Anda di halaman 1dari 22

KEBUTUHAN STANDARD AKUNTANSI DAN LEMBAGA PENYUSUN STANDARD

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah standard akuntansi keuangan


Dosen pengampu : Zulfa Faiz Nabila S.E,M.E

Disusun oleh :
1. Siti Latifah (2217292)
2. Agustina Risky .R. (2217293)
3. Maulana Yusuf (2217294)
4. Fika Zulianti (2217316)

Kelas : Akuntansi C6
Program Studi : Akuntansi

UNIVERSITAS SELAMAT SRI


2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah mengenai kebutuhan standard akuntansi dan lembaga
penyusun standard ini dengan penuh kemudahan, tanpa pertolongan-Mu mungkin makalah ini
tidak dapat kami selesaikan.
Tujuan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan serta agar pembaca lebih
memahami tentang materi tersebut. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Zulfa Faiz Nabila
S.E,M.E yang telah membimbing kami dalam belajar.
Akhir kata, semoga makalah tentang ini bermanfaat bagi para pembaca. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa selalu meridhoi segala usaha kami.

Kendal, 20 maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………..........1
KATA PENGANTAR…………………………………………….…..............................2
DAFTAR ISI………………………………………………………..................................3
BAB I : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG………………………………........................................4

B. RUMUSAN MASALAH………………………………………........................5

C. TUJUAN PENULISAN……………………………………………...................5

BAB II : PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN………………………....................5


B. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PENETAPAN STANDAR......6
C. PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI YANG DITERIMA UMUM......................11
.............................................................................................................................
D. ETIKA PROFESI DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN........14
E. STANDAR AKUNTANSI DAN LEMBAGA PENYUSUNAN STANDAR IFRS
DAN PSAK.........................................................................................................14
F. LEMBAGA PENYUSUN STANDARD............................................................16
G. MANFAAT IFRS...............................................................................................19

BAB III : PENUTUP


A. KESIMPULAN…………………………………………………………...........21
B. KRITIK DAN SARAN…………………………………………………...........21
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………........22

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi Keuangan (Financial Accounting) adalah sebuah proses pembuatan


laporan keuangan yang menyangkut kegiatan operasional secara menyeluruh yang
digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan seperti investor, manajer, serikat
pekerja, kreditor, dan lembaga pemerintahan pemerintah. Berbeda dengan Akuntansi
Keuangan, Akuntansi Manajerial (Managerial Accounting) adalah serangkaian proses
pengidentifikasian, pengukuran, penganalisaan, dan pengkomunikasian sebuah informasi
keuangan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen dalam kegiatan perencanaan,
pengendalian, dan evaluasi sebuah organisasi atau perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pembahasan di atas, maka perumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Laporan keuangan dan pelaporan keuangan?
2. Etika profesi dalam menyusun laporan keuangan ?
3. Standard Akuntansi dan Lembaga penyusun Standard :IFRS,PSAK?
1.3 Tujuan Penulisan

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:

1. Apa itu Laporan keuangan dan pelaporan keuangan?


2. Apa itu Etika profesi dalam menyusun laporan keuangan ?
3. Apa itu Standard Akuntansi dan Lembaga penyusun Standard :IFRS,PSAK?

4
BAB II

PEMBAHASAN

a. LAPORAN KEUANGAN

Akuntansi keuangan, menurut American Institute of Certified Public Accountants


(AICPA) berdasarkan hasil rapat Committee on Terminologi pada tahun 1941
mendefinisikan Akuntansi sebagai suatu keahlian seni dalam mencatat,
mengelompokkan, dan menjabarkan secara tepat dan dinyatakan dengan nilai jumlah
uang, transaksi bisnis, dan kejadian yang sebagian sekurang-kurangnya bersifat keuangan
dan mengintepretasikan hasil yang diperoleh suatu entitas tertentu.

Sementara pada tahun 1965, sebuah studi dan riset yang didanai oleh AICPA
foundation di Amerika Serikat berdasarkan Accounting research study No. 7, yang
dikerkjakan oleh Prof. Paul Grady dkk. (Inventory of Generally Accepted principles for
Business Enterprises) mendefinisikan Akuntansi sebagai suatu proses mengidentifikasi,
mengukur, dan menghubungkan informasi ekonomi agar dengan informasi tersebut,
dapat diambil keputusan dalam bisnis.

Laporan keuangan adalah sarana pengkomunikasian informasi keuangan kepada


pihak-pihak eksternal. Laporan keuangan biasanya menyajikan sejarah berdirinya
perusahaan, neraca (Statement of Financial Position), laporan laba rugi (Income
Statement), laporan arus kas (Statement of Cash Flows), laporan perubahan modal
(Retained Earnings Statement), dan dilengkapi catatan atas laporan keuangan atau
penjelasan mengenai laporan keuangan yang disajikan.

Tujuan dari pembuatan laporan keuangan sendiri adalah menyajikan informasi yang :

1. Memiliki nilai guna bagi investor dan kreditor saat ini atau yang potensial di masa
mendatang dan para pengguna lainnya untuk mengambil keputusan dalam investasi,
kredit, dan keputusan lainnya secara rasional. Informasi yang disajikan harus menyeluruh
dan menjelaskan secara rinci mengenai kegiatan ekonomi dan bisnis.

5
2. Membantu investor dan kreditor saat ini atau yang potensial di masa mendatang dan para
pengguna lainnya dalam menilai jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian
penerimaan kas dari pembagian dividen atau bunga dan hasil penjualan, penebusan, atau
tanggal jatuh tempo sekuritas atau pinjaman.

3. Menggambarkan dengan jelas sumbee daya ekonomi yang potensial dari sebuah
perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan pengaruh dari transaksi, kejadian,
serta situasi yang dapat mengubah sumber daya perusahaan terkait dan klaim pihak lain
terhadap sumber daya tersebut.

Dalam membuat sebuah laporan keuangan terdapat beberapa hambatan atau tantangan
yang sering dihadapi oleh seorang Akuntan. Beberapa tantangannya diantaranya adalah:

 Pengukuran Non-Keuangan. Laporan keuangan tidak menyajikan ukuran kinerja yang


biasanya dipakai oleh manajemen, seperti tingkat kepuasan pelanggan dan lainnya.

 Informasi yang berorientasi ke depan. Informasi yang berorientasi ke depan yang


dibutuhkan oleh para investor maupun kreditor saat ini ataupun di masa depan tidak
disajikan oleh laporan keuangan.

 Harta tak berwujud. Laporan keuangan berfokus pada harta berwujud seperti bangunan
pabrik dan persediaan barang dagang, tetapi tidak menyajikan informasi untuk harta tak
berwujud seperti hak paten dan goodwill.

 Ketepatan waktu. Laporan keuangan disajikan secara kuartalan dan laporan keuangan
yang diaudit hanya disediakan satu kali dalam satu tahun. Tidak banyak laporan
keuangan real-time yang tersedia.

Tantangan-tantangan di atas harus ditangani agar profesi akuntansi dapat terus menyajikan
berbagai informasi yang dibutuhkan untuk menjalankan proses alokasi modal seefektif dan
seefisien mungkin.

b. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PENETAPAN STANDAR

Laporan Akuntansi keuangan memiliki kebutuhan yang beragam terhadap


berbagai jenis informasi. Untuk memenuhi kebutuhan yang dimaksud, maka dibutuhkan

6
sebuah laporan keuangan bertujuan umum (general-purpose financial statement).
Laporan tersebut bertujuan agar penyajian laporan operasi keuangan perusahaan wajar,
jelas, dan lengkap. Hal tersebut yang mendasari berlakunya standar-standar yang dapat
diterima secara universal dalam pelaporan keuangan, yang bersifat universal ini
dinamakan GAAP (generally accepted accounting principles). GAAP sendiri
dikembangkan oleh, Securities and Exchange Commission (SEC), American Institute of
Certified Public Accountants (AICPA), Financial Accounting Standards Board (FASB),
dan Government Accounting Standards Board (GASB) di Amerika Serikat.

a. Securities and Exchange Commission (SEC)

SEC dibentuk oleh pemerintah federal untuk membantu mengembangkan dan


menstandarisasi informasi keuangan yang disajikan kepada pemegang saham.
Sebagian perusahaan yang menerbitkan sekuritas kepada ublic atau diperdagangkan
pada bursa saham wajib menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit kepada
SEC. Selain itu, SEC memiliki kekuasaan yang luas untuk menentukan, dengan
tingkat rincian yang diinginkannya, praktek dan standar akuntansi yang harus dipakai
oleh perusahaan yang berada dibawah pengawasannya.

Pada saat SEC didirikan, belum ada komunitas baik public maupun swasta yang
menerbitkan standar akuntansi. SEC mendorong pendirian badan penetapan standar
swasta karena sector swasta memiliki sumber daya dan potensi yang dibutuhkan
untuk mengembangkan standar akuntansi yang tepat. Untuk itu, SEC mewajibkan
perusahaan yang terdaftar di bursa saham yang dibawah pengawasannya untuk
mematuhi GAAP dalam menyusun laporan keuangannya. Selain itu, perusahaan yang
terdaftar pada bursa saham juga diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan
mereka kepada SEC. Jika bentuk dan isi laporan keuangan tidak sesuai standar yang
disesuaikan SEC, maka SEC akan mengirimkan surat defisiensi kepada perusahaan
terkait untuk diatasi lebih lanjut. Namun jika tidak segera diatasi, maka SEC akan
mengeluarkan surat penghentian yang melarang perusahaan menerbitkan sekuritas di
bursa saham.

b. American Institute of Certified Public Accountant (AICPA)

7
AICPA adalah organisasi profesi nasional dari Certified Public Accountant (CPA)
yang memiliki peran penting dalam pengembangan GAAP. Berbagai komite dan
dewan yang dibentuk sejak berdirinya AICPA telah memberikan kontribusi terhadap
upaya ini. Namun dalam perjalanannya, AICPA gagal meberikan kerangka prinsip
akuntansi yang terstruktur sebagaimana yang dibutuhkan public saat itu. Sehingga
pda tahun 1959, AICPA mendirikan Accounting Principles Board (APB). Tujuan dari
APB sendiri adalah mengajukan rekomendasi prinsip akuntansi secara tertulis,
menentukan praktek akuntansi yang tepat, dan mempersempit area perbedaan serta
ketidakkonsistenan dalam praktiknya. Untuk mencapai tujuan tersebut, APB
mengembangkan kerangka kerja konseptual secara keseluruhan untuk membantu
pemecahan masalah yang muncul dan melakukan riset yang subtantif atas isu-isu
individual sebelum mengeluarkan ketetapan.

Ketika APB dibubarkan dan digantikan oleh FASB (Financial Accounting


Standards Board), AICPA membentuk AcSEC (Accounting Executive Committee)
sebagai komite yang berwenang berbicara atas nama AICPA di bidang akuntansi
serta pelaporan keuangan. AcSEC melakukan hal ini melalui sejumlah metode
komunikasi tertulis, yaitu :

Audit and Accounting Guidelines menyediakan pedoman khusus mengenai


berbagai masalah yang bukan merupakan cakupan dari FASB seperti maksapai
penerbangan, perusahaan asuransi, dan lembaga pendidikan seperti sekolah dan
universitas.

Statements of Position (SOP) menyediakan pedoman terkait permasalahan


pelaporan keuangan sampai FASB menetapkan standar untuk permasalahan tersebut.
SOP dapat merevisi, dan mengklarifikasi pedoman terkait audit dan akuntansi atau
menyediakan pedoman independen.

Practice Bulletins menmberikan pandangan AcSEC terkait masalah pelaporan


keuangan yang lebih sempit, yang bukan merupakan cakupan dari FASB.

8
Peran AICPA saat ini dalam penetapan standar telah dikurangi. FASB dan AICPA
menyetujui bahwa, setelah periode transisi AICPA dan AcSEC tidak lagi
mengeluarkan pedoman akuntansi otritatif untuk perusahaan ublic.

c. Financial Accounting Standards Board (FASB)

FASB memiliki misi membentuk dan memperbaiki standar-standar akuntansi


serta pelaporan keuangan dalam rangka membimbing dan mendidik ublic, yang
meliputi emiten auditor, serta pemakai informasi keuangan. FASB yang notabene
menggantikan peran dari APB, namun memiliki perbedaan dengan APB. Perbedaan
yang dimaksud adalah:

 Ukuran yang lebih kecil. FASB terdiri dari 7 anggota, sedangkan APB 18
anggota.

 Keanggotaan Penuh-Waktu, Bergaji. Anggota-anggota FASB mendapat gaji dan


bekerja dengan waktu yang penuh. Sedangkan APB tidak dibayar dan bekerja
paruh waktu.

 Otonomi yang lebih besar. APB adalah bagian dari AICPA, sementara FASB
berdiri secara independen. Sehingga tanggung jawab anggota FASB hanya kepada
Dewan Akuntansi Keuangan.

 Independensi yang lebih tinggi. Anggota APB diperbolehkan memiliki profesi


lain selain di kelembagaan APB. Sementara anggota FASB mengabdi secara
penuh tanpa memiliki ikatan lain dengan institusi manapun.

 Representasi yang lebih luas. Semua anggota APB diambil atau anggota dari
AICPA dan CPA. Sedangkan anggota FASB tidak harus seorang anggota CPA.

FASB juga membentuk Financial Accounting Standards Advisory Council


(FASAC). Pembentukan FASAC ini memiliki misi yaitu member nasehat kepada
FASB menyangkut kebijakan penting dan isu-isu teknis dan membantu
menyeleksi dan memilih anggotanya.

9
Dalam menetapkan standar akuntansi keuangan, FASB harus bersikap ublic te
terhadap kebutuhan dan sudut pandang dari seluruh komunitas ekonomi dan
bisnis, bukan hanya profesi akuntan ublic, dan juga FASB harus beroperasi
secara transparan di hadapan ublic. Hal tersebut yang mendasari FASB
Statement of Financial Accounting Standards. FASB statements dianggap sebagai
GAAP yang mengikat dalam prakteknya. FASB di dalam standar akuntansi
keuangannya mengeluarkan 3 ketetapan, yaitu :

 Standar, Interpretasi, dan Posisi Staf

Standar akuntansi keuangan FASB dipandang sebagai prinsip-prinsip


akuntansi yang diterima umum. Selain itu interpretasi yang dikeluarkan FASB
memiliki otoritas yang setara dengan standard an memerlukan suara yang
sama dengan suara yang dibutuhkan untuk menerbitkan sebuah standar
akuntansi. FASB juga mengeluarkan posisi staf yang memberikan pedoman
dan juga perubahan kecil terhadap ublic te a interpretasi. Dan posisi staf
juga memiliki otoritas yang sama seperti ublic te a interpretasi.

 Konsep Akuntansi Keuangan

FASB menerbitkan Konsep Akuntansi Keuangan (Statementsof


Financial Concepts) dalam upaya jangka panjang untuk menghindari
pendekatan masalah per masalah. Konsep ini menetapkan tujuan fundamental
yang digunakan FASB dalam mengembangkan standar akuntansi dan
pelaporan keuangan di masa mendatang. Konsep ini juga berfungsi sebagai
seperangkay pemecahan masalah yang ada dan yang akan muncul secara
konsisten.

 Pernyataan EITF (Emerging Issues Task Force Statements)

Tujuan pembentukan EITF oleh FASB adalah untuk menciptakan


ublic te tentang bagaimana memperlakukan transaksi keuangan baru dan
tidak biasa yang bepotensi menimbulkan praktek-praktek pelaporan keuangan
yang berbeda. Peran EITF sangat penting. Dalam satu tahun EITF telah
mengkaji lebih dari 60 kasus pelaporan keuangan baru dan berhasil

10
mendapatkan ublic te sebesar 75% dari isu-isu tersebut. EITF telah
membantu FASB dalam banyak hal. Seperti, mengidentifikasi masalah-
masalah akuntansi yang kontroversi dan menentukan perlu atau tidaknya
FASB turun tangan dalam pemecahan masalah tersebut apabila tidak dapat
ditangani oleh pihan EITF. Sehingga dalam arti lain, EITF adalah alat
penyaring masalah bagi FASB.

d. Governmental Accounting Standards Board (GASB)

GASB didirikan karena adanya isu mengenai krisis di sejumlah kota di AS


kala itu akibat laporan keuangan yang dibuat oleh pemerintah ubli dan Negara
bagian tidak dapat dibandinkan dengan laporan keuangan yang dibuat oleh organisasi
bisnis swasta. Struktur organisasi GASB tidak berbeda dengan struktur FASB. Yaitu
sama-sama memiliki dewan penasehat GASAC (Governmental Accounting
Standards Advisory Council) yang dibantu staf-staf teknisnya.

C. PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI YANG DITERIMA UMUM

Prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum dalam hal ini GAAP memiliki
dukungan otoritas yang substansial dari berbagai pihak seperti Code of Professional
Conduct yang merupakan bagian dari AICPA yang mewajibkan anggotanya membuat
laporan keuangan yang sesuai dengan GAAP. FASB menyusun sebuah standar yang
mendefinisikan arti dari prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum yang merupakan
sumber utama dari GAAP seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu, standar,
interpretasi, posisi staf, APB opinions dan Accounting Research Bulletins AICPA. Akan
tetapi, seringkali suatu transaksi akuntansi yang telah terjadi belum mencakup salah satu
dokumen di atas. Sehingga digunakanlah literature otoritas yang lain seperti metode
AcSEC yang telah dijelaskan sebelumnya. Dan apabila ketetapan tersebut masih
dipandang kurang lengkap, sumber lain yang dapat digunakan meliputi FASB Concept
Statements, Standar Akuntansi Internasional, dan artikel akuntansi lainnya.

11
ISU-ISU DALAM PELAPORAN

Implementasi standar akuntansi menimbulkan banyak perdebatan mengenai berbagai


kepentingan yang dialami beberapa pihak. Berikut adalah beberapa isu-isu dalam pelaporan
laporan keuangan yang sering terjadi.

1. Penetapan standar dalam lingkungan politik

Kekuatan terbesar yang mempengaruhi kecepatan perkembangan standar akuntansi adalah para
penggunanya sendiri, yang terdiri dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan masing-masing.
Standar akuntansi adalah produk dari sebuah tindakan politik. Maksudnya pengguna standar
akuntansi menginginkan suatu kejadian ekonomi tertentu yang dilaporkan dan diperlakukan
dengan cara tertentu. Mereka mengetahui bahwa cara yang paling efektif untuk mempengaruhi
standar sesuai yang mereka inginkan adalah dengan cara berpartisipasi dalam penetapan standar
akuntansi terkait. Oleh karena itu, FASB tidak menerbitkan ketetapan yang semata-mata
bermotif politik. Selain harus memperhatikan para pemilihnya, FASB juga mendasarkan
standarnya pada riset yang komprehensif dan kerangka kerja konseptual yang berlandaskan
realita ekonomi.

2. Kesenjangan Ekspektasi

Kesenjangan ekspektasi atau dikenal dengan Expectations Gap terjadi karena kurangnya
manajemen komunikasi yang baik antara ublic dan profesi akuntan yang dimana ublic sudah
tidak mempercayai akuntan yang menurut mereka kurang menjunjung tinggi nilai transparansi
dalam menyajikan laporan keuangan. Pada akhirnya masyarakat yang dirugikan. Mungkin
kecurangan menjadi ublic utama dalam masalah ini. Namun seringkali kesalahan dilakukan oleh
diri para akuntan sendiri atau biasan disebut human eror. Tentunya hal semacam ini tidak perlu
terjadi apabila perusahaan atau instansi manapun menerapkan ublic baik dari sisi standar
akuntansi yang diterapkan, maupun dari manajemen sumber daya manusianya. Para karyawan
harus mendapatkan pelatihan yang intens agar siap cakap ketika melakukan tugasnya. Terlebih
lagi perusahaan harus menerapkan kode etik dalam pengungkapan laporan keuangan yang
transparan.

3. Standar Akuntansi Internasional

12
Saat ini terdapat dua standar yang dapat diterima untuk digunakan secara internasional, yaitu
GAAP dan IFRS. Perusahaan AS yang terdaftar di pasar saham Negara lain masih diperbolehkan
menggunakan US GAAP dan sebaliknya, perusahaan asing yan terdaftar di pasar modal AS
diwajibkan merekonsiliasi informasi keuangannya dengan US GAAP dikarenakan US GAAP
lebih ekstensif dan rinci dibandingkan standar yang di tetapkan IASB. Dan saat ini FASB dan
IASB masih gencar dalam menggerakkan sosialisai konvergensi antara US GAAP dan IFRS
untuk diterapkan dalam standar akuntansi internasional.

4. Etika dalam lingkungan akuntansi keuangan

Seringkali profesi yang terlibat langsung di dalam dunia ekonomi dan bisnis, khususnya
akuntansi terlena denga banyaknya peluang untuk melakukan tindakan yang tidak etis seperti
tindakan fraud ataupun korupsi dan sebagainya. Hal tersebut harus dicegah sedini mungkin.
Seorang sarjana muda pasti masih memiliki sifat idealis yang masih sangat tinggi.
Permasalahannya adalah bagaimana cara manajemen menjaga sifat tersebut agar dalam
prakteknya mereka dapat menjalankan tugas dengan jujur dan bersih. Dan yang terpenting adalah
manajemen harus menciptakan lingkungan kerja yang kondusif serta mendukung para
karyawannya dalam menegakkan kode etik prefesi akuntansi yang seharusnya.

D. ETIKA PROFESI DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Sebagai salah satu profesi yang sangat penting dalam dunia ekonomi, wajib hukumnya
memahami kode etik untuk menjaga mutu dan kepercayaan para pengguna jasa. Kode etik
profesi akuntan terdapat pada etika profesi akuntansi yang mengatur kaidah serta norma dalam
lingkup ublic te al. Etika profesi akuntansi yaitu suatu ilmu yang membahas perilaku atau
perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap
pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus
sebagai akuntan.

Seperti yang disebutkan di atas, etika ini mengatur bagaimana seorang akuntan melakukan
pekerjaannya. Tanpa kode etik, seorang akuntan dapat saja langsung diberhentikan. Dalam
profesi akuntansi, skandal yang bertentangan dengan kode etik merupakan masalah besar. Itulah
sebabnya Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) mengeluarkan kode etik yang harus dipatuhi oleh

13
akuntan. Terdapat delapan prinsip dasar etika profesi akuntansi yang harus dipahami oleh setiap
akuntan yang menjalankan pekerjaannya.

1. Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang
dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada
penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum. Dalam
upaya memasarkan dan mempromosikan diri dan pekerjaan, akuntan ublic te al sangat tidak
dianjurkan mencemarkan nama baik profesi. Akuntan wajib mempunyai sikap jujur dan dapat
dipercaya.

2. Tanggung Jawab Profesi

Seorang akuntan dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai ublic te al, harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan ublic te al terhadap semua kegiatan yang
dilaksanakannya. Anggota memiliki tanggung jawab kepada pemakai jasa mereka dan tanggung
jawab untuk bekerja sama dengan ublic anggota demi mengembangkan profesi akuntansi serta
memelihara kepercayaan masyarakat. Semua usaha tersebut diperlukan untuk memelihara dan
meningkatkan tradisi profesi.

3. Standar Teknis

Setiap kegiatan harus mengikuti standar teknis dan standar ublic te al yang relevan. Sesuai
dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, akuntan berkewajiban untuk melaksanakan
penugasan dari penerima jasa, selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan
objektivitas. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar
yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan
pengatur dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.

4. Kepentingan Publik

Anggota akuntan ublic te al berkewajiban untuk bertindak dalam rangka pelayanan kepada
ublic, menghormati kepercayaan ublic serta menunjukkan sikap profesionalisme. Salah satu
ubli dari profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada ublic. Profesi akuntan juga

14
memegang peranan penting di masyarakat. Arti ublic dari profesi akuntan meliputi klien,
pemerintah, pemberi kredit dan pegawai. Investor, dunia bisnis dan pihak-pihak yang bergantung
kepada integritas dan objektivitas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis dengan
tertib. Oleh karena itu, seorang akuntan harus selalu bertindak sesuai dengan koridor pelayanan
ublic untuk menjaga kepercayaan mereka.

5. Integritas

Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan ublic, setiap anggota harus memenuhi
tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin. Integritas mengharuskan
seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia
penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan ublic tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan
pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang
jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

6. Kerahasiaan

Mengingat akuntan adalah profesi yang berhubungan langsung dengan data keuangan, maka
sudah sepatutnya harus mampu memegang prinsip kerahasiaan. Prinsip kerahasiaan
mengharuskan setiap akuntan untuk tidak melakukan hal berikut ini.

1. Mengungkapkan informasi rahasia yang diperolehnya dari hubungan ublic te al dan


hubungan bisnis pada pihak di luar kantor akuntan atau organisasi tempat akuntan bekerja
tanpa diberikan kewenangan yang memadai dan spesifik, terkecuali jika mempunyai hak
dan kewajiban secara ubli atau ublic te al untuk mengungkapkan kerahasiaan tersebut.

2. Menggunakan informasi rahasia untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga. Informasi
yang diperoleh baik melalui hubungan ublic te al maupun hubungan bisnis.

7. Objektivitas

Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajiban profesionalnya. Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai
atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak
memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka serta bebas dari benturan kepentingan atau
di bawah pengaruh pihak lain.

15
8. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Kompetensi adalah salah satu penjamin mutu dan kualitas layanan dari seorang ublic te al di
bidang jasa. Prinsip kompetensi dan kehati-hatian professional mengharuskan setiap anggota
akuntan untuk:

1. Memelihara pengetahuan dan keahlian ublic te al yang dibutuhkan untuk menjamin


pemberi kerja (klien menerima layanan yang ublic te al dan kompeten.)

2. Bertindak tekun dan cermat sesuai teknis dan ublic te al yang berlaku ketika
memberikan jasa ublic te al.

Etika profesi dalam bidang akuntansi sangat perlu diperhatikan oleh setiap akuntan untuk
menghindari  hal-hal yang tidak diinginkan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi tugas dan
tanggung jawabnya sebagai seorang akuntan yang ublic te al. Dengan memahami etika profesi
dengan baik, maka akuntan seharusnya dapat bekerja dengan maksimal, salah satunya dengan
membuat laporan keuangan yang terperinci.

Kini, akuntan dapat membuat laporan keuangan dengan mudah menggunakan software akuntansi


seperti Jurnal. Dengan Jurnal, Anda sebagai seorang akuntan dapat membuat laporan keuangan
tanpa khawatir ada kesalahan. Hanya dengan menginput transaksi pada Jurnal, Anda akan
mendapatkan laporan keuangan secara instan sesuai dengan yang Anda butuhkan. Tunggu
apalagi, segera gunakan Jurnal untuk mendapat berbagai kemudahannya.

E. STANDAR AKUNTANSI DAN LEMBAGA PENYUSUNAN STANDAR IFRS


DAN PSAK

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan pedoman dalam melakukan


praktek akuntansi dimana uraian materi di dalamnya mencakup ublic semua aspek yang
berkaitan dengan akuntansi, yang dalam penyusunannya melibatkan sekumpulan orang dengan
kemampuan dalam bidang akuntansi yang tergabung dalam suatu lembaga yang dinamakan
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).  Dengan kata lain, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) adalah buku petunjuk bagi pelaku akuntansi yang berisi pedoman tentang segala hal
yang ada hubungannya dengan akuntansi.

16
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) mencakup konvensi, peraturan dan prosedur yang sudah
disusun dan disahkan oleh lembaga resmi (standard setting body) pada saat tertentu.
Pernyataan di atas memberikan pemahaman bahwa   Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) merupakan buku petunjuk tentang akuntansi yang berisi konvensi atau kesepakatan,
peraturan dan prosedur yang telah disahkan oleh suatu lembaga atau ublic te resmi.  Dengan
kata lain Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)merupakan sebuah peraturan tentang
prosedur akuntansi yang telah disepakati dan telah disahkan oleh sebuah lembaga atau ublic te
resmi. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh lembaga Ikatan Akuntan
Indonesia selalu mengacu pada teori-teori yang berlaku dan memberikan tafsiran dan penalaran
yang telah mendalam dalam hal praktek terutama dalam pembuatan laporan keuangan dalam
memperolah informasi yang akurat sehubungan data ekonomi.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dipahami bahwa  Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) mengacu pada penafsiran dan penalaran teori-teori yang “berlaku” dalam hal praktek
“pembuatan laporan keuangan” guna memperoleh inforamsi tentang kondisi ekonomi.
Pemahaman di atas memberikan gambaran bahwa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) berisi “tata cara penyusunan laporan keuangan” yang selalu mengacu pada teori yang
berlaku, atau dengan kata lain didasarkan pada kondisi yang sedang berlangsung.
Hal ini menyebabkan tidak menutup kemungkinan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) dapat mengalami perubahan/penyesuaian dari waktu ke waktu sejalan dengan perubahan
kebutuhan informasi ekonomi.

Dari keseluruhan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) merupakan suatu buku petunjuk dari prosedur akuntansi yang berisi peraturan
tentang perlakuan, pencatatan, penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang disusun oleh
lembaga IAI yang didasarkan pada kondisi yang sedang berlangsung dan telah disepakati
(konvensi) serta telah disahkan oleh lembaga atau ublic te resmi.

Sebagai suatu pedoman, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) bukan merupakan
suatu kemutlakan bagi setiap perusahasan dalam membuat laporann keuangan.  Namun paling
tidak dapat memastikan bahwa penempatan ublic-unsur atau elemen data ekonomi harus
ditempatkan pada posisi yang tepat agar semua dat ekonomi dapat tersaji dengan baik, sehingga
dapat memudahkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam menginterpretasikan dan

17
megevaluasi suatu laporan keuangan guna mengambil keputusan ekonomi yang baik bagi tiap-
tiap pihak.

F. LEMBAGA PENYUSUN STANDARD

 IFRS (International Financial Accounting Standard)

IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting
Standard Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional (International Accounting
Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi
Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal
(IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC).

Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang dahulu bernama Komisi Standar Akuntansi
Internasional (AISC), merupakan lembaga independen untuk menyusun standar akuntansi.
Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi
global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan .

Struktur IFRS

 International Financial Reporting Standards mencakup:


 International Financial Reporting Standards (IFRS) – standar yang diterbitkan setelah
tahun 2001
 International Accounting Standards (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum tahun
2001
 Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations
Committee (IFRIC) – setelah tahun 2001
 Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) –
sebelum tahun 2001 (www.wikipedia.org)

Berikut ini penjelasan dari macam-macam SAK tersebut :

1. PSAK-IFRS

PSAK-IFRS akan diterapkan secara utuh pada tahun 2012. Saat ini masih dalam proses
konvergensi. Proses ini melalui tahap adopsi pada tahun 2008-2010 kemudian tahun ini

18
memasuki tahap persiapan akhir sebelum tahap implementasi di tahun 2012.Pada PSAK ini
wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas public seperti : Emiten, perusahaan ublic,
perbankan, asuransi, dan BUMN. Tujuan dari PSAK ini adalah memberikan informasi yang
relevan bagi user laporan keuangan.

Lalu Kenapa Indonesia mengadopsi IFRS ?

Indonesia mengadopsi IFRS karena Indonesia adalah bagian dari IFAC yang sudah pasti harus
mematuhi SMO(Statement Membership Obligation) yang menjadikan IFRS sebagai accounting
standard. Selain itu konvergensi IFRS adalah kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota
G20 Forum. Pada pertemuan pemimpin G20 di Wahington DC, pada 15 November 2008
didapati hasil : “Strengthening Transparency and Accountability” yang kemudian pada 2 April
2009  di London pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk : Strengthening Financial
Supervision and Regulation “to call on the accounting standard setters to work urgently with
supervisors and regulators to improve standards on valuation and provisioning and achieve a
single set of high quality global accounting standards.”

G. MANFAAT IFRS

Manfaat dari penerapan IFRS sebagai berikut :

1. Meningkatkan daya banding laporan keuangan

2. Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal Internasional

3. Menghilangkan hambatan arus modal Internasional dengan mengurangi perbedaan dalam


ketentuan pelaporan keuangan

4. Mengurangi biaya pelaporan keuangan perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis
keuangan bagi para analis

5. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju best practice

Jadi walaupun Indonesia harus menyesuaikan standard keuangan dengan IFRS namun hal ini
akan mempermudah untuk pelaporan keuangan meskipun aka nada perubahan-perubahan dalam
penyusunan laporan keuangan itu sendiri yang bersifat menyuluruh.

Karakter IFRS

19
IFRS menggunakan “Principles Base” yaitu :

 Lebih menekankan Interpretasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus pada
spirit penerapan prinsip tersebut

 Standard membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi
akuntansi mencerminkan realitas ekonomi

 Membutuhkan professional judgement pada penerapan standard akuntansi.

IFRS juga menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif harus
melakukan penilaian sendiri atau menggunakan jasa penilai. Selain itu IFRS mengharuskan
pengungkapan(disclosure) yang lebih banyak baik kwantitatif maupun kualitatif.

PENUTUP
KESIMPULAN

20
Laporan Akuntansi keuangan memiliki kebutuhan yang beragam terhadap berbagai jenis
informasi. Untuk memenuhi kebutuhan yang dimaksud, maka dibutuhkan sebuah laporan
keuangan bertujuan umum (general-purpose financial statement).

Laporan keuangan adalah sarana pengkomunikasian informasi keuangan kepada pihak-pihak


eksternal. Laporan keuangan biasanya menyajikan sejarah berdirinya perusahaan, neraca
(Statement of Financial Position), laporan laba rugi (Income Statement), laporan arus kas
(Statement of Cash Flows), laporan perubahan modal (Retained Earnings Statement), dan
dilengkapi catatan atas laporan keuangan atau penjelasan mengenai laporan keuangan yang
disajikan.

SARAN
Agar keuangan tetap berjalan lancar , maka standar laporan keuangan tetap di lakukan sesuai
standar yang telah ditetapkan dengan ketentuan yang berlaku pada periode tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

http://akuntansi.blogspot.com/
https://dhiasitsme.wordpress.com/2011/10/25/standar-akuntansi-keuangan-sak/

21
http://id.wikipedia.org/wiki/Standar_Pelaporan_Keuangan_Internasional
https://www.jurnal.id/id/blog/prinsip-dasar-etika-profesi-akuntansi/

22

Anda mungkin juga menyukai