Anda di halaman 1dari 11

MATA KULIAH

KEWARGANEGARAAN

HAKIKAT KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN


KEMAMPUAN UTUH SARJANA ATAU PROVESIONAL

Kelompok 1 :

Rosi (4201807042)

Sopia(42018070

Sukirman

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN PRODUK AGROINDUSTRI


JURUSAN AGROBISNIS
POLITEKNIK NEGERI SAMBAS
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1.............................................................................................................. Latar
Belakang..............................................................................................1
1.2..............................................................................................................Tujuan
Penelitian.............................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN ...................................................................................
2.1.Menulusuri konsep dan urgensi pendidikan kewarganegaraan dalam
pencerdasan kehidupan bangsa..................................................................
2.2 menanya alasan mengapa diperlukan pendidikan kewarganegaraan
dalam perguruan tinggi..............................................................................
2.3. menggali sumber historis,sosiologis,dan politik tentang pendidikan
kewarganegaraan diindonesia....................................................................
BAB III. PENUTUP............................................................................................
3.1. Kesimpulan.........................................................................................
3.2. Saran...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan kewarganegaraan (pkn) menjadi bagian penting dalam suatu


pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal . hal itu dapat dilihat dari
keberadaan pendidikan kewarganegaraan yang berstatus wajib dalam kurikulum
pendidikan. Keberadaan pendidikan kewarganegaraan terealisasi nyata disetiap jenjang
pendidikan dimulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah
atas dan perguruan tinggi. Muatan materi pendidikan kewarganegaraan hampir sama
disetiap jenjang pendidikan hanya saja setiap tingkatan ada penambahan muatan materi
yang lebih mendalam untuk dipahami oleh siswa.

Pembuatan UUD 19945 yang berbunyi “mencerdasarkan kehidupan bangsa”


yang menjadi cita-cita bangsa indonesia merupakan suatu bukti bahwa kecerdasan
pendidikan kewarganegaraan sangat penting dalam pembelajaraan . mencerdaskan
kehidupan bangsa memerlukan adanya suatu ikatan tujuan, ikatan tujuan ini dapat
berwujud suatu ideologi nasional yaitu pancasila yang menjadi suatu objek dalam mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Tujuan ideologi pancasila tersebut yang
kemudian diturunkan menjadi lebih spesifik dalam tujuan pendidikan nasional.menurut
pasal 3 undang-undang No 20 Tahun 2003 tujuan pendidikan nasional yaitu “ untuk
berkembangnya potensi warga agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada tuhan YME, yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, dan menjadi,
warganegara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Pendidikan karakter pada dasarnya sama dengan pendidikan akhlak mulia bagi
peserta didik. Pendidikan karakter tentunya akan melibatkan aspek pengetahuan
,perasaan, tindakan, sosial. Empat aspek itu dapat menguatkan karakter anak dalam
menjalankan kehidupan . peserta didik akan diarahkan pada pengembangan kecerdasan,
yaitu, kecerdasan intelektual, spiritural, sosial, dan emosiona, melalui kecerdasan
keempat inilah nantinya penyelenggaraan pendidikan indonesia dilaksanakan.
1.2. Tujuan
1. Menelusuri konsep dan urgensi pendidikan kewarganegaraan dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa,
2. Menggali sumber historis, sosiologis dan politik tentang pendidikan
kewarganegaraan di indonesia
3. mendeskripsikan esensi dan urgensi pendidikan kewarganegaraan
untuk masa depan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Menelusuri Konsep dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan dalam
pencendrasan kehidupan bangsa
Dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi, program sarjana merupakan jajang pendidikan akademik bagi
lulusan pendidikan menengah atau sederajat sehingga mampu mengamalkan ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui penalaran ilmiah. Lulusan program sarjana ini
diharapkan dapat menjadi intelektual atau ilmuwan yang berbudaya, dapat menciptakan
lapangan kerja, serta mampu mengembangkan diri menjadi profesional.
Dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen dikemukakan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dapat
menjadi penghasilan, keahlian, kemahiran, kecakapan, mempunyai norma dan
memperoleh pendidikan profesi. Perlu diketahui apapun kedudukannya, sarjana atau
profesional, bila memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan
perundangan, maka orang tersebut berstatus warga negara.
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas pasal 37 ada 2 ayat, yaitu:
1) . Huruf B yang menyatakan bahwa kurikulum 8 pendidikan dasar dan menengah
wajid memuat pendidikan kewarganegaraan.
2) . Huruf B menyatakan pendidikan kewarganegaraan wajib di Pendidikan Tinggi.
Karena dinyatakannya bahwa pendidikan kewarganegaraan ini adalah pendidikan yang
mencakup tentang Pancasila, UUD Negara RI Tahun 1945, negara kesatuan RI dan
Bhinneka Tunggal Ika supaya dapat membentuk mahasiswa menjadi warga negara yang
memiliki rasa kebangsaan dalam dirinya dan cinta terhadap tanah air.
2.2..........................................................................................................................menany
a alasan mengapa diperlukan pendidikan kewarganegaraan dalam perguruan
tinggi
Menurut saya, mata kuliah Pendidikan pancasila itu adalah sangat penting dan
berguna untuk mahasiswa/mahasiswi di Perguruan Tinggi, karena mata kuliah tersebut
tidak hanya dididapat atau dipelajari saat kita berada di bangku SD, SMP, & SMA
bahkan saat kita sudah tidak mengenyam pendidikan pun, Pendidikan Pancasila atau
Kewarganegaraan haruslah kita pelajari dan gunakan dalam kehidupan sehari-hari,
karena kita harus tahu tentang hak & kewajiban yang di dapat sebagai warga Negara
Indonesia.

Pancasila adalah sebagai sumber nilai dalam kehidupan bermasyarakat,


berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia. Sebab itu seluruh tatanan kehidupan
masyarakat , bangsa, dan Negara menggunakan Pancasila sebagai dasar moral atau
norma dan tolak ukur tentang baik buruk dan benar salahnya sikap, perubahan dan
tingkah laku sebagai bangsa Indonesia

Hal-hal yang harus bisa para Mahasiswa/Mahasiswi lakukan saat telah sudah
mendapatkan Mata Kuliah Pendidikan Pancasila saat di Perguruan Tinggi :

 Agar mahasiswa mampu menjadi warga negara yang memiliki pandangan dan
komitmen terhadap nilai-nilai demokrasi dan HAM.
 Agar mahasiswa mampu berpartisipasi dalam upaya mencegah dan
menghentikan berbagai tindak kekerasan dengan cara cerdas dan damai.
 Agar mahasiswa memiliki kepedulian dan mampu berpartisipasi dalam upaya
menyelesaikan konflik di masyarakat dengan dilandasi nilai-nilai moral, agama,
dan nilai-nilai universal.
 Agar mahasiwa mampu berpikir kritis dan objektif terhadap persoalan
kenegaraan, HAM, dan demokrasi.
 Agar mahasiswa mampu memberikan kontribusi dan solusi terhadap berbagai
persoalan kebijakan publik.
 Agar mahasiswa mampu meletakkan nilai-nilai dasar secara bijak
(berkeadaban).

Pentingnya pendidikan Pancasila juga dapat memperkokoh jiwa kebangsaan mahasiswa


sehingga menjadi dorongan pokok (leitmotive) dan bintang penunjuk jalan (leitstar)
bagi calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa di berbagai bidang dan
tingkatan. Selain itu, agar calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa tidak
mudah terpengaruh oleh pahampaham asing yang dapat mendorong untuk tidak
dijalankannya nilai-nilai Pancasila. Pentingnya pendidikan Pancasila di perguruan tinggi
adalah untuk menjawab tantangan dunia dengan mempersiapkan warga negara yang
mempunyai pengetahuan, pemahaman, penghargaan, penghayatan, komitmen, dan pola
pengamalan Pancasila. Hal tersebut ditujukan untuk melahirkan lulusan yang menjadi
kekuatan inti pembangunan dan pemegang estafet kepemimpinan bangsa dalam setiap
tingkatan lembaga-lembaga negara, badan-badan negara, lembaga daerah, lembaga
infrastruktur politik, lembaga-lembaga bisnis, dan profesi lainnya yang menjunjung
tinggi nilai-nilai Pancasila.

2.3. menggali sumber historis,sosiologis,dan politik tentang pendidikan


kewarganegaraan diindonesia
1. Sumber Historis Pendidikan Pancasila
Dilihat dari sisi historisnya, Pancasila tidak lahir secara mendadak pada tahun 1945,
melainkan telah melalui proses panjang, dimatangkan oleh sejarah perjuangan bangsa
kita sendiri, dengan melihat pengalaman-pengalaman bangsa lain, dengan diilhami oleh
gagasan besar dunia, dengan tetap berakar pada kepribadian dan gagasan-gagasan besar
bangsa kita sendiri .
Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan dalam kenyataannya secara
objektif telah dimiliki bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan
Negara. Proses terbentuknya negara dan bangsa Indonesia melalui suatu proses sejarah
yang cukup panjang yaitu sejak zaman kerajaan-kerajan.
nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum dirumuskan dan
disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara obyektif historis telah dimiliki oleh
bangsa Indonesia sendiri. Sehingga asal nilainilai Pancasila tersebut tidak lain adalah
dari bangsa Indonesia sendiri, atau bangsa Indonesia sebagai kausa materialis Pancasila.
Dalam era reformasi bangsa Indonesia harus memiliki visi dan pandangan hidup yang
kuat (nasionalisme) agar tidak terombang-ambing di tengah masyarakat internasional.
Hal ini dapat terlaksana dengan kesadaran berbangsa yang berakar pada sejarah bangsa.
Dengan demikian, berdasarkan keterangan yang telah dipaparkan di atas maka
dapat disimpulkan bahwa Pancasila memilki landasan historis yang kuat. Secara
histories, sejak zaman kerajaan unsur Pancasila sudah muncul dalam kehidupan bangsa
kita. Agar nilai-nilai Pancasila selalu melekat dalam kehidupan bangsa Indonesia,
maka . nilai-nilai yang terkandung dalam setiap Pancasila tersebut kemudian
dirumuskan dan disahkan menjadi dasar Negara. Sebagai sebuah dasar Negara,
Pancasila harus selalu dijadikan acuan dalam bertingkah laku dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Semua peraturan perundang-undangan yang
ada juga tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila
2. Sumber Sosiologis Pendidikan Pancasila
Sosiologi dipahami sebagai ilmu tentang kehidupan antarmanusia. Didalamnya
mengkaji, antara lain latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai
golongan dan kelompok masyarakat, disamping juga mengkaji masalah-masalah sosial,
perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat. Soekanto (1982:19) menegaskan
bahwa dalam perspektif sosiologi, suatu masyarakat pada suatu waktu dan tempat
memiliki nilai-nilai yang tertentu. Melalui pendekatan sosiologis ini pula, Anda
diharapkan dapat mengkaji struktur sosial, proses sosial, termasuk perubahan-perubahan
sosial, dan masalah-masalah sosial yang patut disikapi secara arif dengan menggunakan
standar nilai-nilai yang mengacu kepada nilai-nilai Pancasila. Berbeda dengan bangsa-
bangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada
bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam
sila-sila Pancasila bukan hanya hasil konseptual seseorang saja, melainkan juga hasil
karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses refleksi filosofis para pendiri
negara (Kaelan, 2000: 13).

3. Sumber Politik Pendidikan Pancasila


Salah satu sumber pengayaan materi pendidikan Pancasila adalah berasal dari fenomena
kehidupan politik bangsa Indonesia. Pola pikir untuk membangun kehidupan berpolitik
yang murni dan jernih mutlak dilakukan sesuai dengan kelima sila yang mana dalam
berpolitik harus bertumpu pada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyarawatan/Perwakilan dan dengan penuh Keadilan Sosial
bagi Seluruh Rakyat Indonesia tanpa pandang bulu. Etika politik Pancasila dapat
digunakan sebagai alat untuk menelaah perilaku politik Negara, terutama sebagai
metode kritis untuk memutuskan benar atau slaah sebuah kebijakan dan tindakan
pemerintah dengan cara menelaah kesesuaian dan tindakan pemerintah itu dengan
makna sila-sila Pancasila.
BAB III
PENUTUP
3.1....................................................................................................................Kesimp
ulan
1. Secara etimologis, pendidikan kewarganegaraan berasal dari kata “pendidikan”
dan kata “kewarganegaraan”. Pendidikan berarti usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya, sedangkan kewarganegaraan adalah segala hal
ihwal yang berhubungan dengan warga negara.
2. Secara yuridis, pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
3. Secara terminologis, pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan
yang berintikan demokrasi politik, diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan
lainnya: pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang
tua. Kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis,
bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
4. Negara perlu menyelenggarakan pendidikan kewarganegaraan karena setiap
generasi adalah orang baru yang harus mendapat pengetahuan, sikap/nilai dan
keterampilan agar mampu mengembangkan warga negara yang memiliki watak atau
karakter yang baik dan cerdas (smart and good citizen) untuk hidup dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan demokrasi konstitusional.
5. Secara historis, PKn di Indonesia awalnya diselenggarakan oleh organisasi
pergerakan yang bertujuan untuk membangun rasa kebangsaaan dan cita-cita
Indonesia merdeka. Secara sosiologis, PKn Indonesia dilakukan pada tataran sosial
kultural oleh para pemimpin di masyarakat yang mengajak untuk mencintai tanah
air dan bangsa Indonesia. Secara politis, PKn Indonesia lahir karena tuntutan
konstitusi atau UUD 1945 dan sejumlah kebijakan Pemerintah yang berkuasa sesuai
dengan masanya.
6. Pendidikan Kewarganegaraan senantiasa menghadapi dinamika perubahan dalam
sistem ketatanegaraan dan pemerintahan serta tantangan kehidupan berbangsa dan
bernegara.
7. PKn Indonesia untuk masa depan sangat ditentukan oleh pandangan bangsa
Indonesia, eksistensi konstitusi negara, dan tuntutan dinamika perkembangan

3.2....................................................................................................................Saran
Pemerintah sebaiknya menjalankan program terpadu secara serius dan bertanggung
jawab agar dapat segera mengatasi berbagai masalah diindonesia. Selain itu peran
masyarakat juga sangat diperlukan untuk mendukung upaya dari pemerintah. Sebagai
warga negara indonesia yang baik , mari kita dukung semua program pemerintah
dengan sungguh-sungguh demi masa depan bangsa dan negara indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Azra, A. (2006). Pancasila dan identifikasi Nasional indonesia: Mendamaikan


Restorasi Pancasila: Mendamaikan Politik identitas dan Modernitas.Bogor:Brighten
Press.
Barndsford, John.(2000). How People Learn:Brain,Main,Experience and
School.Washington DC:National Academy Press.
Bestari,Prayoga.(2013). Memahami Hak Asasi Manusia. Bandung. Laboratorium
Pendidikan Kewarganegaraan UPI.
Kaelan. (2013). Negara Kebangsaan Pancasila: Kultural, Historis, Filosofis, Yuridis,
dan Aktualisasi. Yoyakarta:Paradigma.
Komalasari dan Syaifullah. (2009). Kewarganegaraan
Indonesia:Konsep,Perkembangan dan Masalah Kontemporer.Bandung:Laboratorium
Pendidikan Kewarganegaraan UPI

Anda mungkin juga menyukai