Tugas Jurnalistik
Tugas Jurnalistik
NIM : 171101157
Kelas : PAH / VI (enam) / B (siang)
TUGAS 1.
Diunduh pada : Rabu, 1 April 2020.
Waktu mengunduh : 14 : 51 wita.
Terbitan : Rabu, 1 April 2020, Pukul 11:13 wita.
Sumber : Tribun Bali.
Tanggapan Pembaca :
Berdasarkan informasi Yang saya pantau dan saya dapatkan dari media sosial seperti
Facebook dan instagram dari akun InfoDenpasar, Denpasar Now, dan Punapibali
bahwasannya memang benar untuk daerah Kelurahan Panjer-Denpasar selatan telah
melakukan penutupan sementara daerahnya oleh pecalang dan kelian dari desa adat Panjer
dengan dibantu oleh anggota Kapolsek Denpasar Selatan.
Dimana Hal ini sudah sudah mendapatkan koordinasi dari beberapa pihak yakni
terutama dari kepala kelurahan Panjer, dan Kapolsek Denpasar selatan. Pengisolasian
kelurahan panjer ini sudah sesuai dengan SOP SATGAS kelurahan panjer untuk pencegahan
penyebaran virus covid-19.
Penutupan daeran ini dioprasikan mulai pada tanggal 31 Maret 2020 sampai dengan
tanggal 7 April 2020, setelah 4 hari berjalan pihaknya akan melakukan evaluasi.
Penutupan ini dilaksanakan mulai pukul 19.00 wita – 24.00 wita. Sedangkan Dari
Pukul 00.00 samapi dengan pukul 18.59 masyarakat masih bisa melalui jalur yang ada di
kelurahan panjer dengan normal.
Alasan penutupan si daerah Panjer pada malam hari adalah agar tidak menghambat
aktivitas warga pada siang hari.
Diantara akses yang ditutup yaitu di Jalan Watu Renggong, Jalan Tukad Yeh Aya,
Jalan Tukad Citarum, Jalan Tukad Barito, dan Jalan Tukad Pancoran. Kapolsek Denpasar
Selatan pun menghimbau agar masyarakat bisa mematahui aturan yang berlaku dan bisa
mencari alternatif jalan lainnya.
Pengisolasian untuk kelurahan Panjer ini dilakukan untuk menyusul karena adanya
catatan kelurahan Panjer masuk kedalam zona merah karena tercatat adanya 8 orang dalam
pengawasan (ODP), dan satu pasien dalam pengawasan (PDP), dan satu orang telah
dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
Walaupun pihak dari kelurahan panjer mengetahui bahwa ada warganya yang sudah
terinfeksi firus corona, akan tetapi, pihaknya belum tahu di daerah mana warganya tersebut.
Karena berita ini baru diterima pata tanggal 29 Maret 2020.
Maka dari itu Pihak dari kelurahan panjer dibantu petugas secara rutin melakukan
penyemprotan desinfektan di daerahnya demi mencegah penyebaran dari virus corona
didaerahnya.
Karenanya, Dihimbau bagi masyarakat agar tidak panik dan selalu tenang serta dapat
mematuhi Peraturan yang ada sehingga Pemerintah dapat secara maksimal mencegah
penyebaran covid-19 Khususnya didaerah Panjer-Denpasar Selatan.
TUGAS 2.
Eksistensi Upacara Ngaben di Desa Rama Murti, Kec. Seputih Raman,
Kab. Lampung Tengah
Dalam ajaran agama hindu, kita mengenal adanya ajaran Panca Yadnya, yaitu lima
pengorbanan atau persembahan suci yang tulus iklas dengan tanpa mengharapkan imbalan.
Salah satu upacara yang termasuk dalam panca yadnya yaitu adalah upacara ngaben. Upacara
ngaben termasuk kedalam Pitra Yadnya yaitu Yadnya yang dipersembahkan kepada leluhur
karena adanya keterikatan manusia dengan Rna atau Hutang. Maka dari itu setiap ada
anggota keluarga yang meninggal maka umat hindu wajib melaksanakan upacara ngaben
sebagai sarana sujud bakti kepada ida sang hyang widhi wasa guna membayar hutang kepada
leluhur agar roh dari anggota keluarga yang meninggal dapat menemukan jalan yang lapang
dan agar bisa menyatu dengan sang pencipta.
Pada kali ini saya ingin membahas upacara ngaben yang terdapat di kampung Rama
Murti, Kec. Seputih Raman, Kab. Lampung Tengah. Di daerah ini masyarakat sangat
heterogen berbaur dengan berbagai macam suku dan agama, di kampung ini terdapat kira-
kira 50 kepala keluarga yang memeluk agama Hindu yang merupakan suku Bali tranmigrasi.
Dalam Pelaksanaan upacara Keagaman di kampung ini, Masyarakat sangat aktif dalam
melaksanakan ngayah, baik yang bersifat sakral, sampai yang bersifat seremonial, Yah
maklum saja, karena jumlah etnis kami yang sedikit mengharuskan untuk hidup menyama
braya yang kuat dengan saling asah, asih, dan asuh.
Umat Hindu sudah lumrah dengan adanya ajaran Tri rna atau tiga hutang budhi yang
dimiliki oleh umat Hindu, salah satunya adalah Pitra Rna yaitu adalah hutang budhi manusia
kepada leluhur, karena leluhur yang berjasa sebagai tonggak kawitan untuk meneruskan
keturunan sehingga kita bisa ada atau terlahir ke dunia. Jasa dari leluhur-pun tidak sampai
disitu, melaikan atas berkat beliaulah kita diasuh dan dibimbing sampai kita dewasa, maka
dari itulah leluhur sangatlah berjasa dalam kehidupan kita. Salah satu cara membayar
Hutang/Rna kepada leluhur adalah salah satunya dengan menggelar upacara ngaben. Upacara
ngaben ini digelar apabila ada Kakek, nenek, ayah, ibu, atau anggota keluarga lain-nya
meninggal dunia.
Upacara ngaben merupakan upacara kremasi atau pembakaran jenazah bagi umat
Hindu Bali. Upacara adat Ngaben merupakan sebuah ritual yang dilakukan untuk mengirim
jenazah pada kehidupan mendatang. Dalam upacara ini, jenazah diletakkan dengan posisi
seperti orang tidur. Keluarga yang ditinggalkan pun akan beranggapan bahwa orang yang
meninggal tersebut sedang tertidur. Dalam upacara ini, tidak boleh ada air mata karena
mereka menganggap bahwa upacara ngaben haruslah dilaksanakan dengan suka cita, karena
Upacara ngaben ini merupakan simbol untuk menyucikan roh orang yang telah meninggal,
sehingga roh orang yang telah meninggal dapat mencapai Moksha yaitu suatu keadaan
dimana jiwa telah bebas dari reinkarnasiatau kelahiran kembali.
Ngaben berasal dari bahasa bali , yaitu dari kata “Ngabuin” (menjadikan abu). Jadi
Upacara ngaben merupakan proses pengembalian unsur Panca Maha Butha kepada Sang
Pencipta. Dalam ajaran agama Hindu, jasad manusia terdiri dari badan halus yang disebut
dengan suksma sarira (roh atau atma) dan badan kasar atau yang biasa disebut raga sarira
(fisik). Badan kasar dibentuk oleh lima unsur yang dikenal dengan Panca Maha Bhuta ( lima
zat kasar dari alam ), yang terdiri dari pertiwi (tanah), teja (api), apah (air), bayu (angin), dan
akasa (ruang hampa). Dari kelima unsur ini menyatu membentuk fisik atau badan kasar
manusia dan kemudian digerakkan oleh atman sebagai nahkodanya. Jika seseorang
meninggal, maka yang mati hanyalah jasad atau badan-nya saja sedangkan rohnya dan
atmannya tidak. Oleh karena itu, untuk melepaskan belenggu roh dan atma yang masih terikat
dengan badan kasarnya, maka perlu dilakukan upacara ngaben untuk memisahkan keterikatan
roh dan atmanya dengan badan kasarnya.
Secara garis besarnya Ngaben adalah untuk memproses kembalinya Panca Mahabhuta
di alam besar ini dan mendampingi Atma (Roh) ke alam Pitra dengan memutuskan
keterikatannya dengan badan duniawi itu. Dengan memutuskan kecintaan Atma (Roh)
dengan dunianya, Ia bakal bisa kembali pada alamnya, yakni alam Pitra. Kemudian yang
menjadi tujuan upacara ngaben adalah supaya ragha sarira (badan / Tubuh) cepat bisa
kembali kepada asalnya, yaitu Panca Maha Bhuta di alam ini dan Atma bisa selamat bisa
berangkat ke alam pitra.
Dalam upacara ngaben, pasti memerlukan biaya yang tidak sedikit, akan tetapi umat
hindu di kampung Rama Murti, Kec. Seputih Raman, Kab. Lampung Tengah
menyelenggarakan upacara ngaben dengan tingkat madya atau menengah agar semua umat
dan semua kalangan bisa melaksanakan upacara ngaben tanpa harus terbebani dengan
masalah vinansial. Proses dari upacara ngaben disini pun bersifat ngelanus artinya ngaben
secara langsung atau upacara ngaben dilaksanakan hanya satu hari sehingga tidak
mebebankan waktu dari masyarakat. Penentuan padewasaan atau hari baik dalam upacara
ngaben di desa ini pun tidak ada karena bersifat insidental sehingga apabila ada warga yang
memiliki anggota keluarga yang meninggal, maka salah seorang kerabat nangkil kegriya
untuk memohon hari baik dalam mekakukan upacara ngaben. Hari baik yang bisanya
dicarikan dalam upacara ngaben disini adalah hari yang tidak terkena tri wara atau biasa yang
kita sebut “pasah”, kemudian hari dimana tidak bertemunya dengan rahinan seperti punama,
tilem, anggara kasih, budha keliwon, perwani dll.
Secara umum rangkaian pelaksanaan ritual upacara ngaben yang ada di kampung Rama Murti
ini adalah sebagai berikut :
Demikianlah rangkaian upacara ngaben yang ada di desa Rama Murti, Kec. Seputih Raman,
kab. Lampung tengah, dimana masyarakat Hindu Bali ditengah kebudayan yang beragam,
umat hindu di Lampung tetap bisa melaksanakan upacara yadnya. Semoga dengan hal ini
dapat meningkatkan rasa sradha dan bakti umat kepada Ida Sang hyang Widhi dan leluhur
serta meningkatkan rasa solidaritas antar sesama Pasemetonan warga Hindu Bali di
perantauan.