kuat angkat, isi cukup
Pernafasan : 20 x/m, reguler, thoracoabdominal
Suhu : 36.70 C

b. Status Dermatologi

Inspeksi = pada regio phalang distal digiti I dan II manus dextra


didapatkan lesi papul multiple sewarna dengan kulit berbatas tegal
berukuran 0.5-1 cm.
Palpasi = konsistensi agak keras, nyeri (-), hangat (-)

3
IV. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

V. Resume
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap seorang perempuan berusia 23
tahun dengan keluhan utama benjolan di jari tangan kanan ± 1 minggu.
Benjolan muncul di ibu jari dan telunjuk tangan kanan. Benjolan dirasakan
semakin lama semakin banyak. Ukuran benjolan tidak membesar sejak
pertama kali muncul. Benjolan hanya ada di tangan kanan, tidak ada di
lokasi lain. Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini juga. Pada
keluhan sebelumnya, pasien sudah pernah mendapat tindakan kauterisasi
sebanyak 3 kali. Walaupun sudah dilakukan tindakan, benjolan masih
sering muncul. Pada pemeriksaan fisik, dari inspeksi di regio phalang
distal digiti I dan II manus dextra didapatkan lesi papul multiple sewarna
dengan kulit berbatas tegal berukuran 0.5-1 cm dengan konsistensi agak
keras dan tidak ada nyeri maupun panas.

VI. Diagnosis
a. Diagnosis Kerja
Veruka vulgaris
b. Diagnosis Banding
- Moluskum kontagiosum
- Veruka plana

VII. Tatalaksana
 Electric Cauter
 Gentamicin cream 0.1% 5 gram

VIII. Prognosis
 Ad vitam : bonam
 Ad functionam : dubia
 Ad sanationam : dubia

4
TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi
Veruka vulgaris atau yang bisa disebut dengan common warts atau kutil
adalah papul verukosa yang disebabkan oleh infeksi Human Papiloma Virus
(HPV).1

2. Epidemiologi
Veruka vulgaris dapat timbul pada semua usia tetapi jarang pada bayi dan
anak kecil. Kelainan ini akan meningkat selama umur sekolah dan menurun
setelah usia 20 tahun.1
Kelainan ini diperkiran mencapai 10% pada anak-anak dan dewasa muda.
Insiden tertinggi ada pada rentang usia 12-16 tahun. Lebih sering terjaid pada
perempuan dibandingkan laki-laki. Insiden terbanyaknya muncul pada usia 13
tahun pada perempuan dan 14.5 tahun pada laki-laki.4

3. Etiologi
Penyebab veruka vulgaris ini terutama adalah HPV tipe 2, tetapi dapat juga
HPV tipe 1 dan 4. Veruka vulgaris dapat menyebar karena autoinokulasi dan
dalam masa 2 tahun pertama, 65% veruka vulgaris dapat hilang spontan.1
Transmisi terjadi melalui sentuhan kulit. Trauma minuor pada stratum
korneum dapat menyebabkan infeksi epidermal. Defek pada imun host
berhubungan dengan peningkatan insiden terjadinya dan penyebaran dari
kelainan ini, seperti HIV, imunosupresi iatrogenik dengan transplantasi
organ.2

4. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan gambaran klinis dan bila perlu ditambah dengan
pemeriksaan histopatologis.1

5
Anamnesis
Keluhan biasanya asimptomatik tetapi dapat nyeri bila tumbuh di daerah
palmar atau plantar. Keluhan dapat merusak kuku bila tumbuh pada lipatan
atau bawah kuku.1

Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan papul padat verukosa, keratotik dengan
ukuran beberapa milimeter sampai dengan 1 cm, dan bila berkonfluensi dapat
menjadi lebih besar. Lokasi dapat ditemukan di mana saja tetapi sering di
daerah punggung, tangan dan jari tangan. Pada anak-anak, dapat muncul di
daerah wajah dan leher.1
Lesi pada tangan mengganggu garis normal sidik jari. Kembalinya sidik
jari menjadi normal merupakan tanda dari resolusi penyakit ini. Jika
dilakukan dermatoscope maka akan didapatkan gambaran “red or brown
dots” , merupakan tanda patognomonik yang menunjukkan adanya trombosis
pada kapiler papila dermal.2

Pemeriksaan Penunjang

Biopsi kulit dapat dilakukan bila perlu untuk pemeriksaan histopatologis yang
akan menunjukkan hasil adanya akantosis, hiperkeratosis, papilomatosis, dan
rete redges yang memanjang mengarah ke medial.1

Selain itu dapat juga ditemukan koilocytosis, sel parakeratotik yang


tersusun vertikal, dan granul keratohialinyang berkelompok.2

5. Diagnosis Banding
Veruka vulgaris dapat didiagnosis banding dengan keratosis seboroik
(keratosis seboroik lebih hiperpigmentasi) dan nevus verokosus (biasanya
tersusun linear dan ada sejak bayi).1 Selain itu dapat didiagnosis banding

6
dengan moluskum kontagiosum, keratoacanthoma, karsinoma sel skuamosa
in situ dan karsinoma sel skuamosa infasive.2,3

6. Tatalaksana
 Tatalaksana non-medikamentosa
Edukasi mengenai hygiene agar tidak tertular, misalnya dengan
menghindari kontak langsung.1

 Tatalaksana medikamentosa
o Destruksi dengan bedah listrik, bedah beku, bedah laser1
o Destruksi dengan bahan keratolitik, kaustik atau lainnya secara
topikal seperti asidum salisilikum 25-50%, triklorasetat 25%,
fenol liquefaktum. Bahan topikal lain yang dapat digunakan
adalah kantaridin, imiquimod, 5 fluorourasil. Terapi intralesi
dapat menggunakan bleomisin dan interferon.1
o Lesi kecil = asam salisilat 10-20% dan asam laktat2
o Lesi besar = asam salisilat 40% yang diberikan dengan cara
diplester selama 1 minggu2

7. Prognosis
Bila destruksi baik, maka tidak terjadi rekurensi. Tapi dapat juga terjadi
infeksi berulang atau regresi spontan.1
Sebuah studi yang meneliti progres alami dari kelainan ini dapat hilang
spontan tanpa pengobatan dalam 2 tahun pada 40% anak-anak. Kelainan ini
biasanya akan bertambah besar ukurannya, bertambah luas distribusinya dan
mungkin akan menjadi resisten pada pengobatan seiring berjalannya waktu.4

7
Daftar Pustaka

1. Cipto H. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed., Jakarta: Badan Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
2. Wolff K, Saavedra AP, editors. Human Papillomavirus: Cutaneous Diseases.
In: . Fitzpatrick's Color Atlas And Synopsis Of Clinical Dermatology. 7th ed.,
United States: McGraw-Hill Education; 2013, p. 639–42.
3. Al Aboud AM, Nigam PK. Wart (Plantar, Verruca Vulgaris, Verrucae)
[Updated 2019 May 13]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2019 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK431047/
4. Bacelieri R, Johnson SM. Cutaneous Warts: An Evidence-Based Approach to
Therapy. American Family Physician 2005;72. Available from:
https://www.aafp.org/afp/2005/0815/p647.html

Anda mungkin juga menyukai