Anda di halaman 1dari 39

A.

Jurnal 1
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian


Pengembangan atau (Research and Development). Penelitian dan pengembangan adalah
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
1
produk tersebut. Secara istilah, penelitian dan pengembangan atau Research and
Development adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu
produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat
2
dipertanggungjawabkan. Sedangkan Borg dan Gall mengemukakan bahwa “research
and development is a powerful strategy for improving practice. It is a process used to
3
developand validate educational product”. Dimana produk tersebut tidak hanya meliputi
perangkat keras seperti modul, buku teks, video dan film pembelajaran atau perangkat
keras sejenisnya, tetapi juga perangkat lunak seperti kurikulum, evaluasi, model
4
pembelajaran, prosedur dan proses pembelajaran, dan lain-lain. Jadi dapat disimpulkan
bahwa penelitian dan pengembangan adalah suatu jenis penelitian yang menghasilkan
produk baik berupa perangkat lunak (software) seperti program komputer,
maupun perangkat keras (hardware) seperti buku, dan modul, yang nantinya akan akan
diujicobakan ke lapangan untuk membenahi suatu sistem agar lebih baik lagi.
Adapun penelitian dan pengembangan ini digunakan karena peneliti hendak
mengembangkan suatu produk pembelajaran berupa LKS Matematika. Jenis penelitian
dan pengembangan ini dianggap cocok digunakan untuk membantu peneliti dalam
mengembangkan LKS Matematika materi Segiempat dengan pendekatan Saintifik
pada siswa kelas VII serta digunakan untuk menguji keefektifan produk tersebut dalam
melatih berpikir kritis mereka.
Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan adalah menggabungkan antara
pendekatan kualitatif dan kuantitaif. Pendekatan penelitian yang berusaha
menggabungkan kedua pendekatan penelitian tersebut di atas yaitu pendekatan
5
penelitian dan pengembangan (research and development).
Dalam hal ini pendekatan penelitian dan pengembangan (research and development)
digunakan karena sesuai dengan tujuan penelitian ini. Yaitu untuk dapat menghasilkan
produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan (digunakan metode
survey atau kualitatif) serta untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat
berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keektifan
6
produk tersebut (digunakan metode eksperimen/kuantitatif). Selain itu pada saat
pengambilan data di lapangan, yaitu pada penelitian awal untuk menghimpun data lebih
bersifat kualitatif. Sedangkan pada tahapan uji kefektifan produk dilakukan metode
eksperimen/bersifat kuantitatif. Juga perolehan data akan dianalisis secara kualitatif-
7
naratif maupun dalam bentuk perhitungan kuantitatif.

Sehingga dalam penelitian ini diperlukan pendekatan penelitian dan


pengembangan (research and development).

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Prosedur Penelitian dan Pengembangan ini, peneliti mengacu pada


rancangan penelitian dan pengembangan modifikasi dari model
pengembangan menurut Borg and Gall. Model pengembangan ini terdiri dari
sepuluh langkah pelaksanaan diantaranya (1) penelitian dan pengumpulan data
(research and information colleting), (2) perencanaan (planning), (3)
pengembangan format produk awal (develop preliminary form of product), (4)
uji coba awal (preliminary field testing), (5) revisi produk awal (main product
revision), (6) uji coba lapangan (main field testing), (7) revisi produk hasil uji
lapangan (operational product revision), (8) uji pelaksanaan lapangan
(operasional field testing), (9) revisi produk akhir (final product revision), dan
8
(10) diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation).

Langkah tersebut ditunjukkan pada bagan berikut:


Langkah-langkah tersebut bukanlah hal baku yang harus diikuti, langkah
yang diambil bisa disesuaikan dengan kebutuhan peneliti, dengan perubahan
seperlunya dalam penelitian dan pengembangan ini menggunakan tahap 1-7
dan tahap 10 dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya. Penelitian dan
pengembangan yang sudah dirubah dan yang akan digunakan
oleh peneliti dapat direpresentasikan sebagai berikut:

Bagan 3.2 : Langkah-langkah R & D


Sesuai dengan model pengembangan yang mengadopsi dari model pengembangan
Borg dan Gall, maka langkah penelitian dan pengembangan ini, antara lain:
1. Penelitian dan Pengumpulan Data (Research and Information Collecting)

Langkah awal dalam pengembangan ini adalah penelitian dan pengumpulan data meliputi
beberapa hal yaitu pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil dan
pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai. Pada tahap ini peneliti akan membagi menjadi
beberapa pembahasan.

a. Pemilihan Materi
Materi yang dipilih pada penelitian ini adalah materi Segiempat dari hasil
wawancara dengan guru bidang studi matematika pada tahun ajaran sebelumnya siswa
banyak yang kesulitan dalam memahami materi ini.
b. Pemilihan Sekolah
Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMPN 1
Sumbergempol, di Ds.Sumberdadi, Kec.Sumbergempol, Kab. Tulungagung.
Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran
2016/2017.

10
2. Perencanaan Produk (Planning)
Perencanaan meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam
pelaksanaan penelitian rumusan tujuan yang hendak dicapai, desain
langkah-langkah penelitian, dan kemungkinan pengujian dalam lingkup
terbatas. Dalam tahap ini tujuan pengembangan yang hendak dicapai yaitu menghasilkan
produk berupa LKS matematika materi Segiempat dengan pendekatan saintifik untuk
melatih berpikir kritis siswa kelas VII SMPN 1 Sumbergempol.
3. Pengembangan Draft Produk (Develop Preliminary Form of Product)
Pengembangan Produk ini melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Menyusun Judul LKS
LKS yang akan dikembangkan diberi judul LKS matematika materi Segiempat dengan
pendekatan saintifik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII
MTsN Aryojeding
b. Pengantar Pembelajaran
Pengantar pembelajaran dalam bahan ajar ini akan membahas tentang
Segiempat secara singkat, serta gambaran tentang cara mempelajari modul. Selain itu juga
ada motivasi ada peserta didik untuk menumbuhkan semangat dan minatnya untuk belajar.
c. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi dasar berdasarkan kompetensi yang ingin dicapai siswa sesuai dengan tujuan
dan materi. Kompetensi dasar berisi sejumlah kemampuan yang harus dikuasai.
d. Muatan Berbasis Pendekatan Saintifik
Ridwan menyebutkan kegiatan saintifik terdiri dari mengamati, menanya,
mencoba/mengumpulkan informasi, menalar/asosiasi, komunikasi. Sehingga Pendekatan
Saintifik ini dapat menjadi pendekatan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis
siswa. Indikator berpikir kritis dapat dilihat pada tabel FRISCO. Ciri khusus dari
pendekatan saintifik ini adalah siswa mengerjakan permasalahan melalui proses
mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan informasi, dan menalar/asosiasi untuk
menyusun pengetahuan mereka sendiri, kemudian mengkomunikasikan hasil temuan
mereka.
4. Uji Coba Lapangan Awal (Preliminary Field Testing)
Setelah produk selesai dikembangkan, langkah selanjutnya adalah menguji coba
lapangan awal yang digunakan untuk mengetahui valid tidaknya produk pengembangan
LKS dengan pendekatan scientific ini. Uji coba ini merupakan tahap review ahli dan
pengguna. Review yang akan dilakukan yaitu mereview LKS yang dilakukan oleh ahli
ilmu matematika, ahli pendekatan scientific, dan praktisi lapangan (guru) Hal ini
dilakukan dengan cara memberikan LKS kepada reviewer untuk diberikan penilaian
terhadap LKS yang disusun. Hasil penilaian akan dilakukan penganalisisan. Hasil
review yang masih belum memenuhi kriteria, maka akan dilakukan revisi terhadap produk
yang dihasilkan. Revisi akan terus menerus dilakukan sampai pengembangan LKS
tersebut valid. Hasil revisi yang sudah valid digunakan untuk uji coba kepada pengguna.
5. Merevisi Hasil Uji Coba (Main Product Revision)
Pengembang merevisi LKS, sesuai dengan kekurangan-kekurangan dan kesalahan-
kesalahan setelah validasi dan uji coba lapangan.
6. Uji Coba Lapangan Kecil (Main Field Testing)
Uji coba lapangan ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran
2016/2017 di SMPN 1 Sumbergepol pada kelas VII.
7. Diseminasi dan Implementasi (Dissemination and Implementation)
Melaporkan hasil pengembangan untuk kemudian dicetak.

C. Uji Coba Produk


Tahap uji coba dilakukan untuk melihat efektivitas dari produk yang
dikembangkan, dan merupakan salah satu syarat yang harus dikerjakan oleh peneliti
dalam proses penelitian dan pengembangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam uji
coba produk diantaranya adalah :1) desain uji coba, (2) subjek uji coba, (3) jenis data,
(4) instrumen pengumpulan data, dan (5) teknik analisis data.
1. Desain Uji Coba
Penelitian dan pengembangan ini dilakukan secara individu, kegiatan diawali
dengan melakukan observasi lapangan, membuat bahan ajar dengan pendekatan berbasis
saintifik, dan menguji kelayakan produk dengan validasi. Uji kelayakan dilakukan
dengan cara menyerahkan produk pengembangan dan beserta sejumlah angket penilaian
kepada validator untuk mengetahui tingkat validitas produk. Validator diminta untuk
menilai layak atau tidaknya produk pengembangan serta memberikan kritik dan saran
perbaikan.
2. Subjek Uji Coba
Setelah produk pengembangan LKS matematika dengan pendekatan Saintifik telah
selesai divalidasi dan direvisi sesuai dengan masukan dari para ahli, maka tahap
selanjutnya yaitu uji coba lapangan. Dalam penelitian ini subjek uji coba adalah peserta
didik kelas VII SMPN 1 Sumbergempol.
3. Jenis Data
Data adalah informasi yang mempunyai makna untuk keperluan tertentu.
Kumpulan dari beberapa data akan membentuk suatu informasi. Data dapat diperoleh
dengan beberapa cara, di antaranya yaitu dengan wawancara, penyebaran angket, dan tes
kelas.
4. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian dan pengembangan LKS
matematika materi Segiempat dengan pendekatan scientific untuk melatih berpikir
kritis siswa kelas VII ini adalah:
a) Pedoman Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan interview yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) terhadap
terwawancara (interviewee). Dalam penelitian dan pengambangan ini wawancara
dilakukan peneliti dengan seorang guru matematika di SMPN 1 Sumbergempol.
b) Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner (questionnaire) merupakan suatu teknik atau cara
pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan
responden). Teknik angket ini digunakan untuk mengetahui kelayakan LKS. Angket
ini hanya diberikan kepada validator.
c) Soal Tes
Tes yang digunakan untuk pengembangan bahan ajar ini adalah tes prestasi, yang
digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari produk
pengembangan modul matematika materi Segiempat dengan pendekatan saintifik. Tes
penelitian berupa post test. Soal tes dengan muatan yang sama diberikan kepada masing-
masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Soal tes digunakan untuk mengetahui
kemampuan berpikir kritis siswa antara kedua kelas.
5. Teknik Analisis Data
Adapun data yang dianalisis dalam pengembangan modul matematika ini adalah
data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari angket penilaian validator dan hasil tes.
a) Analisis data angket validasi
Berdasarkan data angket validasi yang diperoleh, rumusan yang
digunakan untuk menghitung angket dari validator adalah sebagai berikut:

Sedangkan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk merevisi LKS


pembelajaran digunakan kriteria penilaian yang diadaptasi dari buku dasar-
11
dasar evaluasi pendidikan oleh arikunto sebagai berikut:

Untuk memperkuat data hasil penilain kevalidan atau kelayakan,


dilakukan juga penilaian modul untuk mengetahui kepraktisan
modul terhadap siswa. Penilaian berdasarkan data angket yang
diperoleh. Kriteria analisis nilai rata-rata yang digunakan disajikan
12
dalam tabel dibawah ini.

yang signifikan dalam kemampuan berpikir kritis siswa, antara kelas


yang dijadikan sebagai tindakan penelitian dengan kelas kontrol, adalah
dengan menggunakan uji t-test. Namun sebelum uji t-tes dilakukan,
kedua kelas harus dinyatakan homogen atau tidak berbeda kemampuannya.
1) Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah data yang diuji


dalam sebuah penelitian ini merupakan data yang homogen atau tidak.
Apabila homogenitas dapat terpenuhi maka peneliti dapat melakukan
pada tahap analisis data lanjutan. Jika tidak, maka harus ada
pembetulan-pembetulan metodologis

Selain menggunakan uji secara manual, peneliti juga menggunakan


program komputer SPSS 16.0 for windows dengan kriteria jika taraf
signifikansinya = 0,05, maka varian dikatakan homogen sedangkan
jika taraf signifikansinya < 0,05, maka varian dikatakan tidak
homogen.

b) Analisis data tes

Data hasil penilaian terhadap penggunaan produk pengembangan LKS


pembelajaran matematika terhadap tes kelas yang yang digunakan sebagai
penelitian dengan kelas kontrol dianalisis secara deskriptif.
Penentuan ada perbedaan yang signifikan atau tidak adanya perbedaan
Uji t-test digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan 2 rata- rata yang berasal
dari dua distribusi data. Rumus yang digunakan untuk uji t-test adalah sebagai berikut:

Dengan rumus mencari varian adalah sebagai berikut:


Rumus yang digunakan untuk menentukan db adalah 𝑑𝑏 = - 2. Jika
t hitung = t tabel, maka signivikan dan artinya ada perbedaan

pengaruh antara hasil belajar kelas yang diberi tindakan dengankelas


kontrol. Selain dengan manual, uji t-test juga bisa menggunakan SPSS
dengan kriteria taraf signifikansi= 0,05, maka kedua kelas memiliki
perbedaan hasil belajar yang signifikan, sedangkan jika taraf signifikansi
> 0,05, maka kedua kelas tidak ada perbedaan yang signifikan.Penelitian
dan pengembangan ini melewati beberapa tahapan, yang dapat dilihat
pada gambar berikut.
Bagan 3.3 Alur dan Tahapan Penelitian dan Pengembangan
B. Jurnal 2
A. Ciri-ciri penelitian dan pengembangan
Selanjutnya, Borg and Gall (1989) dalam Nursyatidah menjelaskan empat ciri
utama dalam penelitian dan pengembangan, yaitu:
1. Studying research findings pertinent to the product to be develop
Artinya, melakukan studi atau penelitian awal untuk mencari temuan-temuan
penelitian terkait dengan produk yang akan dikembangkan.
2. Developing the product base on this findings
Artinya, mengembangkan produk berdasarkan temuan penelitian tersebut.
3. Field testing it in the setting where it will be used eventually
Artinya, dilakukannya uji lapangan dalam seting atau situasi senyatanya di mana
produk tersebut nantinya digunakan
4. Revising it to correct the deficiencies found in the field-testing stage.
Artinya, melakukan revisi untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang
ditemukan dalam tahap-tahap uji lapangan.
B. Langkah-langkah pengembangan buku teks Borg and Gall

Gambar: langkah-langkah pengembangan menurut Borg and Gall


(sumber: google)

Menurut Borg dan Gall (1989), pendekatan research and development(R & D)
dalam pendidikan meliputi sepuluh langkah. Adapun bagan
langkahlangkahpenelitiannya seperti berikut:
1. Studi Pendahuluan (Research and Information Collecting)
Langkah pertama ini meliputi analisis kebutuhan, studi pustaka, studi
literatur,penelitian skala kecil dan standar laporan yang dibutuhkan.a) Analisis
kebutuhan: Untuk melakukan analisis kebutuhan ada beberapakriteria, yaitu 1)
Apakah produk yang akan dikembangkan merupakan halb) yang penting bagi
pendidikan? 2) Apakah produknya mempunyaikemungkinan untuk dikembangkan?
3) Apakah SDM yang memilikiketerampilan, pengetahuan dan pengalaman yang
akan mengembangkanproduk tersebut ada? 4) Apakah waktu untuk
mengembangkan produktersebut cukup?c) Studi literatur: Studi literatur dilakukan
untuk pengenalan sementara terhadapproduk yang akan dikembangkan. Studi
literatur ini dikerjakan untukmengumpulkan temuan riset dan informasi lain yang
bersangkutan denganpengembangan produk yang direncanakan.d) Riset skala kecil:
Pengembang sering mempunyai pertanyaan yang tidak bisadijawab dengan
mengacu pada reseach belajar atau teks professional. Olehkarenanya pengembang
perlu melakukan riset skala kecil untuk mengetahuibeberapa hal tentang produk
yang akan dikembangkan.
2. Merencanakan Penelitian (Planning)
Setelah melakukan studi pendahuluan, pengembang dapat melanjutkan
langkahkedua, yaitu merencanakan penelitian. Perencaaan penelitian R & D
meliputi: 1)merumuskan tujuan penelitian; 2) memperkirakan dana, tenaga dan
waktu; 3)merumuskan kualifikasi peneliti dan bentuk-bentuk partisipasinya
dalampenelitian.
3. Pengembangan Desain (Develop Preliminary of Product)
Langkah ini meliputi: 1) Menentukan desain produk yang akan
dikembangkan(desain hipotetik); 2) menentukan sarana dan prasarana penelitian
yangdibutuhkan selama proses penelitian dan pengembangan; 3) menentukan
tahaptahappelaksanaan uji desain di lapangan; 4) menentukan deskripsi tugas
pihakpihakyang terlibat dalam penelitian.
4. Preliminary Field Testing
Langkah ini merupakan uji produk secara terbatas. Langkah ini meliputi:
1)melakukan uji lapangan awal terhadap desain produk; 2) bersifat terbatas,
baiksubstansi desain maupun pihak-pihak yang terlibat; 3) uji lapangan
awaldilakukan secara berulang-ulang sehingga diperoleh desain layak, baik
substansimaupun metodologi.
5. Revisi Hasil Uji Lapangan Terbatas (Main Product Revision)
Langkah ini merupakan perbaikan model atau desain berdasarakan uji
lapanganterbatas. Penyempurnaan produk awal akan dilakukan setelah dilakukan uji
cobalapangan secara terbatas. Pada tahap penyempurnaan produk awal ini,
lebihbanyak dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Evaluasi yang dilakukan
lebihpada evaluasi terhadap proses, sehingga perbaikan yang dilakukan
bersifatperbaikan internal.
6. Main Field Test
Langkah merupakan uji produk secara lebih luas. Langkah ini meliputi 1)melakukan
uji efektivitas desain produk; 2) uji efektivitas desain, pada umumnya,menggunakan
teknik eksperimen model penggulangan; 3) Hasil uji lapanganadalah diperoleh
desain yang efektif, baik dari sisi substansi maupun metodologi.
7. Revisi Hasi Uji Lapangan Lebih Luas (Operational Product Revision)
Langkah ini merupakan perbaikan kedua setelah dilakukan uji lapangan yang
lebih luas dari uji lapangan yang pertama. Penyempurnaan produk dari hasil
ujilapangan lebih luas ini akan lebih memantapkan produk yang kita
kembangkan,karena pada tahap uji coba lapangan sebelumnya dilaksanakan dengan
adanyakelompok kontrol. Desain yang digunakan adalah pretest dan posttest.
Selainperbaikan yang bersifat internal. Penyempurnaan produk ini didasarkan
padaevaluasi hasil sehingga pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif.
8. Uji Kelayakan (Operational Field Testing)
Langkah ini meliputi sebaiknya dilakukan dengan skala besar: 1) melakukan
ujiefektivitas dan adaptabilitas desain produk; 2) uji efektivitas dan
adabtabilitasdesain melibatkan para calon pemakai produk; 3) hasil uji lapangan
adalahdiperoleh model desain yang siap diterapkan, baik dari sisi substansi
maupunmetodologi.
9. Revisi Final Hasil Uji Kelayakan (Final Product Revision)Langkah ini akan lebih
menyempurnakan produk yang sedang dikembangkan.Penyempurnaan produk akhir
dipandang perlu untuk lebih akuratnya produk yangdikembangkan. Pada tahap ini
sudah didapatkan suatu produk yang tingkatefektivitasnya dapat
dipertanggungjawabkan. Hasil penyempurnaan produk akhir memiliki nilai
“generalisasi” yang dapat diandalkan.
10. Desiminasi dan Implementasi Produk Akhir (Dissemination
andImplementation)Laporan hasil dari R & D melalui forum-forum ilmiah, ataupun
melalui mediamassa. Distribusi produk harus dilakukan setelah melalui quality
control.Teknik analisis data, langkah-langkah dalam proses penelitian dan
pengembangandikenal dengan istilah lingkaran research dan development menurut
Borg and Gallterdiri atas:
(a) meneliti hasil penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan
dikembangkan,
(b) mengembangkan produk berdasarkan hasil penelitian,
(c) uji lapangan
(d) mengurangi devisiensi yang ditemukan dalam tahap ujicoba lapangan.
C. Jurnal 3
METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Model yang digunakan untuk pengembangan produk adalah model Borg dan

Gall. Borg dan Gall (1983:776) menetapkan 10 langkah yang digunakan untuk

Educational Research and Development (R & D), seperti model di bawah ini.
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini hanya sampai
pada menghasilkan produk akhir – tidak sampai melakukan kegiatan pembuatan produk
secara massal. Oleh karena itu, peneliti memperpendek/menyederhanakan langkah-
langkah yang ditempuh. Dengan demikian, langkah-langkah yang digunakan untuk
penelitian dan pengembangan modul, meliputi:
1) penelitian pendahuluan dan information collection untuk menganalisis produk media
pembelajaran yang akan dikembangkan,
2) mengembangkan produk awal,

3) melakukan validasi ahli,

4) melakukan uji coba lapangan, dan

5) melakukan revisi produk.

Pemilihan prosedur pengembangan produk seperti itu didasarkan pada


beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1) dari studi pendahuluan dan information collection, peneliti melakukan need
assement diperoleh informasi bahwa pengembangan perangkat pembelajaran
(silabus, modul, dan instrumen asesmen) menurut model belajar kontekstual
diperlukan untuk (a) menghasilkan kompetensi keterampilan membaca yang
bermakna bagi mahasiswa, dan (b) mengatasi kesenjangan dalam pembelajaran
keterampilan membaca (dalam perkuliahan terjadi perbedaan persepsi pemaknaan
materi kuliah antara dosen dan mahasiswa), dan
2) produk pengembangan yang dihasilkan, diperlukan untuk menjawab problematika
praktis dalam proses pembelajaran membaca mahasiswa S-1 PGSD (peningkatan
hasil belajar pada mata kuliah Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia dan
peningkatan profesi sebagai calon guru di Sekolah Dasar).
B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Langkah-langkah yang diikuti untuk menghasilkan produk, dipaparkan dalam


bagian berikut ini.
1. Tahap pra pengembangan, mengumpulkan dan mengkaji informasi tentang
pelaksanaan pembelajaran mata kuliah Peningkatan Keterampialan Berbahasa
Indonesia, khususnya pada kompetensi keterampilan membaca. Pada tahap ini
kegiatan yang dilakukan antara lain:
(1) mengumpulkan informasi (input) tentang pelaksanaan pembelajaran kompetensi
keterampilan membaca kepada dosen pembina mata kuliah dan mahasiswa. Pada
saat mengumpulkan informasi ini, kegiatan yang dilakukan meliputi:
(a) observasi awal pada saat proses pembelajaran kompetensi keterampilan
membaca di kelas;
(b) melakukan wawancara dengan mahasiswa peserta pembelajaran kompetensi
keterampilan membaca;
(c) melakukan studi dokumenter untuk mengkaji perangkat pembelajaran yang
selama ini dipakai dosen sebagai acuan mengajar kompetensi keterampilan
membaca, dan
(d) melakukan pengamatan terhadap faktor-faktor pendukung pelaksanaan
pembelajaran kompetensi membaca seperti media apa saja yang digunakan
dosen saat mengajar kompetensi keterampilan membaca dan sumber-sumber
belajar lain apa saja yang digunakan dosen saat mengajar kompetensi
keterampilan membaca.
(2) mengumpulkan data input dari dosen dan mahasiswa. Data dari dosen meliputi
persiapan dalam menyusun perangkat pembelajaran dan keterampilan dosen
untuk mengaplikasikan bahan ajar yang telah dipilih untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Data dari mahasiswa meliputi pandangan mahasiswa tentang
pembelajaran kompetensi keterampilan membaca, prospek kompetensi
membaca dikaji dalam perkuliahan, dan prospek kompetensi membaca bagi
peningkatan profesi mereka sebagai calon pengajar Bahasa Indonesia di
Sekolah Dasar (SD)
(3) mengkaji data input untuk mengetahui standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, dan materi kuliah yang perlu dikembangkan untuk kepentingan
kuliah mahasiswa PGSD.
2. Tahap pengembangan, kegiatan yang dilakukan, yaitu: menyusun draf
silabus menurut model belajar kontekstual, menyusun prototip produk
pengembangan modul keterampilan membaca menurut model belajar
kontekstual, dan membuat draf instrumen asesmen keterampilan membaca
menurut model belajar kontekstual
3. Tahap pelaksanaan penelitian, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
(1) membagi draf silabus kepada para pakar/ahli, yaitu: ahli perancang
pembelajaran dan ahli isi/pembina mata kuliah;
(2) membagi prototip modul kepada para pakar/ahli, yaitu: ahli media
pembelajaran, ahli perancang modul, ahli bahasa, dan ahli isi/pembina mata
kuliah;
(3) membagi draf instrumen asesmen kepada pakar/ahli, yaitu: ahli
isi/pembina mata kuliah;
(4) membagi prototip modul kepada mahasiswa pengguna modul. Kegiatan yang
dilakukan adalah membagi mahasiswa menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
kecil dan kelompok besar. Kelompok kecil terdiri 7 mahasiswa, untuk
kepentingan uji kelompok kecil. Kelompok besar terdiri 28 mahasiswa, untuk
kepentingan uji lapangan, dan
(5) membimbing dan mendampingi mahasiswa melakukan koreksi
modul.

4. Tahap Penyusunan perangkat pembelajaran membaca, hasil penelitian


yang dikembangkan berdasarkan model pembelajaran kontekstual. Kegiatan yang
dilakukan, yaitu: membuat silabus, membuat bahan ajar berbentuk modul, dan
membuat instrumen asesmen berupa tes formatif.
C. Uji Coba Produk

Uji coba produk yang dimaksud pada bagian ini adalah untuk mengumpulkan
data. Data ini digunakan dasar untuk menetapkan kualitas modul keterampilan
membaca. Urutan tindakan yang dikemukakan pada bagian ini meliputi bahasa
tentang: desain uji coba, subjek uji coba, jenis data, instrumen pengumpul data,
dan teknik analisis data.
1. Desain Uji Coba

Model uji coba produk pengembangan memakai model Borg dan Gall.
Dalam uji pengembangan ini kegiatan yang dilakukan diawali dengan tahapan uji
kelompok kecil dan berhenti pada tahap uji lapangan. Desain uji coba produk yang
digunakan dalam penelitian adalah desain eksperimental. Model desain uji coba
yang dipakai
dalam penelitian dapat diperiksa dalam bagan

2. Subjek Uji Coba


Subjek uji coba produk terdiri atas (1) ahli di bidang penyusunan media
pembelajaran, mereka adalah pembina matakuliah penulisan buku ajar prodi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, (2) ahli di bidang perancang produk,
mereka adalah dosen ahli teknologi pembelajaran, (3) ahli di bidang isi produk,
mereka adalah dosen pembina mata kuliah pembelajaran keterampilan membaca, (4)
ahli bahasa, mereka adalah dosen ahli bahasa pada Fakultas Sastra jurusan Bahasa
dan Sastra Indonesia, dan (5) sasaran pemakai produk mereka adalah mahasiswa S-1
PGSD calon pengguna produk. Kualifikasi ahli di bidang penyusunan media
pembelajaran, ahli dibidang perancang produk, ahli isi produk, dan ahli bahasa
yang dipilih tingkat S3 sedangkan kualifikasi sasaran pemakai produk yang dipilih
mahasiswa S-1. Subjek uji coba produk yang dipakai dalam penelitian bersifat
heterogen. Sehubungan dengan kondisi subjek uji coba produk yang dipilih peneliti,
teknik pemilihan subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah teknik
acak. Alasanya, subjek uji coba memiliki tingkat pengetahuan dan pengalaman yang
berbeda.

3. Jenis Data
Data yang dibutuhkan penelitian ini adalah data hasil tanggapan/penilaian
silabus dari tim ahli perancang media dan tim ahli isi/dosen pembina mata kuliah. Data
hasil tanggapan/penilaian bahan ajar berbentuk modul dari tim perancang media, ahli
bahasa, ahli isi, dan calon pengguna modul mahasiswa S-1 PGSD. Data hasil
tanggapan/penilaian instrumen asesmen keterampilan membaca dari tim ahli isi.
Jurnal 4
4. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu (1)
instrumen pengumpul data input dan (2) instrumen pengumpul data output. Instrumen
pengumpul data input digunakan lembar observasi dan panduan wawancara. Lembar
observasi dan panduan wawancara tentang perangkat pembelajaran yang berupa draf
modul. Instrumen pengumpul data output digunakan angket dan tes. Semua instrumen
pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui
berbagai kekurangan, kelebihan, kritik, saran, dan masukan produk penelitian
yang disusun oleh peneliti. Uraian peran masing-masing instrumen tersebut dapat
dibaca pada bagian berikut ini.
(1) Lembar Observasi
Instrumen ini digunakan untuk menjaring informasi tentang kelayakan draf
modul yang disusun oleh peneliti. Hasil studi kelayakan ini digunakan peneliti untuk
penyempurnaan draf perangkat pembelajaran (modul).
(2) Panduan Wawancara

Wawancara yang dipilih untuk instrumen penelitian adalah wawancara


terstruktur. Instrumen ini dipilih karena peneliti telah mengetahui tentang permasalahan
yang dicari dalam kegiatan penelitian yang dilakukan (Sugiyono, 2008:194). Masalah
penelitian yang dicari dan diverifikasikan kebenarannya dalam penelitian adalah
(1) data analisis hasil tanggapan/penilaian silabus keterampilan membaca dari tim ahli
dan dosen, (2) data analisis hasil tanggapan/penilaian modul keterampilan membaca
dari tim ahli, dosen, dan mahasiswa, (3) data analisis hasil tanggapan/penilaian
instrumen asesmen dari dosen, (4) data analisis hasil tes uji kompetensi
keterampilan membaca dari mahasiswa, dan (5) data hasil analisis tingkat efektivitas
produk dari mahasiswa.
(3) Angket

Angket/kuesioner dalam kegiatan penelitian ini dipilih sebagai instrumen


pengumpul data yang efisien. Letak efisiensinya dalam waktu yang tidak terlalu lama
semua data dapat terjaring dengan baik. Perhitungan lain dipilihnya instrumen itu adalah
pengumpul data mengetahui data yang dibutuhkan dan mengetahui apa yang bisa
diharapkan dari responden (Sugiyono, 2008:199). Data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini ada 3, yaitu (1) data input tentang tanggapan/penilaian pentingnya silabus,
modul, dan evaluasi keterampilan membaca disusun, (2) data output tentang
tanggapan/penilaian produk yang disusun, dan (3) data hasil tanggapan/penilaian produk
yang disusun.
(4) Tes

Pemilihan jenis tes ini digunakan oleh peneliti dipertimbangkan atas dasar
kebutuhan. Tes dalam kegiatan penelitian ini digunakan sebagai alat untuk meraihkan
data tentang tingkat prestasi belajar mahasiswa setelah mereka mempelajari materi dari
tiap unit modul. Jenis tes yang dipilih dalam kegiatan penelitian ini ditinjau dari dimensi
isi (Anderson, 1975; Arikunto, 1990:47). Alat peraih data ini dipilih, dinilai lebih
praktis, ekonomis, dan objektif untuk mengetahui uji kompetensi keterampilan
membaca mahasiswa. Bentuk tes yang digunakan oleh peneliti dalam kegiatan
penelitian ini adalah pilihan ganda. Bentuk tes ini dinilai objektif dipilih peneliti untuk
mengetahui prestasi mahasiswa. Letak objektivitas, baik dosen maupun mahasiswa
keduanya dapat dengan jelas mengerti jawaban benar-salah, saling dapat mengoreksi,
dan tidak memihak pada perilaku subjektif pada diri yang dikoreksi maupun yang
mengoreksi.

Tabel 1. Kisi-Kisi Tes


Jenis Bentuk tes
Lisan Tulis
Kompetensi Aspek
Membaca Kompetensi
Objektif Subjektif Objektif Subjektif
No yang yang Dinilai
1. Membaca Kognitif
Pemaha-man proses

Jenis Bentuk tes


Lisan Tulis
Kompetensi Aspek
Membaca Kompetensi
Objektif Subjektif Objektif Subjektif
No yang yang Dinilai
Kognitif
Diujikan
produk
Psikomotor
Afektif
2. Membaca Kognitif
Kritis proses
Kognitif
produk
Psikomotor
Afektif
3. Membaca Kognitif
Kreatif Proses
Kognitif
Produk
Psikomotor
Afektif
Diadopsi dari penilaian autentik model Pembelajaran Kontekstual (B. Johnson,
1983:260).

5. Teknik Analisis Data

(a) Cakupan Data

Data yang dianalis dalam kegiatan penelitian ini ada 3 jenis. Tindakan pertama,
analisis data tentang hasil tanggapan/penilaian modul dari tim ahli perancang produk,
tim ahli media pembelajaran, tim ahli isi, dan pengguna produk. Kedua, data tentang
hasil tes uji kompetensi keterampilan membaca dari mahasiswa calon pengguna modul.
Uji kompetensi membaca yang ingin dicapai dalam penelitian ini mencakup uji
kompetensi membaca modul unit 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Data ini diperoleh dari nilai tes
uji kompetensi keterampilan membaca tiap unit modul. Ketiga, data tentang analisis
hasil dampak pengembangan modul dalam tiap unit terhadap efektivitas pelaksanaan
perkuliahan. Data ini diperoleh dari nilai hasil uji eksperimen pelaksanaan perkuliahan
dengan menggunakan modul menurut model belajar kontekstual.
(b) Analisis Data

Data yang dianalisis dalam kegiatan penelitian ini adalah data hasil
penilaian/tanggapan terhadap modul dari kelompok ahli, kelompok kecil, dan
kelompok uji lapangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
analisis deskriptif
Sugiyono, 2007:94). Teknik analisis deskriptif yang digunakan untuk menghitung
skor akhir dari data hasil penilaian/tanggapan kelompok ahli, kelompok kecil, dan
kelompok uji lapangan adalah prosentase, dengan rumus sebagai berikut.
Untuk memberikan makna dan pengambilan keputusan tentang penilaian/tanggapan
kelompok ahli, kelompok kecil, dan kelompok uji lapangan, digunakan ketetapan sebagai
berikut.
Tabel 2. Konvensi Tingkat Pencapaian Skor dengan Skala 0 – 100

Tingkat Pencapaian Skor Kualifikasi Keterangan


80 - 100 Sangat baik Lulus/tidak perlu revisi
70 - 79 Baik Lulus/tidak perlu revisi
60 - 69 Cukup baik Lulus/tidak perlu revisi
30 - 59 Kurang baik Tidak lulus/perlu revisi
10 - 29 Tidak baik Tidak lulus/perlu revisi
Data tentang hasil tes uji kompetensi membaca mahasiswa terhadap peningkatan

hasil belajar, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis korelasi (Sugiyono,

2007:274). Teknik analisis korelasi digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui
ada tidaknya pengaruh sebelum dan sesudah modul dikembangkan terhadap
peningkatan hasil belajar mahasiswa, khususnya pada kompetensi membaca.
Penghitungan tingkat pencapaian hasil penilaiannya, rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut.
n ∑ X i Yi − ( ∑ X i ) ( ∑ Yi )

r=

√(n ∑ Xi 2 − (∑ Xi )2 ) (n ∑ Yi 2 − (∑ Yi )2 )

dengan :

r = koefisien korelasi antara variabel X dan Y

n = jumlah sampel

X = variabel X
Y = variabel Y
Data tentang analisis hasil dampak pengembangan modul pembelajaran
membaca terhadap efektivitas pelaksanaan pembelajaran, dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis nonparametris (Sugiyono, 2007:127). Digunakan teknik
analisis nonparametris karena masalah yang dipersoalkan dalam penelitian ini adalah
mencari seberapa dampak pengembangan modul sebelum dan sesudah dikembangkan
terhadap efektivitas belajar mahasiswa��

A = nilai berubah dari cukup baik menjadi kurang


baik
D = nilai berubah dari kurang baik menjadi cukup
baik
A + D = jumlah total nilai yang berubah
E. Jurnal 5
Secara ringkas hasil penelitian yang ditemukan dalam kegiatan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dikemukakan sebagai berikut. Berdasarkan analisis data
hasil tanggapan/penilaian dari tim ahli, kelompok dosen, dan mahasiswa, perangkat
pembelajaran keterampilan membaca yang dikembangkan berdasarkan
pembelajaran kontekstual dinilai layak untuk sumber belajar pada matakuliah
Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Berdasarkan analisis data hasil tes
uji kompetensi keterampilan membaca, tiap unit modul keterampilan membaca dinilai
dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Berdasarkan analisis data tentang
dampak pengembangan perangkat pembelajaran keterampilan membaca terhadap
efektivitas perkuliahan, perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat membuat
proses perkuliahan berjalan lebih efektif.
Kajian temuan analisis data hasil tanggapan/penilaian dari tim ahli, kelompok
dosen, dan mahasiswa. Simpulan akhir yang dikemukakan dari hasil analisis
data tentang tanggapan/penilaian dari tim dinilai layak untuk sumber belajar pada
matakuliah Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Penilaian ini didapat
tidak secara serta- merta langsung layak dipakai oleh pengguna perangkat
pembelajaran, tetapi disela-sela sebelum mencapai kearah tercapai aslinya ditemukan
ketidaklayakan pakai. Oleh karena itu, ada tahapan kegiatan revisi produk, maka tiap
titik yang diketahui memiliki kelemahan dilakukan perbaikan, hingga akhirnya
mendapat temuan jawaban layak pakai. Menariknya jawaban tersebut dapat
menjadi modal perangkat pembelajaran yang dihasilkan melalui kegiatan penelitian
ini memiliki kebermaknaan yang relevan dengan kebutuhan pengguna (mahasiswa
dan dosen).
Berdasarkan analisis data hasil tes uji kompetensi keterampilan membaca, tiap
unit modul keterampilan membaca dinilai dapat meningkatkan prestasi belajar
mahasiswa. Temuan hasil penelitian yang mendapat jawaban seperti ini (dinilai dapat
meningkatkan prestasi belajar mahasiswa) sesungguhnya didapat tidak semudah kata-
kata itu. Jawaban tersebut didapat melalui liku-liku perjalanan yang panjang dan rumit.
Mengapa? Faktanya menyelaraskan kebutuhan bacaan yang isinya sesuai kebutuhan dan
sesuai konteks lukisan kehidupan para mahasiswa dan dosen yang berbeda latar
belakang kehidupannya tidaklah mudah. Inilah kendala yang cukup telak ditemukan,
yang mempengaruhi kegiatan penelitian tidak dapat berjalan lancar dan cepat selesai
sesuai program yang dirancang peneliti. Hampir tiap langkah peneliti mengalami
banyak kendala pada bagian ini, namun hasil akhir yang dapat diperoleh bahwa
pemilihan kesesuaian isi bacaan yang dipelajari mahasiswa ‘pengguna’ dengan
kebutuhan yang ada di lingkungannya, fakta dan realitanya hal ini dapat meningkatkan
prestasi belajar mahasiswa, baik untuk kepentingan meningkatkan prestasi belajar mata
kuliah yang terkait maupun untuk kepentingan meningkatkan prestasi belajar mata
kuliah yang lain ‘kurang terkait’.
Berdasarkan analisis data tentang dampak pengembangan perangkat
pembelajaran keterampilan membaca terhadap efektivitas perkuliahan, perangkat
pembelajaran yang dikembangkan dapat membuat proses perkuliahan berjalan lebih
efektif. Temuan jawaban penelitian ini yang dinilai oleh peneliti menjadi handalan
temuan yang sangat bermakna. Mengapa? Perangkat pembelajaran yang dikemas dalam
bentuk modul yang dikembangkan berdasarkan pembelajaran Kontekstual dapat
membawa dampak yang luar biasa hebatnya untuk meningkatkan efektivitas
perkuliahan. Jika di bagian sebelumnya peneliti temukan jawaban bahwa modul yang
disususun dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa, ternyata hal itu kejadian
yang biasa-biasa saja. Dimanakah letak hebatnya? Kegiatan perkuliahan yang disajikan
dalam bentuk kemasan model modul kegiatan belajar mahasiswa dapat terjadi tanpa
pengawalan dosen yang ketat, tidak seperti kegiatan perkuliahan yang disajikan dalam
bentuk kemasan bukan model modul. Dengan demikian, apabila dosen memiliki
kesibukan yang tidak dapat ditinggalkan kuliah tetap dapat berjalan sesuai program.
Apa yang ditemukan peneliti dalam kegiatan penelitian ini menjadi dasar
penguat temuan teoritis pada bagian kajian pustaka.

E. Jurnal 6
METODE RESEARCH AND DEVELOPMENT

Penelitian dan pengembangan (research and development-R&D) berasal dari


dua kata yaitu penelitian (research) dan pengembangan (development). Frase ini
merupakan gabungan 2 (dua) kata kerja yang memiliki tujuan aktivitas. Penelitian
(research) merupakan suatu mekanisme atau kegiatan ilmiah dengan mengikuti aturan-
aturan atau norma-norma penelitian yang sudah standar dan diakui secara universal;
sedangkan pengembangan (development) berarti suatu aktivitas yang merujuk pada
penambahan, peningkatan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas dari suatu kegiatan
atau objek yang menjadi kegiatan.
Pandangan keliru terhadap metode R&D dapat terjadi ketika peneliti yang
menggunakannya menginterpretasikan metode ini sesuai dengan susunan kata yakni
penelitian dan pengembangan. Mereka berasumsi ada dua kegiatan yang berlangsung
dalam suatu pekerjaan yaitu meneliti dan mengembangkan sesuatu. Dalam
konteks R&D sebagai suatu metode penelitian yang utuh. Penelitian dan
pengembangan adalah suatu kesatuan istilah yang secara kontekstual tidak dapat
dipisahkan antara kata penelitian (research) dan pengembangan (development) baik
secara struktur maupun arti/makna. Tentu penamaan tersebut terjadi karena penelitian
dan pengembangan mempunyai tujuan yang berbeda dengan jenis metode penelitian
yang lain.
Secara kontekstual, Borg dan Gall menjelaskan bahwa : Educational
research and Development (E-R&D) is a process used to develop and validate
educational product. This steps of this process are usually referred to as R&D cycle,
which consists of studying research findings pertinent to the product to be developed,
developing the product based on these findings, field testing it in the settings where it
will be used eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the field
testing stage (Borg dan Gall, 2003 :10-12). Artinya penelitian dan pengembangan
bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan produk penelitian yang valid
melalui proses atau langkah yang bersifat siklik dan berulang-ulang seperti pengujian
di lapangan, revisi produk hingga akhirnya menghasilkan produk yang sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam bagian lain Borg dan Gall menyatakan : Educational Research
and Development is an industry-based development model in which the findings of
the research are used to design view products and procedures , which then are
systematically field-tested, evaluated and refined until they meet specific criteria of
effectiveness or similar standards (Borg dan Gall, 2003 :10-12). Artinya, penelitian dan
pengembangan dalam bidang pendidikan adalah suatu desain penelitian yang bertujuan
untuk berbasis industri digunakan untuk merancang produk baru atau prosedur untuk
meningkatkan mutu pendidikan melalui proses uji lapangan untuk
menemukan efektivitas dan standarisasi yang telah ditetapkan secara akademik dan
empiris.

G. Jurnal 7
PENGUNAAN METODE RESEARCH AND DEVELOPMENT DALAM
PENELITIAN BAHASA INDONESIA DI PERGURUAN TINGGI

Memasuki bagian ini akan dipaparkan lebih lanjut relevansi metode penelitian
dan pengembangan ini bagi penelitian bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Dalam
konteks penelitian dan pengembangan, metode ini sangat relevan untuk memecahkan
masalah pendidikan. Metode ini merupakan jawaban kesenjangan antara hasil
penelitian dan praktek pendidikan atau hasil penelitian dasar dengan penelitian
terapan. Hal ini menunjukkan bahwa metode penelitian dan pengembangan dalam
bidang pendidikan mampu menjawab kesenjangan antara penelitian pendidikan yang
ada selama ini dengan praktek dan kondisi objektif di lapangan. Penelitian yang
dianggap kurang mempunyai kontribusi yang signifikan dalam peningkatan mutu
pendidikan, khususnya pendidikan mikro, sehingga penelitian dan pengembangan
dirujuk sebagai metode penelitian alternatif dalam pengembangan mutu dan
kualitas pendidikan. Penelitian ini kelihatannya merupakan suatu jenis penelitian
yang paling menjanjikan dan prospektif dalam meningkatkan pendidikan.
Borg dan Gall menyatakan ada sepuluh langkah dalam sebuah pelaksanaan
penelitian dan pengembangan dalam bidang pendidikan dari yang sangat awal
(preliminary) sifatnya hingga yang bersifat diseminasi hasil penelitian. Berikut
ini adalah langkah-langkah sistematis metode penelitian dan pengembangan menurut
Borg dan Gall : (1) need analysis, (2) planning, (3) developing preliminary form of
product, (4) preliminary field testing, (5) revising main product, (6) main field
testing, (7) operational product revision, (8) operational field testing, (9) final
product revision, dan (10) dissemination and implementation. (Borg dan Gall, 2003 :10-
12)
Secara operasional, langkah-langkah di atas dalam penelitian bahasa
Indonesia di perguruan tinggi diturunkan sebagai berikut : langkah pertama, peneliti
menyiapkan instrumen analisis kebutuhan untuk mahasiswa, dosen dan stakeholders.
Dilanjutkan dengan tes kemampuan awal siswa (pre-test). Langkah kedua, peneliti
melakukan perencanaan bahan ajar dengan mengacu pada tujuan khusus mengacu
pada hasil analisis kebutuhan dan juga aturan yang telah ditetapkan terkait
bahasa Indonesia sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK).
Langkah ketiga sampai kedelapan merupakan rangkaian proses pengembangan
bahan ajar bahasa Indonesia. Langkah ketiga menekankan proses pengembangan
produk awal dengan mengacu pada hasil analisis kebutuhan, tes kemampuan awal dan
tujuan khusus pembelajaran. Langkah keempat adalah melakukan pengujian
lapangan atas produk awal yang telah dihasilkan dengan uji lapangan dalam kelompok
kecil. Setelah mendapatkan masukan, maka di langkah kelima produk awal direvisi.
Tujuan revisi ini untuk menyempurnakan produk awal yang telah dilakukan uji
lapangan dan menyesuaikan dengan standar dan kebutuhan yang ada. Langkah keenam
yakni uji coba utama dilakukan untuk mengetahui apakah produk bahan ajar yang
sudah dirancan
3.2 Prosedur Penelitian

Sesuai dengan model pengembangan oleh Borg and Gall, maka ada beberapa
langkah-langkah yang diadaptasikan sebagai arah pengembangan dari
produk yang dihasilkan dalam penelitian kalian ini
Penelitian dimulai dengan menganalisa kebutuhan dari siswa. Kebutuhan itu
didasarkan kepada perihal hak dan kewajiban mereka dalam pendidikan
kesehatan reproduksi. Data didapatkan dengan wawancara terhadap guru dan
siswa, literatur yang terkait dengan kurikulum pendidikan kesehatan
reproduksi dan beberapa narasumber. Selanjutnya, penelitian dilanjutkan
dengan mendesain bahan ajar untuk workshop, termasuk di dalamnya
perangkat workshop pada saat pembelajaran berlangsung.
Setelah produksi atas purwarupa bahan ajar untuk workshop selesai, maka
dilakukanlah uji validasi oleh ahli yang telah ditunjuk. Jika diperlukan revisi,
maka produk yang sudah dibuat direvisi sesuai dengan saran ahli untuk
kemudian dilakukan uji coba produk. Desain pengembangan model Borg and
Gall pada penelitian ini memuat beberapa tahapan hal penting antara lain:
1. Tahap analisis

Pada tahapan ini, analisis dilakukan dengan studi literatur dan studi
lapangan. Studi literatur yang dilakukan bermaksud untuk mengkaji
beberapa literatur-literatur yang sudah ada sebagai bahan awal dalam
menyusun produk desain workshop. Literatur yang dimaksud bisa
berupa buku cetak maupun pedoman-pedoman lain yang menyangkut
tentang workshop dan kesehatan reproduksi. Sedangkan pada studi
lapangan bermaksud untuk mengumpulkan untuk kemudian dianalisis
kepada siswa, wali murid,guru dan beberapa ahli dalam pendidikan
kesehatan reproduksi. Model pengumpulan data tersebut dilakukan
dengan metode kuisionar maupun wawancara. Setelah data didapatkan,
maka hal yang selanjutnya adalah melakukan analisa untuk kemudian
ditindak lanjuti sebagai bahan desain pengembangan workshop.
2. Tahap perencanaan

Tahapan perencanaan dilakukan untuk menyusun hal-hal yang


berkaitan dengan penelitian mulai yang berkaitan langsung dengan
produk penelitian maupun segala perihal yang ikut mendukung
penelitian. Selain itu, skenario penelitian juga mulai dilakukan guna
mengefisienkan dan memaksimalkan proses penelitian yang
dilangsungkan.
3. Tahap perumusan desain

Pada tahapan ini, peneliti mulai merumuskan isi kurikulum yang


tercantum dalam pelaksanaan workshop. Perumusan desain juga dapat
membantu untuk memperjelas arah pembelajaran pada bahan ajar untuk
workshop pendidikan kesehatan reproduksi. tahapan ini memuat isi,
tujuan, dan storyboard mengenai pelaksanaan workshop.
4. Tahap pengembangan

Tahap pengembangan adalah tahapan dimana penelitian mulai


memproduksi produk pembelajaran. Produk pembelajaran yang dibuat
berupa e-book dengan menggunakan aplikasi flash dan produk media
cetak berupa modul.
5. Tahap Uji Ahli

Tahap penilaian merupakan tahapan produk yang sudah dibuat


diperiksa oleh ahli dalam hal ini dosen Magister Teknologi Pendidikan
Universitas Lampung. Hal ini dimaksudkan untuk mensuperfisi dari
produk yang sudah dibuat. Jika ternyata ditemukan beberapa celah yang
harus diperbaiki, maka produk yang sudah dibuat direvisi sehingga siap
untuk diuji-cobakan.
6. Tahap Uji Lapangan

Tahapan uji lapangan dilakukan untuk mengaplikasikan produk yang


sudah dibuat pada workshop pendidikan kesehatan reproduksi. Revisi
tetap dilakukan kepada produk setelah tahapan ini jika diperlukan.
Revisi bermaksud untuk menyesuaikan produk terhadap pelaksanaan
workshop.
58

7. Tahap Implementasi

Tahap implementasi berlangsung jika tidak ada revisi lagi terhadap


produk yang dihasilkan. Pada tahapan ini, produk sudah siap dilakukan
terhadap workshop pendidikan kesehatan reproduksi.

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada SMA DCC Global School Bandar Lampung dan
M.A. Al-Hidayah Pringsewu, Provinsi Lampung. Penelitian dilangsungkan
pada periode bulan Januari hingga Maret tahun 2013.

3.4 Subjek Uji Coba

Populasi dan sampel yang diambil adalah guru Mata Pelajaran Penjasorkes
dan siswa SMA/MA yang berada dalam sekolah para guru tersebut. Siswa
yang menjadi subjek uji coba sebanyak 15 anak dengan kemampuan
bervariatif dalam pemahaman tentang materi pendidikan kesehatan
reproduksi.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa data kuntitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif yang dianalisis berupa data nilai penguasaan
konsep dari para siswa. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data
pada penguasaan konsep diperoleh dari hasil belajar. Hasil belajar yang
dimaksud berupa nilai yang diperoleh siswa setelah mengerjakan tes dalam
bentuk pilihan jamak. Data kualitatif berupa angket atau kuisioner yang
diajukan kepada peserta didik.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur sesuatu


pada saat penelitian berlangsung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
kali ini ada tiga macam yaitu instrument untuk studi lapangan, instrument
untuk validasi ahli dan instrument untuk penilaian siswa terhadap workshop.
A. Instrumen studi lapangan
Instrumen studi lapangan memuat hal-hal yang dibutuhkan sebagai
pengumpul data sebelum membuat produk pembelajaran pada workshop
pendidikan kesehatan reproduksi. Instrumen berisi angket atau kuisioner
dan juga wawancara terhadap siswa, guru, wali murid dan juga beberapa
kesehatan reproduksi.
B. Instrument validasi ahli

Instrument validasi ahli adalah instrument yang digunakan untuk menilai


produk yang sudah dibuat oleh para ahli. Instrument ini menggunakan
rating scale sebagai penilaianya.
C. Instrumen penilaian siswa

Untuk melakukan penilaian terhadap siswa, maka dilakukan dua macam


test yaitu test penilaian terhadap workshop yang berlangsung dengan skala
Likert (menggunakan angket) dan juga test penguasan konsep siswa
(menggunakan test formatif).
3.7 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

3.7.1 Efektifitas Pembelajaran

3.7.1.1 Definisi Konseptual

Efektifitas pembelajaran adalah kemampuan siswa dalam mencapai


tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan sebelumnya. Efektifitas
pembelajaran berkaitan erat dengan perolehan hasil belajar siswa baik
pada aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.

3.7.1.2 Definisi Operasional

Efektifitas pembelajaran adalah penilaian terhadap penguasaan konsep


belajar siswa yang menggunakan bahan ajar berupa e-book pendidikan
kesehatan reproduksi untuk remaja jenjang Sekolah Menengah Atas.
Hasil data penguasaan konsep yang diperoleh selanjutnya dianalisis
nilai gain-nya untuk kemudian dianalisis dengan uji t berpasangan
(paired t-test). Uji ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
penguasaan konsep siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

3.7.2 Efisiensi Pembelajaran

3.7.2.1 Definisi Konseptual

Efisiensi pembelajaran adalah hal yang digunakan untuk mengukur


apakah produk yang dibuat mampu memberikan dampak besar dengan
modal seminimal mungkin. Dengan menggunakan sumber daya
seminimal mungkin, maka kemudian digunakan untuk memperoleh
keuntungan semaksimal mungkin.
3.7.2.2 Definisi Operasional

Efisiensi pembelajaran adalah penilaian tentang rasio penggunaan


waktu yang digunakan pada tiap fase penelitian. Pengukuran
dilakukan dengan cara membagi jumlah waktu yang diperlukan
dengan jumlah waktu yang dipergunakan.

3.7.3 Daya Tarik Pembelajaran

3.7.3.1 Definisi Konseptual

Daya tarik adalah pendeskripsian dari antusiasme pengguna produk


dalam penelitian. Daya tarik atas sebuah hal ditentukan oleh seberapa
sering pengguna ingin kembali menggunakan produk tersebut karena
adanya pengalaman yang menarik.

3.7.3.2 Definisi Operasional

Daya tarik adalah penilaian yang berkaitan dengan antusiasme siswa


dalam menggunakan produk hasil pengembangan yaitu bahan ajar
workshop pendidikan kesehatan reproduksi. Data diambil dengan cara
memberikan angket kepada siswa dengan kriteria skala kemenarikan
tertentu dan berkaitan dengan aspek dalam bahan ajar.

3.8 Validasi dan kisi-kisi instrumen

Validitas sebuah tes menurut Anderson (dalam Arikunto, 2011) bisa diraih
apabila tes tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur. Validasi
terhadap kisi-kisi instrumen dilakukan dengan pendekatan validasi logis yang
terdiri atas validasi isi (content validity) dan validasi konstruk (construct
validity). Validasi isi atau yang biasa disebut sebagai validasi kurikulum
merupakan validasi yang digunakan untuk mengukur kesesuaian soal dengan
membandingkanya pada isi kurikulum. Validasi dalam bentuk ini mengukur
apakah soal-soal yang diberikan sudah menunjukkan perwakilan dari isi
materi yang disampaikan. Validasi konstruk merupakan validasi yang
digunakan untuk mengukur apakah soal yang diberikan sesuai dengan tujuan
pembelajaran atau ciri-ciri dari domain tingkah laku yang hendak diukur.

3.9 Teknik Analisis Data

3.8.1 Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif diperoleh dari nilai pretest dan posttest. Nilai
pretest dan posttest kemudian diuji menggunakan One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test untuk mengetahui apakah data terdistribusi
normal. Uji normalitas sendiri merupakan uji yang dilakukan untuk
mendeteksi apakah data tersebut memiliki pola sebaran yang wajar atau
natural artinya data tersebut cenderung terpusat dan tidak menyimpang.
Uji Kolmogorov-Smirnov sendiri merupakan uji kenormalitasan data
berdasarkan frekuensi kumulatif, yaitu dengan membandingkan
distribusi teoritik dengan distribusi empirik. Setelah data dipastikan
berdistribusi normal, data nilai pretest dan posttest diuji menggunakan
Paired Samples T-Test untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan nilai
pretest (sebelum menggunakan bahan ajar untuk workshop) dengan
nilai posttest (setelah menggunakan bahan ajar untuk workshop).
Efektifitas penggunaan bahan ajar untuk workshop dilihat dari besarnya
rata-rata gain ternormalisasi. Tingkat efektifitas berdasarkan rata-rata
nilai gain ternormalisasi dapat dilihat pada Tabel.

Tabel 3.1 Nilai Rata-rata Gain Ternormalisasi dan Klasifikasinya

Rata-rata Gain Tingkat Efektifitas


Ternormalisasi Klasifikasi
〈 〉 Tinggi Efektif
〈 〉 Sedang Cukup Efektif
〈 〉 Rendah Kurang Efektif

(Hake, 1998: 3)

Besar rata-rata gain ternormalisasi dihitung dengan persamaan berikut:


〈 〉 〈


〈 〉

Keterangan:
〈 〉 gain ternormalisasi

〈 〉 nilai posttest

〈 〉 nilai pretest

= nilai maksimum

Analisis efisiensi penggunaan bahan ajar untuk workshop difokuskan


pada aspek waktu dengan membandingkan antara waktu yang
diperlukan dengan waktu yang digunakan dalam memahami komponen
yang ada di dalam bahan ajar dengan persamaan :
Tingkat efisiensi berdasarkan rasio waktu yang diperlukan terhadap
waktu yang dipergunakan dapat dilihat pada Tabel 3.2
Tabel 3.2 Nilai Efisiensi Pembelajaran dan Klasifikasinya

Nilai Efisiensi Klasifikasi Tingkat Efisiensi


>1 Tinggi Efisien
=1 Sedang Cukup Efisien
<1 Rendah Kurang Efisien

(Degeng, 2000: 174)

3.8.2 Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari sebaran angket untuk mengetahui kemenarikan


bahan ajar untuk workshop pendidikan kesehatan reproduksi. Kualitas daya
tarik dapat dilihat dari aspek kemenarikan dan kemudahan penggunaan yang
ditetapkan dengan indikator dengan rentang persentase sangat menarik (90%-
100%), menarik (70%-89%), cukup menarik (50%-69%), atau kurang
menarik (0%-49%). Adapun
persentase diperoleh dari persamaan

Jurnal 8. PENGERTIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN


Istilah penelitian pengembangan merupakan padanan makna dari kata Research dan
Development yang dalam bahasa Arabnya disebut dengan al-Bahts at-Tathwiry. Menurut

Borg dan Gall,1 penelitian pengembangan adalah suatu desain penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Penggunaan produk
pendidikan menurut mereka bukan saja terbatas pada pengembangan bahan ajar, misalnya
buku teks, film-film pembelajaran, tetapi juga pengembangan prosedur dan proses
pembeajaran, misalnya metode dan pengorganisasian pembelajaran. Bahkan menurut
penulis, produk pembelajaran yang dikembangkan juga bisa berupa perencanaan
pembelajaran (kurikulum dan silabus), tetapi bisa berupa instrumen asesmen dan lain
sebagainya. Tahapan- tahapan dari proses penelitian pengembangan ini biasanya mengacu

pada apa yang disebut dengan R & D cycle.2


Soenarto mengemukakan bahwa

R&D ini digunakan untuk mengatasi masalah pendidikan, meningkatkan efektivitas Proses

Belajar Mengajar (PBM) di kelas/laboratorium, dan bukan untuk menguji teori.3 Menurut
Richey dan Klien, tujuan penelitian pengembangan adalah untuk memperkuat dasar-dasar
empirik untuk mengkreasi produk, alat pembelajaran maupun non-pembelajaran, dan model-
model baru yang lebih baik. Secara lebih lenkap pernyataan Richey dan Klien sebagai
berikut.

”The systematic study of design, development and evaluation processes with the aim
of establishing an empirical basis for the creation of instructional and non-instructional
products and tools

and new or enhanced models that govern their development”.4

Di sinilah letak perbedaan antara penelitian eksperimental dan pengembangan. Apabila


penelitian pengembangan bukan untuk menguji teori, maka penelitian eksperimen dimaksudkan
untuk menguji teori. Dalam implementasinya, penelitian pengembangan berangkat dari
permasalahan pembelajaran di kelas yang membutuhkan sentuhan inovasi baik berupa produk
perangkat lunak maupun keras sebagai solusi alternatif. Oleh karena itu, tujuan penelitian
pengembangan pada dasarnya adalah untuk menghasilkan produk kreatif-inovatif untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan menghasilkan produk kreatif-inovatif untuk
memecahkan permasalahan pembelajaran. Sependapat dengan hal ini, Richey dan Klien
menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan perpaduan desain penelitian
kuantitatif dan kualitatif.
Cara kerja penelitian ini tidak hanya
tergantung pada problema dan pertanyaan penelitian, melainkan lebih terkait dengan produk
dan alat yang dihasilkan.
Sementara itu, penelitian eksperimen berangkat dari kehadiran model, teori, atau
proposisi baru yang masih perlu diuji kebenarannya. Untuk itu, substansi dalam latar belakang
masalah penelitian eksperimen diliputi oleh sikap skeptis peneliti terhadap eksistensi model,
teori, atau proposisi baru yang diklaim

sebagai yang paling efektif. Oleh karena itu, temuan dari penelitian eksperimen berupa
penolakan atau penguatan hipotesis yang dikemukakan. Temua yang dimaksud bisa
menolak pengaruh variabel X terhadap variabel Y atau mendukung pengaruh variabel X
terhadap variabel Y.
Borg dan Gall membedakan antara penelitian pendidikan dan penelitian

pengembangan pendidikan. Tujuan penelitian pendidikan tidak mengembangkan produk,


tetapi lebih mengacu pada penemuan pengetahuan baru (baik melalaui penelitian dasar atau
basic research) atau untuk menjawab pertanyaan tertentu tentang masalah- masalah praktis
(melalui penelitian terapan atau applied research). Namun demikian, menurut Borg dan Gall,

tidak sedikit penelitian terapan yang melibatkan pengembangan produk pendidikan.7


Menurut Borg dan Gall, secara

metodologis, R & D berkaitan dengan bidang teknologi pembelajaran.8 Teknologi


pembelajaran dapat didefinisikan sebagai penggunaan berbagai teknik penelitian yang
divalidasi untuk menghasilkan hasil belajar yang ditentukan sebelumnya. Bidang teknologi
pembelajaran difokuskan pada bahan dan perangkat keras audiovisual. Akan tetapi, akhir-
akhir ini, ia sangat dipengaruhi oleh R & D di bidang pendidikan dan oleh pesikologi
pembelajaran.

Jurnal 9. KARAKTERISTIK PENELITIAN PENGEMBANGAN


Penelitian pengembangan di bidang pendidikian sebagai penelitian yang output dan
outcomenya berupa produk pendidikan sebagi sulousi untuk peningkatan kualitas pembelajaran
memiliki karakteristik yang berbeda dengan penelitian pada umumnya, misalnya penelitian
deskriptif kualitatif maupun kuantitatif. Apabila penelitian deskriptif lebih bersifat perian data
yang sifatnya informatif praktis maupun teoretis, maka penelitian pengembangan dicirikan oleh
produk yang secara langsung dan sekaligus dirasakan dampaknya untuk peningkatan kualitas
pembelajaran berdasarkan data empiris di lapangan baik data kuantitiatif maupun kualitatif.
Secara normatif, Richey dan Klien mengemukakan bahwa ruang lingkup penelitian
pengembangan mencakup studi tentang proses dan dampak dari desain dan pengembangan
yang spesifik serta studi tentang proses desain dan pengembangan secara keseluruhan atau

komponen proses tertentu.9Terkait dengan uraian di atas, maka karakteristik penelitian


pengembangan adalah sebagai berikut.
1) Produk berbasis masalah Sebagaimana dikemukakan, bahwa output dari penelitian
pengembangan adalah produk (baca produk pendidikan). Akan tetapi, produk
yang dikembangkan tidak sembarang produk melainkan produk yang didesain sesuai
dengan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Akan tidak efektif,
manakala masalah utama yang dihadapi terkait dengan penggunaan bahan ajar, tetapi
produk yang dikembangkan instrumen asesmen atau media pembelajaran. Oleh karena itu,
dalam konteks seperti ini, studi pendahuluan (dirasah tamhidiyah) merupakan langkah
awal yang harus dilakukan dalam penelitian pengembangan sehingga produk yang
dihasilkan relevan dengan kebutuhan.
Menurut Soenarto, masalah itu menunjukkan suatu kesenjangan antara
”yang seharusnya” dengan ”kenyataan atau afktual, atau fakta empirik” yang dirasakan

oleh pendidik atau peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas/laboratorium.10


Selanjutnya dia menegaskan bahwa (a) masalah yang dipilih dapat diselesaikan dengan
menggunakan produk yang akan dihasilkan, (b) masalah yang dipilih adalah masalah
memiliki nilai inovatif dan bukan sesaat, dan memungkinkan ditemukannya produk
pembelajaran yang menarik, mudah digunakan, tersedia dana, dan alat pendukung, adanya
keahlian untuk merancang dan membuat produk, dan produk yang dihasilkan dipergunakan
untuk memecahkan masalah yang serumpun.
2) Uji Coba Produk
Sekalipun inti dari penelitian pengembangan adalah menghasilkan produk (produk
pendidikan), tetapi tidak serta merta produk itu langsung diklaim sebagai hasil yang
efektif untuk

Anda mungkin juga menyukai

  • Wa0014
    Wa0014
    Dokumen26 halaman
    Wa0014
    Yusniawati Yusniawati
    Belum ada peringkat
  • Halaman 33-35
    Halaman 33-35
    Dokumen4 halaman
    Halaman 33-35
    Yusniawati Yusniawati
    Belum ada peringkat
  • Ajar Hitung
    Ajar Hitung
    Dokumen17 halaman
    Ajar Hitung
    Yusniawati Yusniawati
    Belum ada peringkat
  • Inovasi 8
    Inovasi 8
    Dokumen23 halaman
    Inovasi 8
    Yusniawati Yusniawati
    Belum ada peringkat
  • Tugas Presektif Global
    Tugas Presektif Global
    Dokumen1 halaman
    Tugas Presektif Global
    Yusniawati Yusniawati
    Belum ada peringkat
  • Materi Online-5 PLH PDF
    Materi Online-5 PLH PDF
    Dokumen5 halaman
    Materi Online-5 PLH PDF
    Yusniawati Yusniawati
    Belum ada peringkat
  • Kisah Raja Haluoleo Kendari
    Kisah Raja Haluoleo Kendari
    Dokumen3 halaman
    Kisah Raja Haluoleo Kendari
    Yusniawati Yusniawati
    Belum ada peringkat
  • Cerpen
    Cerpen
    Dokumen47 halaman
    Cerpen
    Yusniawati Yusniawati
    100% (1)
  • Imunisasi
    Imunisasi
    Dokumen14 halaman
    Imunisasi
    Yusniawati Yusniawati
    Belum ada peringkat
  • Kisah Raja Haluoleo Kendari
    Kisah Raja Haluoleo Kendari
    Dokumen3 halaman
    Kisah Raja Haluoleo Kendari
    Yusniawati Yusniawati
    Belum ada peringkat
  • Dick and Carey
    Dick and Carey
    Dokumen5 halaman
    Dick and Carey
    Yusniawati Yusniawati
    Belum ada peringkat
  • 4.1 Kubus Dan Balok
    4.1 Kubus Dan Balok
    Dokumen3 halaman
    4.1 Kubus Dan Balok
    Yusniawati Yusniawati
    Belum ada peringkat