Jurnal 1
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Langkah awal dalam pengembangan ini adalah penelitian dan pengumpulan data meliputi
beberapa hal yaitu pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil dan
pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai. Pada tahap ini peneliti akan membagi menjadi
beberapa pembahasan.
a. Pemilihan Materi
Materi yang dipilih pada penelitian ini adalah materi Segiempat dari hasil
wawancara dengan guru bidang studi matematika pada tahun ajaran sebelumnya siswa
banyak yang kesulitan dalam memahami materi ini.
b. Pemilihan Sekolah
Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMPN 1
Sumbergempol, di Ds.Sumberdadi, Kec.Sumbergempol, Kab. Tulungagung.
Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran
2016/2017.
10
2. Perencanaan Produk (Planning)
Perencanaan meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam
pelaksanaan penelitian rumusan tujuan yang hendak dicapai, desain
langkah-langkah penelitian, dan kemungkinan pengujian dalam lingkup
terbatas. Dalam tahap ini tujuan pengembangan yang hendak dicapai yaitu menghasilkan
produk berupa LKS matematika materi Segiempat dengan pendekatan saintifik untuk
melatih berpikir kritis siswa kelas VII SMPN 1 Sumbergempol.
3. Pengembangan Draft Produk (Develop Preliminary Form of Product)
Pengembangan Produk ini melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Menyusun Judul LKS
LKS yang akan dikembangkan diberi judul LKS matematika materi Segiempat dengan
pendekatan saintifik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII
MTsN Aryojeding
b. Pengantar Pembelajaran
Pengantar pembelajaran dalam bahan ajar ini akan membahas tentang
Segiempat secara singkat, serta gambaran tentang cara mempelajari modul. Selain itu juga
ada motivasi ada peserta didik untuk menumbuhkan semangat dan minatnya untuk belajar.
c. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi dasar berdasarkan kompetensi yang ingin dicapai siswa sesuai dengan tujuan
dan materi. Kompetensi dasar berisi sejumlah kemampuan yang harus dikuasai.
d. Muatan Berbasis Pendekatan Saintifik
Ridwan menyebutkan kegiatan saintifik terdiri dari mengamati, menanya,
mencoba/mengumpulkan informasi, menalar/asosiasi, komunikasi. Sehingga Pendekatan
Saintifik ini dapat menjadi pendekatan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis
siswa. Indikator berpikir kritis dapat dilihat pada tabel FRISCO. Ciri khusus dari
pendekatan saintifik ini adalah siswa mengerjakan permasalahan melalui proses
mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan informasi, dan menalar/asosiasi untuk
menyusun pengetahuan mereka sendiri, kemudian mengkomunikasikan hasil temuan
mereka.
4. Uji Coba Lapangan Awal (Preliminary Field Testing)
Setelah produk selesai dikembangkan, langkah selanjutnya adalah menguji coba
lapangan awal yang digunakan untuk mengetahui valid tidaknya produk pengembangan
LKS dengan pendekatan scientific ini. Uji coba ini merupakan tahap review ahli dan
pengguna. Review yang akan dilakukan yaitu mereview LKS yang dilakukan oleh ahli
ilmu matematika, ahli pendekatan scientific, dan praktisi lapangan (guru) Hal ini
dilakukan dengan cara memberikan LKS kepada reviewer untuk diberikan penilaian
terhadap LKS yang disusun. Hasil penilaian akan dilakukan penganalisisan. Hasil
review yang masih belum memenuhi kriteria, maka akan dilakukan revisi terhadap produk
yang dihasilkan. Revisi akan terus menerus dilakukan sampai pengembangan LKS
tersebut valid. Hasil revisi yang sudah valid digunakan untuk uji coba kepada pengguna.
5. Merevisi Hasil Uji Coba (Main Product Revision)
Pengembang merevisi LKS, sesuai dengan kekurangan-kekurangan dan kesalahan-
kesalahan setelah validasi dan uji coba lapangan.
6. Uji Coba Lapangan Kecil (Main Field Testing)
Uji coba lapangan ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran
2016/2017 di SMPN 1 Sumbergepol pada kelas VII.
7. Diseminasi dan Implementasi (Dissemination and Implementation)
Melaporkan hasil pengembangan untuk kemudian dicetak.
Menurut Borg dan Gall (1989), pendekatan research and development(R & D)
dalam pendidikan meliputi sepuluh langkah. Adapun bagan
langkahlangkahpenelitiannya seperti berikut:
1. Studi Pendahuluan (Research and Information Collecting)
Langkah pertama ini meliputi analisis kebutuhan, studi pustaka, studi
literatur,penelitian skala kecil dan standar laporan yang dibutuhkan.a) Analisis
kebutuhan: Untuk melakukan analisis kebutuhan ada beberapakriteria, yaitu 1)
Apakah produk yang akan dikembangkan merupakan halb) yang penting bagi
pendidikan? 2) Apakah produknya mempunyaikemungkinan untuk dikembangkan?
3) Apakah SDM yang memilikiketerampilan, pengetahuan dan pengalaman yang
akan mengembangkanproduk tersebut ada? 4) Apakah waktu untuk
mengembangkan produktersebut cukup?c) Studi literatur: Studi literatur dilakukan
untuk pengenalan sementara terhadapproduk yang akan dikembangkan. Studi
literatur ini dikerjakan untukmengumpulkan temuan riset dan informasi lain yang
bersangkutan denganpengembangan produk yang direncanakan.d) Riset skala kecil:
Pengembang sering mempunyai pertanyaan yang tidak bisadijawab dengan
mengacu pada reseach belajar atau teks professional. Olehkarenanya pengembang
perlu melakukan riset skala kecil untuk mengetahuibeberapa hal tentang produk
yang akan dikembangkan.
2. Merencanakan Penelitian (Planning)
Setelah melakukan studi pendahuluan, pengembang dapat melanjutkan
langkahkedua, yaitu merencanakan penelitian. Perencaaan penelitian R & D
meliputi: 1)merumuskan tujuan penelitian; 2) memperkirakan dana, tenaga dan
waktu; 3)merumuskan kualifikasi peneliti dan bentuk-bentuk partisipasinya
dalampenelitian.
3. Pengembangan Desain (Develop Preliminary of Product)
Langkah ini meliputi: 1) Menentukan desain produk yang akan
dikembangkan(desain hipotetik); 2) menentukan sarana dan prasarana penelitian
yangdibutuhkan selama proses penelitian dan pengembangan; 3) menentukan
tahaptahappelaksanaan uji desain di lapangan; 4) menentukan deskripsi tugas
pihakpihakyang terlibat dalam penelitian.
4. Preliminary Field Testing
Langkah ini merupakan uji produk secara terbatas. Langkah ini meliputi:
1)melakukan uji lapangan awal terhadap desain produk; 2) bersifat terbatas,
baiksubstansi desain maupun pihak-pihak yang terlibat; 3) uji lapangan
awaldilakukan secara berulang-ulang sehingga diperoleh desain layak, baik
substansimaupun metodologi.
5. Revisi Hasil Uji Lapangan Terbatas (Main Product Revision)
Langkah ini merupakan perbaikan model atau desain berdasarakan uji
lapanganterbatas. Penyempurnaan produk awal akan dilakukan setelah dilakukan uji
cobalapangan secara terbatas. Pada tahap penyempurnaan produk awal ini,
lebihbanyak dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Evaluasi yang dilakukan
lebihpada evaluasi terhadap proses, sehingga perbaikan yang dilakukan
bersifatperbaikan internal.
6. Main Field Test
Langkah merupakan uji produk secara lebih luas. Langkah ini meliputi 1)melakukan
uji efektivitas desain produk; 2) uji efektivitas desain, pada umumnya,menggunakan
teknik eksperimen model penggulangan; 3) Hasil uji lapanganadalah diperoleh
desain yang efektif, baik dari sisi substansi maupun metodologi.
7. Revisi Hasi Uji Lapangan Lebih Luas (Operational Product Revision)
Langkah ini merupakan perbaikan kedua setelah dilakukan uji lapangan yang
lebih luas dari uji lapangan yang pertama. Penyempurnaan produk dari hasil
ujilapangan lebih luas ini akan lebih memantapkan produk yang kita
kembangkan,karena pada tahap uji coba lapangan sebelumnya dilaksanakan dengan
adanyakelompok kontrol. Desain yang digunakan adalah pretest dan posttest.
Selainperbaikan yang bersifat internal. Penyempurnaan produk ini didasarkan
padaevaluasi hasil sehingga pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif.
8. Uji Kelayakan (Operational Field Testing)
Langkah ini meliputi sebaiknya dilakukan dengan skala besar: 1) melakukan
ujiefektivitas dan adaptabilitas desain produk; 2) uji efektivitas dan
adabtabilitasdesain melibatkan para calon pemakai produk; 3) hasil uji lapangan
adalahdiperoleh model desain yang siap diterapkan, baik dari sisi substansi
maupunmetodologi.
9. Revisi Final Hasil Uji Kelayakan (Final Product Revision)Langkah ini akan lebih
menyempurnakan produk yang sedang dikembangkan.Penyempurnaan produk akhir
dipandang perlu untuk lebih akuratnya produk yangdikembangkan. Pada tahap ini
sudah didapatkan suatu produk yang tingkatefektivitasnya dapat
dipertanggungjawabkan. Hasil penyempurnaan produk akhir memiliki nilai
“generalisasi” yang dapat diandalkan.
10. Desiminasi dan Implementasi Produk Akhir (Dissemination
andImplementation)Laporan hasil dari R & D melalui forum-forum ilmiah, ataupun
melalui mediamassa. Distribusi produk harus dilakukan setelah melalui quality
control.Teknik analisis data, langkah-langkah dalam proses penelitian dan
pengembangandikenal dengan istilah lingkaran research dan development menurut
Borg and Gallterdiri atas:
(a) meneliti hasil penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan
dikembangkan,
(b) mengembangkan produk berdasarkan hasil penelitian,
(c) uji lapangan
(d) mengurangi devisiensi yang ditemukan dalam tahap ujicoba lapangan.
C. Jurnal 3
METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Model yang digunakan untuk pengembangan produk adalah model Borg dan
Gall. Borg dan Gall (1983:776) menetapkan 10 langkah yang digunakan untuk
Educational Research and Development (R & D), seperti model di bawah ini.
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini hanya sampai
pada menghasilkan produk akhir – tidak sampai melakukan kegiatan pembuatan produk
secara massal. Oleh karena itu, peneliti memperpendek/menyederhanakan langkah-
langkah yang ditempuh. Dengan demikian, langkah-langkah yang digunakan untuk
penelitian dan pengembangan modul, meliputi:
1) penelitian pendahuluan dan information collection untuk menganalisis produk media
pembelajaran yang akan dikembangkan,
2) mengembangkan produk awal,
Uji coba produk yang dimaksud pada bagian ini adalah untuk mengumpulkan
data. Data ini digunakan dasar untuk menetapkan kualitas modul keterampilan
membaca. Urutan tindakan yang dikemukakan pada bagian ini meliputi bahasa
tentang: desain uji coba, subjek uji coba, jenis data, instrumen pengumpul data,
dan teknik analisis data.
1. Desain Uji Coba
Model uji coba produk pengembangan memakai model Borg dan Gall.
Dalam uji pengembangan ini kegiatan yang dilakukan diawali dengan tahapan uji
kelompok kecil dan berhenti pada tahap uji lapangan. Desain uji coba produk yang
digunakan dalam penelitian adalah desain eksperimental. Model desain uji coba
yang dipakai
dalam penelitian dapat diperiksa dalam bagan
3. Jenis Data
Data yang dibutuhkan penelitian ini adalah data hasil tanggapan/penilaian
silabus dari tim ahli perancang media dan tim ahli isi/dosen pembina mata kuliah. Data
hasil tanggapan/penilaian bahan ajar berbentuk modul dari tim perancang media, ahli
bahasa, ahli isi, dan calon pengguna modul mahasiswa S-1 PGSD. Data hasil
tanggapan/penilaian instrumen asesmen keterampilan membaca dari tim ahli isi.
Jurnal 4
4. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu (1)
instrumen pengumpul data input dan (2) instrumen pengumpul data output. Instrumen
pengumpul data input digunakan lembar observasi dan panduan wawancara. Lembar
observasi dan panduan wawancara tentang perangkat pembelajaran yang berupa draf
modul. Instrumen pengumpul data output digunakan angket dan tes. Semua instrumen
pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui
berbagai kekurangan, kelebihan, kritik, saran, dan masukan produk penelitian
yang disusun oleh peneliti. Uraian peran masing-masing instrumen tersebut dapat
dibaca pada bagian berikut ini.
(1) Lembar Observasi
Instrumen ini digunakan untuk menjaring informasi tentang kelayakan draf
modul yang disusun oleh peneliti. Hasil studi kelayakan ini digunakan peneliti untuk
penyempurnaan draf perangkat pembelajaran (modul).
(2) Panduan Wawancara
Pemilihan jenis tes ini digunakan oleh peneliti dipertimbangkan atas dasar
kebutuhan. Tes dalam kegiatan penelitian ini digunakan sebagai alat untuk meraihkan
data tentang tingkat prestasi belajar mahasiswa setelah mereka mempelajari materi dari
tiap unit modul. Jenis tes yang dipilih dalam kegiatan penelitian ini ditinjau dari dimensi
isi (Anderson, 1975; Arikunto, 1990:47). Alat peraih data ini dipilih, dinilai lebih
praktis, ekonomis, dan objektif untuk mengetahui uji kompetensi keterampilan
membaca mahasiswa. Bentuk tes yang digunakan oleh peneliti dalam kegiatan
penelitian ini adalah pilihan ganda. Bentuk tes ini dinilai objektif dipilih peneliti untuk
mengetahui prestasi mahasiswa. Letak objektivitas, baik dosen maupun mahasiswa
keduanya dapat dengan jelas mengerti jawaban benar-salah, saling dapat mengoreksi,
dan tidak memihak pada perilaku subjektif pada diri yang dikoreksi maupun yang
mengoreksi.
Data yang dianalis dalam kegiatan penelitian ini ada 3 jenis. Tindakan pertama,
analisis data tentang hasil tanggapan/penilaian modul dari tim ahli perancang produk,
tim ahli media pembelajaran, tim ahli isi, dan pengguna produk. Kedua, data tentang
hasil tes uji kompetensi keterampilan membaca dari mahasiswa calon pengguna modul.
Uji kompetensi membaca yang ingin dicapai dalam penelitian ini mencakup uji
kompetensi membaca modul unit 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Data ini diperoleh dari nilai tes
uji kompetensi keterampilan membaca tiap unit modul. Ketiga, data tentang analisis
hasil dampak pengembangan modul dalam tiap unit terhadap efektivitas pelaksanaan
perkuliahan. Data ini diperoleh dari nilai hasil uji eksperimen pelaksanaan perkuliahan
dengan menggunakan modul menurut model belajar kontekstual.
(b) Analisis Data
Data yang dianalisis dalam kegiatan penelitian ini adalah data hasil
penilaian/tanggapan terhadap modul dari kelompok ahli, kelompok kecil, dan
kelompok uji lapangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
analisis deskriptif
Sugiyono, 2007:94). Teknik analisis deskriptif yang digunakan untuk menghitung
skor akhir dari data hasil penilaian/tanggapan kelompok ahli, kelompok kecil, dan
kelompok uji lapangan adalah prosentase, dengan rumus sebagai berikut.
Untuk memberikan makna dan pengambilan keputusan tentang penilaian/tanggapan
kelompok ahli, kelompok kecil, dan kelompok uji lapangan, digunakan ketetapan sebagai
berikut.
Tabel 2. Konvensi Tingkat Pencapaian Skor dengan Skala 0 – 100
2007:274). Teknik analisis korelasi digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui
ada tidaknya pengaruh sebelum dan sesudah modul dikembangkan terhadap
peningkatan hasil belajar mahasiswa, khususnya pada kompetensi membaca.
Penghitungan tingkat pencapaian hasil penilaiannya, rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut.
n ∑ X i Yi − ( ∑ X i ) ( ∑ Yi )
r=
√(n ∑ Xi 2 − (∑ Xi )2 ) (n ∑ Yi 2 − (∑ Yi )2 )
dengan :
n = jumlah sampel
X = variabel X
Y = variabel Y
Data tentang analisis hasil dampak pengembangan modul pembelajaran
membaca terhadap efektivitas pelaksanaan pembelajaran, dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis nonparametris (Sugiyono, 2007:127). Digunakan teknik
analisis nonparametris karena masalah yang dipersoalkan dalam penelitian ini adalah
mencari seberapa dampak pengembangan modul sebelum dan sesudah dikembangkan
terhadap efektivitas belajar mahasiswa��
E. Jurnal 6
METODE RESEARCH AND DEVELOPMENT
G. Jurnal 7
PENGUNAAN METODE RESEARCH AND DEVELOPMENT DALAM
PENELITIAN BAHASA INDONESIA DI PERGURUAN TINGGI
Memasuki bagian ini akan dipaparkan lebih lanjut relevansi metode penelitian
dan pengembangan ini bagi penelitian bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Dalam
konteks penelitian dan pengembangan, metode ini sangat relevan untuk memecahkan
masalah pendidikan. Metode ini merupakan jawaban kesenjangan antara hasil
penelitian dan praktek pendidikan atau hasil penelitian dasar dengan penelitian
terapan. Hal ini menunjukkan bahwa metode penelitian dan pengembangan dalam
bidang pendidikan mampu menjawab kesenjangan antara penelitian pendidikan yang
ada selama ini dengan praktek dan kondisi objektif di lapangan. Penelitian yang
dianggap kurang mempunyai kontribusi yang signifikan dalam peningkatan mutu
pendidikan, khususnya pendidikan mikro, sehingga penelitian dan pengembangan
dirujuk sebagai metode penelitian alternatif dalam pengembangan mutu dan
kualitas pendidikan. Penelitian ini kelihatannya merupakan suatu jenis penelitian
yang paling menjanjikan dan prospektif dalam meningkatkan pendidikan.
Borg dan Gall menyatakan ada sepuluh langkah dalam sebuah pelaksanaan
penelitian dan pengembangan dalam bidang pendidikan dari yang sangat awal
(preliminary) sifatnya hingga yang bersifat diseminasi hasil penelitian. Berikut
ini adalah langkah-langkah sistematis metode penelitian dan pengembangan menurut
Borg dan Gall : (1) need analysis, (2) planning, (3) developing preliminary form of
product, (4) preliminary field testing, (5) revising main product, (6) main field
testing, (7) operational product revision, (8) operational field testing, (9) final
product revision, dan (10) dissemination and implementation. (Borg dan Gall, 2003 :10-
12)
Secara operasional, langkah-langkah di atas dalam penelitian bahasa
Indonesia di perguruan tinggi diturunkan sebagai berikut : langkah pertama, peneliti
menyiapkan instrumen analisis kebutuhan untuk mahasiswa, dosen dan stakeholders.
Dilanjutkan dengan tes kemampuan awal siswa (pre-test). Langkah kedua, peneliti
melakukan perencanaan bahan ajar dengan mengacu pada tujuan khusus mengacu
pada hasil analisis kebutuhan dan juga aturan yang telah ditetapkan terkait
bahasa Indonesia sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK).
Langkah ketiga sampai kedelapan merupakan rangkaian proses pengembangan
bahan ajar bahasa Indonesia. Langkah ketiga menekankan proses pengembangan
produk awal dengan mengacu pada hasil analisis kebutuhan, tes kemampuan awal dan
tujuan khusus pembelajaran. Langkah keempat adalah melakukan pengujian
lapangan atas produk awal yang telah dihasilkan dengan uji lapangan dalam kelompok
kecil. Setelah mendapatkan masukan, maka di langkah kelima produk awal direvisi.
Tujuan revisi ini untuk menyempurnakan produk awal yang telah dilakukan uji
lapangan dan menyesuaikan dengan standar dan kebutuhan yang ada. Langkah keenam
yakni uji coba utama dilakukan untuk mengetahui apakah produk bahan ajar yang
sudah dirancan
3.2 Prosedur Penelitian
Sesuai dengan model pengembangan oleh Borg and Gall, maka ada beberapa
langkah-langkah yang diadaptasikan sebagai arah pengembangan dari
produk yang dihasilkan dalam penelitian kalian ini
Penelitian dimulai dengan menganalisa kebutuhan dari siswa. Kebutuhan itu
didasarkan kepada perihal hak dan kewajiban mereka dalam pendidikan
kesehatan reproduksi. Data didapatkan dengan wawancara terhadap guru dan
siswa, literatur yang terkait dengan kurikulum pendidikan kesehatan
reproduksi dan beberapa narasumber. Selanjutnya, penelitian dilanjutkan
dengan mendesain bahan ajar untuk workshop, termasuk di dalamnya
perangkat workshop pada saat pembelajaran berlangsung.
Setelah produksi atas purwarupa bahan ajar untuk workshop selesai, maka
dilakukanlah uji validasi oleh ahli yang telah ditunjuk. Jika diperlukan revisi,
maka produk yang sudah dibuat direvisi sesuai dengan saran ahli untuk
kemudian dilakukan uji coba produk. Desain pengembangan model Borg and
Gall pada penelitian ini memuat beberapa tahapan hal penting antara lain:
1. Tahap analisis
Pada tahapan ini, analisis dilakukan dengan studi literatur dan studi
lapangan. Studi literatur yang dilakukan bermaksud untuk mengkaji
beberapa literatur-literatur yang sudah ada sebagai bahan awal dalam
menyusun produk desain workshop. Literatur yang dimaksud bisa
berupa buku cetak maupun pedoman-pedoman lain yang menyangkut
tentang workshop dan kesehatan reproduksi. Sedangkan pada studi
lapangan bermaksud untuk mengumpulkan untuk kemudian dianalisis
kepada siswa, wali murid,guru dan beberapa ahli dalam pendidikan
kesehatan reproduksi. Model pengumpulan data tersebut dilakukan
dengan metode kuisionar maupun wawancara. Setelah data didapatkan,
maka hal yang selanjutnya adalah melakukan analisa untuk kemudian
ditindak lanjuti sebagai bahan desain pengembangan workshop.
2. Tahap perencanaan
7. Tahap Implementasi
Penelitian ini dilakukan pada SMA DCC Global School Bandar Lampung dan
M.A. Al-Hidayah Pringsewu, Provinsi Lampung. Penelitian dilangsungkan
pada periode bulan Januari hingga Maret tahun 2013.
Populasi dan sampel yang diambil adalah guru Mata Pelajaran Penjasorkes
dan siswa SMA/MA yang berada dalam sekolah para guru tersebut. Siswa
yang menjadi subjek uji coba sebanyak 15 anak dengan kemampuan
bervariatif dalam pemahaman tentang materi pendidikan kesehatan
reproduksi.
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa data kuntitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif yang dianalisis berupa data nilai penguasaan
konsep dari para siswa. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data
pada penguasaan konsep diperoleh dari hasil belajar. Hasil belajar yang
dimaksud berupa nilai yang diperoleh siswa setelah mengerjakan tes dalam
bentuk pilihan jamak. Data kualitatif berupa angket atau kuisioner yang
diajukan kepada peserta didik.
Validitas sebuah tes menurut Anderson (dalam Arikunto, 2011) bisa diraih
apabila tes tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur. Validasi
terhadap kisi-kisi instrumen dilakukan dengan pendekatan validasi logis yang
terdiri atas validasi isi (content validity) dan validasi konstruk (construct
validity). Validasi isi atau yang biasa disebut sebagai validasi kurikulum
merupakan validasi yang digunakan untuk mengukur kesesuaian soal dengan
membandingkanya pada isi kurikulum. Validasi dalam bentuk ini mengukur
apakah soal-soal yang diberikan sudah menunjukkan perwakilan dari isi
materi yang disampaikan. Validasi konstruk merupakan validasi yang
digunakan untuk mengukur apakah soal yang diberikan sesuai dengan tujuan
pembelajaran atau ciri-ciri dari domain tingkah laku yang hendak diukur.
Analisis data kuantitatif diperoleh dari nilai pretest dan posttest. Nilai
pretest dan posttest kemudian diuji menggunakan One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test untuk mengetahui apakah data terdistribusi
normal. Uji normalitas sendiri merupakan uji yang dilakukan untuk
mendeteksi apakah data tersebut memiliki pola sebaran yang wajar atau
natural artinya data tersebut cenderung terpusat dan tidak menyimpang.
Uji Kolmogorov-Smirnov sendiri merupakan uji kenormalitasan data
berdasarkan frekuensi kumulatif, yaitu dengan membandingkan
distribusi teoritik dengan distribusi empirik. Setelah data dipastikan
berdistribusi normal, data nilai pretest dan posttest diuji menggunakan
Paired Samples T-Test untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan nilai
pretest (sebelum menggunakan bahan ajar untuk workshop) dengan
nilai posttest (setelah menggunakan bahan ajar untuk workshop).
Efektifitas penggunaan bahan ajar untuk workshop dilihat dari besarnya
rata-rata gain ternormalisasi. Tingkat efektifitas berdasarkan rata-rata
nilai gain ternormalisasi dapat dilihat pada Tabel.
(Hake, 1998: 3)
〉
〈 〉
Keterangan:
〈 〉 gain ternormalisasi
〈 〉 nilai posttest
〈 〉 nilai pretest
= nilai maksimum
Borg dan Gall,1 penelitian pengembangan adalah suatu desain penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Penggunaan produk
pendidikan menurut mereka bukan saja terbatas pada pengembangan bahan ajar, misalnya
buku teks, film-film pembelajaran, tetapi juga pengembangan prosedur dan proses
pembeajaran, misalnya metode dan pengorganisasian pembelajaran. Bahkan menurut
penulis, produk pembelajaran yang dikembangkan juga bisa berupa perencanaan
pembelajaran (kurikulum dan silabus), tetapi bisa berupa instrumen asesmen dan lain
sebagainya. Tahapan- tahapan dari proses penelitian pengembangan ini biasanya mengacu
R&D ini digunakan untuk mengatasi masalah pendidikan, meningkatkan efektivitas Proses
Belajar Mengajar (PBM) di kelas/laboratorium, dan bukan untuk menguji teori.3 Menurut
Richey dan Klien, tujuan penelitian pengembangan adalah untuk memperkuat dasar-dasar
empirik untuk mengkreasi produk, alat pembelajaran maupun non-pembelajaran, dan model-
model baru yang lebih baik. Secara lebih lenkap pernyataan Richey dan Klien sebagai
berikut.
”The systematic study of design, development and evaluation processes with the aim
of establishing an empirical basis for the creation of instructional and non-instructional
products and tools
sebagai yang paling efektif. Oleh karena itu, temuan dari penelitian eksperimen berupa
penolakan atau penguatan hipotesis yang dikemukakan. Temua yang dimaksud bisa
menolak pengaruh variabel X terhadap variabel Y atau mendukung pengaruh variabel X
terhadap variabel Y.
Borg dan Gall membedakan antara penelitian pendidikan dan penelitian