Anda di halaman 1dari 8

Nama : Maryani

NIM : 201851171
Tugas : Parasitologi - Kamis, 20.00
Dosen pengampu : Yulis Adriana, S.Si., M.Farm.

1. Sebutkanlah hospes perantara dan hospes definitif dari Toxoplasma Gondii !


Jawab :
 Hospes perantara :
 Manusia
 Burung
 Mamalia ( Sapi, Kambing, Domba, Tikus )
 Hospes definitif :
 Kucing ( termasuk famili felidae )
2. Jelaskan dengan ringkas morfologi dari Toxoplasma Gondii dilengkapi dengan
gambar !
Jawab :
Toxoplasma gondii merupakan protozoa obligat intraseluler, terdapat dalam tiga
bentuk yaitu takizoit (bentuk proliferatif), kista (berisi bradizoit) dan ookista (berisi
sporozoit)
 TAKIZOIT
Bentuk takizoit menyerupai bulan sabit dengan ujung yang runcing dan ujung lain
agak membulat. Ukuran panjang 4-8 mikron, lebar 2-4 mikron dan mempunyai
selaput sel, satu inti yang terletak di tengah bulan sabit dan beberapa organel lain
seperti mitokondria dan badan golgi. Bentuk ini terdapat di dalam tubuh hospes
perantara seperti burung dan mamalia termasuk manusia dan kucing sebagai
hospes definitif. Takizoit ditemukan pada infeksi akut dalam berbagai jaringan
tubuh. Takizoit juga dapat memasuki tiap sel yang berinti.
 KISTA
Dibentuk di dalam sel hospes bila takizoit yang membelah telah membentuk
dinding. Ukuran kista berbeda-beda, ada yang berukuran kecil hanya berisi
beberapa bradizoit dan ada yang berukuran 200 mikron berisi kira-kira 3000
bradizoit. Kista dalam tubuh hospes dapat ditemukan seumur hidup terutama di
otak, otot jantung, dan otot bergaris. Di otak bentuk kista lonjong atau bulat, tetapi
di dalam otot bentuk kista mengikuti bentuk sel otot.

 OOKISTA
Berbentuk lonjong, berukuran 11-14 x 9-11 mikron. Ookista mempunyai dinding,
berisi satu sporoblas yang membelah menjadi dua sporoblas. Pada perkembangan
selanjutnya ke dua sporoblas membentuk dinding dan menjadi sporokista.
Masing-masing sporokista tersebut berisi 4 sporozoit yang berukuran 8 x 2 mikron
dan sebuah benda residu. Toxoplasma gondii dalam klasifikasi termasuk kelas
Sporozoasida, berkembang biak secara seksual dan aseksual yang terjadi secara
bergantian.
3. Jelaskan dengan ringkas daur hidup dari toxoplasma gondii beserta gambar !

Jawab :

Daur hidup Toxoplasma Gondii dibagi menjadi dua tahap, yaitu fase aseksual yang
terjadi di dalam sel berinti, dan fase seksual yang terjadi di dalam saluran pencernaan
kucing. Gamet yang telah mengalami pembuahan diperoleh dari reolikasi seksial di
dalam usus halus kucing, dan mengeluarkan ookista ke lingkungan hingga 18 bulan.
Ketika telah tercerna, ookista dan/atau jaringan dengan adanya kista akan pecah dan
menyerang sel sel pada dinding usus, dan sporozoit (yang dilepaskan dari ookista)
atau bradizoit (yang dilepaskan dari jaringan kista) berdiferensiasi menjadi takizoit,
yang merupakan bentuk replikasi versi cepat dari parasit tersebut. Takizooit ini dapat
terdeteksi pada leukosit dari host atau bersirkulasi secara bebas di dalam peredaran
darah.
4. Jelaskan 3 cara infeksi dari Toxoplasma Gondii !
Jawab :
 Toksoplasmosis Kongenital
Toksoplasmosis Kongenital muncul ketika infeksi Toxoplasma gondii didapat selama
masa kehamilan. Janin juga dapat terinfeksi melalui plasenta yang menghubungkan
maternal dan fetus dimana Toxoplasma gondii mencapai plasenta selama periode
tertentu pada ibu yang terinfeksi. Risiko infeksi toksoplasma terhadap fetus sangat
berhubungan dengan waktu infeksi maternalnya muncul.
 Toksoplasmosis Akuisita
Toksoplasmosis yang didapat selama hidupnya Infeksi pada orang dewasa
Faktor Penyebab:
• Menyentuh tangan-tangan pada mulut anda setelah berkebun, membersihkan
tempat kucing buang air besar, atau apa saja yang bersentuhan dengan feces
kucing
• Memakan daging mentah atau yang kurang masak, terutama daging babi, daging
kambing, atau daging rusa
• Menyentuh tangan-tangan pada mulut setelah kontak dengan daging mentah atau
setengah matang
 Infeksi yang dapat terjadi di laboratorium
Pada orang yang bekerja dengan binatang percobaan yang diinfeksi dengan T.
gondii, melalui jarum suntik dan alat laboratorium lain yang terkontaminasi dengan
T. gondii. Wanita hamil tidak dianjurkan untuk bekerja dengan T.gondii yang hidup.
Infeksi dengan T. gondii juga pernah terjadi waktu mengerjakan autopsi.

5. Jelaskanlah dengan ringkas patologi dan gejala klinis toxoplasma gondii !


Jawab :
Patofisiologi :
Toksoplasma masuk ke dalam tubuh manusia dalam bentuk oosit  (stadium infektif) dan
di usus halus kemudian berubah menjadi bentuk takizoid yang kemudian dapat
menginvasi berbagai jaringan tubuh, seperti otot, otak, hati, paru dan plasenta. T.
gondii yang masuk ke dalam sel epitel usus kemudian bereplikasi. Penyebaran kuman T.
gondii dalam tubuh manusia adalah melalui migrasi antar jaringan secara langsung
ataupun melalui darah, serta “menumpang” pada leukosit.
Gejala klinis :
 Toksoplasmosis dapatan (akuisita) biasanya tidak diketahui karena jarang
menimbulkan gejala. Tetapi bila seorang ibu yang sedang hamil mendapat infeksi
primer, ada kemungkinan bahwa 50% akan melahirkan anak dengan toksoplasmosis
kongenital.
 Gejala yang dijumpai pada orang dewasa maupun anak-anak umumnya ringan. Gejala
klinis yang paling sering dijumpai pada toksoplasmosis dapatan adalah limfadenopati
dan rasa lelah, disertai demam dan sakit kepala. Pada infeksi akut, limfadenopati
sering dijumpai pada kelenjer getah bening daerah leher bagian belakang. Gejala
tersebut di atas dapat disertai demam, mialgia, malaise. Bentuk kelainan pada kulit
akibat toksoplasmosis berupa ruam makulopapuler yang mirip kelainan kulit,
sedangkan pada jaringan paru dapat terjadi pneumonia interstisial.
 Lesi pada susunan saraf pusat dan mata biasanya lebih berat dan permanen , oleh
karena jaringan ini tidak mempunyai kemampuan untuk berregenerasi .
 Kelainan pada susunan saraf pusat berupa nekrosis yang disertai dengan kalsifikasi
(pengapuran)
 Penyumbatan akuaduktus sylvii oleh karena ependimitis mengakibatkan hidrosefalus
pada bayi.
 Pada infeksi akut di retina ditemukan reaksi peradangan fokal dengan edema dan
infiltrasi leukosit yang dapat menyebabkan kerusakan total dan pada proses
penyembuhan menjadi parut dengan atrofi retina dan koroid disertai pigmentasi.

6. Apa perbedaan patologi toksoplasmosis akuisita dengan toksoplasmosis kongenital ?


Jawab :
Toksoplasmosi Akuisita :
 Toksoplasma masuk ke dalam tubuh manusia dalam bentuk oosit  (stadium infektif)
dan di usus halus kemudian berubah menjadi bentuk takizoid yang kemudian dapat
menginvasi berbagai jaringan tubuh, seperti otot, otak, hati, paru.  T. gondii yang
masuk ke dalam sel epitel usus kemudian bereplikasi.
 Biasanya asimtomatis( tidak menimbulkan gejala)
 Manifestasi klinis tersering berupa limfadenopati, rasa lelah, demam dan sakit kepala,
menyerupai mononukleosis infektiosa.
Toksoplasmosis Kongenital :
 Toksoplasma masuk ke dalam tubuh ibu hamil dalam bentuk oosit  (stadium infektif)
dan di usus halus kemudian berubah menjadi bentuk takizoid yang kemudian dapat
menginvasi jaringan plasenta.
 Hamil muda : abortus
 Hamil trimester II : stillbirth (kelahiran mati)
 Bila lahir hidup :
 Eritroblastosis, hidrops fetalis dan
 Trias klasik (hidrosefalus, retinokoroiditis dan perkapuran intra kranial) atau
 Tetrade Sabin (triad + kelainan psikomotorik)
 Gambaran klinis toksoplasmosis kongenital dapat bermacam-macam. Ada yang
tampaknya normal pada waktu lahir dan gejala klinisnya baru timbul setelah beberapa
minggu sampai beberapa tahun.
 Ada gambaran eritroblastosis fetalis (kelainan darah yang berpotensi mengancam
nyawa janin atau bayi baru lahir), hidrops fetalis (kondisi seirus pada janin yang
ditandai masuknya cairan ke dalam dua atau lebih rongga pada jaringan tubuh janin)
dan triad klasik

7. Jelaskan cara pengobatan toksoplasmosis akuisita dan toxoplasmosis kongenital. Cari


dosis masing masing obat yang digunakan !
Jawab :
Toksoplasmosis Akuisita :
 Pasien yang hanya memperlihatkan gejala limfadenopati tidak perlu terapi
spesifik kecuali jika terdapat gejala yang persistendan berat. Pasien dengan
okuler toxoplasmosis harus diobati selama
1 bulan dengan sulfadiazin dan pirimetamin.Preparat alternatif adalah kombinasi
klindamisin dan pirimetamin.
 Susunan pengobatan paling mutakhir mencakup pemberian :
 Pirimetamin dengan dosis awal 50–75 mg / hari, ditambahsulfadiazin 4–6 g / hari
dalam dosis terbagi 4.
 Pulakalsium folinat 10-15 mg / hari selama 6 minggu.
Semua preparat ini hanya bekerja aktif terhadapstadium takizoit padatoxoplasmosis.
Jadi setelah menyelesaikan pengobatan awal penderitaharus mendapat tertapi supresif
seumur hidup dengan

 Pirimetamin ( 25-50 mg )dan sulfadiazin ( 2–4 g ).Jika pemberian sulfadiazin


tidak dapat ditolerir dapat diberikan
kombinasi pirimetamin ( 75 mg / hari ) ditambahklindamisin ( 400 mg ) 3x /
hari.Pemberian pirimetamin saja ( 50-75 mg /hari ) mungkin sudah cukup untuk
terapisupresif yang lama. 
Toxoplasmosis Kongenital
 Neonatus yang terinfeksi secaracongenital dapat diobati dengan pemberian
pirimetamin oral ( 0,5–1 mg /kg BB ) dan sulfadiazine ( 100 mg / kgBB ).Di
samping itu terapi dengan golongan spiramisin ( 100 mg / kg BB )ditambah
prednisone ( 1 mg / kg BB ) juga memberikan respon yang baik untuk infeksi
congenital.
8. Jelaskanlah cara diagnosis toksoplasmosis !
Jawab :
 Menemukan parasit T. gondii dalam sediaan histologis.
 Isolasi parasit dari bahan kel. limfe, kemudi-an inokulasi pada mencit.
 Tes serologi :
 Tes warna Sabin Feldman
 Tidak langsung : IHA, IFA, ELISA.
 Test TORCH pada ibu hamil setiap bulan selama kehamilan.
 Deteksi DNA parasit dgn PCR.

9. Jelaskanlah epidemiologi dari penyakit toksoplasmosis? Kenapa makan daging kambing


dan sapi yang mentah atau kurang matang bisa kena penyakit toksoplasmosis?
Jawab :
 Penyakit ini tersebar di seluruh duniakarena kemampuannya untuk menimbulkan
infeksi yang pada hakekatnya bisa mengenai setiap sel penjamu yang berinti.T.gondii
dapat menginfeksi sejumlah mamalia dan burung. Sero prevalensinya tergantung pada
kondisi setempat dan usia populasinya. Umumnya kondisilingkungan yang panas dan
kering disertaidengan prevalensi infeksi yang rendah.Tanah merupakan sumber
infeksi untuk herbifora seperti kambing, domba, dan babi.
Di Indonesia prevalensi zat anti T. gondii yang positif pada manusia 2 % – 63%.
 Prevalensi zat anti pada binatang :
 Kucing 35 % - 73%,
 Anjing 75%
 Babi 11% -36%,
 Ternak lain < 10%
 Kambing 11%-61%
 Keadaan toksoplasmosis di suatu daerah dipengaruhi banyak faktor, antara lain :
 Kebiasaan makan daging kurang matang,
 Memelihara kucing
 Adanya tikus dan burung
 Adanya vektor : lipas atau lalat.
 Cacing tanah.

 Makan daging kambing dan sapi yang mentah atau kurang matang bisa kena penyakit
toksoplasmosis karena kambing atau sapi memakan rumput yang terkontaminasi oleh
tinja kucing yg terinfeksi toksoplasma gondii yang dimana daging sapi atau kambing
tersebut sudah terinfeksi toksoplasma gondii. Jika daging sapi atau kambing yang
dikonsumsi manusia tidak dimasak sampai matang maka toksoplasma gondii masih
ada di daging sapi atau kambing tersebut dan dimakan oleh manusia toksoplasma
masuk ke dalam tubuh manusia dan menginfeksi yang menyebabkan penyakit
toksoplasmosis.

Anda mungkin juga menyukai