Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

BIOLOGI

Serangga, Cacing, Ektoparasit, dan Endoparasit

Oleh :
Kelas: B
Kelompok: 5
Adinda Tri Asrini 200110190157
Muhammad Alif Riza 200110190159
Muhammad Aslam Fauzan 200110190160
Adinda Fauziah Dwi Anggraeni 200110190161
Farras Ahmad 200110190162
Tegar Pribadi Ihsan 200110190163
Helmi Maulana Akbar 200110190164

LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2020
I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan manusia, terutama dalam hal bercocok tanam sangat

membutuhkan tanah yang subur. Biasanya tanah yang subur banyak terdapat

cacing tanah. Faktor pendukung lainnya yaitu lahan tersebut harus terhindar dari

hama, seperti serangga. Namun, yang menjadi permasalahan disini ialah

perbandingan habitat antara cacing tanah dan serangga sangat berbeda jauh, yang

mana lebih banyak serangga dibandingkan dengan cacing tanah.

Sehingga, dengan dilakukannya praktikum yang berjudul “Serangga dan

Cacing Tanah”, kita bisa lebih mengetahui bagaimana sistem reproduksi dari hama

maupun cacing itu sendiri. Kami mendapatkan kata kunci Lumbricus rubellus, yang

mana salah satu jenis cacing tanah yang banyak dijumpai di sebagian besar

Indonesia.

Manfaat cacing tanah itu sendiri bisa menjadi dekomposer dari sisa-sisa

tumbuhan atau hewan. Dengan begitu, kita dapat mencari tahu bagaimana proses

dekomposer itu bisa terjadi dan bisa menjadi bahan percobaan dalam praktikum.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dalam melakukan praktikum ini adalah:

1. Untuk mengetahui morfologi cacing dan serangga


2. Untuk mengetahui dan memahami sistem organ dan fungsinya yang terdapat

pada cacing dan serangga

3. Untuk mengetahui klasifikasi cacing dan serangga (terutama lebah)

1.3 Waktu dan Tempat

Hari/tanggal : Kamis, 19 Maret 2020

Waktu : 10.00 – 12.00 WIB

Tempat : Rumah masing-masing


II

TINJAUAN PUSTAKA

Cacing tanah (Lumbricus Rubellus) dikenal luas sebagai cacing tanah yang

tidak memiliki tulang belakang (Avertebrata) dan hidup di tanah yang lembab. Pada

klasifikasi biologinya cacing ini termasuk kepada hewan yang beruas ruas,

memiliki ciri seperti bertubuh simetris bilateral, memiliki bentuk yang silindris,

bersegmen ( sekitar 115-200 segmen), dan memiliki lapisan tipis pada permukaan

tubuhnya (Pengetahuan et al., 2014). Ada beberapa jenis cacing tanah yang

dimanfaatkan manusia sebagai obat, seperti jenis Eisenia feitida, Lumbricus

rubellus, Lumbricus hortensis, Lumbricus terristris, Esenia Andrei, Perionyx,

Eudrilus engeniae, dan ada beberapa spesies lainnya yang belum ditemukan. Tapi

dari berbagai jenis yang disebutkan, yang sering dijadikan sebagai obat tradisional

adalah jenis cacing rubellus atau yang dikenal sebagai cacing Eropa.

Kingdom : Animalia

Filum : Annelida

Kelas : Clitellata

Ordo : Haplotaxida

Famili : Lumbricidae

Genus : Lumbricus

Spesies : Lumbricus rubellus


Cacing tanah memiliki ciri bersegmen luar dan dalam, tidak memiliki

kerangka luar, berambut, tubuhya dilindungi oleh kutikula (kulit bagian luar). Tidak

memiliki alat gerak, dan juga tidak memiliki mata. Untuk bergerak cacing

menggunakan otot tubunya,dan walaupun cacing tidak memiliki mata tetapi pada

tubuhnya terdapat prostomium (Pengetahuan et al., 2014).

Serangga merupakan kelompok hewan yang memiliki kaki enam

(hexapoda), dimana badannya tersusun atas tiga bagian yaitu kepala, dada, dan

perut. Purwatiningsih (2012) menjelaskan bahwa serangga adalah kelompok

hewan dengan ciri memiliki jumlah kaki enam (heksapoda). Hal ini didukung pula

oleh Star (2009), serangga merupakan arthropoda yang tubuhnya terbagi atas

kepala, dada dan perut. Kepala mempunyai satu pasang antena dan dada dengan 3

pasang kaki biasanya terdapat 1 atau 2 pasang sayap pada tingkat dewasa.

Ektoparasit atau disebut juga ektozoa merupakan organisme yang hidup di

permukaan luar tubuh inangnya, termasuk dalam lubang-lubang dalam tubuh atau

ruang telinga luar. Kelompok parasit ini juga meliputi parasit yang sifatnya tidak

menetap pada tubuh inang, tetapi datang - pergi di tubuh inang. (Ristiyanto,

Mulyono, Agustina, B.Yuliadi, & Muhidin, 2011). Sedangkan endoparasit atau

parasit internal adalah parasit yang hidup di dalam tubuh organisme atau inang.

Parasit ini dapat hidup di lingkungan intraseluler atau ekstraseluler dalam inang.

Parasit intraseluler hidup di dalam sel tubuh contohnya parasit malaria dalam sel

darah merah manusia.


III

ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA

3.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini, diantaranya:

1. Laptop atau alat komunikasi lainnya

2. Jaringan untuk mengakses internet

3.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya:

1. Google Classroom

2. Video-video pembelajaran

3. Slide powerpoint

4. Logbook/Modul

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan saat praktikum, diantaranya:

1. Praktikum dilaksanakan online di Google Classroom dimulai sesuai dengan

waktu praktikum (10.00 - 12.00)

2. Menyimak video yang berisi materi dan gambar dari asisten. Lalu mencatat

dan menggambar di modul


3. Diskusi dan diberi kesempatan bertanya sesuai dengan materi untuk 10

orang pertama

4. Membaca dan memahami dua ppt perwakilan dari kelompok yang

dibagikan di google classroom

5. Kuis yang dilaksanakan menggunakan quizizz di web dengan memakai hp

atau laptop masing-masing.


IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil Pengamatan Keterangan

1. Serangga (Gambar 2) a. Tungau

a. b. Caplak

b.

2. Serangga (Gambar 3) Gambar 3: Lebah

1. Drone (Pejantan)

2. Queen (Ratu)

3. Worker (Pekerja)
3. Serangga (Gambar 4) 1. Sayap

2. Perut

3. Dada

4. Mata sederhana

5. Mata majemuk

6. Antena

7. Kepala

8. Rahang (Sungut)

9. Kaki

10. Sengat

4. Cacing (Gambar 1) a.1 Mulut

a. a.2 Faring

a.3 Esofagus

a.4 Crop/tembolok

a.5 Gizzard/lambung

a.6 Usus

b. a.7 Anus

b.1 Lengkung aorta (jantung

pembuluh)

b.2 Pembuluh darah ventral

b.3 Pembuluh darah dorsal


4.2 Pembahasan

4.2.1 Endoparasit dan Ektoparasit

Parasit merupakan hewan yang hidup di atas atau di dalam binatang lain atau

disebut juga inang. Ilmu yang mempelajari mengenai penyakit atau infeksi yaitu

parasitologi. Parasit sendiri dibagi menjadi 2 yaitu endoparasit dan ektoparasit.

Endoparasit yaitu parasit yang hidup atau tumbuh didalam tubuh inangnya

contoh dari endoparasit ini adalah cacing gilik dan cacing pita mereka merupakan

jenis parasit yang banyak menyerang ternak ruminansia. Sedangkan ektoparasit

yaitu parasit yang hidup atau tumbuh diluar inangnya contohnya adalah caplak

(Rhipicephalus microplus) yang menghisap darah ternak sehingga menyebabkan

kerusakan kulit adapula tungau (Chrioptes bovis) yang menyerang ternak

ruminansia yang membentuk nodul dan racun yang dikeluarkannya dapat

menyebabkan gatal hingga iritasi penyakitnya sendiri disebut scabies.

4.2.2 Cacing

Cacing merupakan hewan dengan tubuh panjang,lunak,tidak memiliki

rangka serta kaki. Bagian depan cacing disebut anterior sedangkan bagian belakang
cacing disebut posterior, bagian punggung cacing disebut dorsal sedangkan bagian

perut pada cacing disebuat vertral. Cacing juga disebut vermis.

a. Klasifikasi Cacing

Cacing dibagi menjadi 3 yaitu Plathymintes, Annelida,

Nematheminthes. Plathymintes merupakan cacing pipih bilateral simetris


yang memiliki struktur sederhana embrio trobolastik, epidermis lunak,

pencernaannya belum sempurna, tidak memiliki rongga tubuh, tubuhnya

lunak, memiliki syaraf sepasang ganglion, bersifat hemaprodik terdapat 3

kelas yaitu turbelaria atau bulu getar, trematoda atau cacing hisap, dan

cestoidea atau cacing pita. Nemathemintes merupakan cacing giling yang

memiliki tubuh bulat panjang, tidak memiliki ruas, badannya tertutupi

kutikula, memiliki alat pencernaan sempurna, tidak memiliki rongga tubuh,

tubuhnya bilateral simetris, tidak mempunyai respirasi, sistem syarat

berupa cincin, kelaminnya terpisah dan tidak memiliki peredaran darah

terdapat 2 kelas yaitu nematoda dan nematropoda. Annelida merupakan

cacing cincin yang memiliki tubuh beruas, tubuhnya ditutupi oleh kutikula,

memiliki rambut kecil, pencernaannya sempurna, peredaran darahnya

tertutup belum memiliki alat pernapasan khusus, dan syaraf sepasang

ganglion terdapat 3 kelas yaitu oligocaeta yang memiliki bulu sedikit,

polycaeta yang memiliki bulu banyak, dan hyrudinea lintah.

b. Sistem Pencernaan Cacing

Sistem pencernaan pada cacing organ yang pertama yaitu mulut, faring,

eksofagus, tembolok, lambung, usus di segmen ke 19 serta anus. Sistem

reproduksi pada cacing bisa dilihat dari jantan dan betina, pada jantan

terdapat 2 pasang tetes kecil, saluran sperma, ductus efferent, ductuc

deferens, lubang jantan pada segmen 15, seminal vesicles yang berfungsi

menyimpan sperma sedangkan pada betina terdapat 2 ovari, corong bersilia,

ovidak pada segmen 14, 2 passang seminal receptalet yang berfungsi

menerima sperma.
c. Sistem Peredaran Darah Cacing

Sistem peredaran darah dalam cacing dimulai dari darah dipompa ke

bagian depan oleh pembuluh darah dorsal dan dialirkan ke bawah melalui

sepasang jantung ke dalam pembuluh sub intertinu bercabang ke usus

nefridium dan dinding tubuh.

d. Sistem Reproduksi Cacing

Sistem reproduksi jantan dan betina itu berbeda. Jantan terdapat 2

pasang testes kecil, saluran sperma, ductus efferent, ductus defferens, lubang

jantan pada segmen ke-15, dan seminal vesicles sebagai tempat

penyimpanan sementara sperma. Pada betina terdapat 2 ovari, corong

bersilia, ovidak pada segmen ke-14, dan reminal reseptaklet sebagai

penerima sperma selama ovulasi. Sperma tersebut disimpan sampai

fertilisasi.

e. Sistem Syaraf Cacing

Sistem syaraf pada cacing sistem syarafnya berupa tangga tali dengan

bagian utama sepasang ganglion kotak yang dihubungkan dengan batang

syaraf ventral oleh syaraf yang terletak di kedua sisi faring.

f. Sistem Ekskresi Cacing

Sistem ekskresi berupa nefridium yang terdiri dari corong bersilia dan

lung ekskresi yaitu nefridiofor.


g. Sistem Respirasi Cacing

Sistem respirasi dilakukan dengan difusi pada permukaan kulit.

4.2.3 Serangga

Ilmu yang mempelajari tentang serangga disebut entomologi. Serangga

(insekta) termasuk ke dalam filum arthropoda yang memiliki kemampuan

menyesuaikan diri dengan kehidupan dan lingkungannya. Serangga terdapat dua

jenis, yaitu serangga bersayap contohnya kupu-kupu, kumbang, lebah dan serangga

tidak bersayap seperti lalat, kutu juga rayap.

Serangga merupakan hewan arthropoda yang memiliki sifat predator,

parasitoid, atau musush alami. Jumlah spesies serangga hampir 80% jumlah spesies

hewan yang ada di Bumi. Pada peternian, sebagian serangga bermanfaat dalam

proses penyerbukan. Namun tidak sedikit pula serangga yang menjadi hama dan

merugikan para petani. Selain itu, ada juga serangga yang bermanfaat sebagai

pengendali hama. Serangga juga dapat membantu dalam menjaga keseimbangan

jaring-jaring makanan dalam suatu ekosistem. (Nofisulastri, 2017).

a. Lebah

Lebah madu merupakan serangga sosial yang hidup secara berkoloni.

Serangga ini tergolong dalam famili Apidae. Koloni lebah terdiri dari tiga

kasta yaitu queen atau ratu lebah, drone atau lebah jantan, dan worker atau

lebah pekerja. Ratu lebah memiliki tugas bertelur dan mebgatur koloni.

Lebah jantan berfungsi mengawini ratu baru. Sedangkan lebah pekerja


bertugas mencari dan mengumpulkan makanan berupa serbuk sari dan

pollen, mengambil air, merawat atau memberi makan larva, merawat ratu,

membangun dan merawat sarang, menjaga sarang dari musuh, dan

mengentalkan madu (Hanafiah, 2001).

b. Ciri-ciri Lebah

Lebah madu memilki badan beruas-ruas yang disebut segmen. Segmen

ini dibedakan menjadi tiga bagian yaitu kepala, dada, dan perut. Pada

seluruh tubuh lebah ditumbuhi rambut dengan barbai pendek berfungsi

untuk menangkap serbuk sari yang diperoleh dari bunga. Serbuk sari yang

terkumpul disimpan pada wadah khusus yang terletak di tungkai belakang

(Sarwono, 2001).

Kepala lebah berbentuk menyerupai segi tiga, memiliki alat penglihatan

berupa tiga mata tunggal dan sepasang mata majemuk, memiliki sepasang

antena, dan memiliki mulut berbentuk tabung panjang. Mata tunggal

terdapat pada bagian atas kepala, berfungsi untuk melihat benda-benda pada

jarak sekitar 1–2 cm. Mata majemuk terdapat di kedua sisi kepala yang

berfungsi untuk melihat benda hingga jarak 140 m. Antena lebah berfungsi

sebagai alat peraba dan peka terhadap rangsangan cuaca dan zat-zat kimia

yang ada disekitarnya. Mulut lebah meliki rahang kuat yang di dalamnya

terdapat lidah berbentuk saluran berbulu lembut dan keras yang berfungsi

untuk menghisap madu yang terdapat pada bunga. Kepala dihungkan ke

dada oloh leher kecil yang terdiri dari kerongkongan dan saluran kelenjar

ludah (Sarwono, 2001).


Dada lebah memiliki bentuk hampir bulat yang terdiri dari empat

segmen yang tersusun erat yaitu prothorax, mesothorax, metatorax, dan

propedium. Pada segmen pertama (prothorax), terdapat sepasang kaki

pertama yang memiliki tulang kering dan legokan, berfungsi untuk

memanipulasi pekerjaan yang bersifat khusus. Pada segmen kedua

(mesothorax), terdapat sepasang sayap depan dan sepasang kaki tengah.

Kaki tengah ditumbuhi bulu, memiliki duri dan kaki belakang yang lebih

panjang dari kaki lain, dan ujung kakinya terdapat kuku dan gelambir lunak

yang berfungsi untuk memegang atau hinggap dipermukaan yang licin.

Segmen kedua ini merupakan bagian yang paling besar. Pada segmen ketiga

(metatorax), terdapat sepasang sayap belakang dan sepasang kaki belakang.

Kaki belakangnya berfungsi untuk mengais serbuk sari. Pada segmen

keempat (propedium) tidak terdapat tambahan apapun (Soerodjotanojo,

1996).

Pada ujung ruas perut lebah terdapat alat penyengat, namun pada jantan

tidak terdapat sengat. Segat lebah merupakan alat yang semulanya tempat

untuk menyimpan telur, kemudian berubah menjadi alat untuk menyengat

dan menusukan bisa pada lawannya (Sarwono, 2001).

c. Sistem Reproduksi Lebah

Alat reproduksi lebah jantan merupakan sepasang testis yang terletak

pada sisi kanan dan kiri gembung. Pada lebah ratu, alat reproduksinya

berupa dua buah ovari besar berbentuk buah apel berisi ovariola tertutup.

(Sarwono, 2001)
d. Klasifikasi Lebah

Lebah terdapat 3 tingkatan kasta, yaitu Ratu atau Queen, Drone atau

lebah pejantan, dan Worker atau pekerja. Ratu tugasnya yaitu mengatur

koloni, bertelur, dan hidup bertahun-tahun. Drone atau lebah pejantan

bertugas untuk mengawini ratu baru dan hidupnya berbulan-bulan. Lebah

pekerja bertugas untuk membangun sarang, membersihkan sarang, menjaga

sarang, memberi makan larva, memberi makan ratu dan pejantan, mencari

makan dan hidupnya itu kurang lebih 50 hari.

Lebah madu memiliki beberapa spesies diantaranya Apis cerana, Apis

dorsata, Apis melifera, dan lai-lain. Apis cerana merupakan jenis lebih

madu lokal yang biasa di ternakan di Indonesia. Apis dorsata merupakan

lebah madu yang memiliki habitat di hutan. Sedangkan Apis melifera

merupakan lebah madu eropa yang produksi madunya bisa sampai 30–60

kg per tahun.
V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Parasit merupakan hewan yang hidup diatas atau didalam binatang lain atau

disebut juga inang. Ilmu yang mempelajari mengenai penyakit atau infeksi yaitu

parasitologi. Parasit sendiri dibagi menjadi 2 yaitu endoparasit dan ektoparasit.

Endoparasit yaitu parasit yang hidup atau tumbuh didalam tubuh inangnya atau

sedangkan ektoparasit yaitu parasit yang hidup atau tumbuh diluar inangnya

contohnya caplak dan tungau.

Cacing merupakan hewan dengan tubuh panjang,lunak,tidak memiliki

rangka serta kaki. Bagian depan cacing disebut anterior sedangkan bagian belakang

cacing disebut posterior, bagian punggung cacing disebut dorsal sedangkan bagian

perut pada cacing disebuat vertral. Cacing juga disebut vermis. Cacing dibagi
menjadi 3 yaitu Plathymintes, Annelida, Nematheminthes. Plathymintes terdapat 3

kelas yaitu turbelaria atau bulu getar, trematoda atau cacing hisap, cestoidea atau

cacing pita. Nemathemintes terdapat 2 kelas yaitu nematoda dan nematropoda.

Annelida terdapat 3 kelas yaitu oligocaeta yang memiliki bulu sedikit, polycaeta

yang memiliki bulu banyak, dan hyrudinea seperti lintah.

Serangga (insekta) termasuk ke dalam filum arthropoda yang memiliki

kemampuan menyesuaikan diri dengan kehidupan dan lingkungannya. Ilmu yang

mempelajari tentang serangga disebut entomologi. Serangga terdapat dua jenis,


yaitu serangga bersayap contohnya kupu-kupu, kumbang, lebah dan serangga tidak

bersayap seperti lalat, kutu juga rayap. Serangga merupakan hewan arthropoda

yang memiliki sifat predator, parasitoid, atau musush alami. Jumlah spesies

serangga hampir 80% jumlah spesies hewan yang ada di Bumi. Pada peternian,

sebagian serangga bermanfaat dalam proses penyerbukan. Namun tidak sedikit

pula serangga yang menjadi hama dan merugikan para petani. Selain itu, ada juga

serangga yang bermanfaat sebagai pengendali hama. Contoh dari serangga itu ada

lebah, lebah merupakan serangga sosial yang hidup secara berkoloni.

5.2 Saran

Materi yang diberikan cukup jelas dan menarik. Semoga untuk praktikum

selanjutnya materi yang di sampaikan lebih jelas lagi dan tetap konsisten, agar

praktikan lebih tertarik untuk menjalankan praktikum online ini. Juga dalam

penulisan laporan ini, penulis mengharapkan jika terdapat kritik dan juga saran

dapat disampaikan kepada penulis sehingga laporan selanjutnya dapat diperbaiki

menjadi lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Hadi, H.M., dkk. 2009. Biologi Insekta Entomologi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hanafiah, Zazili. 2001. Komposisi Koloni Lebah Madu (Apis florea andreniformis
Fabr). Jurnal Penelitian Sains, No 9 hal 7-14.

Kusumamihardja, S. 1992. Parasit dan Parasitosis pada Hewan Ternak dan Hewan
Piaraan. Bogor.

Nofisulastri. 2017. Identifikasi Serangga yang Terjerat Di Pinggiran Sawah Kisaran


Persawahan Jagung dan Padi. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi
“Bioscientist”,Vol 5 No 2

Sarwono, B. 2001. Lebah Madu. Jakarta: Agro Media Pustaka.

Soerodjotanojo. 1996. Membina Usaha Industri Tenak Lebah Madu Apis mellifica.
Jakarta: Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai