Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERDAGANGAN LUAR NEGERI


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Perekonomian Indonesia
Dosen Pengampu : Fivien Muslihatinningsih, S.E., M.Si

Oleh:
 Alifuddin Kemal Ahmad (170810101210)
 Nurul Fitriyani (180810101032)
 Mujammilatul Mukaromah (180810101042)

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga saya pada akhirnya bisa
menyelesaikan Makalah Perdagangan Luar Negeri ini tepat pada waktunya. Rasa terima kasih juga
kami ucapkan kepada Dosen Pengampu yang selalu memberikan dukungan serta bimbingannya
sehingga makalah ini dapat disusun dengan baik.

Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Kami juga
menyadari bahwa Makalah Perdagangan Luar Negeri ini juga masih memiliki banyak kekurangan.
Maka dari itu kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca sekalian demi penyusunan
makalah dapat lebih baik lagi.

Jember, 19 November 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perdagangan internasional berperan penting untuk memenuhi kebutuhan negara di dunia.


Terjadinya perdagangan internasional, maka diperlukan devisa. Perdagangan internasional diartikan
sebagai perdagangan antar atau lintas negara, yang terdapat ekspor dan impor di dalamnya
(Tambunan, 2001:1).Perdagangan internasional menjadi hal yang penting bagi perekonomian setiap
negara guna mensejahterakan rakyatnya.Perdagangan internasional memiliki peran yang penting
karena suatu negara tidak dapat memenuhi semua kebutuhan dalam negeri (Setiawan dan Sonia,
2016).Perdagangan internasional seperti kegiatan ekspor dan impor dilakukan masyarakat di era
globalisasi untuk memenuhi kebutuhan sehari- harinya.Ekspor dan impor menjadi salah satu kegiatan
penting dalam perekonomian negara. Devisa yang dihasilkan dari kegiatan ekspor dipergunakan untuk
membiayai kegiatan impor bahan baku serta barang modal dalam proses produksi guna membentuk
suatu nilai tambah. Perdagangan Internasional dapat menjadi permasalahan yang dihadapi pemerintah
Indonesia jika konsumsi akan barang atau jasa tersebut melebihi anggaran yang ditetapkan pemerintah
setiap tahunnya.Konsumsi akan barang-barang di luar negeri dan minimnya produksi yang di lakukan
Indonesia merupakan salah satu timbulnya masalah baru yang harus dihadapi Indonesia.
Dengan adanya perdagangan internasional, maka setiap negara yang ada di dunia dapat
melakukan pertukaran sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing negara, dengan tujuan agar
tidak terdapat kelebihan ataupun kekurangan sumber daya di masing-masing negara di
dunia.Hubungan kerjasama antar negara yang dilakukan Indonesia diawali pada masa orde baru yang
ditandai dengan perdagangan antar negara.Teori modern menyatakan bahwa adanya perbedaan relatif
faktor-faktor pemberian dan intensitas penggunaan pada produksi menyebabkan terjadinya
perdagangan internasional (Boediono, 2000:52).Indonesia merupakan salah satu negara yang
melakukan perdagangan internasional dikarenakan keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh
Indonesia.Harga barang-barang impor yang meningkat pesat namun cadangan devisa dalam negeri
mengalami penurunan serta kurs rupiah terhadap Indonesia yang melemah menyebabkan pemerintah
Indonesia semakin sulit untuk melakukan impor sesuai dengan permintaan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia,akan tetapi perdagangan internasional tetap menjadi
solusi untuk memecahkan permasalahan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat karena dengan
melakukan perdagangan internasional suatu negara juga dapat memperoleh banyak keuntungan
seperti memungkinkan suatu negara berspesialisasi dalam menghasilkan barang dan jasa yang
berkualitas dengan harga yang rendah, baik dari segi biaya bahan baku maupun produksinya, serta
ketika suatu negara tidak mampu menghasilkan barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan dalam
negeri maka negara tersebut akan melakukan impor barang dan jasa. Sistem yang dilakukan
perdagangan internasional yaitu dengan cara menginput barang-barang yang datang dari luar negeri
menuju ke suatu negara yang bertujuan untuk memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku di dalam
negara tersebut merupakan pengertian impor.
1.2 Rumusan Masalah
1. Analisis Perdagangan Luar Negeri dan Kesejahteraan
2. Analisis Kebijakan dan Masalah Perdagangan Luar Negeri
3. Analisis Mengenai Kecenderungan Perdagangan Luar Negeri
4. Analisis Mengenai Neraca Pembayaran Indonesia

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui hubugan perdagangan luar negeri dan kesejahteraan manusia
2. Untuk mengetahui kebijakan dan masalah yang terkait dalam perdagangan luar negeri
3. Untuk mengetahui kecenderungan perdagangan luar negeri
4. Untuk mengetahui neraca pembyaran Indonesia
2.1 Analisis Perdagangan Luar Negeri dan Kesejahteraan
Pengertian perdagangan internasional merupakan hubungan kegiatan ekonomi antarnegara
yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang atau jasa atas dasar suka rela dan saling
menguntungkan. Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu
negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama.
Di banyak negara,perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk
meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun,
dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik, tetapi baru dirasakan beberapa abad
belakangan.
Perdagangan Internasional pun turut mendorong industrialisasi, kemajuan transportasi,
globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional. Bila dibandingkan dengan pelaksanaan
perdagangan didalam negeri, perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan
tersebut antara lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan yang dapat
menghambat perdagangan, misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota barang
impor.
Selain itu kesulitan lainnya timbul karena adanya perbedaan budaya, bahasa, mata uang,
taksiran dan timbangan, dan hukum dalam perdagangan. Model Ricardian memfokuskan pada
kelebihan komparatif dan mungkin merupakan konsep paling penting dalam teori perdagangan
internasional.
Adam Smith dengan Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage) di mana sebuah
keunggulan mutlak atau absolut adalah jika suatu negara mutlak dapat menghasilkan sesuatu yang
lebih baik. Teori ini dilatarbelakangi oleh perbedaan sumber daya alam, perbedaan kualitas tenaga
kerja, perbedaan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), perbedaan jumlah penduduk,
perbedaan iklim, perbedaan pendapatan dan perbedaan modal yang dimiliki oleh berbagai negara di
dunia.

Model Adam Smith ini memfokuskan pada keuntungan mutlak yang menyatakan bahwa suatu
negara akan memperoleh keuntungan mutlak dikarenakan negara tersebut mampu memproduksi
barang dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan negara lain. Menurut teori ini jika harga barang
dengan jenis sama tidak memiliki perbedaan di berbagai negara maka tidak ada alasan untuk
melakukan perdagangan internasional.Adam Smith menganjurkan perdagangan bebas sebagai
kebijakan yang mampu mendorong kemakmuran suatu negara.

Ada juga teori yang di kemukakan oleh David Richardo, yaitu Teori Keunggulan


Komparatif (Comparative Advantage). Teori ini mengatakan bahwa setiap negara,akan memperoleh
hasil dari perdagangannya dengan mengekspor barang-barang atau jasa yang merupakan keunggulan
komparatif terbesarnya dan mengimpor barang-barang atau jasa yang bukan merupakan keunggulan
komparatifnya.

Beberapa sebab melakukan perdagangan internasional untuk mencapai suatu kesejahteraan:

1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri

Perbedaan iklim dan cuaca menyebabkan negara negara di dunia memiliki sumber daya yang
berbeda beda. Dengan perdagangan intersasional, Masyarakat dalam suatu negara dapat
mengkonsumsi barang yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri. Misalnya saja: Indonesia belum
dapat memproduksi mobil balap. Melalui perdagangan internasional,masyarakat bisa memperoleh
mobil balap dari negara yang memproduksinya, dengan cara mengimpornya dari negara pem-
produksi.

2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi


Sebab utama kegiatan perdagangan luar negri adalah untuk memperoleh keuntungan yang
diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama
jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut
mengimpor barang tersebut dari luar negri.Sebagai contoh : Amerika Serikat dan Jepang mempunyai
kemampuan untuk memproduksi kain. Akan tetapi, Jepang dapat memproduksi dengan lebih efesien
dari Amerika Serikat. Dalam keadaan seperti ini, untuk mempertinggi keefisienan penggunaan faktor-
faktor produksi, Amerika Serikat perlu mengurangi produksi kainnya dan mengimpor barang tersebut
dari Jepang. Dengan mengadakan spesialisasi dan perdagangan, setiap negara dapat memperoleh
keuntungan sebagai beriku. Faktor-faktor produksi yang dimiliki setiap negara dapat digunakan
dengan lebih efesien. Setiap negara dapat menikmati lebih banyak barang dari yang dapat diproduksi
dalam negeri.

3. Memperluas Pasar dan Menambah Keuntungan

Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan


maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya
harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan
mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.

4. Transfer Teknologi Modern

Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi
yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.

5. Kebutuhan Devisa

Perdagangan internasional juga dipengaruhi oleh faktor kebutuhan akan devisa suatu negara.
Dalam memenuhi segala kebutuhannya setiap negara harus memiliki cadangan devisa yang digunakan
dalam melakukan pembangunan, salah satu sumber devisa adalah pemasukan dari perdagangan
internasional.

2.2 Analisis Kebijakan dan Masalah Perdagangan Luar Negeri

Pemberlakuan ACFTA atauASEAN-China Free Trade Area pada 1 Januari 2013 lalu
menimbulkan pro-kontra. Sebagian masyarakat menganggap ACFTA sebagai tantangan bagi
Indonesia untuk maju, namun sebagian lainnya menganggap ACFTA sebagai kado pahit di awal
tahun.

ACFTA menggunakan prinsip perdagangan bebas. Perdagangan bebas tersebut didefinisikan


sebagai tidak adanya hambatan buatan, yakni hambatan yang diterapkan pemerintah dalam
perdagangan antar individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang
berbeda.

Bagi pendukung ACFTA, kesepakatan ini akan bermakna besar bagi kepentingan geostrategis
dan ekonomis Indonesia dan Asia Tenggara secara keseluruhan (Kompas, Senin, 18 Januari 2010).
Namun bagi penentangnya, penerapan ACFTA dikhawatirkan bakal menghancurkan industri nasional.
Sebab, tarif bea masuk barang-barang dari China ke ASEAN, khususnya Indonesia menjadi nol
persen. Hal ini tentu akan mengancam industri dalam negeri dikarenakan produk China terkenal
dengan harga murah. Penerapan ACFTA memang membawa konsekuensi yang besar. Tanpa
kebijakan yang sistematis dan terarah, kesepakatan ACFTA hanya akan menjadi bumerang bagi
Indonesia.

Siap atau tidak, Indonesia harus membuka pasar dalam negeri secara luas kepada negara-
negara ASEAN dan Cina. Pendirian ACFTA akan mempunyai dampak kepada Indonesia, baik
dampak positif maupun negatif. Positifnya, Indonesia dengan mudahnya mendapatkan barang impor
hasil olahan China, dimana masyarakat Indonesia bisa memenuhi kebutuhannya yang tidak bisa
diproduksi dalam negeri. Namun, adanya ACFTA juga akan berdampak negatif terhadap
perekonomian dan masyarakat Indonesia. Salah satunya sifat ketergantungan terhadap barang impor
khususnya buatan China. Sebelum adanya perjanjian perdagangan bebas dengan Cina saja, kita sudah
mendapatkan hampir segala lini produk yang dipergunakan di rumah dan perkantoran bertuliskan
Made in China. Oleh karena itu, pemberlakuan pasar bebas ASEAN-China sudah pasti menimbulkan
dampak sangat negatif, diantaranya:

1. Serbuan produk asing terutama dari Cina dapat mengakibatkan kehancuran sektor-sektor
ekonomi yang diserbu. Padahal sebelum tahun 2009 saja Indonesia telah mengalami proses
deindustrialisasi (penurunan industri). Berdasarkan data Kamar Dagang dan Industri
(KADIN) Indonesia, peran industri pengolahan mengalami penurunan dari 28,1% pada 2004
menjadi 27,9% pada 2008. Diproyeksikan 5 tahun ke depan penanaman modal di sektor
industri pengolahan mengalami penurunan US$ 5 miliar yang sebagian besar dipicu oleh
penutupan sentra-sentra usaha strategis IKM (industri kecil menegah). Jumlah IKM yang
terdaftar pada Kementrian Perindustrian tahun 2008 mencapai 16.806 dengan skala modal Rp
1 miliar hingga Rp 5 miliar. Dari jumlah tersebut, 85% di antaranya akan mengalami
kesulitan dalam menghadapi persaingan dengan produk dari Cina.
2. Pasar dalam negeri yang diserbu produk asing dengan kualitas dan harga yang sangat bersaing
akan mendorong pengusaha dalam negeri berpindah usaha dari produsen di berbagai sektor
ekonomi menjadi importir atau pedagang saja.
3. Karakter perekonomian dalam negeri akan semakin tidak mandiri dan lemah. Segalanya
bergantung pada asing. Bahkan produk “sepele” seperti jarum dan peniti saja harus diimpor.
Jika banyak sektor ekonomi bergantung pada impor, sedangkan sektor-sektor vital ekonomi
dalam negeri juga sudah dirambah dan dikuasai asing.
4. Data menunjukkan bahwa tren pertumbuhan ekspor non-migas Indonesia ke Cina sejak 2004
hingga 2008 hanya 24,95%, sedangkan tren pertumbuhan ekspor Cina ke Indonesia mencapai
35,09%. Kalaupun ekspor Indonesia bisa digenjot, yang sangat mungkin berkembang adalah
ekspor bahan mentah, bukannya hasil olahan yang memiliki nilai tambah seperti ekspor hasil
industri. Pola ini malah sangat digemari oleh Cina yang memang sedang “haus” bahan
mentah dan sumber energi untuk menggerakkan ekonominya.
5. ACFTA akan membuat Indonesia mengalami deindustrialisasi, karena produk hasil industri
Indonesia kalah bersaing dengan produk China. Dampaknya, ketersediaan lapangan kerja
semakin menurun. Padahal setiap tahun angkatan kerja baru bertambah lebih dari 2 juta
orang, sementara pada periode Agustus 2009 saja jumlah pengangguran terbuka di Indonesia
mencapai 8,96 juta orang. Pengangguran besar-besaran pasti akan terjadi. Padahal salah satu
cara untuk menyerap tenaga kerja adalah melalui industri. Walhasil, perdagangan bebas yang
dijalani Pemerintah Indonesia pada hakikatnya adalah ‘bunuh diri’ secara ekonomi.

Dalam menghadapi masalah di atas beberapa kebijakan yang dapat dilakukan adalah:

1. Menciptakan biaya produksi yang rendah

Biaya produksi rendah bagi industri dalam negeri dapat diciptakan denganpertama,
menurunkan suku bunga pinjaman bank. Suku bunga pinjaman yang diterapkan di Indonesia
adalah sebesar 13,6 persen. Suku bunga tersebut dianggap terlalu tinggi dan membebani para
pengusaha, terutama pengusaha UKM. Bunga yang relatif tinggi memberikan keengganan bagi
perusahaan maupun perorangan untuk meminjam uang karena biayanya dianggap masih mahal.
Implikasi bunga pinjaman yang tinggi lainnya adalah akan menyebabkan sektor manufaktur sulit
bersaiang. Bunga pinjaman tersebut akan membebani ongkos kapital sehingga menaikkan biaya
produksi. Dan selanjutnya seperti yang telah disebutkan di atas yakni membuat biaya produksi
tinggi dan memaksa harga produk pun menjadi lebih mahal. Dengan demikian diperlukan
penurunan suku bunga pinjaman agar meringankan beban biaya produksi dan juga mendorong
pembukaan usaha-usaha baru agar terbuka kesempatan kerja yang lebih luas.

2. Memperbaiki infrastruktur

Ketersediaan jasa pelayanan infrastruktur berpengaruh terhadap pengurangan biaya produksi.


Penurunan kinerja infrastruktur berimplikasi pada terhambatnya distribusi barang dan jasa yang
menyebabkan kenaikan biaya angkut, sehingga biaya produksi meningkat. Hal inilah mengapa
perbaikan infrastruktur akan sangat menekan biaya produksi.

3. Pengembangan komoditas berbasis keunggulan komparatif dan kompetitif

Keunggulan di sektor perkebunan perlu mendapat perhatian khusus. Diperlukan


pengembangan produk-produk perkebunan bernilai tambah berupa olahan. Sehingga ekspor
komoditas perkebunan tidak lagi berupa bahan mentah, namun mempunyai nilai tambah yang
memberikan pendapatan yang lebih tinggi.

4. Pengembangan industri harus diarahkan pada basis kemampuan sumber daya manusia
termasuk penguasaan teknologi, inovasi dan kreativitas.
5. Ekspor bahan mentahseharusnya dibatasi.

Sebaliknya, ekspor barang-barang hasil pengolahan yang lebih memiliki nilai tambah harus
terus ditingkatkan selama telah memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sebaliknya, impor barang-
barang yang bisa mengancam industri dalam negeri harus dibatasi. Impor seharusnya hanya
terbatas pada barang-barang yang bisa memperkuat industri di dalam negeri. Kewajiban negara
adalah memastikan tersedianya bahan baku, energi, modal dan pembinaan terhadap pelaku
ekonomi rakyatnya.Negara juga wajib mengatur ekspor dan impor barang sehingga betul-betul
bisa mendatangkan kemaslahatan bagi masyarakat.

2.3 Analisa Kecenderungan Perdagangan Luar Negeri


Analisis Kecenderungan Perdagangan Luar Negeri
Terdapat sejumlah konsep atau teori yang menjelaskan faktor-faktor apa yang mendorong
terjadinya perdagangan antar negara, mengapa perdagangan antar negara bisa menguntungkan kedua
belah pihak dann dalam produk-produk apa sebaiknya tiap negara berspesialisasi. Dari teori-teori
tersebut orang bisa mengambil prinsip-prinsip yang bisa menjadi pedoman dalam melaksanakan
perdagangan internasional.
a)      Teori Perdagangan Klasik
1.      Teori Keunggulan Multak (Absolute Advantage)
Adalah bahwa suatu negara akan melaksanakan spesialisasi dana negara tersebut memiliki
keunggulan absolut dan tidak memproduksi atau melakukan impor tehadap jenis barang lain di mana
negara tersebut tidak memiliki keunggulann absolut terhadap negara lain yang memproduksi barang
sejenis. Dengan kata lain, suatu negara akan mengekspor (impor) suatu jenis barang jika negara
tersebut dapat (tidak dapat) membuatnya lebih efisien atau murah di bandingkan negara lain. Jadi teori
ini menekankan bahwa efisiensi dalam penggunaan input, misalnya tenaga kerja, dalam proses
produksi sangat menentukan keunggulan atau daya saing. Tingkat keunggulan diukur berdasarkan
nilai tenaga kerja yang sifatnya homogen.
2)      Teori Keunggulan Komparatif (comparative advantage)

Sering dijumpai bahwa suatu negara yang efisien dalam memproduksikan suatu barang, juga efisien
dalam memproduksikan barang-barang lain. Ini disebabkan, misalnya oleh penggunaan teknologi
dan mesin-mesin yang lebih efisien atau tenaga kerja yang trampil. Negara tersebut mempunyai
keunggulan mutlak dalam produksi semua barang. Dalam hal ini, menurut David Ricardo, yang
berlaku adalah teori keunggulan komparatif. Suatu negara hanya akan mengekspor barang yang
mempunyai keunggulan komparatif tinggi dan mengimpor barang yang mempunyai keunggulan
komparatif rendah. 

3)      Teori Proporsi Faktor Produksi


Dasar pemikian teori faktor-faktor proporsi dari Hecksher dan Ohlin bahwa perdagangan antara dua
negara terjadi karena adanya perbedaan alam opportunity cost antara dua negara tersebut terjadi
karena adanya perbedaan dalam jumlah faktor produksi yang dimilikinya. Misalnya, Indonesia tanah
lebih luas dan bahan-bahan baku serta tenaga kerja (unskilled) lebih banyak dari pada Singapura.
Sedangkan di Singapura memiliki tenaga kerja (skilled) lebih banyak. Jadi teori ini menyatakan
bahwa suatu negara akan atau sebaiknya mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor
produksi yang relatif banyak (harga relatif faktor produksi tersebut murah), sehingga barang-barang
tersebut harganya murah. Indonesia sebaiknya mengekspor barang-barang yang padat karya atau
padat bahan baku yang melimpah, seperti minyak dan komoditi pertanian.
b). Teori Perdagangan Modern
1. Teori Keunggulan Kompetitif (competitive advantage)
            The Competitive Advantage of Nations, 1990 yang dikemukakan oleh Michael E. Porter
adalah tentang tidak adanya  korelasi langsung antara dua faktor produksi (sumber daya alam yang
tinggi dan sumber daya manusia yang murah) yang dimiliki suatu negara untuk dimanfaatkan menjadi
keunggulan daya saing dalam perdagangan. Ada empat atribut utama yang menentukan mengapa
industri tertentu dalam suatu negara dapat mencapai sukses internasional :
(1)   Kondisi faktor produksi
(2)   Kondisi permintaan dan tuntutan mutu dalam negeri 
(3)   Eksistensi industri pendukung, serta
(4)   Kondisi persaingan dan struktur perusahaan dalam negeri
            Selain itu, pemerintah juga berperan sentral dalam pembentukan keunggulan kompetitif.
Kebijakan seperti anti trust, regulasi, deregulasi atau pembeli juga sangat mempengaruhi persaingan
ini.
2.      Pendekatan Alternatif Dalam Teori Perdagangan
            Apa yang telah diuraikan di atas adalah teori atau pandangan mengenai perdagangan
internasional dari para ekonom yang disebut “main – stream economics” yang bersumber dari
pandangan kaum Klasikd an Nekolasik, yang tidak lain adalah ilmu ekonomi “liberal” (liberal
economics). Dalam kenyataan, menurut pandangan ini, selalu terdapat perbedaan “kekuatan ekonomi”
pihak-pihak yang melakukan perdagangan (hubungan ekonomi), ada unsur “kekuasaan monopoli”
(monopolistic power), yang bisa meerusak harmoni dan keseimbangan seperti yang digambarkan teori
Neoklasik, yang menimbulkan ketidakmerataan dalam pembanguan manfaat perdagangan bisa
beraneka ragam.

D. Analisa Hutang Luar Negeri


Hutang luar negeri diartikan sebagai penerimaan negara dalam bentuk devisa ataupun dalam bentuk
devisa yang dirupiahkan maupun dalam bentuk barang dan atau jasa yang diterima dari Pemberi
Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PPHLN) yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tetentu atau
hutang luar negeri adalah sumber pembiayaan negara yang berasal dari negara asing, badan/lembaga
keuangan internasional atau dari pasar uang internasional yang berbentuk devisa, barang, dan atau
jasa termasuk penjaminan yang mengakibatkan pembayaran di masa yang akan datang yang harus
dibayar kembali sesuai kesepakatan bersama.
Dalam rangka pencapaian tujuan suatu negara maka diperlu adanya program-program pembangunan
yang berkesinambungan dengan dana yang tidak sedikit jumlahnya. Salah satu syarat utama untuk
mencapai tujuan pembangunan adalah cukup tersedianya dana investasi. Kebutuhan dana investasi
tersebut secara ideal seharusnya dapat dibiayai dari dana (tabungan) dalam negeri. Tetapi dalam
kenyataannya seperti negara berkembang lainnya, Indonesia masih menghadapi masalah keterbatasan
modal dalam negeri yang dibutuhkan untuk pembiayaan pembangunan. Hal tersebut tercermin dengan
adanya  kesenjangan antara tabungan dalam negeri dengan dana investasi yang diperlukan. Untuk
menutup investasi yang diperlukan ini, pinjaman luar negeri merupakan salah satu sumber
pembiayaan pembangunan ekonomi Indonesia. Di samping itu, pinjaman luar negeri diperlukan dalam
upaya menutup kesenjangan antara kebutuhan valuta asing yang telah ditargetkan dengan devisa yang
diperoleh dari penerimaan hasil kegiatan ekspor.

Factor penyebab meningkat atau menurunnya utang Luar negeri Indonesia secara umum yaitu:
1.       Defisit Transaksi Berjalan (TB)
TB merupakan perbandingan antara jumlah pembayaran yang diterima dari luar negeri dan jumlah
pembayaran ke luar negeri. Dengan kata lain, menunjukkan operasi total perdagangan luar negeri,
neraca perdagangan, dan keseimbangan antara ekspor dan impor, pembayaran transfer. Transaksi
berjalan yang menurun tiap tahunnya, sebenarnya masih surplus, artinya seharusnya tidak perlu
melakukan pinjaman utang. Tetapi ada peramalan-peramalan yang mengatakan triwulan kedepan
defisit sehingga dibutuhkan utang pinjaman luar negeri, akhirnya indonesia kembali berhutang dan
semakin menambah hutang Indonesia terhadap luarg negeri. Dalam hal ini, peran pemerintah sangat
dibutuhkan sekali. Kebijaksanaa dalam menyelesaikan masalah juga sangat dibutuhkan. Dimana
pemerintah seharusnya memaksimalkan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia agar
menimimalisir import dari luar negeri dan juga mengurangi pinjaman laur negeri.
2.      Meningkatnya kebutuhan investasi
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka
waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Di samping
kelangkaan dana, meningkatnya utang LN juga didorong oleh perbedaan tingkat suku bunga. Hal
yang paling tidak dapat dihindari disini adalah perbedaan tingkat suku bunga, hal ini sangat
berpengaruh sekali dimana rupiah sebagai mata uang Indonesia nilai mata uangnya jauh di banding
negara-negara asing. Sehingga cukup sulit untuk mengendalikan hutang luar negeri. Karena
meningkatnyasemakin meningkatnya investasi yang terjadi, hal itu yang mendorong Indonesia untuk
berhutang karena tingkat suku bunga yang berbeda tersebut.
3.      Meningkatnya Inflasi
inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu)
berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Laju inflasi
mempengaruhi tingkat suku bunga, karena ekspektasi inflasi merupakan komponen suku bunga
nominal. Dengan rendahnya suku bunga maka minat orang untuk berinvestasi rendah, maka
pemerintah untuk memenuhi belanja negaranya melalui pinjaman luar negeri. Karena minat orang
Indonesia rendah pemerintah terpaksa melakukan utang luar negeri, kenaikan harga-harga barang
yang terus-menerus inilah yang menyebabkan orang enggan untuk berinvestasi.
4.      Struktur perekonomian tidak efisien - dengan alat ukur ICOR
Incremental capital output ratio (ICOR) adalah rasio antara investasi di tahun yang lalu dengan
pertumbuhan output (PDRB). ICOR mencapai 4,9 (1984 – 2011) yang seharusnya antara 3 – 3.5. Jadi
ada pemborosan sekitar 30%, karena  tidak efisien dalam penggunaan modal, maka memerlukan
invetasi besar. Hal ini akan mendorong utang luar negeri.

Dampak Hutang Luar Negeri Indonesia


Pertama, dampak langsung dari utang yaitu cicilan bunga yang makin mencekik. Kedua, dampak yang
paling hakiki dari utang tersebut yaitu hilangnya kemandirian akibat keterbelengguan atas keleluasaan
arah pembangunan negeri, oleh si pemberi pinjaman. Dapat dilihat pula dengan adanya indikator-
indikator baku yang ditetapkan oleh Negera-negara donor, seperti arah pembangunan yang ditentukan.
Baik motifnya politis maupun motif ekonomi itu sendiri.
a.    Dampak positif
Dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam upaya
menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, yang diakibatkan oleh pembiayaan
pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar. Dengan adanya utang luar negeri
membantu pembangunan negara Indonesia, dengan menggunakan tambahan dana dari negara lain.
Laju pertumbuhan ekonomi dapat dipacu sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Selain itu, hutang luar negeri bisa memberikan manfaat sebagai berikut:
1.    Membantu dan mempermudah negara untuk melakukan kegiatan ekonomi.
2.    Sebagai penurunan biaya bunga APBN
3.    Sebagai sumber investasi swasta
4.    Sebagai pembiayaan Foreign Direct Investment (FDI) dan kedalaman pasar modal
5.    Berguna untuk menunjang pembangunan nasional yang dimiliki oleh suatu negara
b.    Dampak Negatif
Dalam jangka panjang utang luar negeri dapat menimbulkan berbagai macam persoalan ekonomi
negara Indonesia, salah satunya dapat menyebabkan nilai tukar rupiah jatuh(Inflasi). Utang luar negeri
dapat memberatkan posisi APBN, karena utang luar negeri tersebut harus dibayarkan beserta dengan
bunganya, dan masih banyak akibat jangka panjang yang ditimbulkan pijaman luar negeri ini.

E. Analisis Perdagangan Luar Negeri (Globalisasi)


     Perdagangan internasional adalah pertukaran barang dan jasa antara dua atau lebih negara di pasar
dunia. Dewasa ini, hampir tidak ada negara yang mampu memenuhi semua kebutuhannya sendiri
tanpa mengimpor barang/jasa dari negara lain. Begitu pula, suatu negara yang memiliki surplus dapat
mengekspor produknya ke luar negeri. Dalam sistem perdagangan internasional, biasanya suatu
negara yang melakukan impor barang ke luar negeri tidak terorientasi kepada laba atau keuntungan,
akan tetapi pemenuhan kebutuhan akan barang terhadap masyarakat negara tersebut.

A.    Faktor-Faktor Pendorong Adanya Perdagangan Internasional


a.       Keanekaragaman Kondisi Produksi
Keanekaragaman kondisi produksi merujuk kepada potensi faktor-faktor produksi yang dimiliki suatu
negara. Dengan kata lain, melalui perdagangan, suatu negara dapat memperoleh barang yang tidak
dapat dihasilkannya di dalam negeri.
b.      Penghematan Biaya Produksi/Spesialisasi
Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara memproduksi barang dalam jumlah besar,
sehingga menghasilkan increasing returns to scale atau biaya produksi rata-rata yang semakin
menurun ketika jumlah barang yang diproduksi semakin besar.
c.       Perbedaan Selera
Sekalipun kondisi produksi di semua negara adalah sama, namun setiap negara mungkin akan
melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda.

B.     Komponen-Komponen Neraca Pembayaran


Necara pembayaran terdiri dari beberapa komponen, yaitu neraca barang (neraca perdagangan) dan
neraca jasa. Keduanya disebut neraca transaksi berjalan (current account) dan neraca modal.
a.    Neraca barang (Neraca Perdagangan)
Neraca barang disebut juga neraca transaksi berjalan (current account). Ekspor barang merupakan
transaksi kredit karena transaksi itu menimbulkan hak untuk menerima pembayaran (menyebabkan
terjadinya aliran uang atau dana masuk ke dalam negeri). Impor barang merupakan transaksi debet
karena menimbulkan kewajiban untuk melakukan pembayaran kepada negara lain (menyebabkan
aliran dana atau uang ke luar negeri).
b.  Neraca Jasa
Neraca jasa meliputi transaksi ekspor dan impor jasa. Ekspor jasa meliputi penjualan jasa angkutan,
turisme/pariwisata, asuransi, pendapatan investasi dan modal di luar negeri. Ekspor jasa termasuk
transaksi kredit. Impor jasa meliputi pembelian jasa dari penduduk negara lain, termasuk pembayaran
bunga, dividen atau keuntungan modal yang ditanam di dalam negeri oleh penduduk negara lain.
C.     Manfaat Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran
Adapun manfaat perdagangan internasional antara lain:
1.      Efisiensi penggunaan sumberdaya
2.      Perluasan konsumsi dan produksi
3.      Peningkatan produktifitas
4.      Sumber penerimaan negara
Globalisasi dan pertumbuhan ekonomi
            Globalisasi merupakan satu konsep yang sering dinyatakan orang masa kina , tetapi yang
menyatakan dan membahasnya mempunyai pengertian yang berbeda mengenai konsep tersebut, hal
ini karena terkait dengan berbagai bidang termasuk ekonomi , politik olah raga , social dan
sebagainya. Berdasarkan perisatiwa ekonomi yang berlaku diseluruh dunia semenjak selesainya
perang dunia II , maka globalisai dapat didefinisikan sebagaipeningkatan dalam saling ketergantungan
dalam keadaan dan kegiatan ekonomi diantara berbagai negara di dunia. Pengertian globalisai
terutama dikaitkan dengan perkembangan ekonomi sejak tahun 1970an, sehingga tingkat
ketergantungan antar berbagai negara semakin meningkat. Peningkatan keterbukaan berbagai negara
dalam menjalankan perdagangan luar negerinya sangat berperan dalam peningkatan globalisasi.
Berikut beberapa kebaikan globalisasi Produksi dunia dapat ditingkatkan.
1.      Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara
2.      Meluaskan pasar untukhasil produksi dalam negari
3.      Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
4.      Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
Kritik terhadap globalisasi bersumber dari efek buruk yang mungkin ditimbulkan oleh globalisasi.
berikut implikasi buruk dari globalisasi :
1.      Menghambat pertumbuhan sector industry manufakturing, salah satu dari efek perdagangan
bebas antara lai negara-negara berkembang tidak dapatmenggunakan tarif yang tinggi dan proteksi
kepada industry yang baru berkembang
2.      Memperburuk keadaan neraca pembayaran
3.      Sektor keuangan semakin tidak stabil
4.      Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
Kecenderungan Dalam Globalisasi
a.       Globalisasi ekonomi menjadi pertarungan pengembangan market share dari setiap unit
usahapada skala dunia.
b.      Masyarakat dunia dewasa ini sedang berubah dari era masyarakat industri memasuki ke era
masyarakat informasi. Masyarakat tidak bisa menutup diri karna teknologi informasi mampu
menembus batas-batas wilayah kekuasaan negara.
c.       Hubungan saling ketergantungan menyebabkan sistem ekonomi nasional cenderung menjadi
bagian sistem ekonomi global. Aktivitas ekonomi berlangsung dalam arus gerak barang, jasa dan uang
di dunia secara dinamis sesuai dengan prinsip ekonomi.
d.       Ketergantungan ekonomi yang sedang tumbuh berubah dari formasi hubungan antar negara
menjadi inter-region (antar blok). Kekuatan blok-blok ekonomi itu akhirnya akan menjadi ukuran
bargaining power tiap negara dalam perdagangan internasional.
Analisis Neraca Pembayaran Luar Negeri
            Neraca pembayaran (balance of payment) didefinisikan sebagai ringkasan yang sistematis
mengenai transaksi ekonomi dari suatu Negara dengan Negara lainnya (sisa dunia) selama periode
tertentu. Suatu negara atau warga negaranya akan melakukan aktifitas ekonomi, seperti mengekspor
atau mengimpor barang, membeli atau menjual surat berharga, melakukan investasi di luar negeri,
atau investor asing menanamkan modalnya di dalam negeri. Transaksi-transaksi tersebut akan
diringkaskan dalam neraca pembayaran. Untuk menyusun neraca pembayaran luar negeri atau neraca
pembayaran internasional, perlu dibedakan antara transaksi debit dengan transaksi kredit.
1.      Transaksi Debit adalah transaksi yang menimbulkan bertambahnya kewajiban bagi penduduk
negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk mengadakan pembayaran kepada
penduduknegara lain.
2.      Transaksi Kredit adalah transaksi yang menimbulkan bertambahnya hak bagi penduduk yang
mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk menerima pembayaran dari negara lain.
Neraca pembayaran terdiri dari tiga blok besar, yaitu:
1.      Rekening Transaksi Berjalan (current account).
Rekening transaksi berjalan meringkaskan transaksi barang, jasa, pendapatan dari investasi luar
negeri, dan transfer unilateral.
2.      Rekening Modal (capital account)
Rekening modal mengukur perbedaan antara penjualan asset keluar negeri dengan pembelian asset
dari luar negeri. Penjualan asset dicatat sebagai kredit karena mengakibatkan aliran kas masuk, dan
pembelian aset dicatat sebagai debit, karena mengakibatkan aliran kas keluar.
3.      Rekening Cadangan (reserve account).
Rekening cadangan mencerminkan transaksi yang melibatkan cadangan. Untuk membiayai impor,
suatu negara akan menggunakan (menjual) cadangannya. Cadangan tersebut biasanya adalah mata
uang kertas, emas, dan cadangan di IMF.
4.         Rekening Lainnya
Rekening lainnya mencakup rekening selain ketiga rekening tersebut.

Komponen-Komponen Neraca Pembayaran


Necara pembayaran terdiri dari beberapa komponen, yaitu neraca barang (neraca perdagangan) dan
neraca jasa. Keduanya disebut neraca transaksi berjalan (current account) dan neraca modal.
a.Neraca barang (Neraca Perdagangan)
Neraca barang disebut juga neraca transaksi berjalan (current account). Ekspor barang merupakan
transaksi kredit karena transaksi itu menimbulkan hak untuk menerima pembayaran (menyebabkan
terjadinya aliran uang atau dana masuk ke dalam negeri). Impor barang merupakan transaksi debet
karena menimbulkan kewajiban untuk melakukan pembayaran kepada negara lain (menyebabkan
aliran dana atau uang ke luar negeri).
b. Neraca Jasa
Neraca jasa meliputi transaksi ekspor dan impor jasa. Ekspor jasa meliputi penjualan jasa angkutan,
turisme/pariwisata, asuransi, pendapatan investasi dan modal di luar negeri. Ekspor jasa termasuk
transaksi kredit. Impor jasa meliputi pembelian jasa dari penduduk negara lain, termasuk pembayaran
bunga, dividen atau keuntungan modal yang ditanam di dalam negeri oleh penduduk negara lain.
Masalah dalam Analisis Neraca Pembayaran
a.       Seringkali mengabaikan antara transaksi internasional yang satu dengan yang lain, sehingga
ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran diasosiasikan dengan satu transaksi saja tanpa melihat
hubungannya dengan yang lain. Contoh: investasi di luar negeri dianggap menambah defisit neraca
pembayaran, karena menyebabkan terjadinya aliran modal keluar. Akan tetapi jika ditinjau lebih
lanjut, investasi ini nantinya akan menunjang kegiatan ekspor bahan mentah atau lainnya. Demikian
juga pemberian bantuan dari negara lain akan menambah defisit neraca pembayaran, padahal
kebanyakan bantuan (terutama dari negara maju) berupa bantuan dalam bentuk  uang yang
dibelanjakan di dalam negeri ataupun bantuan terikat yang artinya bantuan tersebut digunakan untuk
membeli barang-barang yang dihasilkan oleh negara pemberi bantuan.
b.      Surplus dalam transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik, sebaliknya defisit dianggap
jelek. Anggapan semacam ini tidak selalu benar. Defisit ataupun surplus di dalam transaksi yang
sedang berjalan tidak perlu dikhawatirkan selama defisit atau surplus tersebut diimbangi dengan aliran
modal masuk atau keluar dalam jumlah yang sama.
Manfaat neraca pembayaran antara lain:
a.       Membukukan seluruh transaksi ekonomi internasional yang terjadi antara penduduk dalam
negari dan penduduk luar negeri.
b.      Mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi internasional suatu negara.
c.       Mengetahui mitra usaha suatu negara dalam hubungan ekonomi internasional
d.      Mengetahui posisi keuangan internasional suatu negara.
e.       Indikator yang akan dipertimbangkan oleh negara donor untuk memberikan bantuan keuangan.
f.       Indikator fundamental ekonomi selain tingkat inflasi, pertumbuhan GNP dan sebagainya.
g.      Sebagai bahan pertimbangan pemerintah dalam; mengambil langkah-langkah dibidang
ekonomi; mengambil kebijakan dibidang moneter dan fiskal; mengetahui pengaruh hubungan
ekonomi internasional terhadap pendapatan nasional; mengambil kebijakan dibidang politik
internasional

2.4 Analisa Mengenai Neraca Pembayaran Indonesia


Analisis neraca pembayaran Indonesia
Neraca pembayaran merupakan neraca yang menunjukan bagaimana kegiatan yangdijalankan oleh
negara dengan sistem ekonomi terbuka yaitu kegiatan ekspor dan imporberlangsung selama periode
tertentu. Neraca pembayaran adalah suatu catatan alirankeuangan yang menunjukkan nilai transaksi
perdagangan dan aliran dana yang dilakukan diantara suatu negara dengan negara lain dalam satu
tahun tertentu, atau neraca pembayarandapat didefinisikan sebagai suatu ringkasan pembukuan yang
menunjukkan aliranpembayaran yang dilakukan dari negara – negara lain ke dalam negeri, dan dari
dalam negerike negara – negara lain dalam satu tahun tertentu. Neraca pembayaran perlu dianalisis
karenaapabila neraca pembayaran mengalami apa yang disebut dengan ketidakseimbangan, yaitusuatu
kondisi dimana uang yang dibayarkan dari dalam negara lebih besar dibandingkandengan uang yang
diterima dari negara lain, maka akan dapat menimbulkan berbagai macamdampak negatif, seperti kurs
valuta asing yang tidak stabil, hingga ke perkembangan kondisiekonomi yang menjadi menurun.
[ CITATION Par \l 1057 ]Neraca pembayaran dibedakan menjadi dua bagian utama antara lain,
neraca berjalanyang terdiri dari ekspor dan impor barang, ekspor dan impor jasa, serta pembayaran
pindahanneto ke luar negeri, dan neraca modal yang biasanya meliputi aliran modal jangka
panjang,dan aliran modal keuangan swasta. Selain itu juga terdapat neraca keseluruhan dimana
neracaini menunjukan aliran pembayaran dan investasi yang masuk ke dalam suatu negara dalamsuatu
waktu tertentu dan aliran pembayaran dan investasi yang keluar ke negara atau kenegara lain.Neraca
Pembayaran Indonesia (NPI) untuk keseluruhan tahun 2010 mengalami surplussebesar $30.342 juta.
Transaksi berjalan memberikan kontribusi terhadap surplus ini sebesar$5.144 juta, sedangkan
transaksi modal dan keuangan memberikan kontribusi sebesar$26.526 juta. Kinerja transaksi berjalan
ditopang oleh kenaikan ekspor nonmigas yangmelampaui kenaikan impor nonmigas, seiring dengan
terus berlangsungnya proses pemulihanekonomi global serta membaiknya harga sejumlah komoditas
ekspor unggulan. Sementaraitu, transaksi modal dan keuangan mengalami kenaikan surplus yang
sangat signifikan,terutama berasal dari surplus pada komponen investasi langsung dan investasi
lainnya.Sejalan dengan perkembangan NPI dimaksud, jumlah cadangan devisa pada akhir periode
naik dan mencapai $96.207 juta. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya surplus padaNPI
tahun 2010 antara lain:
Proses perbaikan ekonomi dunia, terutama mitra dagang utama Indonesia, yang terus berjalan
menyebabkan ekspor nonmigas terus meningkat.

 Komponen Neraca Pembayaran
Berdasarkan neraca pembayaran kita dapat mengetahui bahwa neracadibagi ke dalam beberapa transa
ksi ekonomi internasional. Secara garis besartransaksi ekonomi internasional (luar negeri) atau pos-
pos dasar suatu negaradapat dibedakan sebagai berikut :
a. Transaksi Dagang (Trade Account) 
Transaksi dagang adalah semua transaksi ekspor dan impor barang-barang (merchandise) dan jasa-
jasa. Transaksi dagang dibedakan menjaditransaksi barang (visible trade)
yang merupakan transaksi ekspor danimpor barang dagangan, dan transaksi jasa
(invisible trade)yangmerupakan transaksi eskpor dan impor jasa. Untuk transaksi ekspor dicatat
di sisi kredit, sedangkan transaksi impor dicatat di sisi debit.
b. Transaksi Pendapatan Modal (Income on Investment) 
Transaksi pendapatan modal
adalah semua transaksi penerimaan atau pendapatan yang berasal dari penanaman modal di luar neger
i serta penerimaan pendapatan modal asing di negeri kita. Pendapatan tersebutdapat berupa bunga, div
iden, dan keuntungan lain. Penerimaan bunga dan  10
dividen merupakan transaksi kredit, sedangkan pembayaran bunga dan
dividen kepada penduduk negara asing merupakan transaksi debit.
c. Transaksi Unilateral (Unilateral Transaction) 
 Transaksi unilateral
adalah transaksi sepihak atau transaksi satu arah,artinya transaksi tersebut tidak menimbulka
kewajiban untuk membayaratas barang atau bantuan yang diberikan. Berikut ini yang tergolong dalam
transaksi unilateral adalah hadiah(gift), bantuan(aid), dan transferunilateral. Apabila suatu negara me
mberi hadiah atau bantuan ke negaralain, maka transaksi ini termasuk transaksi debit. Sebaliknya, jika 
suatunegara menerima hadiah atau bantuan dari negara lain, termasuk dalamtransaksi kredit.
d. Transaksi Penanaman Modal Langsung(Direct Investment)  
Transaksi penanaman modal langsung
adalah semua transaksi yang berhubungan dengan jual beli saham dan jual beli perusahaan yangdilaku
kan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain.Apabila terjadi pembelian saham atau p
erusahaan dari tangan penduduknegara lain, maka posvdirect investment
didebit, dan bila terjadi penjualansaham atau penduduk asing yang mendirikan perusahaan di wilayah
kekuasaannya, maka pos ini dikredit.
e. Transaksi Utang Piutang Jangka Panjang (Long Term Loan) 
 Transaksi utang piutang jangka panjang
adalah semua transaksi kredit jangka panjang yang pembayarannya lebih dari satu tahun. Sebagai cont
ohtransaksi penjualan obligasi kepada penduduk negara lain, menerima pembayaran kembali pinjama
n-pinjaman jangka panjang yangdipinjamkan kepada penduduk negara lain, atau mendapatkan pinjam
an jangka panjang dari negara lain, maka pos ini dicatat di sebelah kredit, dan bila terjadi transaksi pe
mbelian obligasi atau lainnya yang berkaitandengan utang piutang jangka panjang, maka pos ini dicat
at di sebelahdebit.

 Mekanisme Neraca Pembayaran
Terdapat tiga mekanisme atau proses penting yang menyangkut neraca pembayaran, yaitu sebagai beri
kut :
1. Penyesuaian melalui perubahan harga-harga atau mekanisme harga(price effects).
2. Penyesuaian melalui perubahan pendapatan nasional atau mekanismependapatan
(income effects).
3. Penyesuaian melalui perubahan stok uang atau mekanisme moneter ( realbalance effects).

 Defisit dan Surplus Neraca Pembayaran
 Dalam neraca pembayaran terdapat kemungkinan terjadinya surplus dandefisit. Adapun defisit terjadi 
apabila jumlah ekspor lebih kecil daripada impor,sedangkan apabila jumlah ekspor lebih besar daripad
a impor posisi neraca pembayaran menunjukkan surplus. Neraca pembayaran suatu negara juga dapat
dikatakan seimbang apabila stok nasional (cadangan devisa) tidak berubah dantidak ada aliran modal/
pinjaman akomodatif.Defisit atau surplus neraca pembayaran yang terjadi pada suatu negaradikarenak
an oleh komponen berikut:
a. Stok Nasional
Jika terjadi penurunan stok nasional berarti defisit, dan jika terjadi
kenaikan stok nasional berarti surplus. 
b. Pinjaman Akomodatif
Pinjaman yang masuk karena berkaitan dengan adanya kelebihan impor berarti merupakan bagian dan 
defisit, sedangkan pinjaman yang masukatas kemauannya sendiri (pinjaman otonom) tidak memengar
uhi defisit.
c. Defisit total adalah besarnya penurunan stok nasional ditambah pinjaman akomodatif.
d. Surplus total adalah besarnya kenaikan stok nasional ditambah pinjamanakomodatif.

Faktor faktor yang menimbulkan ketidakseimbangan neraca pembayaran
internasional antara lain sebagai berikut :

 Perubahan tingkat harga di dalam negeri.
 Struktur produksi suatu negara.
 Perubahan posisi utang piutang dengan luar negeri.
 Pergeseran permintaan luar negeri terhadap produk dalam negeri.
 Ketidakstabilan perekonomian dalam negeri, ditandai dengan menurunnyakegiatan ekspor da
n meningkatnya impor.
DAFTAR PUSTAKA
Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter. Yogjakarta: BPFE-Yogjkarta.

Anda mungkin juga menyukai