Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN RISET DESAIN ARSITEKTUR

Analisis Tingkat Kenyamanan pada

Lobby Gedung Rental Office Suara Merdeka

Dosen Pembimbing:

Edward Endrianto Pandelaki, ST, MT, Ph.D

Dosen Koordinator Mata Kuliah

Riset Desain Arsitektur:

Ir. Dhanoe Iswanto, MT.

Disusun Oleh:

Aghni Hauna Aghniya

21020117130097

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, Rental Office atau yang lumrah disebut kantor sewa merupakan bisnis yang
telah menjamur di berbagai kota, terutama kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, maupun
Semarang. Kehadiran rent office ini menjadi solusi bagi perusahaan-perusahaan yang
membutuhkan ruang untuk mengembangkan usaha mereka. Disertai dengan perkembangan
teknologi, rent office pun tidak semata-mata menyediakan ruang yang dapat disewakan untuk
bekerja, namun dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memadai dan tentunya menunjang
kegiatan perkantoran yang dibutuhkan oleh perusahaan penyewa. Sehingga kenyamanan dalam
menggunakan rent office semakin bertambah.

Merupakan area perkantoran, tentu Rental Office memiliki banyak pengunjung atau tamu
penting yang setiap waktu datang dan melakukan kegiatan kunjungan maupun berbisnis. Tentu
pengunjung yang datang pun beragam, mulai dari klien, partner bisnis, maupun orang-orang yang
memiliki pengaruh penting dalam bisnis perusahaan yang berada di dalam gedung Rental Office
tersebut. Saat kedatangan, para pengunjung atau tamu ini akan menjejakkan kaki terlebih dahulu
ke bagian lobi sebagai ruang penerima sebelum melanjutkan ke kantor yang dituju. Tentu hal ini
menjadi sangat penting, mengingat impresi pertama dari tamu akan jatuh kepada lobi Rental Office
tersebut. Impresi ini juga berpotensi untuk memengaruhi sudut pandang tamu terhadap office yang
menyewa ruang pada gedung Rental Office yang sedang dikunjunginya. Impresi ini merupakan
salah satu hal yang berkaitan erat dengan kenyamanan yang diterima pengguna lobi Rental Office.
Tentunya pengaruh dari lobi Rental Office ini cukup menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh
seorang arsitek dalam merancang desain lobi Rental Office. Meski tampak sepele, namun hal-hal
kecil yang terlewat bisa jadi merupakan faktor utama yang memengaruhi kegiatan bisnis maupun
hal negosiasi lainnya yang terjadi di dalam perusahaan.

Maka dari itu, analisis mengenai tingkat kenyamanan lobi Rental Office ini diperlukan, agar
dapat diketahui hal-hal dan faktor-faktor yang memengaruhi kenyamanan dari lobi Rental Office,
sehingga dapat menjadi acuan dan bahan evaluasi untuk lobi Rental Office Suara Merdeka menjadi
lebih baik dan berkembang di kemudian hari.
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian adalah :

1. Apakah para pengguna ruang sudah merasa nyaman dengan lobi rental office yang
tersedia saat ini?

2. Seberapa nyaman para pengguna ruang berada di lobi rental office tersebut?

3. Apakah yang membuat pengguna ruang merasa tidak nyaman dengan lobi rental office
saat ini?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui tingkat kenyamanan para pengguna lobi rental office Suara Merdeka
berdasarkan fasilitas dan arsitektur yang ada

2. Mengetahui faktor-faktor kenyamanan yang paling utama dalam lobi rental office Suara
Merdeka

3. Mengetahui hal-hal yang paling memengaruhi ketidaknyamanan pada lobi rental office
Suara Merdeka

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui tingkat kenyamanan sebuah lobi rental office berdasarkan fasilitas dan
secara arsitektural

2. Sebagai acuan dan referensi pengetahuan dalam merancang lobi rental office

1.5 Batasan Penelitian

Batasan dari penelitian yang digunakan sebagai obyek studi:

1. Obyek penelitian terdapat pada Suara Merdeka Tower yang merupakan salah satu rent
office di Semarang

2. Obyek pembahasan mencakup aspek-aspek fisik/non fisik pada obyek Suara Merdeka
Tower
3. Substansi pembahasan terkait dengan tingkat kenyamanan pada lobi rental office Suara
Merdeka dengan penilaian berdasarkan fasilitas dan arsitektur pada ruang lobi tersebut.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Rental Office

Kantor sewa atau yang biasa disebut Rental Office, menurut Hunt 1980, hal 381, adalah
suatu bangunan yang didalamnya terjadi interaksi bisnis dengan pelayanan serta profesional.
Didalamnya terdiri dari ruang-ruang dengan fungsi yang sama, yaitu fungsi kantor dengan status
pemakai sebagai penyewa atas ruang yang digunakan.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kantor adalah balai (gedung, rumah,
ruang) tempat mengurus suatu pekerjaan (perusahaan dsb). Sewa adalah pemakaian sesuatu dengan
memakai uang sewa. Jadi kantor sewa adalah ruang, gedung yang dipakai dengan membayarkan
sejumlah uang.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa Rental Office atau Kantor Sewa merupakan suatu
bangunan yang terdiri dari ruang-ruang yang berfungsi sebagai kantor, dengan status pemakai
adalah penyewa yang membayarkan sejumlah uang untuk ruang yang disewanya.

2.2 Tinjauan Umum Lobi (Lobby)

Lobby merupakan terjemahan bahasa Inggris dari kata lobi. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, lobi diatikan dengan ruang teras di dekat pintu masuk hotel (bioskop dan sebagainya)
yang dilengkapi dengan perangkat meja kursi yang berfungsi sebagai ruang duduk atau ruang
tunggu. Sedangkan menurut sejarah, kata lobi digunakan pada tahun 1640 yang berarti ruangan
masuk yang besar dalam gedung umum. Secara singkat, diartikan bahwa lobi merupakan ruangan
besar di dekat pintu masuk yang dilengkapi perangkat untuk duduk atau menunggu di dalam
gedung.

2.3 Tinjauan Umum Kenyamanan

2.3.1 Pengertian Kenyamanan

Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprenhensif seseorang terhadap


lingkungannya. Manusia menilai kondisi lingkungan berdasarkan rangsangan yang masuk ke
dalam dirinya melalui kelima indra melalui syaraf dan dicerna oleh otak untuk dinilai. Dalam hal
ini yang terlibat tidak hanya masalah fisik biologis namun juga perasaan. Suara ,cahaya,bau,suhu,
dan lain lain rangsangan ditangkap sekaligus,lalu diolah oleh otak. Kemudian otak akan
memberikan penilaian relatif apakah kondisi itu nyaman atau tidak. Ketidaknyamanan si satu factor
dapat ditutupi oleh faktor lain (Satwiko, 2009).

Sedangkan menurut Sanders dan McCormick (1993) menggambarkan konsep kenyamanan


bahwa kenyamanan merupakan suatu kondisi perasaan dan sangat tergantung pada orang yang
mengalami situasi tersebut. Kita tidak dapat mengetahui tingkat kenyamanan yang dirasakan orang
lain secara langsung atau dengan observasi melainkan harus menanyakan langsung pada orang
tersebut mengenai seberapa nyaman diri mereka,biasanya dengan menggunakan istilah-istilah
seperti agak tidak nyaman,mengganggu,sangat tidak nyaman atau mengkhawatirkan.

Sehingga didapat kesimpulan bahwa kenyamanan merupakan penilaian sesorang terhadap


lingkungannya di sebuah situasi berdasarkan rangsangan panca indera yang memengaruhi kondisi
perasaan dari orang yang mengalami situasi tersebut.

2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kenyamanan

Menurut hakim (2006) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenyamanan antara lain:

a). Sirkulasi

Kenyamanan dapat berkurang karena sirkulasi yang kurang baik, seperti tidak adanya
pembagian ruang yang jelas untuk sirkulasi manusia dan kendaraan bermotor, atau tidak
ada pembagian sirkulasi antara ruang satu dengan lainnya. Sirkulasi dibedakan menjadi dua
yaitu sirkulasi di dalam ruang dan sirkulasi diluar ruang atau peralihan antara dalam dan
luar seperti foyer atau lobby, koridor, atau hall.

b). Daya alam atau iklim

1. Radiasi matahari

Dapat mengurangi kenyamanan terutama pada siang hari, sehingga perlu adanya
peneduh.

2. Angin

Perlu memperhatikan arah angin dalam menata ruang sehingga tercipta pergerakan
angin mikro yang sejuk dan memberikan kenyamanan. Pada ruang yang luas perlu
diadakan elemen-elemen penghalang angin supaya kecepatan angin yang kencang
dapat dikurangi.

3. Curah hujan

Faktu curah sering menimbulkan gangguan pada aktivitas manusia di ruang luar
sehingga perlu disediakan tempat berteduh apabila terjadi hujan (shelter,gazebo).

4. Temperatur

Jika temperatur ruang sangat rendah maka temperatur permukaan kulit akan
menurun dan sebaliknya jika temperatur dalam ruang tinggi akan mengalami
kenaikan pula. Pengaruh bagi aktivitas kerja adalah bahwa temperatur yang terlalu
dingin akan menurunkan gairah kerja dan temperatur yang terlampau panas dapat
membuat kelelahan dalam bekerja dan cenderung banyak membuat kesalahan.

c). Kebisingan

Pada daerah yang padat seperti perkantoran atau industri, kebisingan adalah salah satu
masalah pokok yang bisa mengganggu kenyamanan para pekerja yang berada di sekitarnya.
Salah satu cara untuk mengurangi kebisingan adalah dengan menggunakan alat pelindung
diri (ear muff,ear plug).

d). Aroma atau bau-bauan

Jika ruang kerja dekat dengan tempat pembuangan sampah maka bau yang tidak sedap akan
tercium oleh orang yang melaluinya. Hal tersebut dapat diatasi dengan memindahkan
sumber bau tersebut dan ditempatkan pada area yang tertutup dari pandangan visual serta
dihalangi oleh tanaman pepohonan atau semak ataupun dengan peninggian muka tanah.

e). Bentuk

Bentuk dari rencana konstruksi harus disesuaikan dengan ukuran standart manusia agar
dapat menimbulkan rasa nyaman.

f). Keamanan

Keamanan merupakan masalah terpenting karena ini dapat mengganggu dan menghambat
aktivitas yang akan dilakukan. Keamanan bukan saja berarti dari segi kejahatan (kriminal),
tapi juga termasuk kekuatan konstruksi, bentuk ruang, dan kejelasan fungsi.
g). Kebersihan

Sesuatu yang bersih selain menambah daya tarik lokasi, juga menambah rasa nyaman
karena bebas dari kotoran sampah ataupun bau-bauan yang tidak sedap. Pada daerah
tertentu yang menuntut kebersihan tinggi, pemilihan jenis pohon dan semak harus
memperhatikan kekuatan daya rontok daun dan buah.

h). Keindahan

keindahan merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk memperoleh kenyamanan karena
mencakup masalah kepuasan batin dan panca indera. Untuk menilai keindahan cukup sulit
karena setiap orang memiliki persepsi yang berbeda untuk menyatakan sesuatu itu adalah
indah.dalam hal kenyamanan, keindahan dapat diperoleh dari segi bentuk ataupun warna.

i). Penerangan

Untuk mendapatkan penerangan yang baik dalam ruang perlu memperhatikan beberapa hal
yaitu cahaya alami, kuat penerangan, kualitas cahaya, daya penerangan, pemilihan dan
perletakan lampu. Pencahayaan alami disini dapat membantu penerangan buatan dalam
batas-batas tertentu, baik dan kualitasnya maupun jarak jangkauan dalam ruangan.

Anda mungkin juga menyukai